• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLGI PENELITIAN

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Menurut J Supranto data yang baik dalam suatu penelitian adalah data yang dapat dipercaya kebenarannya (reliable), tepat waktu, mencakup ruang yang luas dan dapat memberikan gambaran yang jelas untuk menarik kesimpulan.4

Adapun pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Observasi

Observasi adalah proses yang dilakukan penulis dengan cara mengamati

4J.Supranto, Metode Riset, Aplikasinya dalam Pemasaran (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1998), h. 47.

secara langsung objek penelitian dan jarak dekat.

Sugiyono dan Nasution, menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya biasa bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.5 Observasi yang akan dilakukan penulis yaitu, pengamatan terhadap objek penelitian yang berkaitan dengan fenomena dan gejala yang ada di lapangan, dengan cara mengajukan pertanyaan penelitian, mendengarkan, mengamati serta membuat catatan untuk penelitian.

Dapat dipahami bahwa metode observasi sangat penting untuk mengamati apa yang menjadi fokus penelitian untuk mendapatkan data yang akurat.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode atau cara yang dilakukan oleh peneliti dengan cara melakukan wawancara sama responden untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Wawancara penting dilakukan, sebab tidak semua data dapat diperoleh melalui observasi. Wawancara digunakan sebagai metode pengumpulan data apabila penulis ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan apabila penulis ingin mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan responden yang lebih mendalam.

Sugiono mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh penulis dalam menggunakan metode wawancara adalah sebagai berikut:

a) Bahwa subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri

b) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.

5Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif (Cet. 6 ; Bandung: Alpabeta, 2009), h. 310.

44

c) Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan peneliti.6

Jadi metode wawancara dalam hal ini sangat penting untuk mengetahui masalah lebih jauh karena peneliti berkesempatan bertemu langsung dengan sumber data (responden).

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian. Dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data dari hasil observasi dan wawancara, dokumentasi merupakan sumber data yang stabil, di mana menunjukkan suatu fakta yang telah berlangsung. Agar lebih memperjelas dari mana informasi itu didapatkan, penulis mengabadikan dalam bentuk foto-foto dan data yang relevan dengan penelitian. Jadi dokumen sangat membantu peneliti untuk melihat kembali tentang bagaimana strategi guru dalam pembinaan karakter yang baik pada peserta didik di tahun sebelumnya, sehingga dapat menjadi tolak ukur untuk mengamati perkembangan karakter islami peserta didik.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat untuk memperoleh data atau informasi dari informan atau responden. Karena itu, instrument (alat) peneliti harus betul-betul dirancang dan disusun sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan data atau informasi sebagaimana yang diharapkan.

Instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data atau informasi dari objek penelitian, yang digunakan, yaitu sebagai berikut:

6 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, h. 1.

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi (lembar pengamatan) adalah alat yang dibuat sebagai panduan dalam mengamati objek penelitian di lapangan yakni untuk memperoleh data tentang strategi yang digunakan oleh guru akidah akhlak dalam menanamkan karakter islami peserta didiknya.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara yaitu alat yang dibuat untuk melakukan wawancara pada responden yang berisi daftar pertanyaan sebagai panduan yang dibuat sebelum turun di lapangan. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, peneliti akan melakukan wawancara terhadap kepala sekolah, serta beberapa guru dan guru akidah akhlak di MTsN 1 Polewali Mandar yang peneliti anggap mengetahui permasalahan yang dibutuhkan dalam penelitian.

3. Alat Dokumentasi

Alat dokumentasi yang digunakan seperti; taperecord, handphone berkamera, pulpen dan buku catatan.

Dari uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa dalam suatu penelitian ilmiah ada beberapa instrument (alat) penelitian yang akan digunakan untuk memperoleh data atau informasi dari objek yang diamati.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Teknik pengolahan data yang diperoleh di lapangan selama melakukan penelitian melalui observasi, wawancara dan dokumentasi diolah dengan teknik induktif. Teknik induktif adalah teknik pengolahan data dengan memulai dari masalah yang sifatnya khusus, kemudian dari hasil tersebut ditarik suatu kesimpulan secara umum.

