• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

B. Saran- Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis merasa perlu untuk menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Saran untuk yayasan Raudlatul Makfufin

Berusaha lebih giat lagi untuk menarik donatur dan menarik simpatik pemerintah terhadap program-program yang dicanangkan, sehingga program ini dapat terealisasikan, dan membuat suatu program yang lebih menarik lagi sehingga dapat menarik tunanetra lebih banyak lagi untuk bergabung menjadi peserta yayasan Raudlatul Makfufin.

2. Saran untuk masyarakat

Memberi kesempatan tunanetra dalam mengembangkan potensinya. Karena sesungguhnya potensi yang dimiliki oleh orang-orang tunanetra sama halnya dengan orang normal lainnya, sehingga ketunanetraan mereka bukan halangan untuk dapat meraih prestasi di masyarakat luas.

Jakarta: Cendikia Sentra Muslim,2005.

Arikunto, Suharsimi , Penilaian Program Pendidikan, Yogyakarta : Bina Aksara, 1998.

Departement Agama RI, Al-Qur’an & Terjemahannya, Syamil Special For Woman , Jakarta :Sygma, 2007.

Departement Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1997, cet ke-9.

Echol, M Jhon & Shadily Hasan, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2006.

Firman Aji,B Firman & Sirat S. Marthin, (PDE ) Perencanaan dan Evaluasi : suatu

sistem untuk proyek pembangunan, Jakarta : Bumi Aksara, 1990.

Hasanudin, Manajemen Dakwah, Jakarta : UIN Pers, 2005, cet ke-1.

Hidayati, Nurul S. Ag. Metodologi Penelitian Dakwah, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006, cet ke-1.

Moleong , J Lexy, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.

Muchtarom, Zaini, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, Yogyakarta ; Al-Amin Press & IKFA, 1996.

Munandar, Utami S.C, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah

(Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang Tua), Jakarta :Gramedia Widiasarana

Indonesia,1992.

Najati, M Utsman, Psikologi dalam tinjauan Hadist Nabi, Jakarta: Mustakim, 2003. Nggao, S. Fredy, Evaluais program, Jakarta : Nusa Madani , 2003.

Nuryani, Lusi, Psikologi Anak, Jakarta: PT. Indeks, 2008.

Rachman, Arief, Mencerdaskan Anak, Jakarta : Insani Press, 2002.

Rose,La, Menggali Potensi Diri, Citra Pribadi Berkualitas, Jakarta : Pustaka Kartini, 1996.

Rukminto, Isbandi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat & Intervensi Komunitas ( Pengantar Pada Pemikiran & Pendekatan Praktis), Jakarta : FEUI Press, 2003, cet ke-3.

Semiawan, Conny , Munandar A.S. & Munandar,S. C. Utami , Memupuk Bakat & Kreativitas Siswa Sekolah, Petunjuk Bagi Guru & Orang Tua, Jakarta:Gramedia,1990.

Singarimbun, Masri, Penduduk & Perubahan Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996. Soeharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung, PT Refika

Aditama, 2005, cet ke-1.

Sudjana, H.D, Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Luar Sekolah dan

Suyatno, Gede I, Program Pengabdian Pada Masyarakat Bentuk, Jenis, dan Sifatnya

dalam Metodologi PPM, Lampung : Universitas Lampung, 1986.

Uno,B Hamzah, Mpd. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta : Bumi Asara. 2008.

TRANSKIP WAWANCARA Nama : Drs. Nur Kholiq, SQ

Jabatan : Ketua Umum Yayasan Raudlatul Makfufin Hari/Tanggal : Senin, 21 Maret 2011

P : Apa saja program-program yang ada di YARFIN, Pak?

J : Program kami,berkaitan dengan keagamaan, ada percetakan

Al-Qur’an masih berjalan. Mesin cetak lagi diservice sudah jadi lagi

mau diantar kesini, itu dbrosur lengkap P : Percetakan disini ya Pak?

J : Iya, percetakan disini

P : Jadi Al-qur’an Braille ini pesanan gitu pak? J : Iya, pesanan, Tahu Riglet?

P : Tidak tahu Pak?

: Riglet itu alat tulisnya tunanetra yang manual, jadi alat tulisnya ada riglet dan pena, Riglet itu seperti lempengan terbuat dari plastik atau seng, terus ada Penanya kaya gitu ( menunjuk pulpen yang penulis pegang) tapi tidak seperti itu, kemudian ada mesin ketik, ini mesin ketiknya ( mengambilkan mesin ketik dari dalam lemari ) P : Ini mesin ketik khusus ya, Pak?

