• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. GAMBARAN UMUM YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN

B. Program-Program Yang Dicanangkan

1. Pengertian Program

Adapun program memiliki pengertian sebagai berikut, yakni rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha ( dalam ketatanegaraan, perekonomian dan sebagainya ) yang akan dijalankan.11 Suharsimi Arikinto mengemukakan program sebagai berikut, program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan negara. Jadi seseorang sekelompok organisasi, lembaga bahkan negara mempunyai suatu program.12

Program merupakan pernyataan tertulis tentang sesuatu yang harus dimengerti dan diusahakan. Program menggambarkan tentang apa yang perlu dilaksanakan dan mengapa hal ituperlu dilaksanakan. Program dapat digambarkan berupa sesuatau pernyataan tertulis tentang situasi, tujuan-tujuan yang hendak dicapai, masala-masalh yang hendak dipecahkan, dan cara pemecahannya.13

Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kegiatan tertentu.

Suatu program terdiri dari rencana umum, rencana kerja dan jadwal kerja. Dari rencana umum akan muncul kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan agar program itu dapat diwujudkan. Kegiatan-kegiatan itu akan

11

Departement Pendidikan dan Kebudayaan,, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1997) cet. Ke-9, h. 414

12

Suharsimi Arikunto, PenilaianPprogram Pendidikan , (Yogyakarta : Bina Aksara, 1998) h.34

13

I Gede Suyatno, Program Pengabdian pada Masyarakat Bentuk, Jenis, dan Sifatnya dalam Metodologi PPM, ( Lampung : Universitas Lampung, 1986) h.88

tertuang didalam rencana kerja lengkap dengan ketentuan bagaimana melakukannya, siapa pelakunya, siapa khalayak sasarannya, dimana akan dilakukan dan kapan dilaksanakan. Bila perlu dapat pula dicakup sarana- sarana yang diperlukan untuk pelaksanaanya, termasuk dana yang diperlukan kemudian rencanak kerja dijalankan secara kronologis menjadi jadwal kerja.14

2. Tujuan program

“Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan pusat perhatian oleh elavator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang tidak bermanfaat maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan. Tujuan menentukan apa yang akan diraih.”Tujuan umum dan tujuan khusus ( obyektif). Tujuan umum biasanya menunjukan output dari program jangka panjang sedangkan jangka khusus outputnya jangka pendek. 15

3. Aspek-Aspek Program

Aspek-aspek program, yaitu ditinjau dari:

a. Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan dan jika program tersebut bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain

14

Ibid, h. 88 15

Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan ,(Yogyakarta : Bina Aksara, 1998), h. 35

b. Jenis, ada program pendidikan, program koperasi, program kemasyarakatan dan sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program bersangkutan

c. Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang

d. Keluasan, ada program sempit ada program luas. Program sempit hanya menyangkut program terbatas sedangkan program luas menyangkut banyak variabel

e. Pelaksanaanya, ada program kecil dan ada program besar, program kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar dilaksanakan oleh orang banyak

f. Sifatnya, ada program penting dan ada program kurang penting. Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal yang vital sedangkan program kurang penting adalah sebaliknya.16

Dapat ditarik kesimpulan bahwa program yang direncanakan haruslah sesuai dengan aspek-aspek yang sudah dipaparkan diatas yaitu tujuan program yang direncanakan bertujuan mencari keuntungan, atau bertujuan sukarela. Jika bertujuan mencari keuntungan maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan dan jika program bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain. Jenis program yang direncanakan

16

program pendidikan, program koperasi, program kemasyarakatan dan sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program bersangkutan. Kemudian dapat ditinjau dari jangka waktu program, yaitu jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. Dan sifat program yang akan dilaksanakan yaitu program penting atau program kurang penting. Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal yang vital sedangkan program kurang penting adalah sebaliknya. Suharsimi Arikinto menegaskan dalam bukunya penilaian program pendidikan bahwa macam-macam program dapat bermacam-macam wujud, jika ditinjau dari aspek-aspek yang sudah dipaparkan diatas.17

Maka ketika aspek-aspek program tersebut sudah jelas maka program akan siap dilaksanakan oleh lembaga atau organisasi sehingga tujuan dari lembaga tersebut dapat tercapai.

