• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIT PRODUKS

2.3. Faktor Penggerak Deforestas

Perubahan tutupan lahan terjadi akibat proses alamiah seperti variasi iklim,

letusan gunung berapi, perubahan aliran sungai atau permukaan laut, tetapi pada

masa sekarang lebih sering disebabkan oleh aktivitas manusia seperti penggunaan

lahan untuk pertanian dan tempat tinggal (Turner et al., 1995). Deforestasi

merupakan penebangan pohon dari suatu areal hutan dan mengkonversinya secara

permanen untuk penggunaan lain terutama untuk penggunaan lahan budidaya

pertanian (van Kooten, 2000 dalam Brissoullis, 2004). Menurut FWI/GFW (2001)

deforestasi adalah penebangan hutan dan konversi lahan secara permanen untuk

berbagai manfaat lainnya. Berdasarkan definisi tataguna lahan dari FAO yang

diadopsi oleh pemerintah Indonesia, lahan hutan yang telah ditebang bahkan yang

telah ditebang habis tidak dianggap sebagai kawasan yang dibalak karena pada

prinsipnya pohon-pohon mungkin akan kembali tumbuh atau ditanami kembali.

Pada sisi lain degradasi hutan didefinisikan sebagai suatu penurunan kerapatan

pohon dan/atau meningkatnya kerusakan terhadap hutan yang menyebabkan

hilangnya hasil hutan dan berbagai jasa ekologi hutan.

Deforestasi umumnya terjadi di negara tropis yaitu dengan menyusutnya

secara cepat areal hutan (Myer, 1994). Deforestasi hutan tropis merupakan isu

global karena nilai dari hutan tropis dalam konservasi biodiversity dan mengatasi

efek rumah kaca (Angelsen et al., 1999). Menurut Pearce dan Brown (1994) dua

faktor utama yang diidentifikasi mempengaruhi deforestasi yaitu adanya

pada lahan hutan, yang secara substansial terlihat melalui konversi lahan hutan

untuk penggunaan lain seperti pertanian, infrastruktur, pembangunan perkotaan

dan industri, dan gagalnya kerja suatu sistem ekonomi untuk merefleksikan nilai

sebenarnya dari lingkungan seperti beberapa fungsi hutan tropis yang non-

marketed dan diabaikan dalam menyusun suatu insentif kebijakan.

Kegagalan suatu sistem ekonomi menurut Panayotou dan Parasuk (1990)

dapat diklasifikasikan atas tiga, yaitu:

1. Kegagalan pasar (market failure), yaitu kegagalan yang terjadi karena tidak

adanya regulasi pada ekonomi pasar sehingga harga pasar yang terbentuk

tidak merefleksikan biaya dan benefit sosial dari penggunaan sumberdaya,

serta timbulnya kesalahan informasi tentang kelangkaan sumberdaya.

2. Kegagalan kebijakan atau distorsi pasar (policy failure or market distortion),

yaitu kegagalan yang terjadi akibat dari suatu kebijakan atau intervensi

pemerintah yang menyebabkan keberadaan sumberdaya menjadi lebih buruk

(worse off), dan

3. Kegagalan penyesuaian global (global appropriation failure), yaitu kegagalan

yang terjadi pada alokasi pasar sumberdaya seperti kurangnya kesadaran akan

keuntungan dari upaya perlindungan biodiversiti hutan tropis untuk

pengembangan obat-obatan dan pengendalian hama penyakit.

Pelaku deforestasi dapat berupa individu, korporasi, agen pemerintah atau

memotivasi pelaku deforestasi. Kerangka konseptual faktor penyebab deforestasi

menurut Scriecu (2001) disajikan pada Gambar 4.

Interaksi diantara pelaku deforestasi sering mempersulit untuk melakukan

identifikasi faktor pendorong deforestasi sehingga Angelsen et al. (1999)

membagi tiga kelompok faktor pendorong deforestasi, yaitu sumber deforestasi,

penyebab deforestasi atau kerusakan hutan level lokal, dan faktor pendorong pada

level makro. Sumber deforestasi adalah pelaku deforestasi seperti petani skala

kecil, pengumpul hasil hutan terutama kayu, pemilik ternak dan mereka yang

berkepentingan dengan perambahan hutan. Penyebab deforestasi level lokal

berkaitan dengan parameter keputusan dan karakteristik pelaku dan pada level

makro berupa variabel kebijakan dan faktor trend atau struktural. Pelaku

deforestasi dan kaitannya dengan deforestasi serta faktor pendorong deforetasi

menurut Angelsen dan Kaimowitz (1999) disajikan pada Tabel 5 dan 6.