Analisis data dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang

46

merupakan upaya yang berlanjut dan berulang-ulang, data yang diperoleh di lapangan diolah dengan maksud dapat memberikan informasi yang berguna untuk analisis. Adapun teknik analisis data dalam penelitian kualitatif secara umum dimulai dari:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data yang dimaksud dalam proses ini ialah penulis dapat melakukan pemilihan-pemilihan, pemusatan perhatian untuk menyederhanakan, dan transformasi data “kasar” yang bersumber dari catatan tertulis di lapangan.

Reduksi ini diharapkan agar memberikan kemudahan dalam menyimpulkan hasil penelitian. Dengan kata lain seluruh hasil penelitian dari lapangan yang telah dikumpulkan kembali dipilah untuk menentukan data nama yang tepat untuk digunakan.

b. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data yang diperoleh dari lapangan terkait dengan seluruh permasalahan penelitian dipilah antara mana yang dibutuhkan dengan baik, lalu dikelompokkan, kemudian diberikan batasan masalah. Dari penyajian data tersebut, maka diharapkan dapat memberikan kejelasan data substantive dan mana data pendukung.

c. Penarikan Kesimpulan (Verivication/Conclosion Drawing)

Penarikan kesimpulan adalah setiap kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data selanjutnya.7 Kesimpulan juga diverifikasi selama kegiatan berlangsung juga merupakan tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan yang ada.

7Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuatitatif (Jakarta:IKAPI,2009), h. 247, 250, 253.

47 BAB IV

STRATEGI GURU AKIDAH AKHLAK DALAM PEMBINAAN KARAKTER ISLAMI PESERTA DIDIK DI MTsN 1

POLEWALI MANDAR

A. Gambaran Umum MTsN 1 Polewali Mandar 1. Sejarah Berdirinya MTsN 1 Polewali Mandar

Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Polman pada awalnya adalah Sekolah Menengah Islam Pertama (SMIP) tahun 1952, kemudian pada tahun 1954 menjadi Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP) 4 tahun, dan pada tahun 1978 PGAP berubah nama Menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tinambung, kemudian pada tahun 2016 berubah nama menjadi MTsN 1 Polman, nama inilah yang dipakai sampai sekarang.

Keberadaan MTsN 1 Polman tidak bisa dipisahkan dari semangat juang para pendirinya. Mereka adalah pejuang kemerdekaan RI, baik yang berada di luar Mandar (Yogjakarta) maupun yang berjuang di daerah sendiri, dengan semangat itu muncullah keprihatinan yang sangat besar terhadap nasib anak mandar yang kurang mendapat kesempatan untuk memperoleh Pendidikan yang layak, baik karena alasan ekonomi, alasan letak geografis, maupun karena kurangnya fasilitas Pendidikan di tanah mandar.

Pada tahun 1950, tanggal 6 September dalam sebuah pertemuan akbar di Tinambung Balanipa Mandar yang difasilitasi oleh Wakil ketua Swapraj Balanipa (Mara’diamatoa), membentuk Lembaga yang bernama “Perkumpulan Pembangunan Pendidikan Rakyat Mandar” yang disingkat dengan PPPR-Mandar.

Pada perkembangan berikutnya PPPR-Mandar menghasilkan beberapa rumusan antara lain berhasil membuka Sekolah Menengah Islam Pertama (SMIP), membuka SMP, SMEP, dan membuka cabang PGAP 4 tahun di Polewali,

Lampa-48

Mapilli, dan Petoosang, serta membuka sejumlah program Pendidikan masyarakat dalam bentuk yang lain.

Dalam proses perjalanannya, PPPR-Mandar yang kemudian berubah nama menjadi Yayasan Pendidikan Rakyat Mandar (PERAMA), tercatat hanya berhasil menegrikan 2 lembaga Pendidikan dari beberapa Lembaga Pendidikan yang dibinanya, yaitu SMEP dan PGAP 4 tahun. Pada saat pemerintah menghapus SMEP maka SMEP yang berada di Tinambung Balanipa Mandar berubah menjadi Sekolah Menengah Pertama Tutallu (sekarang berada di Alu), dan PGAP dengan surat keputusan Menteri Agama RI nomor 16 tanggal 10 Agustus 1978 berubah nama menjadi MTsN Tinambung, yang beralamat di kelurahan Tinambung, kec.