J : Ini mesin ketik Manual, kemudian ini pedoman menulisnya ( katua Yarfin memberikan pedoman menulis Braille kepada penulis) nulisnya dari kiri kekanan, bacanya dibalik. Itu arab yang satunya huruf latin.

P : Kalau Al-qur’annya Pa, sama dari kiri kekanan?

J : Kalau qur’annya,emm.. maksudnya?

P : Penulisannya sama atau tidak dengan orang normal? J : Sama dengan orang normal, tetap

P : Pak, kira-kira kalau kaum tunannetra ini sudah memiliki potensi, emm.. saya sempat bertemu dengan kak Ade ternyata kak Ade lulusan UNJ, beratikan kak Ade ini sudah memiliki potensi ya, pak. Ada tidak dari yayasan menyalurkan potensi yang kakak miliki? J : Emm.. kita masih kearah sana, berusaha untuk kearah sana sesuai

orang saja di yayasan, pada sekolah dan kuliah, tidak menampung orang-orang yang LANSIA jadi memang diprioritaskan bagi mahasiswa atau siswa, karena relatif mudah untuk di arahkan. Kalau tuakan lebih konsumtif, tapi kalau muda kan mudah diarahkan. Ada beberapa teman di lain sekolah juga dilatih tentang, apa..emm..OP (Operator Telpon) jadi ada beberapa perusahaan untuk operator telpon, penulis biografi, terus juga ada sebagian teman di UIN lulusan terbaik tahun 2007. itu proses, tinggal disini sekolah diluar, diberi keterampilan tambahan dan keagamaan, bidang keagamaan seperti Tahfidzul Qur’an terus Qiratul Qur’an dengan lagu-lagu, tajwid, fiqih. Harapan yayasan bahwa teman-teman,emm..supaya lepas dari yayasan bisa interaksi dengan masyarakat tapi dengan catatan bahwa ketika berinteraksi dengan masyarakat, masyarakat memberikan apresiasi bukan karena kasihan tapi karena kemampuannya. Tunanetra bisa ceramah kemudian memimpin tahlil, bisa adzan dan seni budaya islam yaitu marawis, kita disini punya seni marawis

P : Seni marawis, ada disini Pak? J : Iya, ada seluruhnya tunanetra P : Apakah masih berjalan Pak?

J : Iya, masih berjalan sesuai order.ha..ha..ha. semua kegiatan masih berjalan, buku-buku, percetakan Al-qur’an prioritas, karena referensi buku-buku itu kita masih mencetak selama masih ada order,emm..terus kegiatan hari minggu masih tetap berjalan. Tapi yang jelas kita harapkan bahwa ketika terjun di masyarakat sudah tidak minder, apa yang dibutuhkan masyarakat bisa dilayani. Mijit ya mijit

P : Yang mijit seperti itu ada pak?

J : Ada, tetapi tidak melatih tapi kita ikutkan, kita fasilitasi ketika dia punya minat dan potensi kearah sana maka akan kita fasilitasi. Karena lembaga tunanetra ini kita harapkan, emm…semacam, pengkaflinganlah dari berbagai fungsi. Kalo agama ia, disini, kalo

prinsip-prinsip tempatnya dimana. Di Makfufin ini adalah segmentasi tentang keagamaan, tapi bukan berati keterampilan lain tidak diajarkan tapi bukan prioritas.

P : Kalau masalah donatur, ada yang donatur tetap tidak pak?

J : Ensidental, ada yang tetap.emm..ada yang tetap tapi tidak banyak.

Terus kalo rutin adalah pemasukan yayasan, kalo ada pesanan produk. Biaya operasional biaya produksi, sisanya biaya opersional untuk konsumsi anak-anak. Asli tidak ada biaya dari pemerintah. P : Tidak ada sama sekali dari pemerintah atau dinas sosial, kan kalau

yayasan yatim piatu dapat kemudian yayasan anak jalan, kalau YARFIN bagaimana pak dapat atau tidak?

J : Tidak ada sama sekali, dinas sosial tidak juga, maka ruhnya nyawanya yayasan ini ada ditangan ummat. Inikan semacam model-model keagamaan, Kalau keagamaan kan ada kecemburuan. P : Apakah ada untuk tahun-tahun ini pengajuan donatur Pak?

