SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos. I)
OLEH:
SITI NOVITA SARI
NIM : 107053002435
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(TAMAN TUNANETRA) DALAM MENINGKATKAN POTENSI
KAUM TUNANETRA
Skripsi ini diajukan ksepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sosial (S.Sos.I)
Oleh:
SITI NOVITA SARI
NIM: 107053002435
Di bawah bimbingan
H. Mulkanasir, BA, SPd, MM
NIP : 19550101983021001
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan
hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 17 Juni 2011
i ABSTRAK
Siti Novita Sari, Evaluasi Program Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) Dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra, di bawah bimbingan H. Mulkanasir BA, SPd, MM.
Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang mulia, yang memiliki fitrah suci, rasa keadilan, dan lain sebagainya. Pada diri manusia tertumpuk berbagai macam potensi, baik itu positif maupun negative. Selain itu, salah satu anugrah Tuhan yang diberikan pada manusia adalah memiliki kesempurnaan baik itu dari segi fisik maupun mental.
Kecacatan pada diri seseorang merupakan hambatan dan gangguan di dalam beraktivitas bagi penyandangnya. Hal tersebut dapat menghambat perluasan pengalaman, gangguan emosi, dan perkembangan intelegensinya. Untuk itu dibutuhkan cara-cara khusus dalam pemberdayaannya. Sehubung dengan itu, yayasan Raudlatul Makfufin bertujuan untuk membantu kaum tunanetra dalam menyalurkan potensi dirinya dengan pengetahuan agama, karena bagi tunanetra merupakan terapi kejiwaan (media rehabilitasi mental) yang paling tepat bagi tunanetra yang mengalami penderitaan atau kendala dalam hidupnya.
Skripsi ini menjelaskan, peran yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan potensi tunanetra yang sangat dibutuhkan. Dengan program-program yang bermutu menuju tunanetra mandiri yang dapat diperhitungkan dengan potensinya selama mereka menjalani program-program yang dilaksanakan oleh yayasan.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui evaluasi program dalam meningkatkan potensi tunanetra, peran tersebut tentunya ditujukan kepada program-program yayasan yang dampaknya dapat dilihat, sejauh mana program yayasan berperan penting terhadap potensi tunanetra
Penelitian ini menggunakan metode atau pendekatan kualitatif, untuk mendapati data yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data seperti observasi dan wawancara kepada pihak yang dipandang perlu, terakhir adalah studi dokument sebagai pelengkap atau sumber sekunder, ketika data tidak bisa diperoleh dari hasil interview dan observasi.
ii
demikianlah yang dapat penulis ucapkan menyertai rampungnya penulisan skripsi. Penulis
sempat mengalami stagnasi dalam penuyusunannya disebabkan beberapa hal, keraguan dan
putus asapun sempat terbesit akan terselesaikannya skripsi ini. Akan tetapi berkat
petolongan-Nya yang telah memberikan taufik, hidayah serta berbagai macam nikmat lahir maupun batin
dan hanya karena Allah jualah yang telah memberikan bimbingan, kemampuan serta membekali
suatu kemuliaan yang tak ternilai harganya berupa sedikit ilmu dan wawasan kepada penulis
sebagai hamba-Nya yang fakir dan dha’if, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang
telah menapaki seluruh hidupnya dengan perjuangan yang panjang dan konsisten demi tegaknya
kalimat Allah di muka bumi. Juga kepada para keluarganya, para sahabatnya dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari, penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. H. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN “ Syarif Hidayatullah” Jakarta, beserta seluruh jajaran Dekanat.
2. Drs. Cecep Castrawijaya MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, yang telah
banyak membantu dan membimbing selama menempuh studi di UIN Syarif Hidayatullah
iii
pembimbing dalam penyususnan skripsi ini, yang telah meluangkan waktunya di
sela-sela kesibukannya untuk membimbing, mengarahkan dan mengoreksi serta memberikan
motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin Bapak Drs. Nur Kholiq, SQ yang telah member
izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian pada lembaga yang di pimpinnya,
untuk Kak Ade Ismail dan Bang Wahyu yang telah membantu penulis dalam memberikan
data dan informasi selama penelitian berlangsung.
5. Kawan-kawan ku peserta pesantren mingguan yayasan Raudlatul Makfufin Abdurahman,
Mustakhim, yang bersedia meluangkan waktunya di sela-sela perkuliahannya untuk
membantu penulis dalam melengkapi penulisan ini, dan kawan-kawan yang lain peserta
pesantren mingguan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas
bantuannya.
6. Segenap dosen yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selam
menempuh perkuliahan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan
Manajemen Dakwah.
7. Pimpinan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Fakultas Tarbiyah, Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan
Universitas Terbuka Pondok Cabe segenap karyawannya, yang telah membantu penulis
serta memberikan fasilitas dalam pengumpulan bahan-bahan tulisan berupa kepustakaan.
8. Keluarga besar, Ayahanda Bapak Kaelani Ma’az yang telah mencurahkan kasih sayang,
do’a, dan kesabaran ketika menghadapi penulis yang sempat ngedrop selama penulisan
iv
9. Ikhlas Al’ala yang selalu memberikan dukungan, perhatian, kesabaran untuk menemani
penulis dalam merampungkan skripsi ini.
10.Kartika Rahayu, teman yang selalu memotivasi dan membantu penulis dalam melengkapi
skripsi ini.
11.Untuk semua sahabat yang kompak selalu dengan disertai keceriaan dan canda yang
selalu setia membantu penulis selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini Dwi,
Itoh, Fitri (makasih atas bantuan doa dan dukungannya) dan kawan-kawan seperjuangan
Jurusan MD A&B, dan teman-teman KKN “10” yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
tak terlupa pula terima kasih sebesar-besarnya untuk Iin Irnawati yang memberikan solusi
tentang judul skripsi kepada penulis.
Kiranya demikianlah, hanya ucapan terima kasih yang dapat penulis berikan
kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penulisan skripsi ini.
Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala budi baik dan bantuan semua pihak yang telah
diberikan kepada penulis.
Ciputat,9 Juni 2011
PENULIS
iv
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL………. vii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus dan Pembatasan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Metodologi Penelitian ... 7
E. Tinjauan Pustaka………...10
F. Sistematika Penulisan ... 11
BAB II. TINJAUAN TEORITIS TENTANG EVALUASI, PROGRAM DAN POTENSI ... 13
A. Evaluasi ... 13
1. Pengertian Evaluasi ... 13
v
1. Pengertian Program ... 19
2. Tujuan Program ... 20
3. Aspek-Aspek Program ... 20
C. Potensi ... 22
1. Pengertian Potensi ... 22
2. Macam-Macam Potensi Diri ... 23
3. Peningkatan Potensi Diri ... 24
BAB III. GAMBARAN UMUM YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN (TAMAN TUNANETRA) ... 27
A. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) ... 27
B. Visi, Misi danTujuan Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) ... 31
C. Program-program Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) ... 32
vi
MAKFUFIN (TAMAN TUNANETRA) DALAM MENINGKATKAN
POTENSI KAUM TUNANETRA) ... 37
A. Analisis evaluasi Program Yayasan Raudlatul Makfufin ( Taman Tunanetra ) dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra ... 37
B. Program-Program Yang Dicanangkan……….. 52
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra ... 54
BAB V. PENUTUP ... 60
A. Kesimpulan ... 60
B. Saran- Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
vii
RAUDLATUL MAKFUFIN ... 39
TABEL 2 NAMA STAF PESANTREN MINGGUAN ... 42
TABEL 3 DAFTAR STAF PENGADAAN AL QUR’AN BRAILLE
DAN ENTRY DATA BUKU KE ISLAMAN ... 43
TABEL 4 DATA-DATA JUDUL BUKU DAN AL QUR’AN BRAILLE SIAP
CETAK ... 45
TABEL 5 DAFTAR PENGURUS YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah SWT telah memberikan panca indera kepada makhluk hidup
(manusia dan hewan ) agar bisa merespon maupun melaksanakan segala
sesuatu yang ada di alam raya. Dengan panca indera, manusia dan hewan bisa
beradaptasi dan bisa bertahan hidup. Kemampuan merasakan sesuatu bisa
bekerja dengan sempurna kalau ada stimulus yang merangsang panca indera.
