• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Penyebab Pasca Trauma Kebakaran

Dalam dokumen POST TRAUMATIC STRESS DISORDER (Halaman 38-43)

BAB III

FAKTOR PENYEBAB TINJAUAN DAN BENTUK DAMPAK TRAUMA PASCA KEBAKARAN DI DESA SIMBUR NAIK KECAMATAN SABAK TIMUR KABUPATEN

TANJUNG JABUNG TIMUR

Selain itu terdapat pula faktor psikologis yang turut mempengaruhi trauma seseorang, yaitu emosi yang terpendam. Emosi adalah bagian yang tidak akan pernah hilang dari diri kita dan kehidupan sehari-hari. Emosi itu bisa berupa marah, merasa bersalah, takut, dan sedih (karena ditinggalkan). Semua hal itu ada pada diri setiap orang dan sangat natural untuk bisa merasakannya3.

Setiap kali kita melalui hari demi hari bahkan detik demi detik, kita akan selalu berhadapan dengan satu peristiwa ke peritiwa lain. Mungkin saja berupa hal-hal kecil sejak kita mulai membuka mata hingga kembali kea lam mimpi. Setiap saat kita akan mengalami perasaan yang selalu berubah dari waktu ke waktu, bergantung kepada stimulus yang kita terima. Apakah itu rasa marah, senang, atau hal lainnya. Banyak hal yang bisa membuat kita menahan emosi negatif tanpa kita sadari, yang mengakibatkan terjebaknya energi negatif tersebut di dalam diri dan jiwa kita.

Seharusnya semua perasaan itu, baik energi negatif dan energi positif saling bergantian dan bergerak dalam tubuh kita sebagaimana mestinya, tetapi kita tahu itu tidak sepenuhnya terjadi. Dampak yang ditimbulkan karena emosi negatif sangat luar biasa. Emosi negatif bisa menjadi perusak kehidupan dalam bidang keuangan, karier, hingga hubungan dengan sesame dan bahkan dengan Tuhan, serta mampu pula membuat rasa kepercayaan baik itu kepada orang lain maupun diri sendiri menjadi hilang ataupun berkurang.

Lebih jauh lagi, emosi negatif yang mengendap dalam tubuh dan jiwa juga bisa dengan mudah menjadi penyebab stress, depresi dan rasa tidak karuan yang membuat tindakan di luar batas, termasuk trauma. Emosi negatif juga bisa menyebabkan rasa pegal ringan hingga penyakit fisik berat lainnya, seperti kanker, diabetes, ginjal, darah tinggi, hingga penyakit lainnya yang tidak terdeteksi penyebabnya. Penelituan terbaru menyebutkan bahwa penyakit tersebut digolongkan dan disebut dengan psikosomatis.

Untuk bisa mengatasi berbagai macam kasus tersebut yang disebabkan oleh emosi negatif yang terpendam didalam tubuh dan jiwa, sangatlah penting bagi kita semua untuk mengetahui penyebab terjadinya, serta bagaimana awal emosi negatif itu terbentuk.

3 Irma Rahayu, Emotional Healing Therapy, (Jakarta: Grasindo, 2013), 13

1. Faktor Fisik

Faktor orang tua dalam bersosialisasi dalam kehidupan keluarga, terjadinya penganiayaan yang menjadikan luka atau trauma fisik. Kejahatan atau perbuatan yang tidak bertanggung jawab yang mengakibatkan trauma fisik dalam bentuk luka badan.

Musaffar Arrahman juga menambahkan, sebagaimana dapat dilihat sebagai berikut:

[S]aya tidak bisa melupakan kejadian itu begitu saja, walaupun tidak mengalami luka fisik tapi saya mengalami trauma fisik. Ketika rasa takut atas musibah yang terjadi saya hanya bisa berusaha untuk tidak teringat semua itu, karna orang tua saya juga mengalami hal yang sama, jadi saya tidak bisa untuk memintak tolong kepada orang tua saya.4

Dari hasil wawancara dan observasi penulis dapat menyimpulkan bahwan faktor fisik juga merupakan salah satu penyebab terjadi nya trauma, akan tetapi disini tidak terdapat luka badan namun yang terjadi adalah trauma fisik.

Hampir semua orang perrnah mendengar bahwa penyakit fisik berawal dari emosi negatif. Faktor emosi negatif menjadi penyakit fisik sebesar 90% atau bahkan lebih.

Energy in Motion, itulah kata lain dari emosi. Dari kata tersebut jelas bahwa energi itu bergerak dan harus berputar. Di dalam diri kita telah tersedia semua calon bibit penyakit, seperti kanker, yang diam dan tertidur. Semua orang memilikinya tanpa terkecuali.

Bibitnya bukan berarti pasti akan tumbuh besar. Jika faktor pendukung tidak ada, maka dia akan terus tertidur.

Manusia sehat adalah manusia yang seimbang dalam mengelola emosinya.Dia mempunyai rasa tenang dan damai sebagaimana rasa marah dan sedih. Hal yang menarik dalam diri manusia sehat itu, terlihat dari perputaran energi yang stabil. Walaupun terkadang ada yang tertahan, hanya sementara saja sifatnya, dan kemudian dia lancer kembali. Dalam Post Traumatic Syndrom, gangguan akan timbul pertanda emosi negatif telah bertumpuk dalam jiwa dan tubuh. Emosi negatif tersebut muncul dikarenakan adanya stimulus yang mengingatkan kembali akan kejadian buruk yang pernah dialami dan kejadian itu menyimpan emosi sedih, marah, takut, kecewa dan emosi negatif lainnya.