J : Saya usahakan untuk tahun-tahun ini. Kitakan sekarang PemProv TangSel, dulukan kita PemProv DKI, pemindahan tempat ini menyebabkan donatur potensial menjauh karena transportasi, biasanya kan donatur langsung, strategis tempatnya dekat gedung psikologis otomatiskan, sekarang kan kalian tahu sendiri. Ha..ha..maka itukan sekarang siapa yang mau. Maka dari itu kita konsentrasi buat jaringan di TangSel kita kontek-kontek PemProv yang terkait yang profesional, bisa diharapkan tahun-tahun ini di TangSel kan belum ada.

P : Saya sempat ngobrol dengan kak Ade kendalanya salah satunya adalah tempatnya, ada upaya tidak Pak, transportasi antar jemput? J : Sebenarnya ini sudah dijanjikan oleh PemProv untuk pengaspalan

jalan ini. otomatis, kalau jalannya bagus maka kegiatan akan berjalan. Kalo sekarang bagaimana kalau becek tunanetra tidak tau, mana yang berlumpur dan berlubang apalagi kalau gelap, wong dia.. jangankan tunanetra kita saja kalau gelap ada lubang kita juga tidak tau.ha..ha..

P : Untuk transportasi mobil saja tidak bisa masuk ya Pak?

J : Pada saat kemarin pembangunan gedung ini, Walikota PemProv. Sempat ngomong bahwa bulan april tahun lalu kemarin, rencana

yayasan ini didirikan untuk kepentingan tunanetra yang ketika ke kampus atau sekolahnya jauh maka bisa tinggal disini, waktu disana bahkan 10 sampai 15 anak yang tinggal di yayasan. Karena dekat dengan UIN, UMJ, SLB, LIMO bahkan UNJ, itu kak Ade sudah disitu, terkumpul disitu. Di barengi dengan tahun ajaran baru. Untuk kedua kalinya bulan syawal biasanya kegiatan keagamaan bulan syawal malam , Mulai kegiatan awal malam bulan syawal. P : Kalau boleh tahu tenaga pengajarnya ada berapa?

J : Sekarang tenaga pengajarnya 5 orang, Cuma 1 yang normal yaitu pak Muhyi dan sisanya semua tunanetra

P : Bisa dijelaskan pengembangan Al-qur’an Braille ini, Pak?

J :untuk Alqur’an braille yang punya hak paten itu kita, DEPAG

tidak punya percetakan. Yang punya percetakan central di Indonesia ada tiga titik yaitu, di Jogja, di Bandung dan di Jakarta. di Jakarta yaitu kita yang sistem komputerisasi modern adalah kita P : Untuk fasilitas mendukung ya pak, Cuma hanya terbentur oleh

donatur saja ya Pak dan transportasi?

J : Iya fasilitas disini mendukung, Harapan kita kan turun tangan dari Depag sebagai pencontohan pesantren tunanetra di Indonesia, Depagkan belum ada untuk tunanetra. Ketika kita ajukan kesana alasan mereka model-model begini ke sosial, maksudnyakan bukan begitu, maksudnya saya supaya dalam konteks kepedulian kita kepada umat, sebagai anggaran plain project, akan mulia terangkat derajatnya, tapi tidak direspon. Pesantren tunanetra pengelolahnya orang-orang yang sudah punya SDM yang ok, disinikan sudah siap semua SDMnya, siap gedungnya, tinggal pembiayaan. Jika pemerintah agama mengutus setiap wilayahnya setiap provinsi 2 orang saja terus kalo 20 provinsi sudah 40 orang, tidak usah 40 oranglah, 2 gelombanglah. Saya buat 1 (satu ) proyek semacam Training Leadership, bisa dikatakan semacam TOT (Training Of Trainner) untuk kader-kader tunanetra supaya bisa mandiri diwilayahnya, dengan manajemen yang bagus, keilmuan yang ok.

yang kearah sana, kemudian kemudian kita kembalikan lagi ke Pemdanya. Pemda membuat lembaga untuk mengelolah masyarakat tunanetra sebangsanya, bahwa program ini sangat diharapkan oleh tunanetra, dengan program ini Pemerintah Daerah asal para tunanetra tidak perlu mencari sumber daya manusia dari luar daerahnya lagi, karena sudah memiliki SDM yang berkualitas yang terlatih di yayasan Raudlatul Makfufin sehingga Pemerintah Daerah asal tunanetra tidak lagi mengeluar pembiayaan yang besar karena sudah memiliki SDM yang berkualitas dari daerah asalnya, seperti itu

P : Cuma itu belum berjalan ya pak?

