• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V Merupakan Penutup Pada bab ini membahas tentang : Kesimpulan, dan Saran – saran

TEMUAN DATA PENELITIAN DAN PEMBATASAN

II. Program Kuratif

a. Bekerjasama dengan Rumah Sakit - Rumah Sakit.

Bekerjasama dengan Rumah Sakit Kangker ”Dharmais” dan rumah sakit lain, diantaranya RS. Budi Asih, RS. Tarakan RSUD Kab Bandung, RSUD Kab Bekasi, RSUD Kab Karawang, RS. Tjipto, RS. Hasansadikin, dalam kegiatan pengobatan, penyuluhan, dan pelatihan relawan.

Bekerjasama dengan lembaga donor, PMI, Yayasan Kanker Indonesia, Yayasan Daun Teratai Husada untuk membantu pasien kurang mampu, guna membantu meringankan biaya dan fasilitas yang digunakan.

c. Bekerja Sama dengan Lembaga-Lembaga Swasta

Bekerja sama dengan lembaga-lembaga swasta lainnya guna membantu meringankan biaya dan fasilitas yang digunakan yang digunakan pasien, diantaranya : Bank Mandiri, Bra Yakual, LUX, Reebock, Pondok Indah Mall, Mark&Spencer.

8 Implementasi Difusi – Inovasi Strategi Komunikasi Linda Agum Gumelar

Berbagai macam difusi didefinisikan, tetapi ada satu asumsi yang mengikat semua difusi. Difusi adalah suatu proses komunikasi yang menetapkan titik-titik tertentu dalam penyebaran informasi melalui ruang dan waktu dari satu agen ke agen yang lain.

Salah satu saluran informasi yang penting adalah media massa, karena itu model difusi mengasumsikan bahwa media massa mempunyai efek yang berbeda-beda pada titik-titik waktu yang berlainan, mulai dari menimbulkan tahu sampai mempengaruhi adopsi atau rejeksi (penerimaan atau penolakan).98

98

Rahmat Jalaluddin, M.SC Metode Penelitian Komunikasi (Bandung : P.T Remaja Rosdakarya 2007), Cet ketiga belas, h.71

Teori ini di awal perkembangannya mendudukan peran pemimpin opini dalam mempengaruhi sikap dan prilaku masyarakat. Artinya media massa mempunyai pengaruh yang kuat dalam menyebarkan penemuan baru. Apalagi jika penemuan baru itu kemudian diteruskan oleh para pemuka masyarakat. Akan tetapi, difusi-inovasi juga bisa langsung mengenai khalyaknya. Menurut Rogers dan Shoemaker (1971) difusi adalah proses dimana penemuan disebarkan kepada masyrakat yang menjadi anggota sistem sosial.99

Difusi inovasi sebagai suatu gejala kemasyarakatan berlangsung bersamaan dengan perubahan sosial yang terjadi. Bahkan kedua hal itu merupakan suatu yang saling menyebabkan satu sama lain. Artinya, penyebar serapan inovasi menyebabkan masyarakat menjadi berubah, dan perubahan sosial pun merangsang orang untuk menerima dan menyebarluaskan hal-hal yang baru. Mengapa begitu? Karena setiap perkembangan pada dasarnya sekaligus menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru. Untuk memenuhinya terjadilah berbagai penemuan (invensi). Kemudian timbul lagi kebutuhan yang lebih baru. Berarti harus dipenuhi pula. Begitulah seterusnya.100

Implementasi dari teori ini yaitu dimana sosok Linda Agum Gumelar bersama Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) sebagai source, dalam penyampaian pesannya mengunakan difusi-inovasi, sehingga apa yang menjadi program Pita Pink merupakan sesuatu yang baru dan belum pernah

99

Nurudin, MSi, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada 2007), h. 188

100

Nasution, Zulkarnaen, Komunikasi Inovasi, Modul UT (Jakarta : PT.Universitas Terbuka), Cet keenam,h.1.9 2004

ada di masyarakat Indonesia. Umumnya dalam teori difusi –inovasi peranan penerima pesan (destinition) sangat lemah, bahkan nyaris tidak memiliki peranan. Dominasi dari penyampai pesan (source) yang begitu dominan. Asumsinya adalah penerima pesan akan menerima apa adanya (tanpa

feedback) terhadap pesan/tujuan dari penyampai pesan tersebut.