C. Potensi

1. Pengertian Potensi

Potensi berasal dari kata dalam bahasa Inggris “ to potent “ yang berarti kuat atau keras.18 Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.19

Menurut Conny Semiawan, pengertian potensi diri adalah merupakan kemampuan bawaan yang masih perlu dikembangkan atau dilatih yang akan

17

Ibid, h. 2 18

John M Echol, Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,2006) h. 440

19

Departement Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka 2007) edisi ke-3. h. 890

menghasilkan bakat seseorang, kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi.20 Seseorang yang memiliki potensi tinggi adalah orang berbakat dan unggul yang membuat mereka mampu berbuat sesuatu dengan tinggat tertinggi (pada bidang tertentu seperti seni, kreativitas, kepemimpinan, ilmu sastra).21 Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi, perwujudan dari potensi biasanya bergantung bukan saja pada kemampuan belajar individu dalam bidang itu, tetapi juga pada motivasi dan kesempatan-kesempatannya untuk memanfaatkan kemampuannya.22

2.Macam-Macam Potensi Diri

Macam-macam Potensi yang terdapat pada diri manusia dapat dilihat dari tingkat kecerdasan atau inteligensi yang dimilki.23 Adapun macam- macam potensi diri sebagai berikut :

a. Potensi Mental Intelektual ( Intellectual Quotient )

Merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia ( terutama otak sebelah kiri ). Fungsi potensi tersebut adalah untuk merencanakan sesuatu, menghitung dan menganalisis.

20

Conny Semiawan, A.S. Munandar & S. C. Utami Munandar, Memupuk Bakat & Kreativitas Siswa Sekolah, Petunjuk bagi guru & orang tua, (Jakarta:Gramedia,1990) h. 1

21

Ibrahim Muhammad Al Maghazi, Menumbuhkan Krativitas Anak (Jakarta: Cendikia Sentra Muslim,2005) h. 74-75

22

Drs. Dewa Ketut Sukardi, Analisis Tes Psikologis. 2003 (Jakarta : PT. Rineka Cipta. Cet. 2) h.106

23

S.C. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah (Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang Tua), (Jakarta :Gramedia Widiasarana Indonesia,1992) h.19

c. Potensi Sosial Emosional ( Emotional Quotient )

Merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia ( terutama otak sebelah kanan ). Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti kempuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi : mengendalikan dorongan hati dan menjaga beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoa. Seseorang memerlukan kecakapan emosional untuk memanfaatkan potensi bakat mereka secara penuh. Cenderung seseorang tidak dapat mencapai potensi maksimum karena tidak dapat menjaga kecakapan emosinya.24

d. Potensi Mental Spiritual ( Spiritual Quotient )

kecerdasan spiritual sangat beragam. Jika yang menjadi obyek kecerdasan ini adalah alam semesta dan fenomena yang terjadi padanya, hasil dari kecerdasan ini berupa karya-karya kreatif, seperti penemuan hukum-hukum, rumus-rumus dan penjelasan baru, yang membantu memudahkan umat manusia dalam memanfaatkan potensi- potensi alam semesta, kecerdasan ini merupakan aktualisasi, fitrah itu sendiri25

3. Peningkatan Potensi Diri

Ketika membicarakan tentang potensi, kita membicarakan semua aspek peningkatan potensi seseorang. Jadi, potensi ini meliputi semua

24

Hamzah B. Uno, Mpd, Orientasi baru dalam psikologi pembelajaran, (Jakarta : Bumi Asara. 2008)h.68-69

25

yang dimiliki seseorang yang memungkinkannya dapat meningkat, yaitu sebagai berikut:26

a. Aspek kognisi, aspek kepercayaan, ilmu pengetahuan, tradisi,

budaya, lingkungan pergaulan dan pengalaman hidup. Semua itu

merupakan faktor yang menentukan meningkatnya potensi diri seseorang.

b. Aspek emosi merupakan faktor penentu perilaku atau kepribadian seseorang (behavior). Menentukan bagaimana seseorang mengambil atau menentukan suatu rencana tindakan. Pola pikir akan menentukan respon terhadap segala sesuatu yang terjadi di dalam diri (inner world) maupun lingkungan sosial dan lingkungan alamnya. Pola pikir setiap individu dipengaruhi oleh tingkat kesadarannya. Tingkat kesadaran ditentukan oleh pengalaman pribadi, lingkup pergaulan, ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan, mitologi, dan kebudayaan.

