• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Penghambat Implementasi Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan,

Dalam dokumen BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 52-57)

dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman

Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman menjamin masyarakat tinggal nyaman di lingkungan perumahan. Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang memadahi serta dipelihara dengan baik akan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk beraktivitas. Kota Magelang sebagai kota kecil yang menyelenggarakan otonomi daerah menerapkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman. Pelaksanaan produk hukum tidak selalu berjalan mulus tetapi ada hambatan pula di dalamnya.

Begitu juga Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman terdapat beberapa hal yang dapat menghambat pelaksanaannya. Data faktor penghambat implementasi Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman diperoleh melalui wawancara dan sosialisasi peraturan daerah. Wawancara dilakukan dengan Fitasari Ayu Wardani staff bidang perumahan dan pertanahan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman. Disamping itu, penulis juga mengikuti sosialisasi Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8

Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman yang dilakukan pada tanggal 21 September 2021. Narasumber sosialisasi tersebut diantaranya adalah Kun Arsanti selaku Kepala Sub Bagian Perumahan Dan Pertanahan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Chairul Alim selaku Kepala Sub Bagian Perundang-Undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Magelang.

Pengembang membangun perumahan yang berorientasi pada profit atau keuntungan. Sebagian besar pengembang perumahan tidak memiliki rencana untuk membangun prasarana, sarana, dan utilitas umum yang dapat digunakan oleh masyarakat. Ketika proses pembangunan perumahan berjalan, pengembang kemudian menyediakan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang tidak tergambar dalam site plan. Apabila diruntutkan sesuai dengan sistem, dapat dikatakan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang tidak termuat dalam site plan tidak memenuhi syarat dilakukan penyerahan untuk masuk ke aset pemerintah daerah. Sehingga prasarana, sarana, dan utilitas umum yang digunakan oleh masyarakat tidak dapat dikelola oleh pemerintah.

Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang tidak dicantumkan dalam site plan menjadi faktor penghambat pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman. Apabila tidak dicantumkan dalam site plan, maka prasarana, sarana, dan utilitas umum yang digunakan masyarakat tidak memiliki dasar hukum. Pengembang dapat mengambil alih prasarana, sarana, dan utilitas umum yang digunakan masyarakat karena secara hukum obyek atau lokasi bukan aset pemerintah daerah.

Salah satu perumahan di wilayah Kota Magelang, saat ini memiliki permasalahan terkait prasarana, sarana, dan utilitas umum.

Prasarana, sarana, dan utilitas umum berupa tanah lapang yang digunakan masyarakat tidak masuk dalam daftar penyerahan ke pihak pemerintah daerah. Tanah lapang tersebut menjadi obyek sengketa antara pengembang dan warga, sehingga pemerintah daerah tidak dapat melakukan pemeliharaan dan pengelolaan. Hal tersebut disebabkan tanah lapang yang menjadi obyek prasarana, sarana, dan utilitas umum tidak tercantum dalam site plan, sehingga menghambat pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Selain tidak termuat dalam site plan, implementasi Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman dapat terhambat karena obyek prasarana, sarana, dan utilitas umum belum memiliki sertifikat atas nama kepentingan umum. Faktor ini terjadi karena pengembang mendaftarkan sertifikat setiap unit perumahan secara kolektif. Namun tidak mendaftarkan sertifikat obyek prasarana, sarana, dan utilitas umum yang digunakan masyarakat. Berarti prasarana, sarana, dan utilitas umum tersebut secara hukum merupakan milik pengembang perumahan.

Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang tidak memiliki dasar hukum maka akan menghambat proses penyerahan. Apabila tidak diserahkan ke pemerintah daerah, maka obyek prasarana, sarana, dan utilitas umum tidak dapat dikelola oleh pemerintah. Pengembang memiliki kewajiban untuk mendaftarkan sertifikat prasarana, sarana, dan utilitas umum sehingga pelaksanaan penyerahan dapat dilakukan.

