• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

42 1. Deskripsi Kota Magelang

Kota Magelang terletak di antara 11012’30’’ - 11012’52’’ BT dan 726’18’’ – 730’9’’ LS serta terletak pada ketinggian 380 mdpl.

Wilayah Kota Magelang terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten Magelang. Secara administratif, Kota Magelang terbagi menjadi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Magelang Utara, Kecamatan Magelang Tengah, dan Kecamatan Magelang Selatan. Secara topografi, sebagian wilayah Kota Magelang berada di lembah tidar. Posisi Kota Magelang merupakan posisi strategis karena berada di jalur utama yang menghubungkan ibukota Provinsi Jawa Tengah yaitu Kota Semarang dengan Daerah Istimewa Yogyakarta. Meskipun kecil, Kota Magelang memiliki beberapa tempat wisata menarik seperti Taman Kyai Langgeng, Bukit Tidar, Taman Badaan, Alun-Alun Kota Magelang, Borobudur International Golf and Country Club, GOR Samapta, dan Taman Panca Arga. (http://perkotaan.bpiw.pu.go.id/v2/kota-sedang/25 diakses pada tanggal 28 September 2021 pukul 19.40)

Seperti dijelaskan diatas bahwa Kota Magelang terletak di tengah Kabupaten Magelang. Hal tersebut disebabkan karena pada awalnya Kota Magelang adalah ibu kota dari Kabupaten Magelang sebelum mendapat kebijakan untuk mengurus rumah tangga sendiri sebagai sebuah kota baru. Letak Kota Magelang secara geografis berada di 15 km sebelah Utara Kota Mungkid, 75 km sebelah selatan Semarang dan 43 km sebelah utara Yogyakarta.

(2)

(https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Magelang diakses pada tanggal 28 September 2021 pukul 19.44)

Kota Magelang mengalami berbagai perkembangan sebelum menjadi wilayah yang melaksanakan kewenangan otonomi seperti saat ini. Ketika Inggris menguasai Magelang pada abad ke-18, dijadikanlah kota ini sebagai pusat pemerintah setingkat kabupaten dan diangkatlah Mas Ngabehi Danoekromo sebagai bupati pertama dengan gelar Raden Tumenggung Danoenigrat. Bupati ini pula yang kemudian merintis berdirinya kantor bupati serta sebuah masjid dan gereja GPIB yang terletak di Jalan Alun-Alun Utara. Perkembangan selanjutnya dipilihlah Magelang sebagai ibukota Karesidenan Kedu pada tahun 1818 karena letaknya yang strategis, dilalui jalan raya yang menuju Yogyakarta. Kota Magelang diberikan status sebagai Kota Magelang Gemeente pada 1 April 1906 dipimpin oleh seorang Belanda yang menjabat sebagai Burgemeester. Burgemeester inilah yang sekarang disebut Walikota.

Perkembangan jaman menuntut dibangunnya berbagai sarana dan prasarana kota. Sarana dan prasarana air bersih, penerangan, perbankan, tempat-tempat makan-minum, tempat hiburan dan rekreasi serta yang lain terus berkembang sebagaimana layaknya sebuah kota yang penuh dengan dinamika. Begitulah Magelang yang kemudian berkembang menjadi kota selanjutnya menjadi ibukota Karesidenan Kedu dan juga pernah menjadi ibu kota Kabupaten Magelang. Setelah masa kemerdekaan kota ini menjadi Kotapraja dan kemudian Kotamadya dan di era Reformasi, sejalan dengan pemberian otonomi seluas-luasnya kepada daerah, sebutan kota madya berganti menjadi kota.

(https://visitmagelang.id/sejarah-kota-magelang diakses 28 September Pukul 20.05)

(3)

2. Visi Misi Kota Magelang

Visi adalah pernyataan tentang alasan terbentuk dan tujuan dari organisasi atau lembaga. Pernyataan yang termuat dalam visi diyakini sebagai gambaran masa depan organisasi atau lembaga. Menurut hukum tata negara, visi adalah pernyataan tentang masa depan yang mencakup latar belakang dan tujuan yang akan dicapai oleh suatu lembaga. Kota Magelang sebagai daerah otonom memiliki visi sebagaimana yang dijelaskan oleh definisi diatas. Adapun visi Kota Magelang adalah Kota Magelang Maju Sehat dan Bahagia. Pemerintah Kota Magelang merealisasikan visi tersebut dengan pembentukan program pemberdayaan masyarakat maju sehat bahagia. Program unggulan pemerintah Kota Magelang saat ini yaitu dengan program bantuan sejumlah 30 juta rupiah per RT per tahun

(http://wartamagelang.com/pertunra-virtual-fk-metra-kota-magelang- sosialisasi-program-rodanya-masbagia.html diakses tanggal 28 September 2021 Pukul 20.49).

Misi adalah pernyataan yang mendefinisikan hal yang dilakukan atau rencana dari organisasi atau lembaga. Suatu organisasi atau lembaga yang memiliki visi kemudian merumuskan misi sebagai tindak lanjut untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Misi adalah gambaran langkah real guna mewujudkan tujuan yang tercantum dalam visi. Kota Magelang merumuskan misi guna mencapai tujuan yang ada di dalam visi Kota Magelang Maju Sehat dan Bahagia. Adapun misi Kota Magelang adalah : a. Meningkatkan masyarakat yang reiljius, berbudaya, beradab, toleran,

berlandaskan IMTAQ.

b. Memenuhi kebutuhan pelayanan dasar masyarakat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

c. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan inovatif.

(4)

d. Meningkatkan ekonomi masyarakat dengan peningkatan peran UMKM berbasis ekonomi kerakyatan.

e. Mewujudkan kota modern yang berdaya saing dengan peningkatan kualitas tata ruang dan infrakstruktur.

(http://www.magelangkota.go.id/direktori/content/8/visi-dan-misi diakses pada tanggal 28 September 2021 Pukul 20.59)

3. Struktur Pemerintah Daerah Kota Magelang

Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 2 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah menjadi dasar bagi pemerintah daerah Kota Magelang untuk menyelenggarakakan urusan pemerintahan. Pemerintah daerah memberikan tugas dan wewenang bagi dinas-dinas yang termasuk dalam struktur tersebut sesuai dengan fungsinya masing-masing. Hal tersebut dilakukan agar urusan pemerintahan daerah dapat terlaksana dengan baik dan efektif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif berarti berhasil. Ketika suatu hal mencapai tujuan atau berhasil yang menunjukkan keberhasilan dan tepat sasaran dinamakan efektivitas.

Pelaksanaan tugas dan wewenang yang sesuai dengan fungsi dikatakan efektif apabila mencapai tujuan yang diamanatkan undang-undang.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 2 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah tersebut, susunan perangkat daerah pemerintah Kota Magelang terdiri atas :

a. Sekretariat Daerah b. Sekretariat DPRD c. Inspektorat Daerah

(5)

d. Dinas

1) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 2) Dinas Kesehatan

3) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 4) Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman 5) Dinas Sosial

6) Dinas Tenaga Kerja dan Bidang Transmigrasi

7) Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana.