Hanya saja kemampuan panca indera kita kadang-kadang tidak terlalu peka.
Hal ini disebabkan beberapa faktor baik bersifat eksternal maupun internal.1
Salah satu anugerah yang diberikan Tuhan pada manusia adalah
memiliki kesempurnaan baik segi fisik maupun mental. Dengan keduanya itu,
seseorang dapat melakukan aktivitasnya dengan baik, dan dengan
kesempurnaan juga manusia dapat dengan mudah berkomunikasi,
bersosialisasi dan belajar yang pada akhirnya dapat digunakan secara optimal.
Pada umumnya kekurangan fisik itu akan sangat berpengaruh pada
perubahan mental dan perubahan sosial pada diri penyandang. Tidak sedikit
orang yang berada di sekitar mereka bersikap meremehkan bahkan terkadang
terkesan tidak menyenangkan.2
1
M Utsman Najati, Psikologi dalam Tinjauan Hadist Nabi (Jakarta: Mustakim, 2003) h. 165
2
Kecacatan pada diri seseorang merupakan hambatan dan gangguan di
dalam aktivitas bagi penyandangnya. Hal tersebut dapat menghambat
perluasan pengalamannya, gangguan emosionalnya, dan perkembangan
intelegensinya. Selain itu, cacat mental maupun fisik juga merupakan salah
satu kendala dalam melakukan suatu kegiatan.
Jika seseorang tunanetra yang terlahir tanpa penglihatan
memungkinkan tidak bisa merespon maupun melaksanakan salah satu
kegiatan yang ada di alam raya ini. Walaupun kecacatan pada pengllihatan,
tetapi tunanetra memiliki kelebihan dari segi pengingatannya yang tidak
kalah dengan orang normal lainnya. Maka perlu adanya sarana dan prasarana
yang mendukung sesuai dengan kebutuhan tunanetra yang tentunya tidak sama
dengan orang awas.
Perlu kita ketahui bahwa tunanetra adalah seseorang yang mengalami
ganguan penglihatan, hambatan fisik maupun psikologis yang berbeda dengan
orang yang memiliki kondisi tubuh yang tidak cacat atau normal. Tunanetra
juga tidak mampu memfungsikan tubuh dalam keadaan normal hal ini bisa
terjadi karena berbagai sebab seperti cacat lahir, cacat akibat penyakit, cacat
akibat kecelakaan.
Sarana dan prasana merupakan faktor penting dalam meningkatkan
potensi yang ada pada diri manusia, Menurut Conny Semiawan, pengertian
potensi diri adalah merupakan kemampuan bawaan yang masih perlu
dikembangkan atau dilatih yang akan menghasilkan bakat seseorang,
kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi.3 Allah SWT
menciptakan manusia sebagai makhluk yang mulia, yang memiliki fitrah suci,
rasa keadilan dan sebagainya. Pada diri manusia terpupuk potensi-potensi baik
itu positif maupun negatif, sesuai dengan kedudukannya yang mulia, Allah
SWT menciptakan manusia dalam bentuk fisik yang bagus dan seimbang
sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At-Tin ayat :4 sebagai berikut :
"Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya ." ( Q.S. At-Tin : 4).4
Walaupun manusia dibentuk dengan bentuk sebaik-baiknya namun
manusia tetap mengalami banyak kekurangan dan keterbatasan dalam segi
kemampuan. Faktor inilah yang mendorong kehidupan manusia untuk saling
membantu dan saling mengisi atas kekurangan dan keterbatasannya itu.
Masalah ketunanetraan sesungguhnya bukan hanya menjadi masalah
bagi penyandangnya, melainkan juga masalah bagi seluruh komponen
masyarakat dan bangsa, karena sesungguhnya penyandang cacat tunanetra
merupakan bagian dari kesatuan masyarakat Indonesia, penyandang tunanetra
ternyata juga mempunyai bakat dan kemampuan yang tidak jauh berbeda
dengan orang normal lainnya, dan ternyata pula bahwa kemampuan dan
3
Conny Semiawan, A.S. Munandar & S. C. Utami Munandar, Memupuk Bakat & Kreativitas Siswa Sekolah, Petunjuk bagi guru & orang tua (Jakarta:Gramedia,1990) h. 1
4
potensi penyandang tunanetra dapat diberdayakan dan dikembanagkan dengan
sebaik-baiknya.
Potensi-potensi positif yang ada dalam diri manusia haruslah
dikembangkan dan disalurkan tidak terkecuali bagi kaum tunanetra.
Pengembangan potensi pada tunanetra dapat dilakukan melalui dukungan
program-program yang telah dipilih dan sarana atau prasarana yang ada
sebagai jembatan untuk menyalurkan potensi. Usaha pengembangan potensi
pada tunanetra tersebut memungkinkan kaum tunanetra bisa dikenal oleh
lapisan masyarakat karena mereka memiliki kemampuan yang tidak kalah
dengan kemampuan orang normal lainnya. Program adalah sederetan rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi
lembaga.
Jika program sudah dimiliki oleh sebuah lembaga maka dapat dilihat
sejauh mana program tersebut berjalan lalu dievaluasi. Evaluasi terhadap
program-program organisasi maupun lembaga adalah suatu usaha untuk
mengukur dan memberi nilai secara obyektif pencapaian hasil-hasil yang telah
direncanakan dan diprogramkan. Hasil-hasil evaluasi dimaksudkan menjadi
umpan balik bagi organisasi atau lembaga untuk merencanakan
program-program berikutnya. Keberhasilan rencana kegiatan, rencana program-program hanya
dikembangkan secara melembaga dan membudaya agara pelaksanaan
kegiatan, rencana program dapat lebih berhasil, bermanfaat dan berdayaguna.5
Program pengembangan potensi diri bagi para tunanetra pada yayasan
Raudlatul Makfufin juga haruslah dievaluasi melalui pengukuran-pengukuran
dan pemberian kegiatan dengan pelaksanaan program dapat lebih berhasil.
Evaluasi program ini sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan peningkatan
potensi diri. Suatu program dapat berjalan dengan baik dimana sebuah potensi,
khususnya potensi positif ini dapat berdaya guna dan berhasil guna sehingga
dapat mewujudkan tujuan yang telah direncanakan pada setiap tahapannya.
Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, penulis sangat
tertarik untuk memilih judul “Evaluasi Program Yayasan Raudlatul
Makfufin (Taman Tunanetra) Dalam Meningkatkan Potensi Kaum
Tunanetra”.
B. Fokus dan Pembatasan Masalah
1. Fokus Masalah
Agar penulis fokuskan skripsi ini lebih terpusat, maka perumusan masalah
ini terbatas pada upaya dalam menkaji “Evaluasi Program Yayasan
Raudlatul Makfufin dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra”.
2. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada :
a. Evaluasi program peningkatan potensi kaum tunanetra?
5
b. Apa program-program yang dicanangkan oleh yayasan Raudlatul
Makfufin (Taman Tunanetra) dalam meningkatkan potensi kaum
Tunanetra?
c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat program Raudlatul
Makfufin (Taman Tunanetra) dalam meningkatkan potensi kaum
Tunanetra?
C. Tujuan dan manfaat penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah:
a. Untuk mengevaluasi program peningkatan potensi kaum tunanetra.
b. Untuk mengetahui apa program-program yang dicanangkan Yayasan
Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) dalam meningkatkan potensi
kaum Tunanetra.
c. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat
program Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) dalam meningkatkan
potensi kaum Tunanetra.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Akademis
Secara akademis, penelitian skripsi ini agar bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan berkenaan dengan evaluasi terhadap
program-program organisasi atau lembaga,
1). Untuk bahan masukan (input) bagi pihak Yayasan Raudlatul
Makfufin, sebagai tindakan program guna meningkatkan potensi
tunanetra.