Tinambung, seiring dengan berjalannya waktu MTsN Tinambung berubah nama menjadi MTsN 1 Polewali Mandar berdasarkan surat keputusan Menteri Agama RI Nomor 643 tahun 2016.

Untuk Kegiatan Belajar Mengajar MTsN 1 Polman saat itu menempati gedung Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Polman. Adapun Kepala Madrasah yang menjabat pada saat itu adalah Drs. H. Pabelloi, M.Pd.I sampai dengan sekarang.

2. Visi dan Misi Madrasah a. Visi

Mewujudkan Peserta didik Berkualitas Yang Bertakwa, Kreatif, Berakhlak mulia dan Bermartabat yang Berwawasan Teknologi Dan Lingkungan.

b. Misi

1) Mempersiapkan peserta didik untuk memiliki ilmu pengetahuan agama, pengetahuan dan teknologi sebagai dasar untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta memiliki akhlak yang baik.

2) Melaksanakan proses pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan mutu lulusan yang kreatif dan berdaya saing tinggi baik di dunia pendidikan maupun dunia kerja.

3) Menyediakan dan menggunakan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan secara optimal.

4) Meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan untuk dapat memberikan layanan yang optimal dalam kegiatan pembelajaran yang terintegrasi dengan ilmu pengetahuan agama Islam dan pelayanan administrasi yang prima.

5) Meningkatkan hubungan yang sinergis baik internal maupun eksternal.

6) Mewujudkan lingkungan madrasah yang bersih, sehat, indah, asri, rindang, tertib, aman, nyaman, dan tenang.

3. Tenaga pendidik dan jumlah peserta didik

Tenaga pendidik MTsN 1 Polewali Mandar seluruhnya berjumlah 67 orang, meliputi tenaga pendidik (Guru PNS) berjumlah 49 orang, non PNS 19 orang dan tenaga kependidikan (Tata UsahaPNS) berjumlah 17 orang, non PNS 9 orang.

Tabel 1

Status Kepegawaian Tenaga Pendidik dan Kependidikan

No. Status Kepegawaian Tenaga Pendidik Tenaga

Kependidikan

L P L+P L P L+P

1. PNS 20 27 47 9 8 17

2. Non-PNS 8 12 20 7 2 9

Jumlah 28 39 67 16 10 26

Sumber Data: Ruang kepala Tata Usaha.

50

Pada tahun pelajaran 2020/2021, MTsN 1 Polewali Mandar jumlah kelas sebanyak 26 rombongan belajar yang terdiri dari kelas IX sebanyak 8 rombel, Kelas VII sebanyak 9 rombel dan kelas VII sebanyak 9 rombel sebagaimana yang tercantum pada tabael 2 di bawah ini.

Tabel 2

Jumlah Rombongan Belajar Peserta Didik Madrasah

No. Kelas Rombel JUMLAH

A B C D E F G H I

1. VII 28 28 29 26 26 25 23 27 24 235

2. VIII 33 32 36 33 31 28 27 29 29 278

3. IX 35 29 33 31 27 25 24 27 - 231

Jumlah 96 89 98 90 84 78 74 83 52 744

Sumber Data: Ruang kepala Tata Usaha.1 B. Karakter Peserta didik MTsN 1 Polewali Mandar

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang meliputi seluruh akitivitas manusia, baik dalam hubungan dengan Tuhan, dengan dirinya dan dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungannya yang terwujud dalam pikiran, perasaan, dan perkataan serta perilaku sehari-hari berdasarkan norma-norma agama. Berbicara tentang karakter di sekolah ialah sebuah usaha mendidik peserta didik agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya di alam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.