8) Dinas Pertanian dan Pangan 9) Dinas Lingkungan Hidup

10) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 11) Dinas Perhubungan

12) Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik

13) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu 14) Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata

15) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 16) Dinas Perindustrian dan Perdagangan 17) Satuan Polisi Pamong Praja

e. Badan

1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 2) Badan Penelitian dan Pengembangan

3) Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan 4) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah 5) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

f. Kecamatan

1) Kecamatan Magelang Selatan 2) Kecamatan Magelang Tengah

(6)

3) Kecamatan Magelang Utara

4. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

Struktur pemerintah daerah Kota Magelang sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 2 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah merupakan dasar penyelenggaran urusan pemerintahan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan diatur berdasarkan kompetensi masing-masing dinas atau bagian sesuai susunan perangkat daerah. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman merupakan susunan perangkat daerah dalam struktur Pemerintahan Daerah Kota Magelang. Dinas ini menjalankan tugas dan wewenangnya dalam bidang perumahan dan permukiman. Peraturan Walikota Nomor 57 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Magelang Nomor 33 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Magelang merupakan dasar hukum penyelenggaraan tugas dan wewenang dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Susunan pejabat Dinas Perumahan dan kawasan Permukiman diatur dalam Pasal 3 Peraturan Walikota Nomor 57 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Magelang Nomor 33 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Magelang, yaitu sebagai berikut :

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahi

1) Subbagian program dan keuangan 2) Subbagian umum dan kepegawaian

(7)

c. Bidang Perumahan dan Pertanahan, membawahi 1) Seksi Penyediaan Perumahan

2) Seksi Pengawasan dan Pengendalian Perumahan 3) Seksi Pertanahan

d. Bidang Kawasan Permukiman, membawahi 1) Seksi Penyehatan Lingkungan Permukiman 2) Seksi Pembangunan Permukiman

3) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Permukiman Kumuh e. UPT

f. Kelompok Jabatan Fungsional

Dinas perumahan dan kawasan permukiman sebagai administrator publik mengurus hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan tempat tinggal. Tidak hanya sebatas lingkungannya saja, melainkan juga unsur yang terkandung di dalamnya. Termasuk berkaitan dengan prasarana, sarana, dan juga utillitas umum. Ketiga hal tersebut diawasi dan dikelola oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman demi menunjang kehidupan masyarakat.

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Magelang beralamat di Jalan Pahlawan Nomor 4, Kelurahan Magelang, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Kode Pos 56117. Penyelanggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman secara langsung bertanggung jawab pada Sekretaris Daerah Kota Magelang. Pelaksanaan tugas dan wewenang di daerah sejalan dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah dan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Republik Indonesia.

(8)

5. Tugas dan Fungsi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Magelang

Tugas dan fungsi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman diatur dalam Peraturan Walikota Nomor 57 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Magelang Nomor 33 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Magelang yaitu sebagai berikut :

a. Tugas pokok Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah membantu Walikota dalam melaksanakan urusan pemerintahan bidang perumahan, kawasan permukiman dan pertanahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada daerah.

b. Fungsi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah sebagai berikut :

1) Perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya.

2) Pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya.

3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya.

4) Pelaksanaan administrasi sesuai dengan lingkup tugasnya.

5) Pelaksanaan fungi lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan tugas fungsinya.

6. Uraian Tugas Struktural Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

a. Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

Tugas pokok Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah membantu Walikota dalam melaksanakan urusan

(9)

bidang perumahan dan kawasan permukiman. Uraian tugas Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah sebagai berikut :

1) Merumuskan dan menetapkan rencana strategis dan rencana kerja dinas perumahan dan kawasan permukiman.

2) Merumuskan kebijakan teknis di bidang perumahan dan kawasan permukiman meliputi perumahan dan pertanahan serta kawasan permukiman.

3) Melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan bidang perumahan dan kawasan permukiman yang meliputi perumahan dan pertanahan serta kawasan permukiman.

4) Memberikan rekomendasi gambar kerja dan spesifikasi teknis kegiatan pembangunan.

5) Memberikan rekomendasi penerbitan sertifikat kepemilikan bangunan gedung.

6) Memberikan rekomendasi penerbitan izin pembangunan dan pengembangan perumahan serta kawasan permukiman.

7) Memberikan rekomendasi sertifikat dan regristasi bagi orang atau badan hukum yang melakukan perancangan dan perencanaan rumah serta perencanaan prasarana, sarana, dan Utilitas Umum tingkat kemampuan kecil.

8) Mengawasi dan pengendalian perumahan dan kawasan permukiman kumuh.

9) Mengarahkan penyediaan dan rehabilitasi rumah bagi korban bencana serta pengembang kepada pemerintah daerah.

10) Melaksanakan teknis penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum dari pengembang kepada pemerintah daerah.

11) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan perumahan dan kawasan permukiman.

(10)

12) Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas proses pengadaan barang atau jasa di lingkup dinas sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku.

13) Mengendalikan pengelolaan keuangan, kepegawaian, dan barang milik daerah di lingkup tugasnya.

14) Membina, mengarahkan, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan.

15) Memberikan sarana atau pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan.

16) Melaksanakan tertib administrasi dan pelapotan pelaksanaan program perumahan dan kawasan permukiman.

17) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan.

b. Sekretaris

Tugas utama Sekretaris Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah membantu kepala dinas dalam penyusunan program pengelolaan keuangan serta urusan umum dan kepegawaian.

Penyelenggaraan tugas pokok sekretaris diuraikan dalam tugas-tugas sebagai berikut :

1) Menyusun rencana program dan kegiatan sekretariat.

2) Mengkoordinir penyusunan dokumen perencanaan dinas perumahan dan kawasan permukiman.

3) Mengkoordinir penyusunan program dan kegiatan tahunan dinas perumahan dan kawasan permukiman.

4) Mengkoordinir penyusunan rencana kerja anggaran dan dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman.

5) Mengkoordinir penyusunan rencana program dan kegiatan di lingkup sekretariat.

(11)

6) Memberikan pelayanan teknis administratif kepada seluruh bidang di lingkup Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman.

7) Melaksanakan pengelolaan keuangan di lingkup Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman.

8) Melaksanakan urusan umum, kerumahtanggaan, perlengkapan, dan penatausahaan barang milik daerah di lingkup Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman.

9) Melaksanakan urusan administrasi kepegawaian di lingkup dinas perumahan dan kawasan permukiman.

10) Mengawasi dan mengendalikan program dan kegiatan di lingkup sekretariat.

11) Melaksanakan pengkoordinasian terkait proses pengadaan barang atau jasa di lingkup dinas perumahan dan kawasan permukiman.

12) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian program dan kegiatan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman.

13) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan sekretariat.

14) Memberikan petunjuk, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan.

15) Memberikan saran atau pertimbanngan kepada atasan sebagai bahan masukan.

16) Melaksanakan tertib administrasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas/kegiatan Sekretariat.

17) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan.

c. Kepala Bidang Perumahan dan Pertanahan

Kepala Bidang Perumahan dan Pertanahan bertugas membantu kepala dinas perumahan dan kawasan permukiman dalam bidang perumahan dan pertanahan. Uraian tugas kepala bidang

(12)

perumahan dan pertanahan dalam menyelenggarakan tugasnya antara lain :

1) Menyusun rencana program dan kegiatan bidang perumahan dan pertanahan.

2) Menganalisis dan mengkaji data dan informasi sebagai bahan perumusan kebijakan teknis perumahan dan pertanahan.

3) Mengkaji data dan informasi sebagai bahan rekomendasi gambar kerja dan spesifikasi teknis perumahan dan pertanahan.

4) Mengkoordinir kegiatan penyiapan kebutuhan perumahan perumahan.

5) Mengkoordinir pelaksanaan peningkatan kualitas perumahan dan prasarana lingkungan.

6) Mengkoordinir pembangunan rumah atau hunian sementara akibat bencana alam berskala kecil atau lokal di lingkungan perumahan dan permukiman.

7) Mengkoordinir pelaksanaan pengawasan dan pengendalian perumahan dan prasarana lingkungan.

8) Mengkaji data dan informasi sebagai bahan penerbitan sertifikat kepemilikan bangunan gedung.

9) Mengkaji data dan informasi sebagai bahan penerbitan izin pembangunan dan pengembangan perumahan.

10) Mengkoordinir pengendalian dan pengawasan penggunaan tanah wilayah kota.

11) Mengkaji bahan penyelesaian sengketa tanah garapan.

12) Mengkaji bahan penyelesaain masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan.

13) Mengkaji bahan penetapan subyek dan obyek retribusi tanah serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee.

(13)

14) Mengkaji bahan pemanfaat dan penyelesaian tanah kosong.

15) Mengkaji bahan dan informasi sebagai bahan rekomendasi perizinan membuka lahan.

16) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan bidang perumahan dan pertanahan.

17) Memberi petunjuk, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan.

18) Memberikan saran atau pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan.

19) Melaksanakan tertib administrasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas atau kegiatan bidang perumahan dan pertanahan.

20) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan.

d. Kepala Bidang Kawasan Permukiman

Kepala Bidang Kawasan Permukiman mempunyai tugas membantu kepala dinas perumahan dan kawasan permukiman dalam bidang kawasan permukiman. Uraian tugas kepala bidang kawasan permukiman adalah sebagai berikut:

1) Menyusun rencana program dan kegiatan bidang kawasan permukiman.

2) Menganalisis dan mengkaji data dan indormasi sebagai bahan perumusan kebijaka teknis kawasan permukiman.

3) Mengkoordinir pemantauan, pengendalian, dan evaluasi pembangunan dan pemeliharaan kawasan permukiman.

4) Mengkaji data dan informasi sebagai bahan rekomendasi gambar kerja dan spesifikasi teknis kegiatan pembangunan fisik kawasan permukiman.

(14)

5) Mengkaji data dan informasi sebagai bahan rekomendasi penerbitan izin pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman.

6) Melaksanakan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan penyelenggaraan pembangunan perumhan dan permukiman.

7) Mengkoordinir upaya pencegahan kawasan permukiman kumuh.

8) Mengkaji data dan informasi sebagai bahan rekomendasi sertifikasi dan registrasi bagi orang atau bahan hukum yang melaksanakan perancangan dan perencanaan rumah serta perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum PSU tingkat kemampuan kecil.

9) Melaksanakan pengendalian prasarana, sarana, dan Utilitas Umum.

10) Mengkoordinir teknis penyerahan prasarana, sarana, dan Utilitas Umum dari pengembang kepada pemerintah daerah.

11) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan kawasan permukiman.

12) Memberi petunjuk, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan.

13) Memberikan saran atau pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan.

14) Melaksanakan tertib administrasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas atau kegiatan bidang kawasan permukiman.

15) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahakan atasan.

e. Kepala Unit Pelaksana Teknis Rumah Susun Sederhana Sewa

Kepala Unit Pelaksana Teknis Rumah Susun Sederhana Sewa bertugas melaksanakan pelayanan, pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan, pengendalian, dan pengembangan di bidang pengelolaan

(15)

rusunawa berdasakan peraturan perundang-undangan.

Penyelenggaraan tugas kepala unit pelaksana teknis rumah susun sederhana sewa diuraikan sebagai berikut :

1) Menyusun rencana program pengelolaan meliputi teknis operasi dan pemeliharaan rusunawa sebagai acuan dalam melaksanakan tugas.

2) Menyusun anggaran operasional dan pemeliharaan untuk kegiataan pengelolaan tahunan.

3) Melaksanakan kegiatan rutin pemeliharaan, perbaikan, penyempurnaan, dan penyediaan fisik gedung serta sarana dan prasarana lingkungan rusunawa.

4) Melaksanakan standar operasional prosedur, penangan, penghuni, keamanan, dan ketertiban lingkungan.

5) Melaksanakan kerjasama kemitraan dengan pihak ketiga untuk melakukan sebagian kegiatan pengelolaan gedung dan prasarana apabila diperlukan.

6) Melaksanakan kegiatan administrasi penghuni dan pengelolaan.

7) Menerima uang sewa dan penerimaan lainnya, serta menyetorkan ke kas umum daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

8) Melaksanakan pemasaran dan promosi untuk tercapainya tingkat hunian rusunawa.

9) Melaporkan kepada walikota dan kepala dinas secara rutin mengenai posisi keuangan, administrasi, dan permasalahan serta penyelesaiannya.

10) Memberi petunjuk, mengawasi, dan mengevaluasi dalam rangka pelaksanaan tugas bawahan.

11) Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan.

(16)

12) Melaksanakan tertib administrasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas atau kegiatan UPT Rusunawa.

13) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas pokok dan fungsinya.

7. Pengaturan Mengenai Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman

Ketentuan yang termuat dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah otonom. Kota Magelang sebagai daerah otonom memiliki hak dan wewenang untuk mengatur daerahnya sendiri sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang. Termasuk dalam hal prasarana, sarana, dan utilitas umum yang pengaturannya disesuaikan dengan kompetensi dan kebutuhan daerah.

Bahwa dengan adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum Perumahan dan Permukiman di Daerah menjadi dasar bagi pemerintah daerah untuk mengatur hal-hal yang berkaitan dengan fasilitas umum sebagaimana tercantum dalam peraturan tersebut.

Pemerintah Daerah Kota Magelang menindak lanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum Perumahan dan Permukiman di Daerah dalam bentuk peraturan daerah. Prasarana, sarana, dan utilitas umum wajib diberikan kepada pemerintah daerah untuk dikelola agar dapat digunakan secara maksimal untuk kepentingan rakyat.