2). Untuk bahan masukan ( input) bagi Fakultas Dakwah dan komunikasi
dalam hal penelitian evaluasi program sebagai upaya peningkatan
potensi.
c. Rekomendasi
Sebagai bahan masukan (input) bagi pihak-pihak yang terkait dalam
program-program yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan
potensi kaum tunanetra
D. Metodelogi penelitian
1. Metode penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Kualitatif yaitu
dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang dapat diamati. Untuk
memahami istilah penelitian kualitatif perlu kiranya dikemukakan
beberapa definisi yang diantaranya:
Pertama, Boqdan dan Taylor (1975) mendefinisikan yang dikutip
dalam bukunya Lexy J. Moleong yaitu “ metode kualitatif “ sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.6
6
Penelitian tersebut berupa wawancara dengan Ketua Umum
yayasan Raudlatul Makfufin, Pengurus yayasan Raudlatul Makfufin dan
Peserta Pesantren Tunanetra. Meraka merupakan sumber akurat dalam
penelitian evaluasi program yang penulis lakukan.
Penelitian evaluasi input yang dikemukakan oleh Peitrizak, Ramler
dan Gilbert dalam buku Isbandi Rukminto yaitu 3 ( tiga ) tipe jenis
evaluasi guna mengawasi suatu program secara lebih seksama, yaitu :
evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi hasil.7
Penelitian evaluasi input penulis memfokuskan pada klien, staf dan
program yayasan.Pada evaluasi proses penulis memfokuskan pada aktifitas
yang melibatkan interaksi antara klien dengan staf yang merupakan pusat
dari penyampaian tujuan program, sedangkan pada evaluasi output
mengukur tingkat keberhasilan dari suatu program yang telah dilakukan.
2. Teknik pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknik
atau cara data, yaitu :
a. Observasi
Observasi yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan cara
mengamati pelaksanaan program-program yayasan Raudlatul
Makfufin, baik secara langsung maupun tidak langsung.
7
b. Wawancara (Interview)
Yaitu berupa percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua pihak pewawancara (interviewier) dan pihak yang
diwawancarai (interview). Dengan tujuan mengetahui tentang
kejadian, kegiatan, organisasi dan lain-lain. Dalam melakukan
wawancara penulis menggunakan sistem wawancara langsung dengan
Pimpinan Yayasan, Pengurus Yayasan Raudlatul Makfufin dan Semua
peserta pesantren tunanetra Yayasan Raudlatul Makfufin.
c. Studi dokumen
Studi dokumentasi digunakan sebagai pelengkap atau sumber
primer, ketika data tidak bisa diperoleh dari hasil interview dan
observasi.
4. Teknik Analisis Data
Setelah data-data yang diperlukan telah dikumpulkan, penulis
melakukan klarifikasi dari hasil temuan yang didapat. Kemudian
melakukan analisis dari hasil temuan tersebut dengan menyesuaikan antara
temuan dan teori yang seharusnya, sehingga penulis dapat menyimpulkan
penelitian ini berdasarkan hasil analisis temuan yang telah dilakukan dan
berdasarkan analisa deskriptif. Teknik penulisan skripsi ini berpedoman
pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi yang diterbitkan
oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.
Lokasi penelitian adalah dilaksanakan di Yayasan Raudlatul
Makfufin (Taman Tunanetra), yang berlokasi di JL. Raya Puspitek, Gg.
Rais Kp. Jati Rt 02/05 Kel. Buaran- Kec. Serpong Kota Tangerang
Selatan, Prop. Banten 15315. Telp./ Fax. 021-74700157, email :
makfufin@yahoo.co.id
E.Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini, penulis belum menemukan skripsi yang
berjudul Evaluasi Program Yayasan Raudlatul Makfufin dalam Meningkatkan
Potensi Kaum Tunanetra. Penulis hanya menemukan skripsi dari mahasiswa/i
sebelumnya yang membahas tentang evaluasi program namun
permasalahannya sangat jauh berbeda. Oleh karena itu, untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan seperti “menjiplak” hasil karya orang lain,
maka penulis perlu mempertegas perbedaan antara masing-masing judul
masalah yang dibahas yaitu sebagai berikut:
1. Muhammad Nurseha “Evaluasi program Pemerdayaan Ekonomi
Komunitas Proklamasi Yayasan Nuraini Dunia dikelurahan
Pegangsaan Menteng Jakarta Pusat”, skripsi ini disusun oleh
mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan llmu Komunikasi, Jurusan
Manajemen Dakwah, NIM: 1020540793, Tahun 2009.
2. Faisal “Evaluasi Program Kampung Ternak Dompet Dhua’fa dalam
mengembangkan potensi ternak local di Desa Lebak Sari Sukabumi
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,
NIM: 0053019899, Tahun 2008.
Penelitian yang penulis lakukan dengan judul Evaluasi Program Yayasan
Raudlatul Makfufin dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra
menggunakan tiga evaluasi yaitu evaluasi input, proses dan output.
Sedangkan karya-karya di atas tidak mengunakan tiga evaluasi, karya tulis ini
bertujuan memberikan penilaian secara kritis tentang program dan sekaligus
memaparkan antara teori dengan realitas yang terjadi di lapangan.
E. Sistematika penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu satu bab pendahuluan,
tiga bab pembahasan dan satu bab penutup. Sistematika penyusunan tersebut
sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan. Dalam bab ini memuat Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penlitian, Metodelogi Penelitian, Tinjauan Pustaka, Sistematika
Penulisan.
BAB II Tinjauan Teoritis. Dalam bab ini akan dijelaskan Evaluasi,
Pengertian Evaluasi, Tujuan Evaluasi, Macam-macam Evaluasi.
Program, Pengertian Program, Tujuan Program, Aspek-aspek
Program, dan Potensi, Pengertian potensi, Macam-macam Potensi
Diri, Peningkatan Potensi Diri
BAB III Gambaran umum Yayasan Raudlatul Makfufin. Latar Belakang
Program-Program Yayasan Raudlatul Mafufin, Program yang
terlaksana , Struktur Organisasi Yayasan Raudlatul Makfufin.
BAB IV Anlisis Evaluasi program Yayasan Raudlatul Makfufin ( Taman
Tunanetra ) dalam meningkatkan potensi kaum Tunanetra.
Evaluasi Program Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman
Tunanetra) dalam meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra.
Program-Program Yang Dicanangkan. Faktor Pendukung dan
Penghambat Program Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman
Tunanetra) dalam Mengembangkan Potensi Kaum Tunanetra
BAB V Penutup. Merupakan bab terakhir dari tulisan ini, yang berisi
kesimpulan dan saran-saran
Terakhir adalah daftar pustaka yang merupakan referensi penulis
13
TINJAUAN TEORITIS TENTANG EVALUASI,
PROGRAM DAN POTENSI
A. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Secara etimologi evaluasi adalah penaksiran, perkiraan keadaan dan
penentuan nilai. Sedangkan secara pengertian evaluasi adalah mengkritis suatu
program dengan melihat kekurangan, kelebihan, pada kontek, input, proses
dan produk pada sebuah program.1
Sedangkan secara terminologi pengertian evaluasi menurut Casley dan
Kumar, evaluasi adalah suatu penilaian berkala terhadap relevansi, kinerja,
efisiensi dan implikasi dari suatu proyek dikaitkan denga tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan. Sementara Fink dan Kosecoff sebagaiman di kutip oleh
Fredy S. Nggao memberikan definisi evaluasi, adalah merupakan serangkaian
prosedur untuk menilai mutu sebuah program dan menyediakan tentang
tujuan, aktivitas, hasil, dampak, dan biaya program.2
Evaluasi sebagai suatu fungsi manajemen berusaha untuk
mempertanyakan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan dari suatu rencana
sekalipun mengukur subyektif hasil-hasil pelaksanaan itu dengan
ukuran-ukuran yang dapat diterima pihak-pihak yang mendukung suatu perencanaan.3
1
Nurul Hidayati S. Ag. Metodologi Penelitian Dakwah, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006) Cet. 1. h.123
2
Fredy S. Nggao. Evaluais program. (Jakarta : Nusa Madani , 2003) h.15 3
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara
obyektif pencapain hasil-hasilnya yang telah direncanakan. Hasil-hasil
evaluasi dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan kembali.
