• Tidak ada hasil yang ditemukan

POST TRAUMATIC STRESS DISORDER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "POST TRAUMATIC STRESS DISORDER"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

NAIK KECAMATAN. SABAK TIMUR KABUPATEN.

TANJUNG JABUNG TIMUR)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu (Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam) Fakultas Dakwah

Disusun Oleh:

ISMI AULIA AMBAR WATI NIM: UB 150101

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

(2)

ii

Jambi, April 2019 Pembimbing I : Samsu, S.Ag., M.Pd.I., Ph.D.

Pembimbing II : DaniSartika, S.Ag, M.Si Alamat : Fakultas Dakwah

UINSulthanThaha SaifuddinJambi

KepadaYth,

DekanFakultas Dakwah

UIN SulthanThahaSaifuddin Jambi Di_

Jambi Assalamu’alaikumWr. Wb.

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, kami berpendapat bahwa skripsi saudari Ismi Aulia Ambar Wati yang berjudul “Post Traumatic Stress Disorder (Tinjauan gangguan psikologis korban kebakaran di Desa Simbur Naik Kec. Sabak Timur Kab. Tanjung Jabung Timur)” telah dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Makadenganini kami ajukanskripsitersebut agar dapatditerimadenganbaik.

Demikianlah, kami ucapkanterimakasihsemogah bermanfaatbagikepentingan agama, nusadanbangsa.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

DosenPembimbing I

Samsu, S.Ag., M.Pd.I., Ph.D.

NIP. 19701008 200312 1 002

DosenPembimbing II

DaniSartika, S.Ag., M.Si NIP:19800430 200912 2 003

(3)

iii

Nama : IsmiAuliaAmbarWati

NIM : UB. 150101

Pembimbing I : Samsu, S.Ag., M.Pd.I., Ph.D.

Pembimbing II : DaniSartika, S.Ag., M.Si

Fakultas : Dakwah

Jurusan : Bimbingan Penyuluhan Islam Judul Skripsi :“Post Traumatic Stress Disorder

(Tinjauan gangguan psikologis korban kebakarandi Desa Simbur Naik Kecamatan Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur)”

Menyatakan bahwa karya ilmiah/skripsi ini adalah asli bukan plagiasi serta telah diselesaikan dengan ketentuan ilmiah menurut peraturan yang berlaku.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari, ternyata telah ditemukan sebuah pelanggaran plagiasi dalam karya ilmiah/skripsi ini, maka saya siap diproses berdasarkan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku.

Jambi, April 2019

IsmiAuliaAmbarWati NIM. UB. 150101 Materai

6000

(4)

iv

Skripsi yang ditulis oleh Ismi Aulia Ambar Wati NIM UB.150101 dengan Judul“Post Traumatic Stress Disorder (Tinjauan psikologis korban kebakaran di Desa Simbur Naik Kecamatan. Sabak Timur Kabupaten. Tanjung Jabung Timur)”

yang di munaqasahkan oleh Sidang Fakultas Dakwah UIN SulthanThaha Saifuddin Jambi pada:

Hari :Rabu

Tanggal : 15 Mei 2019

Jam :09.00 – 10.00 WIB

Tempat :Dekanat Fakultas Dakwah Lantai II

Telah diperbaiki sebagai mana hasil siding Munaqashah dan telah diterima sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam, pada Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Jambi, 15 Mei 2019 TIM PENGUJI

Ketua Sidang :Dr. Ruslan Abdul Gani, SH., M.Hum( )

Sekretaris Sidang : Drs. Muhammad Hatta, M.Ud ( )

Penguji I : Dr. AgusSalim, S.Ag.,M.Pd.I ( )

Penguji II : Nurbaiti, M.Fil.I ( )

Pembimbing I : Samsu, S.Ag.,M.Pd.I,. Ph.D ( )

Pembimbing II : Dani Sartika, S.Ag., M.,SI ( )

DekanFak. Dakwah Samsu, S.Ag, M.Pd.I, Ph.D NIP. 19701008 200312 1 002

iv

(5)

v







“Dan sungguhakan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS.Al-Baqarah: 155) (yaitu) orang-orang yang apabila di timpa musibah, mereka mengucapkan: “Innaalillahiwainnaailaihiraaji’uun”. (QS. Al- Baqarah: 156) Merekaitulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS. Al- Baqarah: 157)1

1Tim PenerjemahdanPenafsiran al-Qur’an danTerjemahanya (Jakarta: Departemen Agama RI., 2010)

(6)

vi

Yang Utama Dan Segalanya

Sembah sujud sertasyukur kepada ALLAH SWT Dengan rahmatmu telah

memberikanku kekuatan membekaliku dengan ilmu serta rasa kasih saying Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan, akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan.Sholawat dan salam selalu terucapkan atas kehadiran baginda Rasulullah

Muhammad SAW. Ibunda dan Ayahanda Tercinta (Drs.Jafridan Tri BasukiErnawati, S.Pd)

Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada mamah dan papahku yang telah memberikan dukungan, cinta dan

kasih sayang yang tiada terhingga, yang tiada dapatku balas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semogah ini langkah awal untuk

membuat mamah dan papah bahagia, karenaku sadar selama ini belum bias berbuat lebih. Dan terimakasih selama ini telah memberikan semangat, motivasi dan selalu

mendo’akanku untuk terus berusaha menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Kakak, adik,dan keluargaku

(Zannuraini, Jamel Rafsyanjani dankeluarga)

Terimakasih kepada kalian yang selalu memberikan semangat untuk terus belajar, dan menyelesaikan perkuliahan hingga akhirnya sampai pada tahap akhir ini.

