• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Metode CAMELS

Berdasarkan Surat Edaran BI NO. 13/24/DPNP tentang Tata Cara Penilaian dan Peraturan BI NO. 13/1/PBI/2011 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. CAMELS meupakan salah satu metode untuk mengukur kinerja bank. CAMELS merupakan alat ukur resmi yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk menghitung kesehatan bank di Indonesia (www.bi.go.id).

CAMELS adalah aspek yang paling banyak berpengaruh terhadap kondisi keuangan bank, yang mempengaruhi pula tingkat kesehatan bank, CAMELS merupakan objek pemeriksaan bank yang dilakukan oleh pengawas bank. CAMELS terdiri dari lima kriteria yaitu modal, aktiva, manajemen, pendapatan, dan kualitas. Faktor-faktor penilaian analisis CAMELS yaitu:

1. Capital (Permodalan)

Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah satu bank. Salah satu penilaiannya adalah dengan metode CAR (Capital Adequency Ratio) yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).

2. Asset (Kualitas Aktiva)

Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank.

Rasio yang diukur ada dua macam, yaitu:

1. Rasio aktiva produktif digunakan untuk mengukur tingkat

kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanam (Kasmir, 2012:11).

2. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif digunakan untuk menunjukkan kemampuan bank dalam menjaga kolektabilitas atau pinjaman yang disalurkan semakin baik.

3. Management

Penilaian didasarkan pada manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas, dan manajemen umum.

3. Earning (Rentabilitas)

Penilaian dalam unsur ini didasakan kepada dua macam yaitu:

a) Rasio laba terhadap total aset (ROA). Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas bank didalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan.

b) Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).

BOPO merupakan perbandingan antara beban operasional terhadap pendapatan operasional.

4. Liquidity (Likuiditas)

Yaitu untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas didasarkan kepada dua macam rasio yaitu:

a) Rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar.

b) Rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh bank (Kasmir, 2012:12)

Dari bobot nilai ini dapat dipastikan kondisi suatu bank. Batas minimal dan maksimal untuk menentukan predikat suatu bank dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.1 Bobot CAMEL

Rasio Bobot

Peringkat Permodalan 25%

Peringkat Kualitas Aktiva Produktif 50%

Peringkat Rentabilitas 10%

Peringkat Likuiditas 10%

Peringkat Sensitivitas Terhadap Resiko Pasar 5%

Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP 2018 Tabel 2.2

Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP 2018 b. Metode RGEC

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank wajib melakukan penelitian tingkat kesehatan secara individual atau konsolidasi dengan menggunakan metode RGEC. Berdasarkan Surat Edaran BI No. 13/24/DPNP metode RGEC merupakan penilaian yang digunakan dalam menganalisis kinerja keuangan perbankan, indikator

penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Risk Profile (Profil Risiko)

Penilaian profil risiko merupakan penilaian terhadap kualitas penerapan manajemen risiko dalam aktivitas operasional bank. Rasio keuangan yang digunakan dalam menilai tingkat kesehatan bank ditinjau dari aspek risk profile masing-masing dibahas.

2. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank. Risiko kredit umumnya terdapat pada seluruh aktivitas bank yang kinerjanya bergantung pada kinerja pihak lawan (counterparty), penerbit (issuer), atau kinerja penyedia dana (borrower). Risiko kredit dapat meningkat antara lain karena terkonsentrasinya penyediaan dana pada debitur, wilayah geografis, produk, jenis pembiayaan, atau lapangan usaha tertentu. Rasio ini dirumuskan dengan:

Tabel 2.3

Predikat Kesehatan Bank

NO RASIO PREDIKAT

1 0%<NPL<7% Sangat Sehat

2 7%≤NPL<10% Sehat

3 10%≤NPL<13% Cukup Sehat

4 13%<NPL<16% Kurang Sehat

5 NPL>16% Tidak Sehat

Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2018

Tabel 2.4

Predikat Kesehatan Bank

NO RASIO PREDIKAT

1 50%<FDR≤75% Sangat Sehat

2 75%<FDR≤85% Sehat

3 85%<FDR≤100% Cukup Sehat

4 100%<FDR≤120% Kurang Sehat

5 FDR>120% Tidak Sehat

Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP 2018

a) Good Corporate Governance (GCG)

Penilaian faktor GCG merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Bank Umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank (Peraturan Bank Indonesia, 2). Parameter pelaksanaan prinsip- prinsip GCG yang digunakan dalam menilai faktor GCG antara lain:

1) Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris 2) Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi

3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite 4) Penanganan benturan kepentingan

5) Penerapan fungsi kepatuhan bank 6) Penerapan fungsi audit intern 7) Penerapan fungsi audit ekstern

8) Penerapan fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern

9) Penyediaan dana kepada pihak terkait (ralated party) dan debitur besar (large exposures)

10) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan keuangan pelaksanaan GCG dan laporan intern

11) Rencana strategi bank

Tabel 2.5

Peringkat Komposit GCG

NO KRITERIA PREDIKAT

1 Nilai Komposit<1,5 Sangat Baik 2 1,5<Nilai Komposit<2,5 Baik 3 2,5<Nilai Komposit<3,5 Cukup Baik 4 3,5<Nilai Komposit<4,5 Kurang Baik 5 Nilai Komposit>4,5 Tidak Baik Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP 2018 b) Earning (Rentabilitas)

Rentabilitas merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisien usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Penilaian faktor rentabilitas bank dapat menggunakan parameter diantaranya yaitu :

1) ROA (Return On Asset)

Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan dalam menghasilkan laba melalui penanaman dana pada seluruh aktiva produktif. 49 Rasio ini dirumuskan dengan:

Tabel 2.6 Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP 2018 c) Capital (Permodalan)

Sesuai peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 Pasal 7 ayat 2 sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf d meliputi penilaian terhadaptingkap kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan.

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko (Kasmir,2009:198).

Rasio ini dirumuskan dengan:

Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP 2018

Dokumen terkait