Pembinaan karakter peserta didik MTsN 1 Polewali Mandar perlu ditanamkan sejak dini, karena pada usia yang masih remaja rentang terhadap

1 Dokumen, Profil MTsN 1 Polewali Mandar, Dokumen Langung Kantor Tata Usaha MTsN 1 Polewali Mandar; Jumat 25 Mei 2021.

aturan yang ada dan juga pada masa perkembangannya akan dapat terbiasa dalam melaksanakan kebiasaan baik yang telah diajarkan oleh pendidik. Di samping itu pula peserta didik perlu mendapat perhatian dari orang tuanya. Jika tidak, hal ini yang menyebabkan mereka terkadang melanggar aturan-aturan yang ada di sekolah. Seperti yang dikatakan oleh Guru Bk Ibu Najmia MTsN 1 Polewali Mandar:

Kebanyakan peserta didik yang bermasalah di sekolah ini berasal dari keluarga yang broken home. Entah itu orangtuanya bercerai ataupun salah satu dari orangtua peserta didik meninggal dunia. Hal inilah yang membuat peserta didik melakukan pelanggaran di sekolah seperti bolos, merokok, dan pelanggalaran lainnya, disebabkan karena kurangnnya kasih sayang dari orangtua. sehingga mereka mencari perhatian dari membuat masalah agar mendapat perhatian dari orangtua mereka.2

Adapun karakter peserta didik yang ada di MTsN 1 Polewali Mandar ialah:

1. Religius 2. Disiplin 3. Jujur

4. Tanggang Jawab 5. Sopan Santun 6. Menghargai

Beberapa karakter islami yang dimilki oleh peserta didik di Madrasah dan ada pula yang berkarakter kurang baik yang dimiliki peserta didik inilah yang menjadi tantangan bagi semua guru di MTsN 1 Polewali Mandar, dengan berbagai karakter yang dimiliki peserta didik setiap guru harus pandai-pandai dalam memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik terutama bagi guru Akidah Akhlak.

2Najmia, Guru BK MTsN 1 Polewali Mandar, Wawancara di Ruang Guru MTsN 1 Polewali Mandar: Kamis 27 Mei 2021.

52

C. Strategi Guru Akidah Akhlak dalam Pembinaan Karakter Islami Peserta Didik

Belakangan ini banyak muncul fenomena baru kenakalan pelajar yang sungguh sangat memprihatinkan, Seperti yang dilihat sekarang ini banyak dari media massa dan internet yang memberitakan tentang kehidupan pelajar remaja masa kini, seperti berita tawuran antar pelajar, corat coret baju sekolah sehabis pengumuman kelulusan, maraknya pencabulan dan pemerkosaan dalam dunia pelajar remaja. Kalau ini tidak segera ditanggulangi maka akan berdampak pada kehidupan kaum pelajar remaja sekarang ini. Contoh lain yang banyak ditiru anak-anak remaja usia pelajar Madrasah Tsanawiyah adalah cara berpakaian ketika waktu sekolah, yang kurang disiplin, baju jarang dimasukkan, itu semua dilakukan karena seringnya anak- anak didik menonton tayangan film atau sinetron-sinetron tentang pelajar yang sudah tidak memperhatikan etika-etika ketimuran.

Hal ini mengisyaratkan bahwa akidah akhlak sangat penting dalam upaya mempersiapkan generasi penerus yang beriman. Untuk itu, di dalam wawancara penyusun dengan seorang guru akidah akhlak dan kepala sekolah di MTsN 1 Polewali Mandar ingin mengetahui seberapa penting pelajaran akidah akhlak bagi peserta didik di MTsN 1 Polewali Mandar dan bagaimana strategi seorang guru akidah akhlak dalam pembiaan karakter islami peserta didik.

Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran akidah akhlak yakni bapak Muhammad Sahal menjelaskan bahwasanya:

Berbicara tentang akidah akhlak tidak pernah terlepas dari kehidupan kita, apalagi berada di sekolah madrasah yang bercirikhaskan Islam. Persoalan akhlak akan selalu menjadi sorotan utama. Itulah sebabnya saya sebagai guru akidah akhlak saya selalu memantau para peserta didik dalam hal bersikap kepada sesama dan bersikap terhadap yang lebih tua. Agar tidak semena-mena melakukan tindakan yang tidak semestinya. Itulah mengapa

pembinaan karakter itu penting. Sebelum mereka melangkah ke dunia karakter tapi kalau kita madrasahkan sudah terkhusus, terfokus pemetaan bagaimana pembinaan karakter peserta didik yang ada di madrasah.4 Dari hasil wawancara dengan guru BK MTsN 1 Polewali Mandar mengatakan bahwa:

Mata akidah akhlak sangat penting bagi peserta didik, karena membantu dalam memberikan arahan kepada para peserta didik untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Mereka belum bisa menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Di usia remaja mereka lebih suka mencoba banyak hal yang terkadang mereka lupa untuk memikirkan dampak setelahnya.

Dari pelajaran akidah inilah sehingga sedikit demi sedikit fikiran mereka mulai terbuka untuk melakukan berbagai hal positif.5

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran akidah akhlak sangatlah penting bagi peserta didik, karena dapat membangun karakter peserta didik dengan baik yang materinya mengandung berhubungan manusia dengan Allah swt, dan hubungannya dengan lain serat seperti manusia dengan alam, dan akidah akhlak juga mempunyai peranan penting dalam mewujudkan perilaku peserta didik dalam bergaul di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Dan dari perilaku negatif peserta didik, maka tugas seorang gurulah yang harus berperan aktif untuk mengatasi permasalah-permasalahan yang akan menyebabkan bangsa kita menjadi bangsa yang tidak

54

bermoral, dengan melalui lembaga-lembaga pendidikan islam di mana di dalamnya terdapat pendidikan akhlakul karimah.

Seorang guru selain bertugas mentransfer materi pembelajaran, ada hal yang lebih subtansif dan signifikan untuk dilakukan, yakni memberi pemahaman kepada peserta didik tentang makna atau nilai-nilai yang terkandung dalam materi pembelajaran yang diajarkan tersebut. Tugas penting ini harus dilakukan oleh setiap guru, apalagi untuk pembelajaran akidah akhlak yang merupakan mata pelajaran keagamaan yang menjadi cirri khas madrasah, yakni lembaga pendidikan Islam formal yang berada di bawah naungan pembinaan dan koordinasi kementrian Agama Republik Indonesia.

MTsN 1 Polewali Mandar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang selalu berupaya meningkatkan kualitas pendidikannya. Pendidikan sendiri artinya usaha untuk merubah diri seseorang menjadi berfikir secara dewasa sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Strategi merupakan komponen yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan, terlebih terkait erat dengan proses peningkatan karakter islami peserta didik. Dalam proses peningkatan karakter islami peserta didik, seorang guru akidah akhlak dalam menyampaikan materi harus memiliki strategi dalam menyampaikan pembelajaran serta memberikan beberapa contah dalam bentuk praktek sehingga peserta didik dapat mengimplementasikan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari.

Strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru akidah akhlak dalam pembinaan karakter islami peserta didik dilakukan dalam tiga tahapan yaitu, tahapan pembelajaran, proses pembelajaran, dan pasca pembelajaran.

Startegi pembelajaran yang dilakukan pada tahap pembelajaran adalah dengan cara guru akidah akhlak membuat perangkat pembelajaran dengan baik, bahan materi ajar, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan menyiapkan

buku bahan materi ajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dibuat sendiri oleh guru akidah akhlak, seperti yang disampaikan oleh bapak Sahal berikut ini:

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) itu saya susun sendiri dengan mengembangkan kompetensi dasar melalui rpp yang saya rumuskan dalam materi ajar pada peserta didik sesuai dengan silabus yang ada sesuai dengan KKMA 2019 tentang kurikulum 2013 tentang pendidikan agama islam.6

Adapun strategi yang dilakukan pada saat proses pembelajaran adalah:

1. Melakuan Pendekatan

Menurut pengamatan dari hasil wawancara penyusun, salah satu upaya yang dilakukan oleh guru akidah akhlak MTsN 1 Polewali Mandar dalam rangka pembinaan karakter islami peserta didik adalah melalui strategi pendekatan biasanya dilakukan pada awal pertemuan. Seperti yang dikatakan oleh Pak Sahal bahwa:

