• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi program Yayasan Raudadlatul Makfufin (taman tuan netra) dalam meningkatkat potensi kaum tunanetra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi program Yayasan Raudadlatul Makfufin (taman tuan netra) dalam meningkatkat potensi kaum tunanetra"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos. I)

OLEH:

SITI NOVITA SARI

NIM : 107053002435

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

(TAMAN TUNANETRA) DALAM MENINGKATKAN POTENSI

KAUM TUNANETRA

Skripsi ini diajukan ksepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sosial (S.Sos.I)

Oleh:

SITI NOVITA SARI

NIM: 107053002435

Di bawah bimbingan

H. Mulkanasir, BA, SPd, MM

NIP : 19550101983021001

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)
(4)
(5)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan

hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 Juni 2011

(6)

i ABSTRAK

Siti Novita Sari, Evaluasi Program Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) Dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra, di bawah bimbingan H. Mulkanasir BA, SPd, MM.

Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang mulia, yang memiliki fitrah suci, rasa keadilan, dan lain sebagainya. Pada diri manusia tertumpuk berbagai macam potensi, baik itu positif maupun negative. Selain itu, salah satu anugrah Tuhan yang diberikan pada manusia adalah memiliki kesempurnaan baik itu dari segi fisik maupun mental.

Kecacatan pada diri seseorang merupakan hambatan dan gangguan di dalam beraktivitas bagi penyandangnya. Hal tersebut dapat menghambat perluasan pengalaman, gangguan emosi, dan perkembangan intelegensinya. Untuk itu dibutuhkan cara-cara khusus dalam pemberdayaannya. Sehubung dengan itu, yayasan Raudlatul Makfufin bertujuan untuk membantu kaum tunanetra dalam menyalurkan potensi dirinya dengan pengetahuan agama, karena bagi tunanetra merupakan terapi kejiwaan (media rehabilitasi mental) yang paling tepat bagi tunanetra yang mengalami penderitaan atau kendala dalam hidupnya.

Skripsi ini menjelaskan, peran yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan potensi tunanetra yang sangat dibutuhkan. Dengan program-program yang bermutu menuju tunanetra mandiri yang dapat diperhitungkan dengan potensinya selama mereka menjalani program-program yang dilaksanakan oleh yayasan.

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui evaluasi program dalam meningkatkan potensi tunanetra, peran tersebut tentunya ditujukan kepada program-program yayasan yang dampaknya dapat dilihat, sejauh mana program yayasan berperan penting terhadap potensi tunanetra

Penelitian ini menggunakan metode atau pendekatan kualitatif, untuk mendapati data yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data seperti observasi dan wawancara kepada pihak yang dipandang perlu, terakhir adalah studi dokument sebagai pelengkap atau sumber sekunder, ketika data tidak bisa diperoleh dari hasil interview dan observasi.

(7)

ii

demikianlah yang dapat penulis ucapkan menyertai rampungnya penulisan skripsi. Penulis

sempat mengalami stagnasi dalam penuyusunannya disebabkan beberapa hal, keraguan dan

putus asapun sempat terbesit akan terselesaikannya skripsi ini. Akan tetapi berkat

petolongan-Nya yang telah memberikan taufik, hidayah serta berbagai macam nikmat lahir maupun batin

dan hanya karena Allah jualah yang telah memberikan bimbingan, kemampuan serta membekali

suatu kemuliaan yang tak ternilai harganya berupa sedikit ilmu dan wawasan kepada penulis

sebagai hamba-Nya yang fakir dan dha’if, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang

telah menapaki seluruh hidupnya dengan perjuangan yang panjang dan konsisten demi tegaknya

kalimat Allah di muka bumi. Juga kepada para keluarganya, para sahabatnya dan para

pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari, penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. H. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN “ Syarif Hidayatullah” Jakarta, beserta seluruh jajaran Dekanat.

2. Drs. Cecep Castrawijaya MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, yang telah

banyak membantu dan membimbing selama menempuh studi di UIN Syarif Hidayatullah

(8)

iii

pembimbing dalam penyususnan skripsi ini, yang telah meluangkan waktunya di

sela-sela kesibukannya untuk membimbing, mengarahkan dan mengoreksi serta memberikan

motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin Bapak Drs. Nur Kholiq, SQ yang telah member

izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian pada lembaga yang di pimpinnya,

untuk Kak Ade Ismail dan Bang Wahyu yang telah membantu penulis dalam memberikan

data dan informasi selama penelitian berlangsung.

5. Kawan-kawan ku peserta pesantren mingguan yayasan Raudlatul Makfufin Abdurahman,

Mustakhim, yang bersedia meluangkan waktunya di sela-sela perkuliahannya untuk

membantu penulis dalam melengkapi penulisan ini, dan kawan-kawan yang lain peserta

pesantren mingguan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas

bantuannya.

6. Segenap dosen yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selam

menempuh perkuliahan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan

Manajemen Dakwah.

7. Pimpinan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, Fakultas Tarbiyah, Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan

Universitas Terbuka Pondok Cabe segenap karyawannya, yang telah membantu penulis

serta memberikan fasilitas dalam pengumpulan bahan-bahan tulisan berupa kepustakaan.

8. Keluarga besar, Ayahanda Bapak Kaelani Ma’az yang telah mencurahkan kasih sayang,

do’a, dan kesabaran ketika menghadapi penulis yang sempat ngedrop selama penulisan

(9)

iv

9. Ikhlas Al’ala yang selalu memberikan dukungan, perhatian, kesabaran untuk menemani

penulis dalam merampungkan skripsi ini.

10.Kartika Rahayu, teman yang selalu memotivasi dan membantu penulis dalam melengkapi

skripsi ini.

11.Untuk semua sahabat yang kompak selalu dengan disertai keceriaan dan canda yang

selalu setia membantu penulis selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini Dwi,

Itoh, Fitri (makasih atas bantuan doa dan dukungannya) dan kawan-kawan seperjuangan

Jurusan MD A&B, dan teman-teman KKN “10” yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

tak terlupa pula terima kasih sebesar-besarnya untuk Iin Irnawati yang memberikan solusi

tentang judul skripsi kepada penulis.

Kiranya demikianlah, hanya ucapan terima kasih yang dapat penulis berikan

kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penulisan skripsi ini.

Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala budi baik dan bantuan semua pihak yang telah

diberikan kepada penulis.

Ciputat,9 Juni 2011

PENULIS

(10)

iv

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL………. vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus dan Pembatasan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian ... 7

E. Tinjauan Pustaka………...10

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II. TINJAUAN TEORITIS TENTANG EVALUASI, PROGRAM DAN POTENSI ... 13

A. Evaluasi ... 13

1. Pengertian Evaluasi ... 13

(11)

v

1. Pengertian Program ... 19

2. Tujuan Program ... 20

3. Aspek-Aspek Program ... 20

C. Potensi ... 22

1. Pengertian Potensi ... 22

2. Macam-Macam Potensi Diri ... 23

3. Peningkatan Potensi Diri ... 24

BAB III. GAMBARAN UMUM YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN (TAMAN TUNANETRA) ... 27

A. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) ... 27

B. Visi, Misi danTujuan Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) ... 31

C. Program-program Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) ... 32

(12)

vi

MAKFUFIN (TAMAN TUNANETRA) DALAM MENINGKATKAN

POTENSI KAUM TUNANETRA) ... 37

A. Analisis evaluasi Program Yayasan Raudlatul Makfufin ( Taman Tunanetra ) dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra ... 37

B. Program-Program Yang Dicanangkan……….. 52

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra ... 54

BAB V. PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran- Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(13)

vii

RAUDLATUL MAKFUFIN ... 39

TABEL 2 NAMA STAF PESANTREN MINGGUAN ... 42

TABEL 3 DAFTAR STAF PENGADAAN AL QUR’AN BRAILLE

DAN ENTRY DATA BUKU KE ISLAMAN ... 43

TABEL 4 DATA-DATA JUDUL BUKU DAN AL QUR’AN BRAILLE SIAP

CETAK ... 45

TABEL 5 DAFTAR PENGURUS YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN

(14)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah SWT telah memberikan panca indera kepada makhluk hidup

(manusia dan hewan ) agar bisa merespon maupun melaksanakan segala

sesuatu yang ada di alam raya. Dengan panca indera, manusia dan hewan bisa

beradaptasi dan bisa bertahan hidup. Kemampuan merasakan sesuatu bisa

bekerja dengan sempurna kalau ada stimulus yang merangsang panca indera.