Kekuatan Dasar DEFORESTASI Faktor Spesifik Parameter keputusan pelaku deforestasi Kegagalan Sistem Ekonomi Kompetisi Manusia- Spesies Lain Sumber: Scriecu (2001)

Tabel 5. Pelaku Penting Deforestasi dan Kaitannya dengan Deforestasi

No Pelaku Kaitan dengan Deforestasi

1 Peladang berpindah Perambahan hutan untuk memenuhi kebutuhan subsisten dan tanaman keras

2 Petani komersial Perambahan hutan tanaman komersial, kadang-kadang mendorong peladang berpindah untuk bergerak ke hutan

3 Ranch peternakan sapi

Perambahan hutan untuk pengembalaan, kadang-kadang mendorong peladang berpindah untuk bergeser ke hutan

4 Pengembala ternak Intensifikasi aktivitas pengembalaan yang menyebabkan deforestasai 5 Pembalak kayu Pengambilan kayu komersial yang membuka akses untuk perubahan

penggunaan lahan lainnya. 6 Penanaman kayu

komersial

Perambahan hutan untuk mendirikan perkebunan guna memenuhi supplai industri pulp and paper

7 Pengumpul kayu bakar

Intensifikasi pengumpulan kayu bakar yang mendorong terjadinya deforestasi

8 Pertambangan dan industri perminyakan

Pembukaan jalan yang membuka akses bagi penggunaan lahan lainnya serta deforestasi lokasi operasional.

9 Perencanaan izin lahan

Relokasi masyarakat ke areal hutan seperti proyek penempatan kembali masyarakat lokal ke kawasan hutan

10 Pembangunan infrastruktur

Akses baru bagi penggunaan lain seperti pembangunan jalan raya dan bendungan dalam kawasan hutan

Sumber: CFAN (1999)

Tabel 6. Pengaruh Peningkatan Variabel Eksogen Terhadap Laju Deforestasi

Variabel

Pengaruh peningkatan variabel

berdasarkan bentuk model Keterangan Analisis Simulasi dan empirs

Populasi Meningkat Meningkat Korelasi positif deforestasi dan kepadatan penduduk

Tingkat

pendapatan Indeterminan Meningkat

Peningkatan pendapatan mendorong per- mintaan produk pertanian dan hutan tropis Pertumbuhan

ekonomi Indeterminan Meningkat/ menurun

Peningkatan pendapatan mendorong per- mintaan produk pertanian dan hutan tropis Kemajuan

teknologi Menurun Fakta terbatas

Menurunkan tekanan terhadap harga pertanian dan meningkatkan tingkat upah Hutang luar

negeri Indeterminan Meningkat/ menurun

Secara teoritis dan empiris fakta lemah dan kontradiksi

Perdagangan

bebas Indeterminan Meningkat

Harga produk pertanian dan kayu tinggi meningkatkan pembalakan.

Penyebab tidak langsung dan langsung proses deforestasi serta pelakunya

di Indonesia disajikan pada Gambar 5.

Sumber: FWI/GWF (2001)

Gambar 5. Proses Deforestasi dan Degradasi Hutan di Indonesia

LEGENDA: Penyebab Tak

Langsung Penyebab Langsung

Pelaku KORUPSI

Kebijakan Yang Lebih Menguntungkan Kehutanan

Komersial Skala Besar

Insentif & Kebijakan Dalam Penetapan Harga Kayu

Tidak Ada Pengakuan Hak Atas Lahan Hutan Tradisonal & Sumberdaya

Kekurangan Data Akurat Tentang Type Hutan,

Kondisi Dan Lokasi

Status Resmi Lahan Hutan Tidak Jelas

Kapasitas Pengolahan Kayu Terlalu Tinggi

Kemiskinan dan Petani Tanpa Lahan di Pedesaan Pembalak Illegal Pelaku Pembakaran Hutan Pengembangan Perkebunan Perambahan Flora dan Fauna Pengembangan Pertambangan, & Infrastruktur Akuntabilitas Legal &

Politis Yang Lemah

Tataguna Lahan &Keputusan Alokasi

Tidak Tepat

Penegakan UU Kehutanan Yang Lemah Dan Tidak

Konsisten

Petani Skala Kecil Konflik Atas Lahan Hutan

& Sumberdaya Praktek Pembalakan Ilegal Oleh HPH TRANSMIGRASI Kebutuhan Pendapatan Pemerintah Daerah

Gambar 5 menunjukkan bahwa penyebab langsung dan tak langsung

deforestasi di Indonesia lebih banyak disebabkan lemahnya kelembagaan dan

penegakan berbagai peraturan. Pada sisi lain faktor ekonomi berupa rendahnya

tingkat kesejahteraan masyarakat dan adanya upaya untuk memanfaatkan

sumberdaya hutan seperti kayu sebagai sumber pendapatan daerah. Kondisi sosial,

politik dan ekonomi seperti ini sering mendorong konversi hutan dan pembalakan

liar yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak mulai dari pemerintah, perkebunan

skala besar dan petani skala kecil.