Seperti halnya apa yang dilakukan oleh Linda, meskipun penyampaian pesan yang dilakukan oleh YKPJ lebih mendominasi peranan penderita Kanker Payudara itu sendiri. justru feed back memiliki peran besar dalam hal ini. Komunikasi yang baik antara penderita kanker payudara dan YKPJ menjadikan lembaga ini selalu menemukan inovasi-inovasi dalam mensosialisasikan pentinya menjaga kesehatan payudara. Tentunya inovasi dalam mengemas pesan tidak terlepas dari masukan para penderita maupun survaivor. Artinya pesan yang diinginkan oleh Linda Agum Gumelar bersama YKPJ (Source) telah berhasil mempengaruhi masyarakat (destination). Hal ini berbanding lurus dengan teori difusi –inovasi, bahwa peranan source yang mendominasi destination.

Inovasi-inovasi yang dikembangkan oleh Linda Agum Gumelar mensosialisasikan ”Program Pita Pink” di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, diantaranya yaitu : mengoptimalkan sosialisasi ”Program Pita Pink”, memperkuat dan memperluas jaringan, mempromosikan Deteksi Dini, mengadakan Rehabilitatif, mengadakan pengobatan melalui mobil mammografi, dan mengadakan skrining massal.

9 Faktor - Faktor Penghambat dan Pendukung Strategi Komunikasi Linda Agum Gumelar

1. Faktor Pendukung

Dalam menjalankan tugas-tugas sosial Linda Agum Gumelar memberikan sebuah wacana yang dapat menunjang kegiatan promosi ”Program Pita Pink” Yaitu :

a. Adanya bantuan dari sponsor swasta seperti : Group Matahari, Group Estelowder yang memproduksikan kecantikan wanita, Perusahaan yang memproduksi Bra Yakual, untuk ikut berpartisipasi mendukung kegiatan-kegiatan YKPJ.

b. Adanya dorongan semangat dari para survivor yaitu dengan dorongan psikologi yang diberikan para survivor bahwa penderita kanker payudara untuk tetap percaya diri uuntuk tetap semangat hidup, dan memberikan keyakinan penyakit tersebut dapat terobati.

c. Kerja sama media yang menunjang yaitu dalam bentuk iklan : menjelang kegiatan meanampilkan iklan-iklan dalam bentuk barter promo. Peliputan : dalam kegiatan YKPJ, melalui media televisi dan

radio yang memberikan ruang untuk diselenggarakannya program talk show baik yang live maupun recording.

d. Iklan kampanye yang menarik yaitu berbentuk : baliho, spanduk, poster dengan pemasangan atribut tersebut di wilayah yang strategis, seperti di berbagai titik pusat-pusat kota.

e. Bantuan dari WHO yaitu, baik berupa saran untuk kemajuan “Program Pita Pink” maupun materil yang diberikan guna kelangsungan kegiatan-kegiatan YKPJ.

f. Adanya kerjasama berbagai lembaga dalam maupun luar negeri, yaitu dalam setiap event yang dilakukan YKPJ, dimana lembaga-lembaga tersebut memberikan kontribusi bagi penyelenggaraan “Program Pita Pink”.101

2. Faktor Penghambat

Dalam menjalankan tugas-tugas sosial Linda Agum Gumelar bersama YKPJ, tidak sedikit mendapatkan hambatan-hambatan dalam kegiatan promosi ”Program Pita Pink” diantaranya faktor penghambatnya tersebut Yaitu :

a. Pengertian masyarakat yang lebih rendah tentang pentingnya kesehatan, terutama tentang bahaya kanker payudara.

b. Belum ada program resmi skrining payudara yang dibiayai oleh pemerintah.