Hanya saja kemampuan panca indera kita kadang-kadang tidak terlalu peka.

Hal ini disebabkan beberapa faktor baik bersifat eksternal maupun internal.1

Salah satu anugerah yang diberikan Tuhan pada manusia adalah

memiliki kesempurnaan baik segi fisik maupun mental. Dengan keduanya itu,

seseorang dapat melakukan aktivitasnya dengan baik, dan dengan

kesempurnaan juga manusia dapat dengan mudah berkomunikasi,

bersosialisasi dan belajar yang pada akhirnya dapat digunakan secara optimal.

Pada umumnya kekurangan fisik itu akan sangat berpengaruh pada

perubahan mental dan perubahan sosial pada diri penyandang. Tidak sedikit

orang yang berada di sekitar mereka bersikap meremehkan bahkan terkadang

terkesan tidak menyenangkan.2

1

M Utsman Najati, Psikologi dalam Tinjauan Hadist Nabi (Jakarta: Mustakim, 2003) h. 165

2

(15)

Kecacatan pada diri seseorang merupakan hambatan dan gangguan di

dalam aktivitas bagi penyandangnya. Hal tersebut dapat menghambat

perluasan pengalamannya, gangguan emosionalnya, dan perkembangan

intelegensinya. Selain itu, cacat mental maupun fisik juga merupakan salah

satu kendala dalam melakukan suatu kegiatan.

Jika seseorang tunanetra yang terlahir tanpa penglihatan

memungkinkan tidak bisa merespon maupun melaksanakan salah satu

kegiatan yang ada di alam raya ini. Walaupun kecacatan pada pengllihatan,

tetapi tunanetra memiliki kelebihan dari segi pengingatannya yang tidak

kalah dengan orang normal lainnya. Maka perlu adanya sarana dan prasarana

yang mendukung sesuai dengan kebutuhan tunanetra yang tentunya tidak sama

dengan orang awas.

Perlu kita ketahui bahwa tunanetra adalah seseorang yang mengalami

ganguan penglihatan, hambatan fisik maupun psikologis yang berbeda dengan

orang yang memiliki kondisi tubuh yang tidak cacat atau normal. Tunanetra

juga tidak mampu memfungsikan tubuh dalam keadaan normal hal ini bisa

terjadi karena berbagai sebab seperti cacat lahir, cacat akibat penyakit, cacat

akibat kecelakaan.

Sarana dan prasana merupakan faktor penting dalam meningkatkan

potensi yang ada pada diri manusia, Menurut Conny Semiawan, pengertian

potensi diri adalah merupakan kemampuan bawaan yang masih perlu

dikembangkan atau dilatih yang akan menghasilkan bakat seseorang,

(16)

kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi.3 Allah SWT

menciptakan manusia sebagai makhluk yang mulia, yang memiliki fitrah suci,

rasa keadilan dan sebagainya. Pada diri manusia terpupuk potensi-potensi baik

itu positif maupun negatif, sesuai dengan kedudukannya yang mulia, Allah

SWT menciptakan manusia dalam bentuk fisik yang bagus dan seimbang

sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At-Tin ayat :4 sebagai berikut :

"Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang

sebaik-baiknya ." ( Q.S. At-Tin : 4).4

Walaupun manusia dibentuk dengan bentuk sebaik-baiknya namun

manusia tetap mengalami banyak kekurangan dan keterbatasan dalam segi

kemampuan. Faktor inilah yang mendorong kehidupan manusia untuk saling

membantu dan saling mengisi atas kekurangan dan keterbatasannya itu.

Masalah ketunanetraan sesungguhnya bukan hanya menjadi masalah

bagi penyandangnya, melainkan juga masalah bagi seluruh komponen

masyarakat dan bangsa, karena sesungguhnya penyandang cacat tunanetra

merupakan bagian dari kesatuan masyarakat Indonesia, penyandang tunanetra

ternyata juga mempunyai bakat dan kemampuan yang tidak jauh berbeda

dengan orang normal lainnya, dan ternyata pula bahwa kemampuan dan

3

Conny Semiawan, A.S. Munandar & S. C. Utami Munandar, Memupuk Bakat & Kreativitas Siswa Sekolah, Petunjuk bagi guru & orang tua (Jakarta:Gramedia,1990) h. 1

4

(17)

potensi penyandang tunanetra dapat diberdayakan dan dikembanagkan dengan

sebaik-baiknya.

Potensi-potensi positif yang ada dalam diri manusia haruslah

dikembangkan dan disalurkan tidak terkecuali bagi kaum tunanetra.

Pengembangan potensi pada tunanetra dapat dilakukan melalui dukungan

program-program yang telah dipilih dan sarana atau prasarana yang ada

sebagai jembatan untuk menyalurkan potensi. Usaha pengembangan potensi

pada tunanetra tersebut memungkinkan kaum tunanetra bisa dikenal oleh

lapisan masyarakat karena mereka memiliki kemampuan yang tidak kalah

dengan kemampuan orang normal lainnya. Program adalah sederetan rencana

kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi

lembaga.

Jika program sudah dimiliki oleh sebuah lembaga maka dapat dilihat

sejauh mana program tersebut berjalan lalu dievaluasi. Evaluasi terhadap

program-program organisasi maupun lembaga adalah suatu usaha untuk

mengukur dan memberi nilai secara obyektif pencapaian hasil-hasil yang telah

direncanakan dan diprogramkan. Hasil-hasil evaluasi dimaksudkan menjadi

umpan balik bagi organisasi atau lembaga untuk merencanakan

program-program berikutnya. Keberhasilan rencana kegiatan, rencana program-program hanya

(18)

dikembangkan secara melembaga dan membudaya agara pelaksanaan

kegiatan, rencana program dapat lebih berhasil, bermanfaat dan berdayaguna.5

Program pengembangan potensi diri bagi para tunanetra pada yayasan

Raudlatul Makfufin juga haruslah dievaluasi melalui pengukuran-pengukuran

dan pemberian kegiatan dengan pelaksanaan program dapat lebih berhasil.

Evaluasi program ini sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan peningkatan

potensi diri. Suatu program dapat berjalan dengan baik dimana sebuah potensi,

khususnya potensi positif ini dapat berdaya guna dan berhasil guna sehingga

dapat mewujudkan tujuan yang telah direncanakan pada setiap tahapannya.

Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, penulis sangat

tertarik untuk memilih judul “Evaluasi Program Yayasan Raudlatul

Makfufin (Taman Tunanetra) Dalam Meningkatkan Potensi Kaum

Tunanetra”.

B. Fokus dan Pembatasan Masalah

1. Fokus Masalah

Agar penulis fokuskan skripsi ini lebih terpusat, maka perumusan masalah

ini terbatas pada upaya dalam menkaji “Evaluasi Program Yayasan

Raudlatul Makfufin dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra”.

2. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada :

a. Evaluasi program peningkatan potensi kaum tunanetra?

5

(19)

b. Apa program-program yang dicanangkan oleh yayasan Raudlatul

Makfufin (Taman Tunanetra) dalam meningkatkan potensi kaum

Tunanetra?

c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat program Raudlatul

Makfufin (Taman Tunanetra) dalam meningkatkan potensi kaum

Tunanetra?

C. Tujuan dan manfaat penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah:

a. Untuk mengevaluasi program peningkatan potensi kaum tunanetra.

b. Untuk mengetahui apa program-program yang dicanangkan Yayasan

Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) dalam meningkatkan potensi

kaum Tunanetra.

c. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat

program Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) dalam meningkatkan

potensi kaum Tunanetra.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Akademis

Secara akademis, penelitian skripsi ini agar bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan berkenaan dengan evaluasi terhadap

program-program organisasi atau lembaga,

(20)

1). Untuk bahan masukan (input) bagi pihak Yayasan Raudlatul

Makfufin, sebagai tindakan program guna meningkatkan potensi

tunanetra.

2). Untuk bahan masukan ( input) bagi Fakultas Dakwah dan komunikasi

dalam hal penelitian evaluasi program sebagai upaya peningkatan

potensi.

c. Rekomendasi

Sebagai bahan masukan (input) bagi pihak-pihak yang terkait dalam

program-program yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan

potensi kaum tunanetra

D. Metodelogi penelitian

1. Metode penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Kualitatif yaitu

dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang dapat diamati. Untuk

memahami istilah penelitian kualitatif perlu kiranya dikemukakan

beberapa definisi yang diantaranya:

Pertama, Boqdan dan Taylor (1975) mendefinisikan yang dikutip

dalam bukunya Lexy J. Moleong yaitu “ metode kualitatif “ sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.6

6

(21)

Penelitian tersebut berupa wawancara dengan Ketua Umum

yayasan Raudlatul Makfufin, Pengurus yayasan Raudlatul Makfufin dan

Peserta Pesantren Tunanetra. Meraka merupakan sumber akurat dalam

penelitian evaluasi program yang penulis lakukan.