J : Kurang cerdas pemimpin kita, inikan ketika menentukan anggaran di Pemprov, 1 (satu) program saja ada bagian politik dengan anggota-anggota dewan di daerahnya, itu yang males pemerintah yang eksekutif, itu karena ada kepentingan-kepentingan tertentu. Program yang kita canangkan adalah TOT dan perpustakaan braille, perpustakaan bagi seluruh tunanetra, jadi ketika tunanetra literatur mencari referensi tentang ke Islaman dia langsung ke Makfufin . huruf-huruf Arab dengan huruf Arab braille. Jadi ketika orang lain butuh buku-buku ke Islaman disini tempatnya. Yang kita canangkan Perpustakaan Braille bagi tunanetra yang goodfight

P : Program itu Pak, yang dicanangkan?

J : Iya, karena sesuai dengan visi,tujuan dan misi yayasan. Pendanaan sedng kami usahakan untuk tahun-tahun ini.

P : YARFIN ada kerja samanya tidak pak?

J : Karena segmentasi jadi ada kerja samanya, yaitu segmentasi keagamaan dengan adanya KEBIL (Komunitas Elektronik Braille Indonesia) ketika tunanetra membutuhkan buku-buku bacaan tinggal klik saja, ada softwarenya ada hardwarenya ga usah ke Jakarta tinggal copy saja, print outnya tentu huruf braille makin kesini makin canggih

P : Jadi program-program ini berkaitan dengan potensi yang dimiliki tunanetra ya, pak?

J : Iya, jadi kenapa kita kaitkan pada pendidikan nasional karena pendidikan agama bagi kaum tunanetra itu mempunyai manfaat yang sangat penting salah satunya adalah sebagai sarana, terapi

kemampuan, dan kompetennya, jadi kalau pembacaan doa teman-teman tunanetra, si itu lho..jadi tewas orang awas..ha..ha. seperti Sapto Wibowo baca Alqur’annya bagus sekali orang awas belum tentu bisa. Kepentingan agama bagi tunanetra adalah alternatif profesi tapi saingannya orang awas

Tangerang, 26 Mei 2011

Penulis Ketua Umum

Yayasan Raudlatul Makfufin

Lampiran 2

TRANSKIP WAWANCARA Nama : Ade Ismail, S.Pd (28 Tahun)

Jabatan : Staf yayasan Raudlatul Makfufin Bid. Pengembangan Alqur’an Braille

Hari/Tanggal : Senin, 14 April s/d 25 April 2011

P : Kebetulan kan saya sudah sempet membaca di brosur. Kakak termasuk pengurus pengembangan Alqur’an braille, jadi ada kesulitan tidak ka, dalam mengembangkan buku braille ini, maksudnya kendalanya apa ka?

J : Kalau kendalanya ya. Karena kita braille Arab ya, kita sumber daya manusianya masih kurang,emm.. Arab itu ya, tenaganya masih kurang kita punya hanya 1 (satu) orang saja, masih apa ya..di Jakarta juga satu-satunya. Jadi masih banyak tenaga yang belom bisa untuk melakukan pembraillean bahasa Arab, sebenarnya permintaan banyak dari masyarakat untuk buku-buku doa,hadits-hadits. Ya tetapi ya itu, tenaganya kurang. Yang kedua biasalah, masalah umum, ya..emm..pendanaan. pembraillean ini ya, biayanya masih susah, karena kertas yang kita pakai, ya.. agak mahal

P : Kalau masalah sejarah berkembangnya yayasan itu seperti apa ya kak?

J : Tempatnya semepet berpindah ya mba, berapa kali. Pendiriannya dulu di Pulo Gadung, kalo awalnya sih ini yang saya tau ya, mba.awalnya dulu majelis taklim pengajian tunanetra, Cuma berapa orang gitu, waktu itu masih pengajian-pengajian keliling. Cikalbakalnya, masa itu belum ada lembaga-lembaga diluar pemerintah yang khusus memperhatikan pendidikan keagamaan. Mula dari majelis taklim kemudian memiliki ide itu lebih..apasih..di..legalkan, dibentuk pendiriannya tahun 1983 sejak

Pulo Gadung kan waktu itu belum punya tempat yang pasti, sebenarnya di Pulo Gadung itu empet berapa kali pindah ya..di Pulo Gadung sempet agak lama, karena dulu sempet di Kampung sawah, di Jatinegara itu. Karena di Pulo Gadung agak lama dirumah almarhum pak Halim Sholeh dirumah beliau, dibuat tempat kegiatan kemudian pada tahun 1992 ya.. pindah di Ciputat. Ceritanya kita dapat peminjaman tanah guna pakai dari mentri Pak Munawir, pembangunan yayasan dari umat dari masyarakat. Dan dari Depag juga bangun dan ditambah dari lain-lain. Agak lama disana ya..sampai tahun 2009

P :Di Ciputat program semua berjalan Kak?