Keberhasilan rencana kegiatan, rencana program hanya dapat dibuktikan
dengan evaluasi. Dengan demikian evaluasi haruslah dikembangkan secara
melembaga dan membudaya agar pelaksanaan kegiatan, rencana program
dapat lebih berhasil, bermanfaat dan berdayaguna.4
Menurut H.D. Sudjana, evaluasi merupakan kegiatan penting untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai, apa
pelaksanaan program sesuai dengan rencana dan dampak apa yang terjadi
setelah program dilaksanakan.5
Mempelajari beberapa pengertian evaluasi di atas dapatlah
dikemukakan beberapa unsur evaluasi sebagai berikut :
a. Seraingkaian prosedur untuk memilih
b. Mempertanyakan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program
c. Pengukuran dan penilaian secara obyektif
d. Membandingkan tujuan dan hasil kerja
e. Menetapka: nilai, kualitas, kadar kepentingan, jumlah, derajat dan
keadilan
f. Meringkas berdasarkan analisis evaluasi.
4
Firman B. Aji & S. Marthin Sirat ,(PDE) Perencanaan dan Evaluasi : suatu sistem untuk proyek pembangunan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) h. 30
5
Kegiatan evaluasi tidaklah mutlak dilaksanakan hanya pada akhir
pelaksanaan program saja akan tetapi juga bisa dilakukan pada perencanaan
dan pertengahan program kegiatan jikalau ditemukan indikasi-indikasi
kejanggalan atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan sasaran yang telah
ditentukan . Hal ini didasarkan pada pertimbangan jika evaluasi hanya
dilakukan pada akhir kegiatan. Maka kesalahan-kesalahan dan
kekurangan-kekurangan pada proses pelaksanaan melalui evaluasi terhadap kekurangan-kekurangan
dari yang kecil ini akan lebih mudah pemecahannya dan tidak akan
menggangu kelancaran proses dan tahapan kegiatan berikutnya.
2. Tujuan Evaluasi
Evaluasi pada hakikatnya bertujuan menguji dan memberi nilai pada
suatu rencana atau pedoman yang telah ada.6
Menurut Isbandi Rukminto, dengan mengutip pendapat Feuriskin,
sekalipun tidak secara langsung menyebut sebagai tujuan dari pelaksanaan
evaluasi. Namun dia menyatakan bahwa ada 10 alasan, mengapa suatu
evaluasi perlu dilakukan, yaitu:
a. Untuk melihat apa yang sudah dicapai
b. Melihat kemajuan, diakitkan dengan objektif ( tujuan ) program.
c. Agar tercapai manajemen yang baik
d. Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan. Untuk memeperkuat
program.
6
e. Melihat perbedaan apa yang sudah terjadi setelah diterapkan suatau
program
f. Untuk merencanakan kegiatan program tersebut lebih baik
g. Agar memberikan dampak positif yang lebih luas
h. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan masukan dari
masyarakat.
i. Melihat apakah usaha yang dilakukan secara efektif
j. Melihat apakah biaya yang dikeluarkan cukup rasionable.7
Adapun tujuan evaluasi program menurut Edi Soeharto dalam bukunya
yang berjudul Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat adalah
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan
b. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran
c. Mengetahui dan menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang
mungkin terjadi diluar rencana (externalities).8
3. Macam-macam Evaluasi
Dalam melakukan evaluasi, biasanya dikaitkan dengan model-model
evaluasi, yang akan digunakan, Ada beberapa jenis evaluasi, yang dalam hal
ini penulis menggunakan model evaluasi yang digunakan untuk mengawasi
suatu program, yaitu :
7
Isbandi Rukminto, Pengembangan Masyarakat & Intervensi Komunitas pengantar pada pemikiran & pendekatan praktis, (Jakarta : FEUI Press), cet ke-3, edisi revisi, 2003 h.187-188
8
a. Evaluasi input, evaluasi ini dilakukan pada berbagai unsur yang masuk
dalam pelaksanaan suatu program, setidaknya ada variabel utama yang
masuk dalam evaluasi ini, yaitu masyarakat ( peserta program ), tim
atau staf dan program. Terkait dengan evaluasi ini ada untuk kriteria
yang perlu dikaji : tujuan program, penilaian terhadap kebutuhan
program, dan standar suatu praktek yang terbaik dengan biaya untuk
pelaksanaan program
b. Evaluasi proses, menurut Pietrizak dikutip dalam buku Isbandi
Rukminto, evaluasi proses adalah memfokuskan diri pada aktifitas
program yang melibatkan interaksi langsung antara klien dengan staf
terdepan (line staf) yang merupakan pusat dari penyampaian tujuan
(objektif) program.
c. Evaluasi hasil, masih menurut Pietrizak dikutip dalam buku Isbandi
Rukminto, evaluasi hasil adalah diarahkan pada evaluasi keseluruhan
implikasi ( overall impcat ) dari suatu program terhadap penerimaan
layanan ( recipients ). Evaluasi ini juga digunakan untuk mengukur
keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Data yang
dihasilkan akan sangat berguna bagi administrator dalam menentukan
apakah program diteruskan, dimodifikasi atau dihentikan.9
Sedangkan menurut Nurul Hidayati dalam bukunya metodologi
penelitian dakwah, bahwa macam-macam evaluasi yaitu:
9
a. Ditinjau dari tujuannya apabila tujuan evaluasinya ingin memperbaiki
program, maka evaluasi yang tepat digunakan adalah evaluasi proses
atau evaluasi input. Pada evaluasi input peneliti dapat mengecek
persiapan-persiapan yang ada. Pada evaluasi proses dapat melihat
bagaiman rencana-rencana program tersebut dilaksanakan
b. Ditinjau dari tujuan evaluasi berkaitan dengan keputusan program
tersebut berlanjut atau tidak, maka evaluasi yang digunakan adalah
evaluasi hasil. Dengan evaluasi hasil dapat dilihat efektifitas, atau
hasilnya ( output ), atau manfaatnya ( outcomest), atau dampaknya.
c. Apabila tujuan evaluasinya agar dapat meramalkan program tersebut
masa mendatang, sehingga hasilnya dapat membantu dalam membuat
strategi baru, maka evaluasinya menggunakan teknik SWOT (
strength, weekness, opurtunity, treath). Dengan teknik SWOT dapat
meliahat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari suatu
program.10Namun dalam pembahasan skripsi ini penulis tidak akan
membahas melalui analisis SWOT karena hal ini lebih kepada
pengambilan keputusan strategi sementara yang menjadi titik tekan
dalam dalalm pembahasan ini adalah evaluasi berdasarkan
pengertian-pengertian diatas.
10
B. Program
1. Pengertian Program
Adapun program memiliki pengertian sebagai berikut, yakni rancangan
mengenai asas-asas serta usaha-usaha ( dalam ketatanegaraan, perekonomian
dan sebagainya ) yang akan dijalankan.11 Suharsimi Arikinto mengemukakan
program sebagai berikut, program adalah sederetan rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga
bahkan negara. Jadi seseorang sekelompok organisasi, lembaga bahkan negara
mempunyai suatu program.12
Program merupakan pernyataan tertulis tentang sesuatu yang harus
dimengerti dan diusahakan. Program menggambarkan tentang apa yang perlu
dilaksanakan dan mengapa hal ituperlu dilaksanakan. Program dapat
digambarkan berupa sesuatau pernyataan tertulis tentang situasi, tujuan-tujuan
yang hendak dicapai, masala-masalh yang hendak dipecahkan, dan cara
pemecahannya.13
Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai kegiatan tertentu.
Suatu program terdiri dari rencana umum, rencana kerja dan jadwal
kerja. Dari rencana umum akan muncul kegiatan-kegiatan yang perlu
dilaksanakan agar program itu dapat diwujudkan. Kegiatan-kegiatan itu akan
11
Departement Pendidikan dan Kebudayaan,, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1997) cet. Ke-9, h. 414
12
Suharsimi Arikunto, PenilaianPprogram Pendidikan , (Yogyakarta : Bina Aksara, 1998) h.34
13
tertuang didalam rencana kerja lengkap dengan ketentuan bagaimana
melakukannya, siapa pelakunya, siapa khalayak sasarannya, dimana akan
dilakukan dan kapan dilaksanakan. Bila perlu dapat pula dicakup
sarana-sarana yang diperlukan untuk pelaksanaanya, termasuk dana yang diperlukan
kemudian rencanak kerja dijalankan secara kronologis menjadi jadwal kerja.14
2. Tujuan program
“Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan
pusat perhatian oleh elavator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan
yang tidak bermanfaat maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan.