(17)

Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman terdiri atas 16 (enam belas) bab yang mengatur hal-hal sebagai berikut :

a. Bab I mengenai Ketentuan Umum yang diatur dalam Pasal 1.

b. Bab II mengenai Tujuan dan Prinsip yang diatur dalam Pasal 2 dan 3.

c. Bab III mengenai Perumahan dan Kawasan Permukiman terdiri atas 4 Pasal yaitu Pasal 4 sampai dengan Pasal 7. Pasal 4 mengatur tentang jenis perumahan dan permukiman yang terdiri atas perumahan tidak bersusun dan rumah susun. Pasal 5 mengatur tentang rumah tidak bersusun. Pasal 6 mengatur tentang rumah susun. Pasal 7 mengatur tentang prasarana, sarana, dan utilitas umum dalam perumahan.

d. Bab IV mengenai Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum yang terdiri atas 3 pasal yaitu Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 10. Pasal 8 mengatur tentang prasarana. Pasal 9 mengatur tentang sarana, dan Pasal 10 mengatur tentang utilitas umum.

e. Bab V mengenai Penyediaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum yang terdiri atas 8 Pasal yaitu Pasal 11 sampai dengan Pasal 18.

Bagian kesatu Umum diatur dalam Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13.

Pengembang melakukan kegiatan pembangunan perumahan menyediakan prasarana, sarana, dan utilitas umum. Penyedian prasarana, sarana, dan utilitas umum dikoordinasikan dengan pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

Bagian kedua Perencanaan diatur dalam Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, dan Pasal 17. Perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan mengacu pada rencana keterpaduan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan sesuai dengan

(18)

ketentuan perundang-undangan. Kegiatan pembangunan dilakukan dengan rencana keterpaduan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang meliputi rencana penyediaan kaveling tanah dan rencana kelengkapan. Perencanaan pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum harus memenuhi syarat administratif, teknis, dan ekologis.

Bagian ketiga Pembangunan diatur dalam Pasal 18. Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan yang dilakukan oleh pengembang wajib dilakukan sesuai dengan rencana, rancangan, dan perizinan.

f. Bab VI mengenai Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum yang terdiri atas 10 Pasal yaitu Pasal 19 sampai dengan Pasal 28.

Bagian kesatu Umum diatur dalam Pasal 19, Pasal 20, dan Pasal 21.

Penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum dilakukan paling lambat satu tahun setelah masa pemeliharaan dan sesuai dengan rencana tapak.

Bab kedua Kriteria dan Persyaratan diatur dalam Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24. Pemerintah daerah menerima penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang telah memenuhi persyaratan umum, teknis, dan administratif.

Bab ketiga Tata Cara Penyerahan diatur dalam Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27, dan Pasal 28. Tata cara penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum dilakukan melalui persiapan, pelaksanaan penyerahan, dan pasca penyerahan.

g. Bab VII mengenai Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum yang diatur dalam Pasal 29. Pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum berpedoman pada ketentuan perundang-undangan dalam bidang pengelolaan barang milik daerah.

(19)

h. Bab VIII mengenai Tim Verifikasi terdiri atas 3 pasal yaitu Pasal 30, Pasal 31, dan Pasal 32. Tim verifikasi dibentuk oleh Walikota yang diketuai sekretaris daerah untuk melaksanakan tugas sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.

i. Bab IX mengenai Peran Serta Masyarakat diatur dalam Pasal 33.

Penyelenggaraan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum dilakukan oleh pemerintah daerah dengan melibatkan peran serta masyarakat.

j. Bab X mengenai Pengawasan dan Pengendalian terdiri atas 2 Pasal yaitu Pasal 34 dan Pasal 35. Walikota berwenang melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap penyediaan, penyerahan, dan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum. Pengawasan dilakukan dengan cara pemanatauan, evaluasi, dan pelaporan.

k. Bab XI mengenai Pembiayaan diatur dalam Pasal 36. Biaya pemeliharaan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebelum penyerahan menjadi tanggung jawab pengembang. Setelah penyerahan dilakukan maka hal tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

l. Bab XII mengenai Sanksi Administratif diatur dalam Pasal 37.

m. Bab XIII mengenai Penyidikan diatur dalam Pasal 38.

n. Bab XIV mengenai Ketentuan Pidana diatur dalam Pasal 39.

o. Bab XV mengenai Ketentuan Peralihan diatur dalam Pasal 40.

Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang belum diserahkan sebelum peraturan daerah ini berlaku, maka harus diserahkan paling lambat 2 tahun setelah peraturan daerah diundangkan.

p. Bab XVI mengenai Ketentuan Penutup diatur dalam Pasal 41.

(20)

8. Hasil Wawancara

Data penulisan penelitian hukum ini diperoleh dari metode wawancara yang dilakukan dengan pihak Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman. Rabu, 29 September 2021 dengan Fitasari Ayu Wardani sebagai staff bidang perumahan dan pertanahan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman. Bidang perumahan dan pertanahan adalah sub bagian yang membidangi hal-hal berkaitan dengan fasilitas umum.

Termasuk di dalamnya adalah mengenai prasarana, sarana, dan fasilitas umum yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian hukum ini.

Penulis : “Sebelumnya saya mau bertanya terkait Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 menjadi urusan bidang apa nggih bu?”

Fitasari Ayu Wardani : “Jadi untuk fasilitas umum itu berada di kewenangan bidang perumahan dan pertanahan. Termasuk Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 itu kewenangannya ada di bidang ini. Secara teknis fasilitas umum menjadi kewenangan bidang kawasan permukiman. Tetapi kalau mengkhususkan pada Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 yang inti pokoknya pengawasan dan pengawalan prasaana, sarana, dan utilitas umum itu menjadi kewenangan kami bidang perumahan dan pertanahan”

Penulis : “Saat sosialisasi Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang

(21)

Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum pada terdapat sesi diskusi yang membahas pelaksanaan peraturan daerah tersebut.

Dengan adanya permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020, apakah saat ini peraturan daerah yang dimaksud sudah berlaku efektif?”

Fitasari Ayu Wardani : “Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 menurut saya sudah berlaku efektif ya dengan adanya perhatian baik dari DPRD ataupun pengembang atau developer. Dengan adanya peraturan ini kan mendapat perhatian dari DPRD ya, dari pihak DPRD menargetkan minimal sepuluh PSU (prasarana, sarana, dan utilitas umum) sudah dilakukan penyerahan. Target itu harus terlaksana di tahun ini (2021)”

Penulis : “Secara keseluruhan fasilitas umum yang wajib melakukan penyerahan ke pemerintah daerah ada berapa bu?”

Fitasari Ayu Wardani : “Totalnya ada 31 yang harus selesai dalam waktu dua tahun. Tapi untuk tahun ini dikerjakan 10 dulu sesuai targer”

Penulis : “Untuk mencapai target tersebut upaya apa yang dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman”

(22)

Fitasari Ayu Wardani : “Awalnya kita menghubungi pengembang yang masuk di data arsip, setelah itu dilakukan pendekatan agar PSU dapat segera diserahkan. Ini juga masih dalam proses karena kan tidak semua pengembang terbuka akan hal ini. Tapi intinya yang kami lakukan dimulai dari mendata lalu mencari keberadaan pengembang. Proses penyerahan yang dilakukan ada tiga syarat dek. Pertama harus ada dukungan dari BPN.

Penyerahan PSU (prasarana, sarana, dan utilitas umum) nantinya berkaitan erat dengan sertifikat dan segala macamnya.

Jadi dukungan dari BPN sangat dibutuhan.