Penelitian evaluasi input yang dikemukakan oleh Peitrizak, Ramler

dan Gilbert dalam buku Isbandi Rukminto yaitu 3 ( tiga ) tipe jenis

evaluasi guna mengawasi suatu program secara lebih seksama, yaitu :

evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi hasil.7

Penelitian evaluasi input penulis memfokuskan pada klien, staf dan

program yayasan.Pada evaluasi proses penulis memfokuskan pada aktifitas

yang melibatkan interaksi antara klien dengan staf yang merupakan pusat

dari penyampaian tujuan program, sedangkan pada evaluasi output

mengukur tingkat keberhasilan dari suatu program yang telah dilakukan.

2. Teknik pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknik

atau cara data, yaitu :

a. Observasi

Observasi yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan cara

mengamati pelaksanaan program-program yayasan Raudlatul

Makfufin, baik secara langsung maupun tidak langsung.

7

(22)

b. Wawancara (Interview)

Yaitu berupa percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh dua pihak pewawancara (interviewier) dan pihak yang

diwawancarai (interview). Dengan tujuan mengetahui tentang

kejadian, kegiatan, organisasi dan lain-lain. Dalam melakukan

wawancara penulis menggunakan sistem wawancara langsung dengan

Pimpinan Yayasan, Pengurus Yayasan Raudlatul Makfufin dan Semua

peserta pesantren tunanetra Yayasan Raudlatul Makfufin.

c. Studi dokumen

Studi dokumentasi digunakan sebagai pelengkap atau sumber

primer, ketika data tidak bisa diperoleh dari hasil interview dan

observasi.

4. Teknik Analisis Data

Setelah data-data yang diperlukan telah dikumpulkan, penulis

melakukan klarifikasi dari hasil temuan yang didapat. Kemudian

melakukan analisis dari hasil temuan tersebut dengan menyesuaikan antara

temuan dan teori yang seharusnya, sehingga penulis dapat menyimpulkan

penelitian ini berdasarkan hasil analisis temuan yang telah dilakukan dan

berdasarkan analisa deskriptif. Teknik penulisan skripsi ini berpedoman

pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi yang diterbitkan

oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.

(23)

Lokasi penelitian adalah dilaksanakan di Yayasan Raudlatul

Makfufin (Taman Tunanetra), yang berlokasi di JL. Raya Puspitek, Gg.

Rais Kp. Jati Rt 02/05 Kel. Buaran- Kec. Serpong Kota Tangerang

Selatan, Prop. Banten 15315. Telp./ Fax. 021-74700157, email :

makfufin@yahoo.co.id

E.Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, penulis belum menemukan skripsi yang

berjudul Evaluasi Program Yayasan Raudlatul Makfufin dalam Meningkatkan

Potensi Kaum Tunanetra. Penulis hanya menemukan skripsi dari mahasiswa/i

sebelumnya yang membahas tentang evaluasi program namun

permasalahannya sangat jauh berbeda. Oleh karena itu, untuk menghindari

hal-hal yang tidak diinginkan seperti “menjiplak” hasil karya orang lain,

maka penulis perlu mempertegas perbedaan antara masing-masing judul

masalah yang dibahas yaitu sebagai berikut:

1. Muhammad Nurseha “Evaluasi program Pemerdayaan Ekonomi

Komunitas Proklamasi Yayasan Nuraini Dunia dikelurahan

Pegangsaan Menteng Jakarta Pusat”, skripsi ini disusun oleh

mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan llmu Komunikasi, Jurusan

Manajemen Dakwah, NIM: 1020540793, Tahun 2009.

2. Faisal “Evaluasi Program Kampung Ternak Dompet Dhua’fa dalam

mengembangkan potensi ternak local di Desa Lebak Sari Sukabumi

(24)

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,

NIM: 0053019899, Tahun 2008.

Penelitian yang penulis lakukan dengan judul Evaluasi Program Yayasan

Raudlatul Makfufin dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra

menggunakan tiga evaluasi yaitu evaluasi input, proses dan output.

Sedangkan karya-karya di atas tidak mengunakan tiga evaluasi, karya tulis ini

bertujuan memberikan penilaian secara kritis tentang program dan sekaligus

memaparkan antara teori dengan realitas yang terjadi di lapangan.

E. Sistematika penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu satu bab pendahuluan,

tiga bab pembahasan dan satu bab penutup. Sistematika penyusunan tersebut

sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan. Dalam bab ini memuat Latar Belakang Masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penlitian, Metodelogi Penelitian, Tinjauan Pustaka, Sistematika

Penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis. Dalam bab ini akan dijelaskan Evaluasi,

Pengertian Evaluasi, Tujuan Evaluasi, Macam-macam Evaluasi.

Program, Pengertian Program, Tujuan Program, Aspek-aspek

Program, dan Potensi, Pengertian potensi, Macam-macam Potensi

Diri, Peningkatan Potensi Diri

BAB III Gambaran umum Yayasan Raudlatul Makfufin. Latar Belakang

(25)

Program-Program Yayasan Raudlatul Mafufin, Program yang

terlaksana , Struktur Organisasi Yayasan Raudlatul Makfufin.

BAB IV Anlisis Evaluasi program Yayasan Raudlatul Makfufin ( Taman

Tunanetra ) dalam meningkatkan potensi kaum Tunanetra.

Evaluasi Program Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman

Tunanetra) dalam meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra.

Program-Program Yang Dicanangkan. Faktor Pendukung dan

Penghambat Program Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman

Tunanetra) dalam Mengembangkan Potensi Kaum Tunanetra

BAB V Penutup. Merupakan bab terakhir dari tulisan ini, yang berisi

kesimpulan dan saran-saran

Terakhir adalah daftar pustaka yang merupakan referensi penulis

(26)

13

TINJAUAN TEORITIS TENTANG EVALUASI,

PROGRAM DAN POTENSI

A. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Secara etimologi evaluasi adalah penaksiran, perkiraan keadaan dan

penentuan nilai. Sedangkan secara pengertian evaluasi adalah mengkritis suatu

program dengan melihat kekurangan, kelebihan, pada kontek, input, proses

dan produk pada sebuah program.1

Sedangkan secara terminologi pengertian evaluasi menurut Casley dan

Kumar, evaluasi adalah suatu penilaian berkala terhadap relevansi, kinerja,

efisiensi dan implikasi dari suatu proyek dikaitkan denga tujuan-tujuan yang

telah ditetapkan. Sementara Fink dan Kosecoff sebagaiman di kutip oleh

Fredy S. Nggao memberikan definisi evaluasi, adalah merupakan serangkaian

prosedur untuk menilai mutu sebuah program dan menyediakan tentang

tujuan, aktivitas, hasil, dampak, dan biaya program.2

Evaluasi sebagai suatu fungsi manajemen berusaha untuk

mempertanyakan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan dari suatu rencana

sekalipun mengukur subyektif hasil-hasil pelaksanaan itu dengan

ukuran-ukuran yang dapat diterima pihak-pihak yang mendukung suatu perencanaan.3

1

Nurul Hidayati S. Ag. Metodologi Penelitian Dakwah, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006) Cet. 1. h.123

2

Fredy S. Nggao. Evaluais program. (Jakarta : Nusa Madani , 2003) h.15 3

(27)

Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara

obyektif pencapain hasil-hasilnya yang telah direncanakan. Hasil-hasil

evaluasi dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan kembali.

Keberhasilan rencana kegiatan, rencana program hanya dapat dibuktikan

dengan evaluasi. Dengan demikian evaluasi haruslah dikembangkan secara

melembaga dan membudaya agar pelaksanaan kegiatan, rencana program

dapat lebih berhasil, bermanfaat dan berdayaguna.4

Menurut H.D. Sudjana, evaluasi merupakan kegiatan penting untuk

mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai, apa

pelaksanaan program sesuai dengan rencana dan dampak apa yang terjadi

setelah program dilaksanakan.5

Mempelajari beberapa pengertian evaluasi di atas dapatlah

dikemukakan beberapa unsur evaluasi sebagai berikut :

a. Seraingkaian prosedur untuk memilih

b. Mempertanyakan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program

c. Pengukuran dan penilaian secara obyektif

d. Membandingkan tujuan dan hasil kerja

e. Menetapka: nilai, kualitas, kadar kepentingan, jumlah, derajat dan

keadilan

f. Meringkas berdasarkan analisis evaluasi.