4Musaffar Arrahman, Wawancara dengan penulis, 28 januari 2019, Desa Simbur Naik Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Catatan Lapangan.

Ada lima jenis emosi yang berdampak pada fisik seseorang, kelima jenis emosi ini kerap kali tanpa kita sadari telah lama hinggap dan betah menemani hari-hari kehidupan kita, terkesan sederhana, biasa, dan merupakan gejala wajar hinggap yang seringkali kita menganggap remeh akar masalah dari efek yang kita derita. Emosi-emosi tersebut diantaranya:

a. Sindrom menangis

Penyebabnya adalah ketidakmampuan kita saat mengambil keputusan karena pengkondisian yang dilakukan orang lain. Misalnya, jika kita selalu merasa tidak mampu menolak tugas dari atasan karena merasa tidak enak atau takut dinilai buruk, sehingga pada akhirnya kita memendam perasaan sendiri yang membuat tubuh bagian depan mulai dari atas pusar sampai kepala terkena sindrom ini. Efek sindrom menangis secara fisik adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, mata mudah berair, tekanan pada daerah lambung sampai pada dada, otot leher kaku, sariawan, pengencangan otot rahang dan gigi yang menggerinda (biasanya saat tidur).

b. Sindrom tanggung jawab

Penyebabnya adalah rasa terbebani saat harus memikul tanggung jawab tertentu, misalnya sebagai tulang punggung keluarga atau pimpinan proyek penting.Bagian tubuh yang terpengaruh oleh sindrom ini adalah pundak dan punggung bagian atas.Sedangkan efek fisik yang terjadi adalah sakit punggung, pundak kaku, dan dalam kasus yang berat dapat menyebabkan cedera punggung.

c. Sindrom frustasi seksual dan perasaan bersalah

Penyebab sindrom ini adalah perasaan bersalah karena tidak mampu mengekspresikan diri, serta perasaan kurang memadai dalam masalah seks.Bagian tubuh yang terkena sindrom ini adalah lambung, daerah sekitar kelamin, punggung bagian bawah.Efek yang dirasakan secara fisik adalah kram perut, asam lambung berlebih, kram saat menstruasi disertai pendarahan yang banyak, infeksi vagina dan kandung kemih, prostat, rasa sakit pada testikel, dan masalah ginjal.

d. Sindrom perlawanan

Penyebabnya adalah pengingkaran atau penekanan keinginan, rasa tidak mampu untuk mencapai sebuah tujuan, harapan, atau impian. Seperti gagal ikut ujian akhir, gagal masuk perguruan tinggi, gagal masuk ke kantor yang diimpikan, atau bisa juga

merasa gagal didengar pendapat dan keinginannya oleh orang yang ia sayangi.

Sindrom ini menyerang tubuh bagian lengan, telapak tangan, dan jari-jari.Efek fisik yang terjadi diantaranya kutil, tangan yang kasar, kakunya persendian tangan dan lengan, tangan yang dingin atau sangat panas, rematik, dan radang sendi.

e. Sindrom melarikan diri

Untuk sindrom yang satu ini, penyebabnya adalah keinginan untuk melarikan diri dari situasi tertentu, kondisi yang dialami saat ini, ketakutan yang beelebihan bahkan takut atau kesuksesan. Misalnya, tanpa sadar merasa tidak layak untuk sukses karena takut akan dirongrong keluarga. Sedangkan bagian tubuh yang akan terpengaruh adalah paha hingga kaki bagian bawah. Efek fisik yang terjadi diantaranya kaki bengkak, kram, kaki yang dingin, bahkan kelumpuhan.

2. Faktor Agama

Faktor agama berpengaruh menjadi salah satu faktor penyebab seseorang mengalami gangguan kejiwaan atau psikologis. Agama nampaknya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pengingkaran manusia terhadap agama mungkin karena faktor-faktor tertentu yang disebabkan oleh kepribadian maupun lingkungan masing-masing. Namun untuk menutupi atau meniadakan sama sekali dorongan dan rasa keagamaan kelihatannya sulit dilakukan, hal ini dikarenakan manusia memiliki unsur batin yang cenderung mendorongnya untuk tunduk kepada ALLAH SWT.

[J]ika rasa takut itu datang, jika tidak diiringi rasa dalam beribadah maka maka rasa itu sulit untuk di tenangkan.5

Ketundukan ini merupakan bagian dari faktor internal manusia dalam psikologi kepribadian dinamakan pribadi (self) ataupun hati nurani (conscience of man)6. Fitrah manusia sebagai ciptaan Allah SWT ialah manusia diciptakan mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau manusia tidak ada yang beragama tauhid, maka seseorang individu dapat mengalami gangguan kejiwaan.Hasil wawancara penulis diatas menunjukan, jika seseorang kurang dalam beribadah maka rasa trauma itu sulit untuk di

5Abdul Hamid, Wawancara dengan penulis, 26 januari 2019, Desa Simbur Naik Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Catatan Lapangan

6Anwar Sutoyo, Bimbingan Konseling Islam: Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013),145

sembuhkan, sebab fitrah seorang manusia yaitu tunduk kepada ALLAH dan sebagai ciptaan ALLAH, yang mempunyai naluri untuk beragama.

Dalam dokumen POST TRAUMATIC STRESS DISORDER (Halaman 38-43)

Dokumen terkait