Tujuan menentukan apa yang akan diraih.”Tujuan umum dan tujuan khusus (
obyektif). Tujuan umum biasanya menunjukan output dari program jangka
panjang sedangkan jangka khusus outputnya jangka pendek. 15
3. Aspek-Aspek Program
Aspek-aspek program, yaitu ditinjau dari:
a. Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya
adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan
keuntungan dan jika program tersebut bertujuan sukarela, maka
ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi
orang lain
14
Ibid, h. 88 15
b. Jenis, ada program pendidikan, program koperasi, program
kemasyarakatan dan sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari
isi program bersangkutan
c. Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah dan
jangka panjang
d. Keluasan, ada program sempit ada program luas. Program sempit hanya
menyangkut program terbatas sedangkan program luas menyangkut
banyak variabel
e. Pelaksanaanya, ada program kecil dan ada program besar, program
kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar
dilaksanakan oleh orang banyak
f. Sifatnya, ada program penting dan ada program kurang penting.
Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak,
menyangkut hal-hal yang vital sedangkan program kurang penting
adalah sebaliknya.16
Dapat ditarik kesimpulan bahwa program yang direncanakan haruslah
sesuai dengan aspek-aspek yang sudah dipaparkan diatas yaitu tujuan
program yang direncanakan bertujuan mencari keuntungan, atau bertujuan
sukarela. Jika bertujuan mencari keuntungan maka ukurannya adalah
seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan dan jika
program bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah seberapa banyak program
tersebut bermanfaat bagi orang lain. Jenis program yang direncanakan
16
program pendidikan, program koperasi, program kemasyarakatan dan
sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program bersangkutan.
Kemudian dapat ditinjau dari jangka waktu program, yaitu jangka pendek,
jangka menengah atau jangka panjang. Dan sifat program yang akan
dilaksanakan yaitu program penting atau program kurang penting. Program
penting yang dampaknya menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal yang
vital sedangkan program kurang penting adalah sebaliknya. Suharsimi
Arikinto menegaskan dalam bukunya penilaian program pendidikan bahwa
macam-macam program dapat bermacam-macam wujud, jika ditinjau dari
aspek-aspek yang sudah dipaparkan diatas.17
Maka ketika aspek-aspek program tersebut sudah jelas maka program
akan siap dilaksanakan oleh lembaga atau organisasi sehingga tujuan dari
lembaga tersebut dapat tercapai.
C. Potensi
1. Pengertian Potensi
Potensi berasal dari kata dalam bahasa Inggris “ to potent “ yang
berarti kuat atau keras.18 Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia potensi
adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.19
Menurut Conny Semiawan, pengertian potensi diri adalah merupakan
kemampuan bawaan yang masih perlu dikembangkan atau dilatih yang akan
17
Ibid, h. 2 18
John M Echol, Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,2006) h. 440
19
menghasilkan bakat seseorang, kemampuan yang dimiliki setiap pribadi
(individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam
berprestasi.20 Seseorang yang memiliki potensi tinggi adalah orang berbakat
dan unggul yang membuat mereka mampu berbuat sesuatu dengan tinggat
tertinggi (pada bidang tertentu seperti seni, kreativitas, kepemimpinan, ilmu
sastra).21 Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi, perwujudan dari potensi
biasanya bergantung bukan saja pada kemampuan belajar individu dalam
bidang itu, tetapi juga pada motivasi dan kesempatan-kesempatannya untuk
memanfaatkan kemampuannya.22
2.Macam-Macam Potensi Diri
Macam-macam Potensi yang terdapat pada diri manusia dapat dilihat
dari tingkat kecerdasan atau inteligensi yang dimilki.23 Adapun
macam-macam potensi diri sebagai berikut :
a. Potensi Mental Intelektual ( Intellectual Quotient )
Merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia ( terutama
otak sebelah kiri ). Fungsi potensi tersebut adalah untuk merencanakan
sesuatu, menghitung dan menganalisis.
20
Conny Semiawan, A.S. Munandar & S. C. Utami Munandar, Memupuk Bakat & Kreativitas Siswa Sekolah, Petunjuk bagi guru & orang tua, (Jakarta:Gramedia,1990) h. 1
21
c. Potensi Sosial Emosional ( Emotional Quotient )
Merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia (
terutama otak sebelah kanan ). Kecerdasan emosional merupakan
kemampuan seperti kempuan untuk memotivasi diri sendiri dan
bertahan menghadapi frustasi : mengendalikan dorongan hati dan
menjaga beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir,
berempati dan berdoa. Seseorang memerlukan kecakapan emosional
untuk memanfaatkan potensi bakat mereka secara penuh. Cenderung
seseorang tidak dapat mencapai potensi maksimum karena tidak dapat
menjaga kecakapan emosinya.24
d. Potensi Mental Spiritual ( Spiritual Quotient )
kecerdasan spiritual sangat beragam. Jika yang menjadi obyek
kecerdasan ini adalah alam semesta dan fenomena yang terjadi
padanya, hasil dari kecerdasan ini berupa karya-karya kreatif, seperti
penemuan hukum-hukum, rumus-rumus dan penjelasan baru, yang
membantu memudahkan umat manusia dalam memanfaatkan
potensi-potensi alam semesta, kecerdasan ini merupakan aktualisasi, fitrah itu
sendiri25
3. Peningkatan Potensi Diri
Ketika membicarakan tentang potensi, kita membicarakan semua
aspek peningkatan potensi seseorang. Jadi, potensi ini meliputi semua
24
Hamzah B. Uno, Mpd, Orientasi baru dalam psikologi pembelajaran, (Jakarta : Bumi Asara. 2008)h.68-69
25
yang dimiliki seseorang yang memungkinkannya dapat meningkat, yaitu
sebagai berikut:26
a. Aspek kognisi, aspek kepercayaan, ilmu pengetahuan, tradisi,
budaya, lingkungan pergaulan dan pengalaman hidup. Semua itu
merupakan faktor yang menentukan meningkatnya potensi diri
seseorang.
b. Aspek emosi merupakan faktor penentu perilaku atau kepribadian
seseorang (behavior). Menentukan bagaimana seseorang
mengambil atau menentukan suatu rencana tindakan. Pola pikir
akan menentukan respon terhadap segala sesuatu yang terjadi di
dalam diri (inner world) maupun lingkungan sosial dan lingkungan
alamnya. Pola pikir setiap individu dipengaruhi oleh tingkat
kesadarannya. Tingkat kesadaran ditentukan oleh pengalaman
pribadi, lingkup pergaulan, ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan,
mitologi, dan kebudayaan.
c. Aspek sosial adalah faktor yang menentukan tata cara berinteraksi,
bertindak, berbuat atau penentu perbuatan terhadap dunia luar,
lingkungannya, atau segala sesuatu peristiwa di dalam diri maupun
lingkungan sosialnya.27
Secara pribadi bahwa setiap manusia itu perlu meningkatkan potensi
diri yaitu dengan cara terus memupuk keyakinan, begitu pula biasakanlah
berfikir positif, berlapang dada, tidak membiarkan diri terjerat dalam
26
Lusi Nuryani, Psikologi Anak, (Jakarta: PT. Indeks, 2008) h. 55-56 27
masalah yang sepele, misalnya : mudah tersinggung, tidak dapat bekerja sama
dengan orang lain, selalu berusaha melakukan latihan untuk menguasai seni
mengatur keuangan dan lain-lain. Keberhasilan meningkatkan dan menggali
potensi diri adalah dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan misalnya
membiasakan berfikir tentang hal-hal yang memberikan wawasan luas, tidak
sebaliknya berfikir tentang kegagalan. Selanjutnya juga harus membiasakan
berfikir bahwa sesungguhnya saya adalah seseorang yang mampu meraih
cita-cita dan kesuksesan, karena pada hakikatnya adalah bahwa orang yang sukses
adalah mereka yang mempunyai keyakinaan dan cita-cita.28
Jelas dari paparan diatas bahwa potensi diri adalah sesuatu
kemampuan yang ada di diri manusia tapi belum tersalurkan, kemampuan
yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan dalam berprestasi, kemampuan yang terpendam pada diri setiap
orang, dan setiap orang memilikinya.