c. Aspek sosial adalah faktor yang menentukan tata cara berinteraksi, bertindak, berbuat atau penentu perbuatan terhadap dunia luar, lingkungannya, atau segala sesuatu peristiwa di dalam diri maupun lingkungan sosialnya.27

Secara pribadi bahwa setiap manusia itu perlu meningkatkan potensi diri yaitu dengan cara terus memupuk keyakinan, begitu pula biasakanlah berfikir positif, berlapang dada, tidak membiarkan diri terjerat dalam masalah-

26

Lusi Nuryani, Psikologi Anak, (Jakarta: PT. Indeks, 2008) h. 55-56 27

masalah yang sepele, misalnya : mudah tersinggung, tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, selalu berusaha melakukan latihan untuk menguasai seni mengatur keuangan dan lain-lain. Keberhasilan meningkatkan dan menggali potensi diri adalah dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan misalnya membiasakan berfikir tentang hal-hal yang memberikan wawasan luas, tidak sebaliknya berfikir tentang kegagalan. Selanjutnya juga harus membiasakan berfikir bahwa sesungguhnya saya adalah seseorang yang mampu meraih cita- cita dan kesuksesan, karena pada hakikatnya adalah bahwa orang yang sukses adalah mereka yang mempunyai keyakinaan dan cita-cita.28

Jelas dari paparan diatas bahwa potensi diri adalah sesuatu kemampuan yang ada di diri manusia tapi belum tersalurkan, kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi, kemampuan yang terpendam pada diri setiap orang, dan setiap orang memilikinya.

28

La Rose, Menggali Potensi Diri, Citra Pribadi Berkualitas, ( Jakarta : Pustaka Kartini. 1996 ) h. 20-21

BAB III

GAMBARAN UMUM YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN

A. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Raudlatul Makfufin

Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) adalah organisasi sosial yang bergerak dalam bidang pembinaan agama dan mental serta kesejateraan sosial bagi tunanetra muslim. Yayasan ini dulu sempat berdiri di Pulogadung, Jakarta Timur dan beberapa kali pindah tempat, awalnya yayasan ini adalah majelis taklim pengajian tunanetra, dan hanya beberapa orang saja yang mengikuti pengajian tersebut karena pengajian pada saat itu adalah pengajian keliling tidak menetap disuatu tempat. Karena pada saat itu belum adanya lembaga-lembaga diluar pemerintah yang khusus memperhatikan pendidikan keagamaan, bermula dari majelis taklim kemudian memiliki suatu ide agar lebih dilegalkan.

Hingga tahun 1983 di Jakarta diusulkan untuk pengajian menetap di Pulogadung yaitu dikediaman Bapak Halim Sholeh yang mendirikan yayasan ini.1Organisasi ini didirikan pada tanggal 26 Nopember 1983 di Jakarta. Tetapi sempat berpindah tempat lagi yaitu di JL. Raya Bekasi km. 17 RT. 007 RW 03 Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung Jakarta Timur dengan akte Notaris No. 142 yang ditanda tangani oleh Notaris H. Zawir Simon, SH. Pada saat itu tidak memadainya sumber daya dan dana serta nama mengakibatkan terseok- seoknya yayasan, berpindah dari satu tempat ketempat lain. Dalam kondisi

1

Ade Ismail. Pengurus dan peserta yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi, Tangerang, 4 April 2011

sedemikian rupa yayasan masih mampu melaksanakan program-programnya walaupun tidak prima.