Berdasarkan wawancara dengan Fitasari Ayu Wardani terdapat pengaturan khusus untuk prasarana, sarana, dan utilitas umum yang tidak memiliki sertifikat dan dalam keadaan terlantar. Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang terlantar dapat diupayakan untuk diserahkan ke pihak pemerintah daerah dengan beberapa syarat.

Pemerintah daerah dalam mengatasi obyek prasarana, sarana, dan utilitas umum tersebut dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Pasal 86 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum menyatakan bahwa “Pihak yang berhak hanya dapat mengalihkan obyek pengadaan tanah kepada instansi yang memerlukan tanah melalui pelaksana pengadaan tanah”. Pasal tersebut menjadi dasar Pemerintah Daerah Kota Magelang untuk mengupayakan penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum.

Syarat kedua untuk mengatasi permasalahan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang terlantar agar dapat dilakukan penyerahan dengan melibatkan peran serta masyarakat. Surat kuasa pelepasan yang dijadikan dasar penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum harus memuat tanda tangan wakil dari warga atau masyarakat perumahan.

Wakil warga yang menanda tangani surat kuasa pelepasan tergantung pada hasil musyawarah. Selain peran serta masyarakat, syarat ketiga adalah adanya site plan. Site plan menjadi hal penting karena memuat rencana dan tata guna lingkungan perumahan. Penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum dilakukan untuk kepentingan masyarakat, sehingga tidak akan merubah fungsi obyek dan sekitarnya. Adanya site

plan akan memberikan pedoman untuk melakukan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum.

Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman tergolong peraturan baru yang belum semua lapisan masyarakat mengetahuinya. Pada dasarnya peraturan daerah dibuat untuk mempermudah pelaksanaan peraturan perundang-undangan. Sejalan dengan itu, Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman dibuat agar mempermudah pengembang untuk menyerahkan prasarana, sarana, dan utilitas umum ke pemerintah daerah. Apabila peraturan daerah mengenai penyerahan prasarana, sarana, dan prasarana, sarana, dan utilitas umum dibuat tanpa memperhatikan efektivitas akan menjadi faktor penghambat bagi pengembang dan pemerintah daerah. Pemilik obyek prasarana, sarana, dan utilitas umum sebelum dibuatnya Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman menjadi prioritas untuk melaksanakan peraturan daerah tersebut.

Upaya yang dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman bekerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah lain menitikberatkan pendekatakan pada pengembang perumahan.

Penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum wajib dilakukan untuk menjamin kesejahteraan masyarakat. Namun pendekatan pada pengembang perlu dilakukan agar Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan

Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.

Berkaitan dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang tidak termuat dalam site plan, upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan koordinasi dengan pengembang perumahan. Tanpa adanya site plan fungsi prasarana, sarana, dan utilitas umum akan terganggu.

Pemerintah daerah juga tidak dapat melakukan pengelolaan apabila prasarana, sarana, dan utilitas umum belum menjadi aset daerah.

Meningkatkan koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah yang berkaitan menjadi upaya peningkatan pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman. Koordinasi dan kerja sama yang dilakukan akan mempermudah dalam proses pembuatan suarat kuasa pelepasan obyek prasarana, sarana, dan utilitas umum yang digunakan oleh masyarakat.

Peningkatan sosialisasi kepada pengembang dan masyarakat juga perlu dilakukan. Masyarakat perlu dilibatkan karena menjadi subyek yang menggunakan prasarana, sarana, dan utilitas umum. Peran sertanya juga termuat dalam Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Adanya kesadaran dan peran serta masyarakat maka hak untuk mendapatkan lingkungan hunian yang layak akan terjamin. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman juga perlu melakukan sosialisasi secara terus menerus kepada pengembang agar faktor penghambat seperti obyek tidak termuat dalam site plan dan tidak memiliki sertifikat dapat diminimalisir.

Dalam dokumen BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 52-57)

Dokumen terkait