4

Firman B. Aji & S. Marthin Sirat ,(PDE) Perencanaan dan Evaluasi : suatu sistem untuk proyek pembangunan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) h. 30

5

(28)

Kegiatan evaluasi tidaklah mutlak dilaksanakan hanya pada akhir

pelaksanaan program saja akan tetapi juga bisa dilakukan pada perencanaan

dan pertengahan program kegiatan jikalau ditemukan indikasi-indikasi

kejanggalan atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan sasaran yang telah

ditentukan . Hal ini didasarkan pada pertimbangan jika evaluasi hanya

dilakukan pada akhir kegiatan. Maka kesalahan-kesalahan dan

kekurangan-kekurangan pada proses pelaksanaan melalui evaluasi terhadap kekurangan-kekurangan

dari yang kecil ini akan lebih mudah pemecahannya dan tidak akan

menggangu kelancaran proses dan tahapan kegiatan berikutnya.

2. Tujuan Evaluasi

Evaluasi pada hakikatnya bertujuan menguji dan memberi nilai pada

suatu rencana atau pedoman yang telah ada.6

Menurut Isbandi Rukminto, dengan mengutip pendapat Feuriskin,

sekalipun tidak secara langsung menyebut sebagai tujuan dari pelaksanaan

evaluasi. Namun dia menyatakan bahwa ada 10 alasan, mengapa suatu

evaluasi perlu dilakukan, yaitu:

a. Untuk melihat apa yang sudah dicapai

b. Melihat kemajuan, diakitkan dengan objektif ( tujuan ) program.

c. Agar tercapai manajemen yang baik

d. Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan. Untuk memeperkuat

program.

6

(29)

e. Melihat perbedaan apa yang sudah terjadi setelah diterapkan suatau

program

f. Untuk merencanakan kegiatan program tersebut lebih baik

g. Agar memberikan dampak positif yang lebih luas

h. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan masukan dari

masyarakat.

i. Melihat apakah usaha yang dilakukan secara efektif

j. Melihat apakah biaya yang dikeluarkan cukup rasionable.7

Adapun tujuan evaluasi program menurut Edi Soeharto dalam bukunya

yang berjudul Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat adalah

sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan

b. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran

c. Mengetahui dan menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang

mungkin terjadi diluar rencana (externalities).8

3. Macam-macam Evaluasi

Dalam melakukan evaluasi, biasanya dikaitkan dengan model-model

evaluasi, yang akan digunakan, Ada beberapa jenis evaluasi, yang dalam hal

ini penulis menggunakan model evaluasi yang digunakan untuk mengawasi

suatu program, yaitu :

7

Isbandi Rukminto, Pengembangan Masyarakat & Intervensi Komunitas pengantar pada pemikiran & pendekatan praktis, (Jakarta : FEUI Press), cet ke-3, edisi revisi, 2003 h.187-188

8

(30)

a. Evaluasi input, evaluasi ini dilakukan pada berbagai unsur yang masuk

dalam pelaksanaan suatu program, setidaknya ada variabel utama yang

masuk dalam evaluasi ini, yaitu masyarakat ( peserta program ), tim

atau staf dan program. Terkait dengan evaluasi ini ada untuk kriteria

yang perlu dikaji : tujuan program, penilaian terhadap kebutuhan

program, dan standar suatu praktek yang terbaik dengan biaya untuk

pelaksanaan program

b. Evaluasi proses, menurut Pietrizak dikutip dalam buku Isbandi

Rukminto, evaluasi proses adalah memfokuskan diri pada aktifitas

program yang melibatkan interaksi langsung antara klien dengan staf

terdepan (line staf) yang merupakan pusat dari penyampaian tujuan

(objektif) program.

c. Evaluasi hasil, masih menurut Pietrizak dikutip dalam buku Isbandi

Rukminto, evaluasi hasil adalah diarahkan pada evaluasi keseluruhan

implikasi ( overall impcat ) dari suatu program terhadap penerimaan

layanan ( recipients ). Evaluasi ini juga digunakan untuk mengukur

keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Data yang

dihasilkan akan sangat berguna bagi administrator dalam menentukan

apakah program diteruskan, dimodifikasi atau dihentikan.9

Sedangkan menurut Nurul Hidayati dalam bukunya metodologi

penelitian dakwah, bahwa macam-macam evaluasi yaitu:

9

(31)

a. Ditinjau dari tujuannya apabila tujuan evaluasinya ingin memperbaiki

program, maka evaluasi yang tepat digunakan adalah evaluasi proses

atau evaluasi input. Pada evaluasi input peneliti dapat mengecek

persiapan-persiapan yang ada. Pada evaluasi proses dapat melihat

bagaiman rencana-rencana program tersebut dilaksanakan

b. Ditinjau dari tujuan evaluasi berkaitan dengan keputusan program

tersebut berlanjut atau tidak, maka evaluasi yang digunakan adalah

evaluasi hasil. Dengan evaluasi hasil dapat dilihat efektifitas, atau

hasilnya ( output ), atau manfaatnya ( outcomest), atau dampaknya.

c. Apabila tujuan evaluasinya agar dapat meramalkan program tersebut

masa mendatang, sehingga hasilnya dapat membantu dalam membuat

strategi baru, maka evaluasinya menggunakan teknik SWOT (

strength, weekness, opurtunity, treath). Dengan teknik SWOT dapat

meliahat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari suatu

program.10Namun dalam pembahasan skripsi ini penulis tidak akan

membahas melalui analisis SWOT karena hal ini lebih kepada

pengambilan keputusan strategi sementara yang menjadi titik tekan

dalam dalalm pembahasan ini adalah evaluasi berdasarkan

pengertian-pengertian diatas.

10

(32)

B. Program

1. Pengertian Program

Adapun program memiliki pengertian sebagai berikut, yakni rancangan

mengenai asas-asas serta usaha-usaha ( dalam ketatanegaraan, perekonomian

dan sebagainya ) yang akan dijalankan.11 Suharsimi Arikinto mengemukakan

program sebagai berikut, program adalah sederetan rencana kegiatan yang

akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga

bahkan negara. Jadi seseorang sekelompok organisasi, lembaga bahkan negara

mempunyai suatu program.12

Program merupakan pernyataan tertulis tentang sesuatu yang harus

dimengerti dan diusahakan. Program menggambarkan tentang apa yang perlu

dilaksanakan dan mengapa hal ituperlu dilaksanakan. Program dapat

digambarkan berupa sesuatau pernyataan tertulis tentang situasi, tujuan-tujuan

yang hendak dicapai, masala-masalh yang hendak dipecahkan, dan cara

pemecahannya.13

Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

untuk mencapai kegiatan tertentu.

Suatu program terdiri dari rencana umum, rencana kerja dan jadwal

kerja. Dari rencana umum akan muncul kegiatan-kegiatan yang perlu

dilaksanakan agar program itu dapat diwujudkan. Kegiatan-kegiatan itu akan

11

Departement Pendidikan dan Kebudayaan,, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1997) cet. Ke-9, h. 414

12

Suharsimi Arikunto, PenilaianPprogram Pendidikan , (Yogyakarta : Bina Aksara, 1998) h.34

13

(33)

tertuang didalam rencana kerja lengkap dengan ketentuan bagaimana

melakukannya, siapa pelakunya, siapa khalayak sasarannya, dimana akan

dilakukan dan kapan dilaksanakan. Bila perlu dapat pula dicakup

sarana-sarana yang diperlukan untuk pelaksanaanya, termasuk dana yang diperlukan

kemudian rencanak kerja dijalankan secara kronologis menjadi jadwal kerja.14

2. Tujuan program

“Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan

pusat perhatian oleh elavator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan

yang tidak bermanfaat maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan.