28
BAB III
GAMBARAN UMUM YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN
A. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Raudlatul Makfufin
Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) adalah organisasi
sosial yang bergerak dalam bidang pembinaan agama dan mental serta
kesejateraan sosial bagi tunanetra muslim. Yayasan ini dulu sempat berdiri di
Pulogadung, Jakarta Timur dan beberapa kali pindah tempat, awalnya yayasan
ini adalah majelis taklim pengajian tunanetra, dan hanya beberapa orang saja
yang mengikuti pengajian tersebut karena pengajian pada saat itu adalah
pengajian keliling tidak menetap disuatu tempat. Karena pada saat itu belum
adanya lembaga-lembaga diluar pemerintah yang khusus memperhatikan
pendidikan keagamaan, bermula dari majelis taklim kemudian memiliki suatu
ide agar lebih dilegalkan.
Hingga tahun 1983 di Jakarta diusulkan untuk pengajian menetap di
Pulogadung yaitu dikediaman Bapak Halim Sholeh yang mendirikan yayasan
ini.1Organisasi ini didirikan pada tanggal 26 Nopember 1983 di Jakarta. Tetapi
sempat berpindah tempat lagi yaitu di JL. Raya Bekasi km. 17 RT. 007 RW 03
Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung Jakarta Timur dengan akte Notaris
No. 142 yang ditanda tangani oleh Notaris H. Zawir Simon, SH. Pada saat itu
tidak memadainya sumber daya dan dana serta nama mengakibatkan
terseok-seoknya yayasan, berpindah dari satu tempat ketempat lain. Dalam kondisi
1
Ade Ismail. Pengurus dan peserta yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi, Tangerang, 4 April 2011
sedemikian rupa yayasan masih mampu melaksanakan program-programnya
walaupun tidak prima.
Ternyata kehadiran yayasan ini disambut hangat oleh rekan-rekan
tunanetra terbukti semakin meningkatnya jumlah kelayan (client) beberap
tahun setelah pendiriannya. Setiap perlombaan yang diselenggarakan oleh
yayasan memperoleh tanggapan positif. Yang lebih membesarkan hati cukup
banyak peserta didik yang berhasil menjuarai perlombaan-perlombaan
keagamaan tingkat propinsi seperti MTQ, yang dapat dilihat pada lampiran.
Semangat kami terpacu setelah Menteri Agama RI. Memberikan dukungannya
dengan mengibahkan gedung seluas 418 m pada tahun 1992 , sesuai dengan
berita acara serah terima gedung dan ijin penggunaan tanah Departemen
Agama RI. Sertifikta No. 2 tahun 1985 No. MA/231 A/1992 pada tanggal 28
November 1992 diserahkan sebuah gedung di JL. Pemda/Kertamukti No. 70
Pisangan Ciputat di atas tanah seluas 700 m dari Menteri Agama RI. Pada
waktu itu H. Munawir Syadzali, MA. Dengan berbagai hambatan YARFIN
Alhamdulillah tetap bertahan, dan sejak tanggal 28 Agustus 2009 resmi
berdomisili di daerah Tangerang selatan tepatnya di JL. Raya Puspitek Gg.
Rais, Kp Jati Rt. 02/05 Kel. Buaran Kec. Serpong Kota Tengerang Selatan.
Perlu diketahui bahwa kepindahan YARFIN ke Tangerang Selatan tersebut
atas bantuan pihak UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah.
Yayasan ini diresmikan oleh Prof. Drs. Komarudin Hidayat, serta wakaf tanah
dari Bapak Marjuki Usman.2
2
Pengrekrutan peserta didik bersamaan dengan tahun ajaran baru. Pada
saat yayasan masih di Kertamukti, Ciputat, prioritas adalah yayasan ini
didirikan untuk tunanetra yang masih bersekolah dengan alasan agar lebih
dekat dengan sekolahnya, karena yayasan pada saat itu sangat strategi
lokasinya dengan kampus UIN Syarif Hidayatullah, Universitas
Muhammadiyah Jakarta, UHAMKA dan SLB. Bahkan salah satu anak didik
yayasan yang berkuliah di Universitas Nasional Jakarta sehingga bertempat
tinggal di yayasan. Pada saat yayasan masih bertempat di Ciputat beberapa
anak bertempat tinggal diyayasan, 10-15 anak yang menempati yayasan.
Berbeda jauh setelah yayasan dipindahkan di Serpong, Tangerang Selatan.
Yayasan hanya dihuni 4 orang saja karena faktor tempat yang jauh dari
sekolahan, kurang startegisnya tempat dari area umum dan susahnya
transportasi merupakan faktor penghambatnya para tunanetra berkegiatan di
yayasan.Yayasan memiliki tenaga pengajar yaitu sekitar 5 (lima) orang normal
hanya 1 (satu) Bapak Muhyi dan sisanya adalah tunanetra. Fasilitas dan sarana
prasaran yayasan sudah mendukung tetapi sumber daya manusianya yang
sangat minim.3 Adapun alasan mendirikan yayasan tersebut adalah :
1. Tunanetra tidak lepas dari kewajiban beragama serta menuntut ilmu
pengetahuan
2. Pengetahuan agama dapat merupakan terapi kejiwaan ( media rehabilitasi
mental ) yang paling tepat bagi tunanetra yang mengalami penderitaan
atau kendala dalam hidupnya.
3
3. Bidang agama dapat menjadi alternatif profesi dan wahana pengabdian
masyarakat
4. Pembinaan agama mutlak dibutuhkan tunanetra. Agar tunanetra lebih
efektif menyerap ilmu agama, diperlukan suatu lembaga pendidikan agama
yang khusus melayani tunanetra dengan metode dan sarana yang sesuai
dengan kemampuan dan ketidak mampuan mereka.4
Yayasan berharap dapat memberikan apresiasi dengan kreatif
keterampilan dan keagamaan kepada para tunanetra sebagai peserta didik agar
selepas mereka dari yayasan dapat berinteraksi dengan masyarakat, sementara
masyarakat juga memberikan apresiasi, kepada kaum tunanetra sebagai alumni
yang karena mereka memiliki kemampuan atau kompeten bukan karena
kasihan. Dengan demikian, diberikannya pendidikan agama dan keterampilan
bagi kaum tunanetra itu mempunyai manfaat yang sangat penting, salah
satunya adalah sebagai terapi sarana bagi penguatan kejiwaam para
penyandang cacat dan peningkatan keterampilan untuk mempertahankan misi
dan tujuan yayasan sebagai upaya peningkatan potensi bagi para tunanetra,
Yayasan tidak menampung para lansia, namun diprioritaskan bagi mahasiswa
atau siswa yang masih sekolah, Dengan alasan relatif mahasiswa atau siswa
itu mudah untuk dibimbing, dikembangkan dan diarahkan dengan
memberikan keterampilan agar dapat mencari penghidupan.5
B.Visi , Misi dan Tujuan Yayasan Rudlatul Makfufin
4
Dokumentasi yayasan Raudlatul Makfufin 5
Visi yayasan Raudlatul Makfufin adalah wahana jasa untuk pembinaan
agama islam dan kesejahteraan sosial tunanetra muslim agar memperoleh
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Misi yayasan Raudlatul Makfufin adalah :
a. menyelenggarakan pendidikan dan kursus-kursus keagamaan dan da’wah.
b. menyediakan buku-buku sumber agama dalam huruf braille atau rekaman
dan penyiapan tenaga pelaksana yang profesional.
c. menyelenggarakan kursus keterampilan usaha.
d. mengupayakan bantuan sosial bagi tunanetra yang membutuhkan.6
Tujuan yayasan Raudlatul Makfufin adalah :
Dengan diberikannya pendidikan agama disamping kegiatan
keterampilan yayasan memiliki tujuan, yaitu :
a. Pendidikan agama itu mempunyai manfaat yang sangat penting salah
satunya adalah sebagai saran, terapi saran kejiwaan bagi para penyandang
cacat dan penyandang cacat pada umumnya dengan diajarkan pemahaman
pada agamanya. Maka dia akan menyadari bahwa musibah atau ujian yang
diberikan Allah SWT kepada kita bukan merupakan akhir.
b. Harapan yayasan ini supaya lepas dari yayasan bisa interaksi dengan
masyarakat tapi dengan satu catatan bahwa ketika interaksi dengan
masyarakat, masyarakat memberikan apresiasinya bukan karena kasihan
tapi karena kapebel, kemampuan, dan kompetennya.