J : Iya, memang waktu diCiputat berjalan ya. Ya, memang setelah memasuki tahun 2000 itu, program agak sedikit mundur memang banyak kendalanya juga. Pertama, pengajian-pengajian waktu itu sudah agak banyak di daerah lain, kemudian transportasi sekitar tahun 2000 itu kan, agak mulai mahal dan teman-teman juga agak kesulitan untuk transportasi untuk kegiatan

P : Bukannya YARFIN menampung peserta didik kak, atau hanya untuk kegiatan saja kak?

J : Ada yang menampung, ada yang datangkan. Emm.. kalo dulukan ada santri jadi setiap hari ada kegiatan. Kalo sabtu minggu kita ada majelis taklim umum untuk teman-teman tunanetra dari mana aja P : Apa yang kakak dapat dari program-program YARFIN?

J : Ya, banyak sih ya. Seiring berjalan ya bisa baca Alqur’an braille dan bisa mengajarkan juga dan pengetahuan agama yang lain. Kemudian Alqur’an braille sudah lebih mudah didapat tidak seperti dulu, sekitar tahun 90-80an kalau sekarang relatif lebih mudah P : Jadi apakah yayasan berperan penting terhadap potensi yang ada

di teman-teman tunanetra?

J : Ya alhamdulillah potensi kita ya, cenderung keagamaan , seperti

ceramah, mengajar Alqur’an menjadi imam masjid, menjadi Qori.

pengadaan Alqur’an Braille dan entry buku-buku sumber ke agmaan?

J : Mungkin alasannya sama dengan Wahyu

P : ada kendala tidak ka, dalam pengadaan Braille ini?

J : Mungkin sama seperti wahyu bahwa tidak ada kesulitan dan sesuai potensi saya dalam komputerisasi, mungkin kesulitan pada teman-teman tunanetra yang baru belajar, kesulitan terletak pada perabaan. Tetapi kalau sudah biasa lebih menyesuaikan tangan dan pengucapan, karena harus diraba satu persatu kata

P : Sedangkan, yang mealatarbelakangi kaka sebagai staf atau pengajar pada pesantren mingguan itu apa ka?

J : Saya itu sebagai pengajar pemula, untuk peningkatnya kak Sapto, ya mungkin karena saya sudah lebih agak meningkatlah lebih bisa, dalam membaca. Ya, apa salahnya kalau saya ikut membantu untuk mengajar

Tangerang,26 Mei 2011

Penulis Pengurus YARFIN

Nama : A. Wahyudi, Amd (25 Tahun)

Jabatan : Pengurus pada bidang pengadaan Al Qur’an Braille dan entry buku -buku sumber ke islaman

Hari /tanggal : Senin, 25 April 2011

P : Sejak kapan anda bergabung dalam kegiatan yayasan?

J : Saya bergabung sudah lama, sejak masih di Pulogadung. Ini kan yang mengusulkan kakek saya, jadi sejak kecil saya sudah mulai ikut-ikutan. P : Anda di yayasan menjabat sebagai apa?

J : Saya mah, gak ada jabatannya cuma bantu-bantu aja, paling ngga pada

pengadaan Alqur’an Braille dan entry buku-buku sumber ke Islaman.

P : Apa yang melatar belakangi anda sebagai staf pengadaan Alqur’an Braille dan entry buku-buku?

J : Karena Al Qur’an Braille dengan system komputerisasi hanya yayasan Raudlatul Makfufin yang memiliki hak paten, sesungguhnya pengerjaan Braille ini tidaklah sulit karena yayasan menggunakan system komputerisasi modern memang sesuai bidang yang saya miliki.

Tangerang, 26 Mei 2011.