Ternyata kehadiran yayasan ini disambut hangat oleh rekan-rekan tunanetra terbukti semakin meningkatnya jumlah kelayan (client) beberap tahun setelah pendiriannya. Setiap perlombaan yang diselenggarakan oleh yayasan memperoleh tanggapan positif. Yang lebih membesarkan hati cukup banyak peserta didik yang berhasil menjuarai perlombaan-perlombaan keagamaan tingkat propinsi seperti MTQ, yang dapat dilihat pada lampiran. Semangat kami terpacu setelah Menteri Agama RI. Memberikan dukungannya dengan mengibahkan gedung seluas 418 m pada tahun 1992 , sesuai dengan berita acara serah terima gedung dan ijin penggunaan tanah Departemen Agama RI. Sertifikta No. 2 tahun 1985 No. MA/231 A/1992 pada tanggal 28 November 1992 diserahkan sebuah gedung di JL. Pemda/Kertamukti No. 70 Pisangan Ciputat di atas tanah seluas 700 m dari Menteri Agama RI. Pada waktu itu H. Munawir Syadzali, MA. Dengan berbagai hambatan YARFIN Alhamdulillah tetap bertahan, dan sejak tanggal 28 Agustus 2009 resmi berdomisili di daerah Tangerang selatan tepatnya di JL. Raya Puspitek Gg. Rais, Kp Jati Rt. 02/05 Kel. Buaran Kec. Serpong Kota Tengerang Selatan. Perlu diketahui bahwa kepindahan YARFIN ke Tangerang Selatan tersebut atas bantuan pihak UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah. Yayasan ini diresmikan oleh Prof. Drs. Komarudin Hidayat, serta wakaf tanah dari Bapak Marjuki Usman.2

2

Pengrekrutan peserta didik bersamaan dengan tahun ajaran baru. Pada saat yayasan masih di Kertamukti, Ciputat, prioritas adalah yayasan ini didirikan untuk tunanetra yang masih bersekolah dengan alasan agar lebih dekat dengan sekolahnya, karena yayasan pada saat itu sangat strategi lokasinya dengan kampus UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Muhammadiyah Jakarta, UHAMKA dan SLB. Bahkan salah satu anak didik yayasan yang berkuliah di Universitas Nasional Jakarta sehingga bertempat tinggal di yayasan. Pada saat yayasan masih bertempat di Ciputat beberapa anak bertempat tinggal diyayasan, 10-15 anak yang menempati yayasan. Berbeda jauh setelah yayasan dipindahkan di Serpong, Tangerang Selatan. Yayasan hanya dihuni 4 orang saja karena faktor tempat yang jauh dari sekolahan, kurang startegisnya tempat dari area umum dan susahnya transportasi merupakan faktor penghambatnya para tunanetra berkegiatan di yayasan.Yayasan memiliki tenaga pengajar yaitu sekitar 5 (lima) orang normal hanya 1 (satu) Bapak Muhyi dan sisanya adalah tunanetra. Fasilitas dan sarana prasaran yayasan sudah mendukung tetapi sumber daya manusianya yang sangat minim.3 Adapun alasan mendirikan yayasan tersebut adalah :

1. Tunanetra tidak lepas dari kewajiban beragama serta menuntut ilmu pengetahuan

2. Pengetahuan agama dapat merupakan terapi kejiwaan ( media rehabilitasi mental ) yang paling tepat bagi tunanetra yang mengalami penderitaan atau kendala dalam hidupnya.

3

Nur Kholiq, SQ. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi, Tangerang, 21 Maret 2011

3. Bidang agama dapat menjadi alternatif profesi dan wahana pengabdian masyarakat

4. Pembinaan agama mutlak dibutuhkan tunanetra. Agar tunanetra lebih efektif menyerap ilmu agama, diperlukan suatu lembaga pendidikan agama yang khusus melayani tunanetra dengan metode dan sarana yang sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuan mereka.4

Yayasan berharap dapat memberikan apresiasi dengan kreatif keterampilan dan keagamaan kepada para tunanetra sebagai peserta didik agar selepas mereka dari yayasan dapat berinteraksi dengan masyarakat, sementara masyarakat juga memberikan apresiasi, kepada kaum tunanetra sebagai alumni yang karena mereka memiliki kemampuan atau kompeten bukan karena kasihan. Dengan demikian, diberikannya pendidikan agama dan keterampilan bagi kaum tunanetra itu mempunyai manfaat yang sangat penting, salah satunya adalah sebagai terapi sarana bagi penguatan kejiwaam para penyandang cacat dan peningkatan keterampilan untuk mempertahankan misi dan tujuan yayasan sebagai upaya peningkatan potensi bagi para tunanetra, Yayasan tidak menampung para lansia, namun diprioritaskan bagi mahasiswa atau siswa yang masih sekolah, Dengan alasan relatif mahasiswa atau siswa itu mudah untuk dibimbing, dikembangkan dan diarahkan dengan memberikan keterampilan agar dapat mencari penghidupan.5

B.Visi , Misi dan Tujuan Yayasan Rudlatul Makfufin

4

Dokumentasi yayasan Raudlatul Makfufin 5

Nur Kholiq, SQ. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi, Tangerang, 21 Maret 2011