6
c. Kepentingan agama bagi tunanetra adalah alternatif profesi, saingannya
adalah orang awas.7
C. Program-Program Yayasan Raudlatul Makfufin
1. Program Pesantren Tunanetra
Tujuan dari program pesantren tunanetra adalah untuk
meningkatkan kemampuan tunanetra muda dalam mengendalikan diri,
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keagamaan di kalangan
tunanetra sebagai modal mengarungi kehidupan, dan memberikan tempat
yang kondusif bagi pelajar dan mahasiswa tunanetra.
a. Kegiatan pesantren mingguan :
Sasaran : Tunanetra muda, dewasa dan usia lanjut yang tergabung
dalam IKJAR
Waktu : Setiap Ahad, pkl 09.00-12.00 WIB
Materi : Pembelajaran Al-Qur’an, aqidah, fiqih ( ibadah dan
muamalah), Akhlaq.
b. Pengadaan Al-Qur’an Braille dan Entry data buku-buku agama islam
dalam huruf Braille
Sarana dan layanan dalam bentuk pembuatan Alqur’an Braille dan
buku-buku sumber agama dalam huruf Braille untuk tunanetra muslim.
Buku Braille ini dibuat dengan system komputerisasi dengan
pertimbangan keuntungan sebagai berikut :
a. Dapat digandakan dalam jumlah yang relatif tidak terbatas
7
b. Menyediakan penggandaan berupa kertas yang murah dan mudah
didapat
c. Upaya pengeditan atau revisi mudah dan dapat dilakukan
Mengenai Al Qur’an Braille, yayasan Raudlatul Makfufin telah
menerbitkan AlQuran Braille beserta terjemahnya untuk pertama kalinya
pada tahun 1999, Al-Qur’an Braille beserta terjemahnya ( 30 juz ) terbitan
Yayasan Raudlatul Makfufin telah mendapat sertifikasi tashih dari
DEPAG RI. Saat ini, data tersebut tersimpan dalam disk komputer
tunanetra muslim.8yang memiliki hak paten terhadap percetakan huruf
Braille adalah Yayasan, DEPAG RI tidak punya percetakan. Yang
memiliki percetakan di Indonesia ada 3, yaitu : di Yogyakarta, Bandung
dan Jakarta, di Jakarta adalah Yayasan Raudlatul Makfufin. Percetakan
Al-Qur’an masih berjalan sesuai orderan.9 Entry data buku-buku agama islam
dalam huruf Braille
Untuk melengkapi khazanah keilmuan dan bahasa baca braille,
Yayasan Raudlatul Makfufin melakukan upaya entry data buku-buku
lainnya, seperti hadits, fiqih, dan lain-lain, baik sifatnya umum maupun
buku sekolah. Untuk program ini, dibutuhkan dukungan dana untuk
petugas entry data dan pencetakannya.10
2. Program yang dicanangkan Yayasan Raudlatul Makfufin
a. Training Leadership
8
Dokumentasi yayasan Raudlatul Makfufin 9
Nur Kholiq, SQ. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi, Tangerang, 21 Maret 2011
10
Tujuan program ini adalah meningkatkan kualitas SDM
tunanetra dengan keterampilan berbasis pendidikan
b. Program perpustakaaan buku-buku agama Islam bagi tunanetra
Tujuan adanya program ini berkaitan dengan kegiatan
pengadaan Al Qur’an Braille dan entry data buku-buku sumber
agama bagi tunanetra, dengan harapan sebagai pusat sumber
buku-buku agama bagi tunanetra, terciptanya pesantren yan inklusi (
dengan adanya pengadaan sarana belajar berupa buku Braille
tentang agama bagi santri tunanetra di pesantren.
D. Struktur Organisasi dan Personalia Yayasan Raudlatul Makfufin
Struktur organisasi merupakan elemen yang penting untuk
mempertahankan kelanggengan dan perkembangan sebuah lembaga atau
organisasi, karena aspek ini akan menjadi dasar dari pembagian dan
mekanisme tugas dan tenggung jawab para personil yang terlibat dan
selanjutnya akan sangat berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas program
yang dihasilkan.
Yayasan Raudlatul Makfufin memiliki struktur organisasi yang terdiri
dari Pembina setelah Pembina kemudian Ketua Umum, Ketua Umum
memiliki Sekretaris Umum dan Bendahara Umum. Sekretaris Umum memiliki
Sekretaris I dan Bendahara Umum memiliki bendahara I. Ketua I yaitu Bidang
Pendidikan dan Dakwah, pada Bidang Pendidikan dan Dakwah memiliki seksi
Dakwah dan seksi Pendidikan. Ketua II yaitu Bidang Kesejahteraan Umat
ketua III Bidang Sumber Daya Organisasi, dengan seksi Pengembangan
Alqur’an dan buku Braille dan seksi Kerumah Tanggan. Untuk lebih lengkap
gambar struktur terdapat pada lampiran 15.
Susunan personalia Yayasan Raudlatul Makfufin
Masa Bakti 2011-2015
Pembina
1. drg. Hj. Oktini Watti Hatta Radjasa
2. Drs. Bambang Basuki
Ketua Umum : Drs. Nur Kholiq, SQ.
Sekertaris Umum : Ahmad Joni W.
Sekertaris 1 : Drs. Triyanto, M. Pd.
Bendahara Umum : Drs. Ngatidjo Atmosiswoyo.
Bendahara 1 : Ilma Khazanah, S. Ag
Ketua 1
Bidang pendidikan dan dakwah : Drs. Muhyi Chairuddin.
- Seksi Dakwah : Sapto Wibowo
- Seksi Pendidikan : Mudzakir
Ketua II
Bidang kesejahteraan Umat : Heriyadi.
- Seksi Bantuan Sosial : H. Abas Sukadi, BA.
- Seksi Kesehatan : Drs. Abdul Wahab.
Ketua III
Seksi Pengembangan Al-Qur’an : Ade Ismail
Dan Buku Braille
- Seksi Kerumah Tanggaan : Surya B. Diparaharja11
11
37
BAB IV
ANALISIS EVALUASI PROGRAM YAYASAN RAUDLATUL
MAKFUFIN (TAMAN TUNANETRA) DALAM MENINGKATKAN
POTENSI KAUM TUNANETRA
A. Analisis evaluasi program yayasan Raudlatul Makfufin dalam
meningkatkan potensi kaum tunanetra.
Pada analisis evaluasi program yayasan Raudlatul Makfufin dalam
meningkatkan potensi kaum tunanetra, maka penulis akan menganalisis
program berdasarkan model teori evaluasi input, evaluasi proses, dan evaluasi
output(hasil).
1. Evaluasi input dapat diuraiakan dan di jelaskan pada tiga unsur yaitu : klien,
staf, dan program.
a. Karakteristik klien
Sebagaimana model teori evaluasi input yang telah dijelaskan pada
bab dua bahwa salah satu unsur (variabel) utamanya yaitu klien, yang
menjelaskan bahwa variabel klien meliputi karakteristik demografi klien.
Maka dibawah ini akan menjelaskan klien sebagai salah satu variable.
Adapun untuk mengetahui ada atau tidaknya kesesuaian karakteristik
klien (peserta) yayasan Raudlatul Makfufin dengan tujuan program
meningkatkan potensi kaum tunanetra. Maka penulis terlebih dahulu
akan menguraikan karakteristik-karakteristik klien dan menyimpulkan
dengan tujuan program dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra
tersebut. Untuk mempermudah pengkajian, sengaja penulis sajikan dalam
bentuk tabel-tabel.