Sebelum pembelajaran berlangsung yang pertama saya lakukan adalah melakukan pendektan terhadap peserta didik karna peserta didik memiliki karakter yang berbede-beda jadi saya sebagai guru akidah harus tau masing-masing dari mereka itu seperti apa.7

Adapun pendekatan yang dimaksud di sini adalah proses yang dilakukan guru akidah akhlak dalam mencari tahu karakter peserta didik dengan cara berinteraksi dengan mereka. Sehingga guru tahu harus memperlakukan peserta didik sesuai dengan karakter peserta didik itu sendiri. Yang penulis dapat temukan bahwa menjadi seorang guru terutama guru akidah akhlak harus memiliki kesadaran terhadap karakter peserta didik agar memudahhkan dalam proses pembelajaran. Dari hal seperti inilah peserta didik merasa mendapatkan perhatian dan akan berusah melakukan yang terbaik selama proses belajar mengajar.

6Muhammad Sahal, Guru Akidah Akhlak MTsN 1 Polewali Mandar, Wawancara di perpustakaan MTsN 1 Polewali Mandar: Senin 24 Mei 2021.

7Muhammad Sahal, Guru Akidah Akhlak MTsN 1 Polewali Mandar, Wawancara di perpustakaan MTsN 1 Polewali Mandar: Senin 24 Mei 2021.

56

2. Memberikan Nasihat dan Motivasi

Islam sangat menganjurkan kepada umatnya untuk saling nasehat menasehati antar sesama manusia. Menurut pengamatan dari hasil wawancara penyusun, salah satu upaya yang dilakukan oleh guru akidah akhlak di MTsN 1 Polewali Mandar dalam rangka pembinaan karakter islami peserta didik adalah melalui strategi pemberian nasehat dan motivasi, pemberian nasihat biasanya dilakukan pada awal pembelajaran. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Sahal bahwa:

Pemberian nasihat ini saya lakukan agar para peserta didik dapat mengetahui pembentukan akhlak al-karimah, dimulai dari pentingnya melaksanakan salat, terutama salat lima waktu, berkaitan dengan tata karma bergaul dengan orangtua, tata karma dengan para guru dan juga nasihat berupa motivasi lain yang berkaitan dengan masa depan peserta didik.8

Adapun bentuk motivasi yang penulis temukan pada saat melakukan wawancara adalah guru akidah akhlak selalu memberikan motivasi yang berkaitan dengan berperilaku terpuji, mengindari perilaku tercela, saling tolong menolong dalam hal kebaikan dan menghargai pendapat orang lain serta bersikap jujur di manapun berada terutama kepada orangtua. Dan yang paling penting adalah menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri peserta didik bahwa mereka bisa melakukan segala hal yang mereka sukai dengan keahlian yang mereka miliki.

Selain guru akidah akhlak, Bapak Pabelloi selaku kepala sekolah MTsN 1 Polewali Mandar juga selalu memberikan nasehat dan motivasi kepada peserta didiknya ketika dalam proses pembelajaran ataupun di luar pembelajaran.

Ketika pembelajaran berlangsung saya juga sering memberikan nasehat kepada peserta didik untuk rajin belajar, menghormati kedua orangtua dan mengajari peserta didik untuk saling tolong menolong terhadap sesama.

Saya juga memberikan motivasi kepada peserta didik tentang beberapa kegiatan yang ada di sekolah yang bisa mereka jadikan tempat untuk mengekspresikan diri mereka dan bakat mereka di dalam organisasi yang

8Muhammad Sahal, Guru Akidah Akhlak MTsN 1 Polewali Mandar, Wawancara di perpustakaan MTsN 1 Polewali Mandar: Senin 24 Mei 2021.

mereka sukai. sehingga mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.9

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan dalam memberikan nasihat dan motivasi kepada peserta didik sudah

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan dalam memberikan nasihat dan motivasi kepada peserta didik sudah