Tujuan menentukan apa yang akan diraih.”Tujuan umum dan tujuan khusus (

obyektif). Tujuan umum biasanya menunjukan output dari program jangka

panjang sedangkan jangka khusus outputnya jangka pendek. 15

3. Aspek-Aspek Program

Aspek-aspek program, yaitu ditinjau dari:

a. Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya

adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan

keuntungan dan jika program tersebut bertujuan sukarela, maka

ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi

orang lain

14

Ibid, h. 88 15

(34)

b. Jenis, ada program pendidikan, program koperasi, program

kemasyarakatan dan sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari

isi program bersangkutan

c. Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah dan

jangka panjang

d. Keluasan, ada program sempit ada program luas. Program sempit hanya

menyangkut program terbatas sedangkan program luas menyangkut

banyak variabel

e. Pelaksanaanya, ada program kecil dan ada program besar, program

kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar

dilaksanakan oleh orang banyak

f. Sifatnya, ada program penting dan ada program kurang penting.

Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak,

menyangkut hal-hal yang vital sedangkan program kurang penting

adalah sebaliknya.16

Dapat ditarik kesimpulan bahwa program yang direncanakan haruslah

sesuai dengan aspek-aspek yang sudah dipaparkan diatas yaitu tujuan

program yang direncanakan bertujuan mencari keuntungan, atau bertujuan

sukarela. Jika bertujuan mencari keuntungan maka ukurannya adalah

seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan dan jika

program bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah seberapa banyak program

tersebut bermanfaat bagi orang lain. Jenis program yang direncanakan

16

(35)

program pendidikan, program koperasi, program kemasyarakatan dan

sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program bersangkutan.

Kemudian dapat ditinjau dari jangka waktu program, yaitu jangka pendek,

jangka menengah atau jangka panjang. Dan sifat program yang akan

dilaksanakan yaitu program penting atau program kurang penting. Program

penting yang dampaknya menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal yang

vital sedangkan program kurang penting adalah sebaliknya. Suharsimi

Arikinto menegaskan dalam bukunya penilaian program pendidikan bahwa

macam-macam program dapat bermacam-macam wujud, jika ditinjau dari

aspek-aspek yang sudah dipaparkan diatas.17

Maka ketika aspek-aspek program tersebut sudah jelas maka program

akan siap dilaksanakan oleh lembaga atau organisasi sehingga tujuan dari

lembaga tersebut dapat tercapai.

C. Potensi

1. Pengertian Potensi

Potensi berasal dari kata dalam bahasa Inggris “ to potent “ yang

berarti kuat atau keras.18 Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia potensi

adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.19

Menurut Conny Semiawan, pengertian potensi diri adalah merupakan

kemampuan bawaan yang masih perlu dikembangkan atau dilatih yang akan

17

Ibid, h. 2 18

John M Echol, Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,2006) h. 440

19

(36)

menghasilkan bakat seseorang, kemampuan yang dimiliki setiap pribadi

(individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam

berprestasi.20 Seseorang yang memiliki potensi tinggi adalah orang berbakat

dan unggul yang membuat mereka mampu berbuat sesuatu dengan tinggat

tertinggi (pada bidang tertentu seperti seni, kreativitas, kepemimpinan, ilmu

sastra).21 Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi, perwujudan dari potensi

biasanya bergantung bukan saja pada kemampuan belajar individu dalam

bidang itu, tetapi juga pada motivasi dan kesempatan-kesempatannya untuk

memanfaatkan kemampuannya.22

2.Macam-Macam Potensi Diri

Macam-macam Potensi yang terdapat pada diri manusia dapat dilihat

dari tingkat kecerdasan atau inteligensi yang dimilki.23 Adapun

macam-macam potensi diri sebagai berikut :

a. Potensi Mental Intelektual ( Intellectual Quotient )

Merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia ( terutama

otak sebelah kiri ). Fungsi potensi tersebut adalah untuk merencanakan

sesuatu, menghitung dan menganalisis.

20

Conny Semiawan, A.S. Munandar & S. C. Utami Munandar, Memupuk Bakat & Kreativitas Siswa Sekolah, Petunjuk bagi guru & orang tua, (Jakarta:Gramedia,1990) h. 1

21

(37)

c. Potensi Sosial Emosional ( Emotional Quotient )

Merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia (

terutama otak sebelah kanan ). Kecerdasan emosional merupakan

kemampuan seperti kempuan untuk memotivasi diri sendiri dan

bertahan menghadapi frustasi : mengendalikan dorongan hati dan

menjaga beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir,

berempati dan berdoa. Seseorang memerlukan kecakapan emosional

untuk memanfaatkan potensi bakat mereka secara penuh. Cenderung

seseorang tidak dapat mencapai potensi maksimum karena tidak dapat

menjaga kecakapan emosinya.24

d. Potensi Mental Spiritual ( Spiritual Quotient )

kecerdasan spiritual sangat beragam. Jika yang menjadi obyek

kecerdasan ini adalah alam semesta dan fenomena yang terjadi

padanya, hasil dari kecerdasan ini berupa karya-karya kreatif, seperti

penemuan hukum-hukum, rumus-rumus dan penjelasan baru, yang

membantu memudahkan umat manusia dalam memanfaatkan

potensi-potensi alam semesta, kecerdasan ini merupakan aktualisasi, fitrah itu

sendiri25

3. Peningkatan Potensi Diri

Ketika membicarakan tentang potensi, kita membicarakan semua

aspek peningkatan potensi seseorang. Jadi, potensi ini meliputi semua

24

Hamzah B. Uno, Mpd, Orientasi baru dalam psikologi pembelajaran, (Jakarta : Bumi Asara. 2008)h.68-69

25

(38)

yang dimiliki seseorang yang memungkinkannya dapat meningkat, yaitu

sebagai berikut:26

a. Aspek kognisi, aspek kepercayaan, ilmu pengetahuan, tradisi,

budaya, lingkungan pergaulan dan pengalaman hidup. Semua itu

merupakan faktor yang menentukan meningkatnya potensi diri

seseorang.

b. Aspek emosi merupakan faktor penentu perilaku atau kepribadian

seseorang (behavior). Menentukan bagaimana seseorang

mengambil atau menentukan suatu rencana tindakan. Pola pikir

akan menentukan respon terhadap segala sesuatu yang terjadi di

dalam diri (inner world) maupun lingkungan sosial dan lingkungan

alamnya. Pola pikir setiap individu dipengaruhi oleh tingkat

kesadarannya. Tingkat kesadaran ditentukan oleh pengalaman

pribadi, lingkup pergaulan, ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan,

mitologi, dan kebudayaan.

c. Aspek sosial adalah faktor yang menentukan tata cara berinteraksi,

bertindak, berbuat atau penentu perbuatan terhadap dunia luar,

lingkungannya, atau segala sesuatu peristiwa di dalam diri maupun

lingkungan sosialnya.27

Secara pribadi bahwa setiap manusia itu perlu meningkatkan potensi

diri yaitu dengan cara terus memupuk keyakinan, begitu pula biasakanlah

berfikir positif, berlapang dada, tidak membiarkan diri terjerat dalam

26

Lusi Nuryani, Psikologi Anak, (Jakarta: PT. Indeks, 2008) h. 55-56 27

(39)

masalah yang sepele, misalnya : mudah tersinggung, tidak dapat bekerja sama

dengan orang lain, selalu berusaha melakukan latihan untuk menguasai seni

mengatur keuangan dan lain-lain. Keberhasilan meningkatkan dan menggali

potensi diri adalah dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan misalnya

membiasakan berfikir tentang hal-hal yang memberikan wawasan luas, tidak

sebaliknya berfikir tentang kegagalan. Selanjutnya juga harus membiasakan

berfikir bahwa sesungguhnya saya adalah seseorang yang mampu meraih

cita-cita dan kesuksesan, karena pada hakikatnya adalah bahwa orang yang sukses

adalah mereka yang mempunyai keyakinaan dan cita-cita.28

Jelas dari paparan diatas bahwa potensi diri adalah sesuatu

kemampuan yang ada di diri manusia tapi belum tersalurkan, kemampuan

yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan untuk

dikembangkan dalam berprestasi, kemampuan yang terpendam pada diri setiap

orang, dan setiap orang memilikinya.

28

(40)

BAB III

GAMBARAN UMUM YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN

A. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Raudlatul Makfufin

Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) adalah organisasi

sosial yang bergerak dalam bidang pembinaan agama dan mental serta

kesejateraan sosial bagi tunanetra muslim. Yayasan ini dulu sempat berdiri di

Pulogadung, Jakarta Timur dan beberapa kali pindah tempat, awalnya yayasan

ini adalah majelis taklim pengajian tunanetra, dan hanya beberapa orang saja

yang mengikuti pengajian tersebut karena pengajian pada saat itu adalah

pengajian keliling tidak menetap disuatu tempat. Karena pada saat itu belum

adanya lembaga-lembaga diluar pemerintah yang khusus memperhatikan

pendidikan keagamaan, bermula dari majelis taklim kemudian memiliki suatu

ide agar lebih dilegalkan.