Kedua, koordinasi dengan lintas OPD.

Ketiga, kerjasama dengan pengembang atau dengan kata lain ada itikad baik untuk melakukan penyerahan”

Penulis : “Apakah ada hambatan selama proses mencari pengembang”

Fitasari Ayu Wardani : “Ya tentu ada justru ini yang paling susah karena proyek yang dikerjakan pengembang ini kan sudah lama. Jadi sangat memungkinkan pengembang sulit dicari bahkan kantornya pun sudah tidak ada”

Penulis : “Hal tersebut menjadi penghambat pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 nggih bu.

(23)

Tetapi selain itu adakah hambatan atau permasalahan lain?”

Fitasari Ayu Wardani : “Ada dek, contohnya kasus di daerah perumahan depkes terjadi sengketa antara pengembang dengan warga sekitar. Pihak pengembang berencana mendirikan perumahan baru di tanah lapang yang selama ini digunakan untuk kegiatan warga.

Sedangkan dari pihak warga tidak setuju karena selama ini merasa sudah menggunakan tempat tersebut selama berpuluh-puluh taun untuk fasilitas umum.

Warga sendiri sudah berkonsultasi dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman. Bahkan masalah ini sudah naik ke walikota. Tapi yang menjadi batu permasalahannya itu tanah yang digunakan warga untuk fasilitas umum tidak masuk site plan. Jadi agak susah penyelesaiannya, tapi ya semaksimal mungkin kami bantu warga mencari solusi terbaik”

Penulis : ”Berarti disini site plan sangat berperan penting?”

Fitasari Ayu Wardani : ”Iya jelas kita tidak bisa bertindak melakukan pengawalan penyerahan psu (prasarana, sarana, dan utilitas umum) tanpa adanya site plan”

Penulis : ”Selain permasalahan site plan, apakah ada

(24)

hambatan lain?”

Fitasari Ayu Wardani : ”Sebagian besar fasilitas umum yang digunakan warga masih atas nama pengembang. Dengan kata lain belum ada sertifikat atau surat yang menyatakan bahwa itu diperuntukkan untuk warga.

Yang dikemudian hari hal tersebut akan menyebabkan permasalahan. Kecuali untuk fasilitas umum yang terlantar artinya pihak pengembang membiarkan tanpa membuat sertifikat untuk warga. Tapi perlu diingat perlu ada surat kuasa pelepasan yang di dalamnya memuat tanda tangan salah satu warga. Tetapi yang perlu digaris bawahi, fasilitas umum tersebut sudah tercantum dalam site plan. Kalau tidak ada ya berati tidak bisa diakukan untuk warga.

Kemudian, hambatan lainnya karena perturan daerah ini masih tergolong baru jadi belum semua orang tau. Walaupun seiring berjalannya waktu sosialiasasi dan pemahaman tetap dilakukan. Tapi sebisa mungkin peraturan yang baru ini dibuat jangan sampai menyulitkan pengembang dalam melakukan penyerahan”

Penulis : ”Dari permasalahan yang diuraikan diatas, pengembang perlu menyiapkan apa saja supaya proses penyerahan dapat

(25)

dilakukan?”

Fitasari Ayu Wardani : ”Utamanya site plan ya, karena itu yang penting fasilitas umum yang diperuntukkan untuk warga termuat di dalamnya. Jadi akan mudah dalam pengadministrasian di proses penyerahan”

Penulis : ”Terakhir terkait dengan anggaran mulai proses penyerahan, pengawasan, sampai dengan pengelolaan menjadi tanggungan siapa bu?”

Fitasari Ayu Wardani : ”Nanti akan masuk ke APBD, apalagi kalau sudah masuk ke pengelolaan. Karena sudah masuk menjadi aset daerah otomatis semua menjadi tanggungan pemerintah daerah.

Intinya kami dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman berusaha semaksimal mungkin supaya adanya peraturan baru ini dapat digunakan sebaik- baiknya supaya PSU (prasarana, sarana, dan utilitas umum) dapat diserahkan dan dikelola pemerintah daerah untuk kepentingan umum”

(26)

B. Pembahasan

1. Implementasi Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman

Implementasi adalah tindakan atau aktifitas dari hasil kebijakan yang telah dirumuskan oleh pihak-pihak tertentu. Tujuan dari adanya implementasi untuk dilaksanakan agar rumusan yang dimaksud dapat diterima dengan baik. Secara garis besar, implementasi berarti tindakan melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Begitu juga dengan peraturan yang diimplementasikan agar dapat diterapkan dalam kehidupan bernegara. Termasuk dalam hal implementasi Peraturan Daerah yang dibuat untuk mengatur sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi daerah. Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum merupakan peraturan turunan dari peraturan diatasnya untuk dapat diimplementasikan di tingkat daerah,

Pasal 1 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman menyatakan bahwa Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan, dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat. Pemerintah daerah diberikan hak dan wewenang untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan tentang perumahan dan permukiman sebagaimana dijelaskan di atas.

(27)

Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum di Daerah.

Peraturan yang diatur dalam peraturan daerah lebih bersifat teknis yang disesuaikan dengan peraturan di atasnya. Proses tersebut dinamakan harmonisasi yang dilakukan dengan penyesuaian unsur tatanan hukum yang perlu disandingkan agar dapat diketahui apakah Peraturan Daerah Nomor 8 Kota Magelang tentang Penyedian, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum di Daerah, adapun tabel perbandingannya adalah sebagai berikut :

No Kategori Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum di Daerah

Peraturan Daerah Nomor 8 Kota Magelang tentang Penyedian,

Penyerahan, dan Pengelolaan

Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum

1 Tujuan Pasal 2 Pasal 2

Penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan permukiman dari pengembang kepada

Penyediaan,

penyerahan, dan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan

(28)

pemerintah daerah bertujuan untuk menjamin keberlanjutan pemeliharaan dan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum di lingkungan perumahan dan permukiman.

kawasan permukiman bertujuan untuk:

a. Menjamin keberlanjutan

pemeliharaan dan pengelolaan

prasarana, sarana, dan utilitas umum di lingkungan

perumahan dan kawasan

permukiman.

b. Menjamin hak setiap warga negara untuk menempati,

menikmati, dan/atau memiliki hunian yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur;dan c. Menjamin

terwujudnya

presentase luas kawasan atau blok peruntukan yang terbangun terhadap

luas yang

(29)

direncanakan.

2 Prinsip Pasal 3 Pasal 3

Penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan permukiman

berdasarkan prinsip : a. Keterbukaan, yaitu

masyarakat mengetahui

prasarana, sarana, dan utilitas umum yang diserahkan dan atau kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses informasi terkait dengan penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum.

b. Akuntabilitas yaitu proses penyerahan pasarana, sarana, dan utilitas umum yang dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan perundang-

Penyediaan,

penyerahan, dan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman berdasarkan prinsip :

a. Keterbukaan;

b. Akuntabilitas;

c. Kepastian hukum;

d. Keberpihakan;

e. Keberlanjutan.