101

Wawancara dengan dr.Sutjipto. Sp.B(K)Onk, ketua umum YKPJ, pada 25 mei 2008

c. Belum menjadi prioritas di negara berkembang, kerena di negara berkembang memprioritaskan penyakit – penyakit infeksi, penyakit kurang gizi dan lainnya, seakan akan penyakit kanker secara umum d. Akses untuk memperoreh pengobatan yang sempurna lebih jelek, dari

yang semestinya.102

102

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian mengenai Straregi Komunikasi Linda Agum Gumelar di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ). Bahwa strategi komunikasi yang diterapkan oleh Linda Agum Gumelar dalam membina yayasannya cukup berhasil. Ini terbukti dengan berjalannya roda organisasi YKPJ dalam Program Pita Pink.

Melalui “Program Pita Pink” Linda Agum Gumelar bersama YKPJ berhasil memberikan pemahaman serta kesadaran terhadap masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan payudara. Bukti dari tingginya kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan payudara adalah semakin banyaknya orang yang melakukan deteksi dini terhadap gejala penyakit kanker payudara. Sehingga tingkat kematian akibat kanker payudara dapat ditekan.

Rendahnya pemahaman tentang penyakit kanker payudara menjadi tantangan tersendiri bagi Linda Agum Gumelar dalam mengibarkan “Program Pita Pink”. Namun Linda bersama YKPJ berhasil mensosialisasikan program tersebut melalui berbagai cara. Seperti kegiatan seminar bagi kalangan akademisi, kunjungan ke mal-mal, sampai dor-to dor.

Dan yang tak kalah pentingnya adalah menggandeng media massa sebagai sarana sebagai informasi dan penyebaran ilmu pengetahuan. Karena bagi Linda Agum Gumelar media masa meruapakan sarana yang paling efektif serta efisien dalam penyebaran informasi.

2. Saran – saran

Tentu sebagai organisasi nirlaba tujuan YKPJ bukan kepada profit orented. Melainkan bentuk kepedulian terhadap sesama. Ada beberapa catatan yang ingin penulis sampaikan, tentunya saran-saran ini disampaikan bertujuan tak lain demi kebaikan dan kwalitas YKPJ di masa yang akan datang. Adapun saran yang ingin penulis sampaikan sebagai berikut :

1. Hendaknya sosialisasi tentang “Program Pita Pink” lebih sering melalui media televisi. Karena berdasarkan hasil beberapa survei, televisi merupakan media yang paling mudah untuk menyampaikan pesan. Dan televisi telah dimiliki oleh lebih dari separuh penduduk Indonesia. 2. Bentuk kampanye penanggulangan kanker payudara bukan saja melalui

mall-mall atau seminar saja. Tetapi program dor to dor dari rumah ke rumah harus terus ditingkatakan. Pasar tradisional hendaknya dijadikan tempat kampanye untuk program berikutnya. Karena keberadaan pasar tradisional masih diminati oleh masyarakat. Serta memiliki segmentasi pengunjung tertentu dengan tingkat sosial yang berbeda.

3. YKPJ hendaknya memberikan penyuluhan bukan saja kepada perempuan melainkan juga kepada laki-laki, bahwa penderita kanker

payudara bukan saja dialami oleh kaum perempuan tetapi laki-laki pun bisa mengalaminya.

4. Meskipun kanker payudara menyerang wanita dengan usia diatas 30 tahun, namun YKPJ hendaknya lebih sering memberikan penyuluhan dini kepada remaja puteri. Karena beberapa kasus ditemukan penderita kanker payudara di bawah usia 30 tahun.

5. Kepada Ibu Linda semoga tetap istiqomah dalam bekerja di yayasan-yayasan sosial serta memberikan kontribusi pemikiran terbaik demi kemajuan YKPJ.

Dokumen terkait