Hingga tahun 1983 di Jakarta diusulkan untuk pengajian menetap di

Pulogadung yaitu dikediaman Bapak Halim Sholeh yang mendirikan yayasan

ini.1Organisasi ini didirikan pada tanggal 26 Nopember 1983 di Jakarta. Tetapi

sempat berpindah tempat lagi yaitu di JL. Raya Bekasi km. 17 RT. 007 RW 03

Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung Jakarta Timur dengan akte Notaris

No. 142 yang ditanda tangani oleh Notaris H. Zawir Simon, SH. Pada saat itu

tidak memadainya sumber daya dan dana serta nama mengakibatkan

terseok-seoknya yayasan, berpindah dari satu tempat ketempat lain. Dalam kondisi

1

Ade Ismail. Pengurus dan peserta yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi, Tangerang, 4 April 2011

(41)

sedemikian rupa yayasan masih mampu melaksanakan program-programnya

walaupun tidak prima.

Ternyata kehadiran yayasan ini disambut hangat oleh rekan-rekan

tunanetra terbukti semakin meningkatnya jumlah kelayan (client) beberap

tahun setelah pendiriannya. Setiap perlombaan yang diselenggarakan oleh

yayasan memperoleh tanggapan positif. Yang lebih membesarkan hati cukup

banyak peserta didik yang berhasil menjuarai perlombaan-perlombaan

keagamaan tingkat propinsi seperti MTQ, yang dapat dilihat pada lampiran.

Semangat kami terpacu setelah Menteri Agama RI. Memberikan dukungannya

dengan mengibahkan gedung seluas 418 m pada tahun 1992 , sesuai dengan

berita acara serah terima gedung dan ijin penggunaan tanah Departemen

Agama RI. Sertifikta No. 2 tahun 1985 No. MA/231 A/1992 pada tanggal 28

November 1992 diserahkan sebuah gedung di JL. Pemda/Kertamukti No. 70

Pisangan Ciputat di atas tanah seluas 700 m dari Menteri Agama RI. Pada

waktu itu H. Munawir Syadzali, MA. Dengan berbagai hambatan YARFIN

Alhamdulillah tetap bertahan, dan sejak tanggal 28 Agustus 2009 resmi

berdomisili di daerah Tangerang selatan tepatnya di JL. Raya Puspitek Gg.

Rais, Kp Jati Rt. 02/05 Kel. Buaran Kec. Serpong Kota Tengerang Selatan.

Perlu diketahui bahwa kepindahan YARFIN ke Tangerang Selatan tersebut

atas bantuan pihak UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah.

Yayasan ini diresmikan oleh Prof. Drs. Komarudin Hidayat, serta wakaf tanah

dari Bapak Marjuki Usman.2

2

(42)

Pengrekrutan peserta didik bersamaan dengan tahun ajaran baru. Pada

saat yayasan masih di Kertamukti, Ciputat, prioritas adalah yayasan ini

didirikan untuk tunanetra yang masih bersekolah dengan alasan agar lebih

dekat dengan sekolahnya, karena yayasan pada saat itu sangat strategi

lokasinya dengan kampus UIN Syarif Hidayatullah, Universitas

Muhammadiyah Jakarta, UHAMKA dan SLB. Bahkan salah satu anak didik

yayasan yang berkuliah di Universitas Nasional Jakarta sehingga bertempat

tinggal di yayasan. Pada saat yayasan masih bertempat di Ciputat beberapa

anak bertempat tinggal diyayasan, 10-15 anak yang menempati yayasan.

Berbeda jauh setelah yayasan dipindahkan di Serpong, Tangerang Selatan.

Yayasan hanya dihuni 4 orang saja karena faktor tempat yang jauh dari

sekolahan, kurang startegisnya tempat dari area umum dan susahnya

transportasi merupakan faktor penghambatnya para tunanetra berkegiatan di

yayasan.Yayasan memiliki tenaga pengajar yaitu sekitar 5 (lima) orang normal

hanya 1 (satu) Bapak Muhyi dan sisanya adalah tunanetra. Fasilitas dan sarana

prasaran yayasan sudah mendukung tetapi sumber daya manusianya yang

sangat minim.3 Adapun alasan mendirikan yayasan tersebut adalah :

1. Tunanetra tidak lepas dari kewajiban beragama serta menuntut ilmu

pengetahuan

2. Pengetahuan agama dapat merupakan terapi kejiwaan ( media rehabilitasi

mental ) yang paling tepat bagi tunanetra yang mengalami penderitaan

atau kendala dalam hidupnya.

3

(43)

3. Bidang agama dapat menjadi alternatif profesi dan wahana pengabdian

masyarakat

4. Pembinaan agama mutlak dibutuhkan tunanetra. Agar tunanetra lebih

efektif menyerap ilmu agama, diperlukan suatu lembaga pendidikan agama

yang khusus melayani tunanetra dengan metode dan sarana yang sesuai

dengan kemampuan dan ketidak mampuan mereka.4

Yayasan berharap dapat memberikan apresiasi dengan kreatif

keterampilan dan keagamaan kepada para tunanetra sebagai peserta didik agar

selepas mereka dari yayasan dapat berinteraksi dengan masyarakat, sementara

masyarakat juga memberikan apresiasi, kepada kaum tunanetra sebagai alumni

yang karena mereka memiliki kemampuan atau kompeten bukan karena

kasihan. Dengan demikian, diberikannya pendidikan agama dan keterampilan

bagi kaum tunanetra itu mempunyai manfaat yang sangat penting, salah

satunya adalah sebagai terapi sarana bagi penguatan kejiwaam para

penyandang cacat dan peningkatan keterampilan untuk mempertahankan misi

dan tujuan yayasan sebagai upaya peningkatan potensi bagi para tunanetra,

Yayasan tidak menampung para lansia, namun diprioritaskan bagi mahasiswa

atau siswa yang masih sekolah, Dengan alasan relatif mahasiswa atau siswa

itu mudah untuk dibimbing, dikembangkan dan diarahkan dengan

memberikan keterampilan agar dapat mencari penghidupan.5

B.Visi , Misi dan Tujuan Yayasan Rudlatul Makfufin

4

Dokumentasi yayasan Raudlatul Makfufin 5

(44)

Visi yayasan Raudlatul Makfufin adalah wahana jasa untuk pembinaan

agama islam dan kesejahteraan sosial tunanetra muslim agar memperoleh

kebahagiaan dunia dan akhirat.

Misi yayasan Raudlatul Makfufin adalah :

a. menyelenggarakan pendidikan dan kursus-kursus keagamaan dan da’wah.

b. menyediakan buku-buku sumber agama dalam huruf braille atau rekaman

dan penyiapan tenaga pelaksana yang profesional.

c. menyelenggarakan kursus keterampilan usaha.

d. mengupayakan bantuan sosial bagi tunanetra yang membutuhkan.6

Tujuan yayasan Raudlatul Makfufin adalah :

Dengan diberikannya pendidikan agama disamping kegiatan

keterampilan yayasan memiliki tujuan, yaitu :

a. Pendidikan agama itu mempunyai manfaat yang sangat penting salah

satunya adalah sebagai saran, terapi saran kejiwaan bagi para penyandang

cacat dan penyandang cacat pada umumnya dengan diajarkan pemahaman

pada agamanya. Maka dia akan menyadari bahwa musibah atau ujian yang

diberikan Allah SWT kepada kita bukan merupakan akhir.

b. Harapan yayasan ini supaya lepas dari yayasan bisa interaksi dengan

masyarakat tapi dengan satu catatan bahwa ketika interaksi dengan

masyarakat, masyarakat memberikan apresiasinya bukan karena kasihan

tapi karena kapebel, kemampuan, dan kompetennya.