(30)

undangan

c. Kepastian hukum yaitu menjamin kepastian

ketersediaan

prasarana, sarana, dan utilitas umum di lingkungan

perumahan dan permukiman sesuai dengan standar, rencana tapak yang disetujui oleh pemerintah daerah, serta kondisi dan kebutuhan

masyarakat.

d. Keberpihakan yaitu pemerintah daerah menjamin

ketersediaan

prasarana, sarana, dan utilitas umum bagi kepentingan masyarakat di lingkungan

perumahan dan permukiman.

(31)

e. Keberlanjutan yaitu pemerintah daerah menjamin

keberadaan

prasarana, sarana, dan utlitas umum sesuai dengan fungsi dan petunjuknya.

3 Prasarana Pasal 8 Pasal 8

Prasarana perumahan dan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, antara lain :

a. Jaringan jalan;

b. Jaringan saluran pembuangan air limbah;

c. Jaringan saluran pembuangan air hujan (drainase);

dan d. Tempat

pembuangan sampah

Prasarana perumahan

dan kawasan

permukiman

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, terdiri atas :

a. Jaringan jalan;

b. Jaringan saluran pembuangan air limbah;

c. Jaringan saluran pembuangan air hujan;

d. Tempat pembuangan sampah;dan e. Prasarana lainnya.

4 Sarana Pasal 9 Pasal 9

Sarana perumahan dan Sarana perumahan dan

(32)

permukiman

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, antara lain:

a. Sarana perniagaan/

perbelanjaan;

b. Sarana pelayanan

umum dan

pemerintahan;

c. Sarana pendidikan;

d. Sarana kesehatan;

e. Sarana peribadatan;

f. Sarana rekreasi dan olahraga;

g. Sarana pemakaman;

h. Sarana pertamanan dan ruang terbuka hijau; dan

i. Sarana parkir

permukiman

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, terdiri atas :

a. Sarana perniagaan/

perbelanjaan;

b. Sarana pelayanan

umum dan

pemerintahan;

c. Sarana pendidikan;

d. Sarana kesehatan;

e. Sarana peribadatan;

f. Sarana rekreasi dan olahraga;

g. Sarana pemakaman;

h. Sarana pertamanan dan ruang terbuka hijau;

i. Sarana parkir; dan j. Sarana lainnya 5 Utilitas

Umum

Pasal 10 Pasal 10

Utilitas umum perumahan dan permukiman

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, antara lain:

a. Jaringan air bersih;

Utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, terdiri atas :

a. Jaringan air bersih;

(33)

b. Jaringan listrik;

c. Jaringan telepon;

d. Jaringan gas;

e. Jaringan transportasi;

f. Pemadam kebakaran; dan g. Sarana penerangan

jasa umum

b. Jaringan listrik;

c. Jaringan telepon;

d. Jaringan gas;

e. Jaringan transportasi;

f. Jaringan kebakaran;

g. Penerangan jalan umum; dan

h. Utilitas umum lainnya

6 Penyerahan Pasal 11 Pasal 19

(1) Pemerintah daerah meminta

pengembang untuk menyerahkan

prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan permukiman

sebagaimana

dimaksud Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 10 yang dibangun oleh pengembang.

(2) Penyerahan

prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan

(1) Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang telah selesai dibangun oleh pengembang harus diserahkan kepada pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(2) Penyerahan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan:

a. Paling lambat 1 (satu) tahun

(34)

permukiman sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan

a. Paling lambat 1 (satu) tahun setelah masa pemeliharaan;

dan

b. Sesuai dengan rencana tapak yang telah disetujui

pemerintah daerah.

setelah

berakhirnya masa pemeliharaan dan perawatan

prasarana, sarana, dan utilitas umum; dan b. Sesuai dengan

rencana tapak yang telah disetujui oleh pemerintah daerah.

(3) Penyerahan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan:

a. Secara bertahap, apabila rencana pembangunan dilakukan bertahap; atau b. Sekaligus,

apabila rencana pembangunan dilakukan tidak bertahap

(4) Jangka waktu

(35)

penyerahan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf a dikecualikan untuk penyerahan

prasarana, sarana, dan utilitas umum berupa tanah paling lambat 6 (enam) bulan setelah diterbitkannya izin mendirikan

bangunan

perumahan terkait.

7 Persyaratan Pasal 14 Pasal 23

Pemerintah daerah menerima penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan permukiman yang telah memenuhi persyaratan : a. Umum;

b. Teknis; dan c. Administrasi.

Pemerintah daerah menerima penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang telah memenuhi persyaratan:

a. Umum;

b. Teknis; dan c. Administrasi

8 Tata Cara Penyerahan

Pasal 19 Pasal 25

Tata cara penyerahan (1) Pengembang

(36)

prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan permukiman dilakukan melalui :

a. Persiapan;

b. Pelaksanaan penyerahan;dan c. Pasca penyerahan

menyerahkan

prasarana, sarana, dan utilitas umum kepada walikota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(2) Tata cara penyerahan

prasarana, sarana, dan utilitas umum dilakukan melalui:

a. Persiapan;

b. Pelaksanaan penyerahan; dan c. Pasca

penyerahan.

9 Pengelolaan Pasal 22 Pasal 29

(1) Pengelolaan

prasarana, sarana, dan utilitas umum

yang telah

diserahkan kepada pemerintah daerah sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah

(1) Pengelolaan

prasarana, sarana, dan utilitas umum

yang telah

diserahkan kepada pemerintah daerah berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-

(37)

yang bersangkutan.

(2) Pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan

pengembangan badan usaha sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(3) Dalam hal pemerintah daerah melakukan kerja sama pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum dengan

pengembang, badan usaha swasta dari masyarakat

pemeliharaan fisik dan pendanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum menjadi tanggung jawab pengelola.

(4) Pengelola prasarana, sarana, dan utilitas umum tidak dapat

undangan bidang pengelolaan barang milik daerah.

(2) Pengelolaan

prasarana, sarana, dan utilitas umum tidak dapat merubah peruntukan

prasarana, sarana, dan utilitas umum.

(38)

merubah peruntukan prasarana, sarana, dan utilitas umum.

.

Tabel di atas menunjukan kesesuaian peraturan yang termuat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum di Daerah dan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyedian, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman. Namun di samping Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum di Daerah, Peraturan Daerah Nomor 8 Kota Magelang tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar pembentukannya sebagai berikut :

a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Pasal 12 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah menyatakan bahwa “Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) meliputi : a) pendidikan; b) kesehatan; c) pekerjaan umum dan penataan ruang; d) perumahan rakyat dan kawasan pemukiman; e) ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat; dan f) sosial”. Penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan di atur sedemikian rupa disesuaikan dengan kewenangan pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah.

Pemerintah daerah yang paling mengetahui kondisi daerahnya masing-masing, sehingga urusan pemerintahan yang menjadi

(39)

kewenangannya bersifat teknis. Hal tersebut dimaksudkan agar urusan penyelenggaraan pemerintahan dapat berlaku secara efektif dan efisien.