1). Latar belakang klien (peserta) pesantren mingguan
Pada latar belakang klien yayasan Raudlatul Makfufin dalam
meningkatkan potensi diri, penulis memfokuskan pada tiga aspek, yaitu :
status, usia, dan tingkat pendidikannya. Aspek pada tingkat pendidikan
adalah hal yang amat sangat signifikan sekali dalam kehidupan manusia,
karena hal ini adalah salah satu faktor yang dapat membentuk
kepribadian dan pola pikir manusia dalam menjalani kehidupan. Salah
satu tujuan dari pendidikan adalah menjadikan sumber daya manusia
yang berpotensi. Oleh karena itu, dalam hal upaya apapun manusia tidak
terlepas dari pendidikan.
Pendidikan merupakan keterkaitan dengan status peserta yang
masih mahasiswa atau pelajar, dengan alasan relatif mahasiswa atau
pelajar itu mudah untuk dibimbing, dikembangkan dan diarahkan dengan
memberikan keterampilan agar nantinya dapat mencari penghidupan.
Begitupula dengan tempat tanggal lahir merupakan pernyataan mengenai
daerah asal mereka, sehingga dapat diartikan bahwa program ini sangat
dibutuhkan oleh seluruh kaum tunanetra di Indonesia.
Tabel.1
NAMA-NAMA PESERTA PESANTREN MINGGUAN YAYASAN
No NAMA TEMPAT TANGGAL
LAHIR
STATUS LEMBAGA
PENDIDIKAN
01 Abdurahman Jakarta, 18 Maret 1986
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah 02 Diah
Rahmawati
Jakarta, 2 April 1985 Mahasiswa UHAMKA
03 Wijaya Jakarta, 8 Maret
05 Juanda Lampung, 19 Januari 1992
Pelajar Darul Ma’arif
06 Angga Saputra Jakarta, 16 Maret 1989
Pelajar SLB A Pembina Tingkat
Nasional, Lebak Bulus
07 Arif Faisal Pekalongan, 28 Juli 1993
Pelajar SLB A Pembina Tingkat
Nasional, Lebak Bulus
08 Indar Yono Bengkulau, 04 Maret 1986
Pelajar SLB A Pembina Tingkat
Nasional, Lebak Bulus
09 Nurul Hakim Tasikmalaya, 26 Maret 1997
11 A. Mustahim Jakarta, 06 Februari 1988
Mahasiswa UNINDAR
Sumber : Hasil Wawancara
Alasan mereka mengikuti program pesantren tunanetra pada
kegiatan pesantren mingguan adalah untuk membekali mereka
mengenai ke agamaan, yaitu membaca Al Qu’ran Braille karena
memfokuskan mengenai keagamaan untuk tunanetra. Bagi mereka
dengan adanya komunitas ini mereka dapat bersosialisasi dengan
teman-teman lain yang mengalami ketunanetraan juga. Pada program
pesantren tunanetra bagi mereka sudah mewakili sebagian dari potensi
diri mereka. Yaitu sebagian potensi pada bidang keagamaan, seperti
memperdalam membaca Al Qur’an dan memperlancar membaca Al
Qur’an agar dapat menjadi Qori’ dan tidak hanya mendalami Al
Qur’an saja tetapi potensi lain pun dapat di salurkan seperti potensi
bernyanyi. Yayasan merupakan wadah bagi mereka dalam meyalurkan
potensi-potensi yang mereka miliki. Yayasan Raudlatul Makfufin
merupakan wadah satu-satunya di Jakarta yang memiliki program
untuk tunanetra khususnya pada segi keagamaan.1
Mereka sangat antusias dan sangat menyambut baik program
pesantren tunanetra dalam kegiatan pesantren mingguan, mereka dapat
bersosialisasi dan mempererat tali silahturahmi. Disamping mendalami
dan mempelancar membaca Al Qur’an dan tidak hanya tergelumit pada
mendalami Al Qur’an saja tetapi potensi mereka pada seni bermusik
dapat pula tersalurkan tentunya tetap pada koridor keagamaan.
2). Latar belakang klien Program Training Leadership
Klien pada program ini adalah klien yang memiliki dasar
pengetahuan tentang arab Braille, dan wakil tunanetra dari setiap
wilayah kabupaten/kotamadya di Indonesia. Klien yang diharapkan
1
berasal dari wilayah Tangerang Selatan (Provinsi Banten),
Jabodetabek, dan daerah lain (seperti Kalimantan timur dan Sulawesi
Selatan. Kedua daerah ini dianggap sebagai daerah dengan pergerakan
tunanetra yang cukup dinamis).
3). Latar belakang klien perpustakaan Braille
Klien perpustakaan Braille adalah para tunanetra yang mencari
referensi buku-buku keagamaan, mereka dapat mencarinya di yayasan
Raudlatul Makfufin.
b. Karakteristik staf yayasan Raudlatul Makfufin
Kualifikasi staf yang dianalisis dalam evalusi input terdiri dari yaitu
1). Latar belakang staf program pesantren Tunanetra pada kegiatan
pesantren mingguan. Dapat dilihat pada 2 (dua) aspek yaitu, jabatan,
dan pendidikan terakhir. Jabatan merupakan hal yang menyatakan
kesesuain antara kemampuan yang dimiliki dengan program yang
dijalankan. Begitupula dengan pendidikan yang menyatakan bahwa
jabatan diberikan karena kemampuan yang dimiliki sesuai dengan
pendidikan yang disandangnya.
TABEL. 2
NAMA STAF PESANTREN MINGGUAN
NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN
TERAKHIR
1 Ade Ismail Seksi pengembangan Alqur’an dan buku braille
Sarjana pendidikan UNJ (S.Pd)
Hidayatullah, Jakarta (S.Pd.I)
Sumber : Hasil Wawancara dan Dokumentasi
Menjadi staf pada kegiatan pesantren mingguan memang
diperlukan alasan yang konkrit, karena berbagai cara seseorang dapat
mengekspresikan pengalaman yang didapat untuk mengelolah kegiatan
yang diadakan tersebut seperti staf pesantren mingguan ini yang
sebelumnya adalah peserta yang akhirnya sekarang adalah staf atau
pengajar. Alasan menjadi staf karena sebagian dari tujuan pesantren
tunanetra yaitu untuk meningkatkan kemampuan tunanetra muda
dalam mengendalikan diri, meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman keagamaan di kalangan tunanetra sebagai modal
mengarungi kehidupan dan membantu mengajar merupakan hal yang
mulia sehingga ini merupakan alasan menjadi staf karena kemampuan
dalam membaca Al Qur’an dapat dikatakan mahir.2
Menjadi staf pesantren mingguan karena rasa saling membantu,
karena membagi ilmu adalah sifat yang mulia dan karena bagian dari
tujuan pesantren tunanera.
2). Latar belakang staf kegiatan pengadaan Al Quran Braille dan entry data
buku-buku sumber ke Islaman, berdasarkan usia, jabatan dan
pendidikan terakhir. Usia merupakan faktor produktifitasnya seseorang
dalam menjalani suatu program. Sedangkan jabatan adalah suatu
2
kedudukan yang disandang atau didapat karena sesuai dengan potensi
yang dimiliki.
Staf program pengadaan Al Quran Braille dan entry data sumber ke
Islaman terdiri dari 2 (dua) orang, yaitu dapat dilihat pada tabel.
TABEL. 3
DAFTAR STAF PENGADAAN AL QUR’AN BRAILLE DAN
ENTRY DATA BUKU KE ISLAMAN
Staf pada pengadaan Al Quran Braille dan data buku-buku sumber
ke Islaman, mereka staf yang memilik kualitas dan pendidikan yang sesuai
dengan bidangnya. Pada kualifikasi staf pengadaan Al Qur’an Braille serta
entry bukuk-buku sumber ke Islaman. Memiliki pendidikan terakhir yang
tertera diatas merupakan aspek yang sesuai dengan program yang
dijalankan, dapat dilihat bahwa staf pada program kegiatan pengadaan Al
Qur’an Braille merupakan staf yang berkualitas dan memiliki potensi
sesuai dengan bidangnya.
Staf pada pengadaan Al Qur’an Braille serta entry buku-buku
sumber ke Islaman. Karena Al Qur’an Braille dengan system