6

(45)

c. Kepentingan agama bagi tunanetra adalah alternatif profesi, saingannya

adalah orang awas.7

C. Program-Program Yayasan Raudlatul Makfufin

1. Program Pesantren Tunanetra

Tujuan dari program pesantren tunanetra adalah untuk

meningkatkan kemampuan tunanetra muda dalam mengendalikan diri,

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keagamaan di kalangan

tunanetra sebagai modal mengarungi kehidupan, dan memberikan tempat

yang kondusif bagi pelajar dan mahasiswa tunanetra.

a. Kegiatan pesantren mingguan :

Sasaran : Tunanetra muda, dewasa dan usia lanjut yang tergabung

dalam IKJAR

Waktu : Setiap Ahad, pkl 09.00-12.00 WIB

Materi : Pembelajaran Al-Qur’an, aqidah, fiqih ( ibadah dan

muamalah), Akhlaq.

b. Pengadaan Al-Qur’an Braille dan Entry data buku-buku agama islam

dalam huruf Braille

Sarana dan layanan dalam bentuk pembuatan Alqur’an Braille dan

buku-buku sumber agama dalam huruf Braille untuk tunanetra muslim.

Buku Braille ini dibuat dengan system komputerisasi dengan

pertimbangan keuntungan sebagai berikut :

a. Dapat digandakan dalam jumlah yang relatif tidak terbatas

7

(46)

b. Menyediakan penggandaan berupa kertas yang murah dan mudah

didapat

c. Upaya pengeditan atau revisi mudah dan dapat dilakukan

Mengenai Al Qur’an Braille, yayasan Raudlatul Makfufin telah

menerbitkan AlQuran Braille beserta terjemahnya untuk pertama kalinya

pada tahun 1999, Al-Qur’an Braille beserta terjemahnya ( 30 juz ) terbitan

Yayasan Raudlatul Makfufin telah mendapat sertifikasi tashih dari

DEPAG RI. Saat ini, data tersebut tersimpan dalam disk komputer

tunanetra muslim.8yang memiliki hak paten terhadap percetakan huruf

Braille adalah Yayasan, DEPAG RI tidak punya percetakan. Yang

memiliki percetakan di Indonesia ada 3, yaitu : di Yogyakarta, Bandung

dan Jakarta, di Jakarta adalah Yayasan Raudlatul Makfufin. Percetakan

Al-Qur’an masih berjalan sesuai orderan.9 Entry data buku-buku agama islam

dalam huruf Braille

Untuk melengkapi khazanah keilmuan dan bahasa baca braille,

Yayasan Raudlatul Makfufin melakukan upaya entry data buku-buku

lainnya, seperti hadits, fiqih, dan lain-lain, baik sifatnya umum maupun

buku sekolah. Untuk program ini, dibutuhkan dukungan dana untuk

petugas entry data dan pencetakannya.10

2. Program yang dicanangkan Yayasan Raudlatul Makfufin

a. Training Leadership

8

Dokumentasi yayasan Raudlatul Makfufin 9

Nur Kholiq, SQ. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi, Tangerang, 21 Maret 2011

10

(47)

Tujuan program ini adalah meningkatkan kualitas SDM

tunanetra dengan keterampilan berbasis pendidikan

b. Program perpustakaaan buku-buku agama Islam bagi tunanetra

Tujuan adanya program ini berkaitan dengan kegiatan

pengadaan Al Qur’an Braille dan entry data buku-buku sumber

agama bagi tunanetra, dengan harapan sebagai pusat sumber

buku-buku agama bagi tunanetra, terciptanya pesantren yan inklusi (

dengan adanya pengadaan sarana belajar berupa buku Braille

tentang agama bagi santri tunanetra di pesantren.

D. Struktur Organisasi dan Personalia Yayasan Raudlatul Makfufin

Struktur organisasi merupakan elemen yang penting untuk

mempertahankan kelanggengan dan perkembangan sebuah lembaga atau

organisasi, karena aspek ini akan menjadi dasar dari pembagian dan

mekanisme tugas dan tenggung jawab para personil yang terlibat dan

selanjutnya akan sangat berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas program

yang dihasilkan.

Yayasan Raudlatul Makfufin memiliki struktur organisasi yang terdiri

dari Pembina setelah Pembina kemudian Ketua Umum, Ketua Umum

memiliki Sekretaris Umum dan Bendahara Umum. Sekretaris Umum memiliki

Sekretaris I dan Bendahara Umum memiliki bendahara I. Ketua I yaitu Bidang

Pendidikan dan Dakwah, pada Bidang Pendidikan dan Dakwah memiliki seksi

Dakwah dan seksi Pendidikan. Ketua II yaitu Bidang Kesejahteraan Umat

(48)

ketua III Bidang Sumber Daya Organisasi, dengan seksi Pengembangan

Alqur’an dan buku Braille dan seksi Kerumah Tanggan. Untuk lebih lengkap

gambar struktur terdapat pada lampiran 15.

Susunan personalia Yayasan Raudlatul Makfufin

Masa Bakti 2011-2015

Pembina

1. drg. Hj. Oktini Watti Hatta Radjasa

2. Drs. Bambang Basuki

Ketua Umum : Drs. Nur Kholiq, SQ.

Sekertaris Umum : Ahmad Joni W.

Sekertaris 1 : Drs. Triyanto, M. Pd.

Bendahara Umum : Drs. Ngatidjo Atmosiswoyo.

Bendahara 1 : Ilma Khazanah, S. Ag

Ketua 1

Bidang pendidikan dan dakwah : Drs. Muhyi Chairuddin.

- Seksi Dakwah : Sapto Wibowo

- Seksi Pendidikan : Mudzakir

Ketua II

Bidang kesejahteraan Umat : Heriyadi.

- Seksi Bantuan Sosial : H. Abas Sukadi, BA.

- Seksi Kesehatan : Drs. Abdul Wahab.

Ketua III

(49)

Seksi Pengembangan Al-Qur’an : Ade Ismail

Dan Buku Braille

- Seksi Kerumah Tanggaan : Surya B. Diparaharja11

11

(50)

37

BAB IV

ANALISIS EVALUASI PROGRAM YAYASAN RAUDLATUL

MAKFUFIN (TAMAN TUNANETRA) DALAM MENINGKATKAN

POTENSI KAUM TUNANETRA

A. Analisis evaluasi program yayasan Raudlatul Makfufin dalam

meningkatkan potensi kaum tunanetra.

Pada analisis evaluasi program yayasan Raudlatul Makfufin dalam

meningkatkan potensi kaum tunanetra, maka penulis akan menganalisis

program berdasarkan model teori evaluasi input, evaluasi proses, dan evaluasi

output(hasil).

1. Evaluasi input dapat diuraiakan dan di jelaskan pada tiga unsur yaitu : klien,

staf, dan program.

a. Karakteristik klien

Sebagaimana model teori evaluasi input yang telah dijelaskan pada

bab dua bahwa salah satu unsur (variabel) utamanya yaitu klien, yang

menjelaskan bahwa variabel klien meliputi karakteristik demografi klien.

Maka dibawah ini akan menjelaskan klien sebagai salah satu variable.

Adapun untuk mengetahui ada atau tidaknya kesesuaian karakteristik

klien (peserta) yayasan Raudlatul Makfufin dengan tujuan program

meningkatkan potensi kaum tunanetra. Maka penulis terlebih dahulu

akan menguraikan karakteristik-karakteristik klien dan menyimpulkan

(51)

dengan tujuan program dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra

tersebut. Untuk mempermudah pengkajian, sengaja penulis sajikan dalam

bentuk tabel-tabel.

1). Latar belakang klien (peserta) pesantren mingguan

Pada latar belakang klien yayasan Raudlatul Makfufin dalam

meningkatkan potensi diri, penulis memfokuskan pada tiga aspek, yaitu :

status, usia, dan tingkat pendidikannya. Aspek pada tingkat pendidikan

adalah hal yang amat sangat signifikan sekali dalam kehidupan manusia,

karena hal ini adalah salah satu faktor yang dapat membentuk

kepribadian dan pola pikir manusia dalam menjalani kehidupan. Salah

satu tujuan dari pendidikan adalah menjadikan sumber daya manusia

yang berpotensi. Oleh karena itu, dalam hal upaya apapun manusia tidak

terlepas dari pendidikan.

Pendidikan merupakan keterkaitan dengan status peserta yang

masih mahasiswa atau pelajar, dengan alasan relatif mahasiswa atau

pelajar itu mudah untuk dibimbing, dikembangkan dan diarahkan dengan

memberikan keterampilan agar nantinya dapat mencari penghidupan.

Begitupula dengan tempat tanggal lahir merupakan pernyataan mengenai

daerah asal mereka, sehingga dapat diartikan bahwa program ini sangat

dibutuhkan oleh seluruh kaum tunanetra di Indonesia.