Pemerintah Daerah Kota Magelang sebagai daerah otonom memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan urusan wajib pemerintahan tersebut. Pembentukan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana. Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah tindak lanjut atas penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan. Pasal 17 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah menyatakan bahwa “Daerah berhak menetapkan kebijakan daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah”. Sejalan dengan hak tersebut, kebijakan Pemerintah Daerah Kota Magelang membuat produk hukum yang berkaitan dengan perumahan dan permukiman sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Implementasi Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana. Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman yang berlaku secara efektif dan efisien merupakan salah satu kompetensi Pemerintah Daerah Kota Magelang. Wilayah yang tidak terlalu luas menjadi kelebihan penyelenggaraan peraturan daerah yang mengatur tentang perumahan dan permukiman, sebab pelaksanaannya dapat fokus pada tempat atau obyek yang terkait.

Khususnya yang tergolong dalam prasarana, sarana, dan utilitas umum.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan, Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman

(40)

Kewenangan yang dimiliki daerah otonom harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sejalan dengan itu pemerintah daerah maupun pemerintah pusat mampu menciptakan koordinasi agar dapat mewujudkan keteraturan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang sesuai dan koordinatif dapat memenuhi hak masyarakat.

Terutama dalam kesejahteraan secara khusus pada lingkungan tempat tinggal. Pasal 9 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan, Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman menyatakan bahwa “Koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a merupakan kegiatan sinkronisasi dan evaluasi antar-pemerintahan dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman”. Atas dasar itu pemerintah pusat dan pemerintah daerah bekerja sama dalam melakukan sinkronisasi dan evaluasi dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang berkaitan dengan perumahan dan kawasan permukiman.

Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 88 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman memuat ketentuan sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Kewenangan pemerintah daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan berkaitan dengan perumahan dan kawasan permukiman termuat dalam peraturan daerah tersebut.

Perencanaan hingga pengelolaan diatur sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan, Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman.

(41)

c. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 21021 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman menyatakan bahwa “Perencanaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) mengacu pada teknik keterpaduan prasarana, sarana, dan utilitas umum”. Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang menjadi kewenangan pemerintah daerah disesuaikan dengan kebutuhan daerahnya masing-masing. Sejalan dengan itu, pemerintah daerah Kota Magelang melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum untuk menjamin masyarakat menggunakan prasarana, sarana, dan utilitas umum semaksimal mungkin.

Kewenangan daerah untuk mengelola prasarana, sarana, dan utilitas umum dimaksudkan agar penyelenggaraan urusan pemerintahan dapat berjalan dengan efektif. Mengingat setiap daerah di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda-beda, maka pemerintah pusat memberikan kewenangan tersebut untuk daerah.

Pasal 18 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman yang menyatakan bahwa “Perencanaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum yang telah memenuhi persyaratan wajib mendapat pengesahan dari Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya”. Kewenangan yang dimiliki pemerintah daerah Kota Magelang sebagai daerah otonom dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

(42)

Bahwa dengan berlakunya Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman menjadi dasar pemeliharaan prasarana, sarana, dan utilitas umum. Peraturan daerah tersebut adalah tindak lanjut peraturan perundang-undangan di atasnya yang dibuat menyesuaikan kemampuan daerah.

Penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang menjadi kewajiban pengembang perlu dilakukan pengawasan oleh pemerintah daerah. Hal tersebut dimaksudkan agar pengembang melaksanakan kewajibannya dengan baik. Prasarana, sarana, dan utilitas umum dikategorikan sesuai peraturan perundang-undangan.

Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman mangatur kategori prasarana, sarana, dan utilitas umum.

Kategori prasarana termuat dalam Pasal 8 Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman yang menyatakan “Prasarana Perumahan dan Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, terdiri atas:

a. Jaringan jalan;

b. Jaringan saluran pembuangan air limbah;

c. Jaringan saluran pembuangan air hujan;

d. Tempat pembuangan sampah; dan e. Prasarana lainnya.”

(43)

Kategori sarana termuat dalam Pasal 9 Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman yang menyatakan “Sarana Perumahan dan Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, terdiri atas :

a. Sarana perniagaan/perbelanjaan;

b. Sarana pelayanan umum dan pemerintahan c. Sarana pendidikan;

d. Sarana kesehatan;

e. Sarana peribadatan;

f. Sarana rekreasi dan libutan;

g. Sarana permakaman;

h. Sarana pertamanan dan ruang terbuka hijau;

i. Sarana parkir; dan j. Sarana lainnya”.

Kategori utilitas umum termuat dalam Pasal 10 Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman.“Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, terdiri atas :

a. Jaringan air bersih;

b. Jaringan listrik;

c. Jaringan telepon;

d. Jaringan gas;

e. Jaringan transportasi;

f. Jaringan kebakaran;

(44)

g. Penerangan jalan umum; dan h. Utilitas umum lainnya”

Kategori yang termuat dalam Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman memberikan kemudahan untuk Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dalam menjalankan kewajibannya. Begitupun dengan pengembang dalam menyediakan prasarana, sarana, dan utilitas umum sesuai dengan kategori yang termuat dalam peraturan perundang- undangan.

Adanya Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman menjadi pedoman bagi perangkat daerah terkait dalam hal ini Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman termasuk struktur Pemerintah Daerah Kota Magelang yang memiliki fungsi dan tugas berkaitan dengan prasarana, sarana, dan utillitas umum.

Tugas pengelolaan dan pengawasan terkait prasarana, sarana, dan utilitas umum diatur dalam Peraturan Walikota Nomor 57 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Magelang Nomor 33 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Magelang.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman salah satu tugasnya adalah melaksanakan teknis penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum dari pengembang kepada pemerintah daerah. Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman di sini bertugas untuk menjalankan dan mengawasi penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum ke pemerintah daerah.

(45)

Penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagaimana diatur dalam Pasal 11 Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum menjadi tanggung jawab bagi pengembang.

Prasarana, sarana, dan utilitas umum disediakan sejalan dengan pembangunan perumahan yang dilakukan pengembang. Sebelum menyediakan prasarana, sarana, dan utilitas umum, pengembang melakukan perencanaan dengan memperhatikan syarat administratif, teknis, dan ekologis. Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum diimplementasikan dengan memperhatikan syarat sesuai ketentuan.

DPRD Kota Magelang menargetkan tiga puluh satu perumahan untuk melaksanakan penyediaan dan penyerahan ke pemerintah daerah.

Berdasarkan tiga puluh satu target, sepuluh diantaranya diprioritaskan untuk dilaksanakan di tahun 2021. Hingga bulan Oktober 2021 proses pendataan masih dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman bersama dengan pengembang dan bekerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah terkait. Namun perlu diketahui bahwa sepuluh target prioritas sudah memenuhi syarat-syarat sebagaimana diatur dalam Pasal 15 Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Status penguasaan kaveling dan kelengkapan perizinan merupakan syarat administratif yang sudah dipenuhi oleh masing- masing pengembang perumahan. Selain itu, rencana tapak yang dimiliki pengembang memuat syarat teknis yaitu gambar struktur secara detail, jenis bangunan, dan cakupan layanan. Syarat ekologis seperti bahan

(46)

bangunan ramah lingkungan dan penggunaan energi non fosil menjadi pertimbangan pengembang dalam melakukan perencanaan penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum. Tahap setelah penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum adalah pembangunan. Hal ini menjadi tanggung jawab pengembang yang melakukan pembangunan perumahan. Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum disesuaikan dengan rencana, rancangan, dan perizinan.