Penulis Pengurus Pengadaan Braille

Siti Novita Sari A. Wahyudi

Nama : Diah Rahmawati TTL : Jakarta, 02 April 1985 Status : Mahasiswa (UHAMKA) Jabatan : Peserta pesantern Tunanetra Hari/tanggal : Selasa, 26 April 2011

P : Apa yang melatar belakangi anda mengikuti pesantren tunanetra ini? J : Banyak ya, yaitu lebih mendalami pembelajaran Al Qur’an Braille,

menambah wawasan pengetahuan tentang tunanetra, bersosialisasi dengan teman-teman tunanetra.

P : Apakah ada kendala bagi anda untuk mengikuti program-program yayasan?

J : Kendalanya ada si, akses yang jauh dan kendaraan yang sulit untuk mencapai ke yayassan, berbeda pada saat yayasan masih di Ciputat. Jadi, dari gang itu jauh untuk sampai di yayasan jadi harus naik ojek. P : Apakah program yayasan sudah sesuai dengan potensi yang anda

miliki?

P : Apakah anda penerima Al Qur’an Braille?

J : Saya mendapatkan Al Qur’an Braille.

J : kebetulan dikampus mempelajari tentang pendidikan islam jadi sesuai dengan kemapuan saya lah, jadi kalau ada yang saya tidak mengerti di kampus saya tinggal bertanya diyayasan.

P : kira-kira apa harapan anda untuk program-program yayasan?

J : harapan saya, dulu eksis ko sekarang malah mundur, program-program lebih dimodifikasi, sehingga dapat menarik tunanetra baru

Jakarta, 26 Mei 2011

Penulis Peserta YARFIN

Siti Novita Sari Diah Rahmawati

Jabatan : peserta pesantren tunanetra Hari/tangggal : Senin, 02 Mei 2011

P : Apa yang melatar belakangi anda mengikuti pesantren tunanetra ini?

J : Memperdalam agama dan memperlancar membaca Al Qur’an, dan

memperbanyak teman

P : Apakah ada kendala bagi anda untuk mengikuti program-program yayasan?

J : Masalah transportasi kali ya, tempatnya agak terlalu dalam. Sekarang yayasan tempatnya agak terpencil jadi sulit.

P : Apa program-program yayasan sesuai dengan potensi yang anda miliki?

J : Program yayasan sesuai dengan potensi saya, khususnya dalam bidang public speaking

P : Apakah anda penerima Al Qur’an Braille?

J : Iya, saya dapat Al Qur’an dari yayasan P : Apa harapan anada kedepan untuk yayasan?

J : Harapan saya yayasan semoga, dapat berjalan kegiatan pelatihan-pelatihan agama, program dapat lebih menarik lagi lah.

Tangerang, 26 Mei 2011

Penulis Peserta YARFIN

Transkip Wawancara Nama : Abdurahman

TTL : Tangerang, 08 Mei 1985

Status : Mahasiswa (UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta) Jabatan : peserta pesantren tunanetra

Hari/tanggal : Senin, 02 Mei 2011

P : Apa yang melatar belakangi anda mengikuti pesantren tunanetra ini?

J : Demi kebutuhan kita untuk membaca Al Qur’an. Kan untuk dijakarta

wadahnya itu. Kira-kira seperti itu.

P : Apakah ada kendala bagi anda untuk mengikuti program-program yayasan?

J : Masalah transportasi, akses yang jauh.

P : Apa program-program yayasan sesuai dengan potensi yang anda miliki?

J : Ya, cukup sesuai. Tapi kan orang itu kan punya kesenangan tersendiri. Dengan mempelajari AlQur’an bagi say ya, sudah cukup

P : Apakah anda penerima Al Qur’an Braille/

J : Iya, saya menerima

P : Apa harapan anda kedepan untuk yayasan?

J : Harapan saya yayasan lebih berkembang, mencari jama’ah diluar

daerah agar terlealisasi.

Tangerang, 26 Mei 2011

Penulis Peserta YARFIN

Siti Novita Sari Abdurahman

LAMPIRAN 7

Transkip Wawancara Nama : Nur Isnaini

TTL : Palu, 22 Juli 1993

Status : Pelajar (SLB A Pembina Tingkat Nasional, Lebak Bulus) Jabatan : peserta pesantren mingguan

untuk paduan suara

P : Apakah ada kendala bagi anda untuk mengikuti program-program yayasan?

J : Alhamdulilah lancr-lancar aja, kan di Ciereunde pesantren migguannya, mungkin kalo ke yayasannya jauh

P : Apa program-program yayasan sesuai dengan potensi yang anda miliki?

J : Ya, ada karena saya hobi nyanyi jadi kan saya bisa salurkan ke

Dokumen terkait