Tabel.1

NAMA-NAMA PESERTA PESANTREN MINGGUAN YAYASAN

(52)

No NAMA TEMPAT TANGGAL

LAHIR

STATUS LEMBAGA

PENDIDIKAN

01 Abdurahman Jakarta, 18 Maret 1986

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah 02 Diah

Rahmawati

Jakarta, 2 April 1985 Mahasiswa UHAMKA

03 Wijaya Jakarta, 8 Maret

05 Juanda Lampung, 19 Januari 1992

Pelajar Darul Ma’arif

06 Angga Saputra Jakarta, 16 Maret 1989

Pelajar SLB A Pembina Tingkat

Nasional, Lebak Bulus

07 Arif Faisal Pekalongan, 28 Juli 1993

Pelajar SLB A Pembina Tingkat

Nasional, Lebak Bulus

08 Indar Yono Bengkulau, 04 Maret 1986

Pelajar SLB A Pembina Tingkat

Nasional, Lebak Bulus

09 Nurul Hakim Tasikmalaya, 26 Maret 1997

11 A. Mustahim Jakarta, 06 Februari 1988

Mahasiswa UNINDAR

Sumber : Hasil Wawancara

Alasan mereka mengikuti program pesantren tunanetra pada

kegiatan pesantren mingguan adalah untuk membekali mereka

mengenai ke agamaan, yaitu membaca Al Qu’ran Braille karena

(53)

memfokuskan mengenai keagamaan untuk tunanetra. Bagi mereka

dengan adanya komunitas ini mereka dapat bersosialisasi dengan

teman-teman lain yang mengalami ketunanetraan juga. Pada program

pesantren tunanetra bagi mereka sudah mewakili sebagian dari potensi

diri mereka. Yaitu sebagian potensi pada bidang keagamaan, seperti

memperdalam membaca Al Qur’an dan memperlancar membaca Al

Qur’an agar dapat menjadi Qori’ dan tidak hanya mendalami Al

Qur’an saja tetapi potensi lain pun dapat di salurkan seperti potensi

bernyanyi. Yayasan merupakan wadah bagi mereka dalam meyalurkan

potensi-potensi yang mereka miliki. Yayasan Raudlatul Makfufin

merupakan wadah satu-satunya di Jakarta yang memiliki program

untuk tunanetra khususnya pada segi keagamaan.1

Mereka sangat antusias dan sangat menyambut baik program

pesantren tunanetra dalam kegiatan pesantren mingguan, mereka dapat

bersosialisasi dan mempererat tali silahturahmi. Disamping mendalami

dan mempelancar membaca Al Qur’an dan tidak hanya tergelumit pada

mendalami Al Qur’an saja tetapi potensi mereka pada seni bermusik

dapat pula tersalurkan tentunya tetap pada koridor keagamaan.

2). Latar belakang klien Program Training Leadership

Klien pada program ini adalah klien yang memiliki dasar

pengetahuan tentang arab Braille, dan wakil tunanetra dari setiap

wilayah kabupaten/kotamadya di Indonesia. Klien yang diharapkan

1

(54)

berasal dari wilayah Tangerang Selatan (Provinsi Banten),

Jabodetabek, dan daerah lain (seperti Kalimantan timur dan Sulawesi

Selatan. Kedua daerah ini dianggap sebagai daerah dengan pergerakan

tunanetra yang cukup dinamis).

3). Latar belakang klien perpustakaan Braille

Klien perpustakaan Braille adalah para tunanetra yang mencari

referensi buku-buku keagamaan, mereka dapat mencarinya di yayasan

Raudlatul Makfufin.

b. Karakteristik staf yayasan Raudlatul Makfufin

Kualifikasi staf yang dianalisis dalam evalusi input terdiri dari yaitu

1). Latar belakang staf program pesantren Tunanetra pada kegiatan

pesantren mingguan. Dapat dilihat pada 2 (dua) aspek yaitu, jabatan,

dan pendidikan terakhir. Jabatan merupakan hal yang menyatakan

kesesuain antara kemampuan yang dimiliki dengan program yang

dijalankan. Begitupula dengan pendidikan yang menyatakan bahwa

jabatan diberikan karena kemampuan yang dimiliki sesuai dengan

pendidikan yang disandangnya.

TABEL. 2

NAMA STAF PESANTREN MINGGUAN

NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN

TERAKHIR

1 Ade Ismail Seksi pengembangan Alqur’an dan buku braille

Sarjana pendidikan UNJ (S.Pd)

(55)

Hidayatullah, Jakarta (S.Pd.I)

Sumber : Hasil Wawancara dan Dokumentasi

Menjadi staf pada kegiatan pesantren mingguan memang

diperlukan alasan yang konkrit, karena berbagai cara seseorang dapat

mengekspresikan pengalaman yang didapat untuk mengelolah kegiatan

yang diadakan tersebut seperti staf pesantren mingguan ini yang

sebelumnya adalah peserta yang akhirnya sekarang adalah staf atau

pengajar. Alasan menjadi staf karena sebagian dari tujuan pesantren

tunanetra yaitu untuk meningkatkan kemampuan tunanetra muda

dalam mengendalikan diri, meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman keagamaan di kalangan tunanetra sebagai modal

mengarungi kehidupan dan membantu mengajar merupakan hal yang

mulia sehingga ini merupakan alasan menjadi staf karena kemampuan

dalam membaca Al Qur’an dapat dikatakan mahir.2

Menjadi staf pesantren mingguan karena rasa saling membantu,

karena membagi ilmu adalah sifat yang mulia dan karena bagian dari

tujuan pesantren tunanera.

2). Latar belakang staf kegiatan pengadaan Al Quran Braille dan entry data

buku-buku sumber ke Islaman, berdasarkan usia, jabatan dan

pendidikan terakhir. Usia merupakan faktor produktifitasnya seseorang

dalam menjalani suatu program. Sedangkan jabatan adalah suatu

2

(56)

kedudukan yang disandang atau didapat karena sesuai dengan potensi

yang dimiliki.

Staf program pengadaan Al Quran Braille dan entry data sumber ke

Islaman terdiri dari 2 (dua) orang, yaitu dapat dilihat pada tabel.

TABEL. 3

DAFTAR STAF PENGADAAN AL QUR’AN BRAILLE DAN

ENTRY DATA BUKU KE ISLAMAN

Staf pada pengadaan Al Quran Braille dan data buku-buku sumber

ke Islaman, mereka staf yang memilik kualitas dan pendidikan yang sesuai

dengan bidangnya. Pada kualifikasi staf pengadaan Al Qur’an Braille serta

entry bukuk-buku sumber ke Islaman. Memiliki pendidikan terakhir yang

tertera diatas merupakan aspek yang sesuai dengan program yang

dijalankan, dapat dilihat bahwa staf pada program kegiatan pengadaan Al

Qur’an Braille merupakan staf yang berkualitas dan memiliki potensi

sesuai dengan bidangnya.

Staf pada pengadaan Al Qur’an Braille serta entry buku-buku

sumber ke Islaman. Karena Al Qur’an Braille dengan system

Gambar

GAMBARAN UMUM YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN
TABEL 1  NAMA PESERTA PESANTREN MINGGUAN YAYASAN
gambar struktur terdapat pada lampiran 15.
Tabel.1 NAMA-NAMA PESERTA PESANTREN MINGGUAN YAYASAN
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini turut didukung penelitian Lumpkin dan Dess (dalam Freese, 2009) yang menerangkan bahwa karakter wirausahawan yang sukses yaitu: otonomi, inovasi,

Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan kepuasan kerja yang dimoderasi gaya kepemimpinan terhadap

2. Pendingin diperlukan untuk meredam suhu dan membersihkan kotoran selama proses penggerindaan pada saat putaran roda gerinda yang sangat tinggi memerlukan langkah

Islam dalam mengembangkan kurikulum materi pendidikan Agama Islam.. terbagi ke dalam dua bahagian yaitu: kegiatan atau upaya yang termasuk. ke dalam kegiatan intra-kurikuler dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan perbedaan hasil belajar siswa dengan pembelajaran yang menggunakan Media Flash dan pembelajaran tanpa

(1) Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hokum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) meliputi anak yang berkonflik dengan hukum dan anak

Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan kadar kolesterol dalam darah secara bermakna ( dilihat dari peningkatan kadar HDL darah dan penurunan kadar LDL darah) pada

Skripsi Pengaruh Variabel ROI, DER,PER, CR Dan WCTO Terhadap Return... ADLN Perpustakaan