Visi yayasan Raudlatul Makfufin adalah wahana jasa untuk pembinaan agama islam dan kesejahteraan sosial tunanetra muslim agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Misi yayasan Raudlatul Makfufin adalah :

a. menyelenggarakan pendidikan dan kursus-kursus keagamaan dan da’wah. b. menyediakan buku-buku sumber agama dalam huruf braille atau rekaman

dan penyiapan tenaga pelaksana yang profesional. c. menyelenggarakan kursus keterampilan usaha.

d. mengupayakan bantuan sosial bagi tunanetra yang membutuhkan.6 Tujuan yayasan Raudlatul Makfufin adalah :

Dengan diberikannya pendidikan agama disamping kegiatan keterampilan yayasan memiliki tujuan, yaitu :

a. Pendidikan agama itu mempunyai manfaat yang sangat penting salah satunya adalah sebagai saran, terapi saran kejiwaan bagi para penyandang cacat dan penyandang cacat pada umumnya dengan diajarkan pemahaman pada agamanya. Maka dia akan menyadari bahwa musibah atau ujian yang diberikan Allah SWT kepada kita bukan merupakan akhir.

b. Harapan yayasan ini supaya lepas dari yayasan bisa interaksi dengan masyarakat tapi dengan satu catatan bahwa ketika interaksi dengan masyarakat, masyarakat memberikan apresiasinya bukan karena kasihan tapi karena kapebel, kemampuan, dan kompetennya.

6

c. Kepentingan agama bagi tunanetra adalah alternatif profesi, saingannya adalah orang awas.7

C. Program-Program Yayasan Raudlatul Makfufin

1. Program Pesantren Tunanetra

Tujuan dari program pesantren tunanetra adalah untuk meningkatkan kemampuan tunanetra muda dalam mengendalikan diri, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keagamaan di kalangan tunanetra sebagai modal mengarungi kehidupan, dan memberikan tempat yang kondusif bagi pelajar dan mahasiswa tunanetra.

a. Kegiatan pesantren mingguan :

Sasaran : Tunanetra muda, dewasa dan usia lanjut yang tergabung dalam IKJAR

Waktu : Setiap Ahad, pkl 09.00-12.00 WIB

Materi : Pembelajaran Al-Qur’an, aqidah, fiqih ( ibadah dan muamalah), Akhlaq.

b. Pengadaan Al-Qur’an Braille dan Entry data buku-buku agama islam dalam huruf Braille

Sarana dan layanan dalam bentuk pembuatan Alqur’an Braille dan buku-buku sumber agama dalam huruf Braille untuk tunanetra muslim. Buku Braille ini dibuat dengan system komputerisasi dengan pertimbangan keuntungan sebagai berikut :

a. Dapat digandakan dalam jumlah yang relatif tidak terbatas

7

Drs. Nur Kholiq, SQ. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi, Tangerang, 21 Maret 2011

b. Menyediakan penggandaan berupa kertas yang murah dan mudah didapat

c. Upaya pengeditan atau revisi mudah dan dapat dilakukan

Mengenai Al Qur’an Braille, yayasan Raudlatul Makfufin telah menerbitkan AlQuran Braille beserta terjemahnya untuk pertama kalinya pada tahun 1999, Al-Qur’an Braille beserta terjemahnya ( 30 juz ) terbitan Yayasan Raudlatul Makfufin telah mendapat sertifikasi tashih dari DEPAG RI. Saat ini, data tersebut tersimpan dalam disk komputer tunanetra muslim.8yang memiliki hak paten terhadap percetakan huruf Braille adalah Yayasan, DEPAG RI tidak punya percetakan. Yang memiliki percetakan di Indonesia ada 3, yaitu : di Yogyakarta, Bandung dan Jakarta, di Jakarta adalah Yayasan Raudlatul Makfufin. Percetakan Al-

Qur’an masih berjalan sesuai orderan.9 Entry data buku-buku agama islam

dalam huruf Braille

Untuk melengkapi khazanah keilmuan dan bahasa baca braille, Yayasan Raudlatul Makfufin melakukan upaya entry data buku-buku lainnya, seperti hadits, fiqih, dan lain-lain, baik sifatnya umum maupun buku sekolah. Untuk program ini, dibutuhkan dukungan dana untuk petugas entry data dan pencetakannya.10