Pasal 19 Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman mengatur pengembang menyerahkan prasarana, sarana, dan utilitas umum kepada pemerintah daerah. Penyerahaan prasarana, sarana, dan utilitas umum dapat dilakukan dalam bentuk bangunan maupun tanah. Apabila sesuai dengan ketentuan, penyerahan dilakukan dalam jangka waktu paling lama enam bulan untuk tanah dan satu tahun untuk bangunan. Tetapi hal ini belum dapat terlaksana sebab Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman baru diundangkan pada tahun 2020. Sedangkan sebelum itu sudah banyak pengembang yang melakukan pembangunan rumah tanpa memperhatikan fasilitas umum yang digunakan untuk kepentingan umum. Oleh karena itu, pada tahun 2021 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman berusaha memenuhi sepuluh prioritas penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang ditargetkan oleh DPRD. Hal tersebut dimaksudkan agar Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman dapat

(47)

diimplementasikan dengan maksimal dan ditingkatkan pelaksanaannya di tahun yang akan datang.

Penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum dari pengembang ke pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 26 Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman. Tahap awal yang dilakukan oleh pengembang berkaitan dengan administrasi. Pengembang menyerahkan permohonan penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang ditujukan kepada Walikota. Setelah permohonan diterima, Walikota akan menugaskan tim verifikasi. Tim tersebut akan mengundang pengembang untuk memaparkan rencana penyerahan yang akan dilakukan. Apabila pemaparan yang dilakukan disetujui maka tim verifikasi akan melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu pemeriksaan fisik.

Pada tahap ini, apabila prasarana, sarana, dan utilitas umum layak diterima maka akan dilanjutkan ke tahap pasca penyerahan. Namun apabila tidak, pengembang akan diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan untuk diajukan kembali. Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang sudah disetujui oleh tim verifikasi akan ditetapkan status penggunaannya oleh Walikota selanjutnya akan dicatat sebagai aset daerah.

Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang diserahkan oleh pengembang kepada Pemerintah Daerah Kota Magelang dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang termuat dalam peraturan perundang- undangan. Proses penyerahan yang dalam hal pengawasan dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman memuat tiga syarat yang saling berhubungan. Syarat pertama berkaitan dengan pihak external yang berfungsi sebagai fasilitator. Badan Pertanahan Nasional Kota

(48)

Magelang sebagai pihak external dalam proses penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan permukiman. Dukungan dari Badan Pertanahan Nasional Kota Magelang akan mempermudah proses penyerahan. Perlu ditekankan bahwa pihak external bukan sebagai pihak ketiga yang ikut secara langsung dalam proses penyerahan. Melainkan hanya sebagai pihak yang ikut mendukung dan mengikuti sehingga proses penyerahan dapat dilakukan secara efektif sesuai ketentuan perundang-undangan.

Syarat kedua yaitu adanya itikad baik dengan pengembang perumahan. Adanya hubungan baik antara pengembang dan pemerintah daerah akan mempermudah proses penyediaan dan penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum. Itikad baik antar kedua pihak menjadi salah satu unsur penting yang menjadi faktor pendukung pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Syarat ketiga adalah berkoordinasi dengan lintas Organisasi Perangkat Daerah. Struktur pemerintahan di Kota Magelang saling berhubungan satu sama lain. Penyelenggaraan urusan pemerintahan tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri. Tanpa adanya koordinasi dan kerjasama lintas perangkat daerah, maka penyelenggaraan urusan pemerintahan tidak dapat berjalan dengan baik. Begitupun dengan pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman. Pelaksanaan peraturan daerah tersebut, mulai dari penyediaan hingga penyerahan antara pengembang dan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman wajib melakukan koordinasi dengan perangkat daerah Kota Magelang. Contoh

(49)

dalam pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum harus dikoordinasikan dengan Badan Keuangan dan Aset Daerah.

Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang sudah diserahkan kemudian menjadi aset daerah. Apabila proses penyerahan sudah dilakukan, maka Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman berkoordinasi dengan Badan Keuangan dan Aset Daerah untuk mengelola prasarana, sarana, dan utilitas umum tersebut. Organisasi Perangkat Daerah lain yang berhubungan dengan pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penyediaan, Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah Dinas Pekerjaan Umum.

Pengembang yang akan melakukan proses penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum wajib menyediakan site plan dan rencana tapak perumahan. Mengenai hal tersebut dikoordinasikan antara pengembang, Dinas Perumahan dan Permukiman, serta Dinas Pekerjaan Umum.

Setelah pengembang melakukan penyerahan dilakukan pengelolaan yang dalam hal ini berkaitan dengan tugas dan fungsi Bidang Perumahan dan Pertanahan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman. Tugas Kepala Bidang Perumahan dan Pertanahan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman yang dikaitan dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum berfokus pada pengawasan dan pengendalian.

Melakukaan koordinasi terkait pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian perumahan dan prasarana di lingkungan menjadi tugas kepala bidang perumahan dan pertanahan. Pengendalian dilakukan untuk menjamin prasarana, sarana, dan utilitas umum yang diserahkan pengembang dapat digunakan untuk kepentingan umum. Secara garis besar produk hukum daerah yang dibuat digunakan untuk menjamin pemenuhan hak bagi masyarakat di tingkat daerah. Begitu juga dengan

Gambar

Tabel  di  atas  menunjukan  kesesuaian  peraturan  yang  termuat  dalam  Peraturan  Menteri  Dalam  Negeri  Nomor  9  Tahun  2009  tentang  Pedoman  Penyerahan  Prasarana,  Sarana,  dan  Utilitas  Umum  di  Daerah  dan  Peraturan  Daerah  Kota  Magelang

Referensi

Dokumen terkait

Stress corrosion cracking adalah penyebab terjadinya retak pada top water tube drum.. Stress corrosion cracking pada carbon steel dapat terjadi akibat akumulasi dari

Peraturan Bupati Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penyediaan dan Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kepada Pemerintah Daerah.. II

8 Bisa dikatakan sebaliknya “orang lain hanya akan menaruh minat kepada kita, bila mana kita menunjukkan perhatian kepada dia” (Prof. Oleh karena itu dalam usahanya para

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah implementasi akad musyarakah pada financial technology di PT Ammana sudah sesuai dengan syarat dan

Penulis menyatakan bahwa Kinerja Karyawan tidak lepas dari Disiplin Kerja yang memiliki produktivitas yang baik pada karyawan Hotel Grand Aston City Hall Medan, seorang karyawan

ditinjau dari gaya belajar visual dan audiotori.2) Hasil belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran make a match lebih tinggi dari pada hasil belajar

Senada dengan itu menurut Nurhadi dkk (dalam Suswantara, 2011:6) bahwa PBM adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa scalding dalam lilin panas pada pencabutan bulu itik tidak berpengaruh terhadap nilai susut masak dan sobek kulit namun