2. Program yang dicanangkan Yayasan Raudlatul Makfufin a. Training Leadership

8

Dokumentasi yayasan Raudlatul Makfufin 9

Nur Kholiq, SQ. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi, Tangerang, 21 Maret 2011

10

Tujuan program ini adalah meningkatkan kualitas SDM tunanetra dengan keterampilan berbasis pendidikan

b. Program perpustakaaan buku-buku agama Islam bagi tunanetra Tujuan adanya program ini berkaitan dengan kegiatan

pengadaan Al Qur’an Braille dan entry data buku-buku sumber

agama bagi tunanetra, dengan harapan sebagai pusat sumber buku- buku agama bagi tunanetra, terciptanya pesantren yan inklusi ( dengan adanya pengadaan sarana belajar berupa buku Braille tentang agama bagi santri tunanetra di pesantren.

D. Struktur Organisasi dan Personalia Yayasan Raudlatul Makfufin

Struktur organisasi merupakan elemen yang penting untuk mempertahankan kelanggengan dan perkembangan sebuah lembaga atau organisasi, karena aspek ini akan menjadi dasar dari pembagian dan mekanisme tugas dan tenggung jawab para personil yang terlibat dan selanjutnya akan sangat berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas program yang dihasilkan.

Yayasan Raudlatul Makfufin memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Pembina setelah Pembina kemudian Ketua Umum, Ketua Umum memiliki Sekretaris Umum dan Bendahara Umum. Sekretaris Umum memiliki Sekretaris I dan Bendahara Umum memiliki bendahara I. Ketua I yaitu Bidang Pendidikan dan Dakwah, pada Bidang Pendidikan dan Dakwah memiliki seksi Dakwah dan seksi Pendidikan. Ketua II yaitu Bidang Kesejahteraan Umat dengan seksi Bantuan Sosial dan seksi Kesehatan. Kemudian terakhir adalah

ketua III Bidang Sumber Daya Organisasi, dengan seksi Pengembangan

Alqur’an dan buku Braille dan seksi Kerumah Tanggan. Untuk lebih lengkap

gambar struktur terdapat pada lampiran 15. Susunan personalia Yayasan Raudlatul Makfufin Masa Bakti 2011-2015

Pembina

1. drg. Hj. Oktini Watti Hatta Radjasa 2. Drs. Bambang Basuki

Ketua Umum : Drs. Nur Kholiq, SQ.

Sekertaris Umum : Ahmad Joni W.

Sekertaris 1 : Drs. Triyanto, M. Pd.

Bendahara Umum : Drs. Ngatidjo Atmosiswoyo.

Bendahara 1 : Ilma Khazanah, S. Ag

Ketua 1

Bidang pendidikan dan dakwah : Drs. Muhyi Chairuddin.

- Seksi Dakwah : Sapto Wibowo

- Seksi Pendidikan : Mudzakir Ketua II

Bidang kesejahteraan Umat : Heriyadi.

- Seksi Bantuan Sosial : H. Abas Sukadi, BA. - Seksi Kesehatan : Drs. Abdul Wahab. Ketua III

Seksi Pengembangan Al-Qur’an : Ade Ismail Dan Buku Braille

- Seksi Kerumah Tanggaan : Surya B. Diparaharja11

11

37

BAB IV

ANALISIS EVALUASI PROGRAM YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN (TAMAN TUNANETRA) DALAM MENINGKATKAN

POTENSI KAUM TUNANETRA

A. Analisis evaluasi program yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra.

Pada analisis evaluasi program yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra, maka penulis akan menganalisis program berdasarkan model teori evaluasi input, evaluasi proses, dan evaluasi output(hasil).

1. Evaluasi input dapat diuraiakan dan di jelaskan pada tiga unsur yaitu : klien, staf, dan program.

a. Karakteristik klien

Sebagaimana model teori evaluasi input yang telah dijelaskan pada bab dua bahwa salah satu unsur (variabel) utamanya yaitu klien, yang menjelaskan bahwa variabel klien meliputi karakteristik demografi klien. Maka dibawah ini akan menjelaskan klien sebagai salah satu variable. Adapun untuk mengetahui ada atau tidaknya kesesuaian karakteristik klien (peserta) yayasan Raudlatul Makfufin dengan tujuan program

Dokumen terkait