Teman-teman

Terimakasih kepada keluarga BPI terutama kepada BPI A atas semangat, motivasi selama ini, semogah kita selalu diberikan kemudahan, terimakasih kepada teman-teman posko 29 atas semangat, motivasinya, terimakasih kepada teman-teman Alumni SMA N 7 TJT angkatan 2015 atas semangat dan motivasi kalian selama ini. Dan terimakasih

kepada SOHIBATI JANNAH (fitria, suciana, rosunnah, nurhasanah,annisa, cahyandi,herviana, nurzaina) atas semangat, motivasi untuk selalu menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

(7)

vii

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak psikologi yang dirasakan oleh warga Desa Simbur Naik Kecamatan Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur pasca trauma akibat kebakaran dan upaya penanganan dari dampak psikologis pasca trauma.

Ada banyak orang yang mengalami peristiwa trauma. Diantara orang-orang tersbutada yang dapatdengancepat (beberapa hari atau beberapa minggu).Diantara akibat PTSD adalah perkembangan karir terganggu Secara garis besar ada dua klasifikasi penyebab seseorang mengalami PTSD yaitu faktor eksternaldan internal.

Pendekatan yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif yang mana penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang dampak psikologis dan cara penanganan pasca trauma yang dialami objek penelitian misalnya, perilaku, emosi dan psikologis dan lain-lainnya. Penelitian ini menggunakan tekhnik pengumpulan data yaitu waancara, observasi dan dokumentasi. Tekhnik analisis data yang digunakan adalah reduksi data (memfokuskan atau memilih), display data (menyajikan data), danverifikasi data ( penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan dampak psikologi pasca trauma yang dialami warga Desa Simbur Naik yaitu selalu teringatakan peristwa traumatic dalam hal ini kebakaran.

Upaya penanganan dampak psikologis pasca trauma yang dilakukandenganmemantapkanniatdanlebihmendekatkandirikepada ALLAH SWT, aktivitas social, serta terapi dengan relaksasi dan permainan. Akhirnya penulis merekomendasikan kepada masyarakat Desa Simbur Naik Kecamatan Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk selalu waspada terhadap konsleting arus listrik, dan dapat menahan emosi, rasa takut, dan cemas.

(8)

viii

Segalapujibagi Allah yang mahapengasihdanmahapenyayang, atasrahmatdanhidayah-

Nyamakapenulisdapatmenyelesaikanpenyusunanskripsiinidenganbaik.Sholawatsertasala msenantiasatercurahkankepadaNabi Muhammad SAW sebagaisuritauladanumatislam, yang telahmembawaumat-Nyakealam yang terangbenderangdengancahayaiman, taqwadanilmupengetahuan.

Perjalananpanjangdisertaiperjuangan yang

melelahkanterasabegituindahuntukdikenangsukadandukanyadalammerampungkandanm enyelesaikanskripsi yang berjudul “Post Traumatic Stress Disorder (Tinjauanpsikologiskorbankebakaran di DesaSimburNaikKecamatan.

SabakTimurKabupaten .TanjungJabungTimur)” untukmendapatgelar Strata Satu (S1) JurusanBimbingandanPenyuluhan Islam, FakultasDakwah di UIN SulthanThahaSaifuddin Jambi, inimencapaititikakhirdenganpenuh rasa syukur.

Skripsiinibukanlahhasilkaryadariperjuangandirisendiri, namunbanyakpihak yang turutsertadalammemotivasi,

bantuandandukungandalammenyelesaikanskripsiini.Olehkarenaituucapanterimakasih yang takterhinggapenulisucapkankepadamereka, yaitu:

1. BapakSamsu,S,Ag,M.Pd.I,Ph.Dselakupembimbing I danIbuDaniSartika, S.Ag,

M.Siselakupembimbing II, yang

selalumeluangkanwaktudalammembimbingdanmemotivasi demi kesempurnaanpenyusunanskripsiini.

2. Bapak Dr. S. SagapselakuDosenPembimbingAkademik.

3. BapakSya’roni,S.Ag,M.Pd.IselakuketuaprodiBimbingandanPenyuluhan Islam (BPI) danIbuNenengHasanahselakusekretarisprodiBimbingandanPenyuluhan Islam (BPI).

4. BapakSamsu, S.Ag, M.Pd.I, Ph.DselakuDekanFakultasDakwah UIN SulthanThahaSaifuddin Jambi.

5. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, S.H, M.HumselakuWakilDekanFakultasDakwah UIN SulthanThahaSaifuddin Jambi.

6. Bapak Dr. H. HadriHasan, M.A selakuRektor UIN SulthanThahaSaifuddin Jambi.

7. Bapak Dr. H. Su’aidi, M.A, Ph.D, Bapak Dr. H. Hidayat, M.PddanIbu Dr. HJ.

FadhillahselakuWakilRektorI,II, dan III UIN SulthanThahaSaifuddin Jambi.

(9)

ix

telahdiberikansemogahdapatmenjadibekalbagipenulisuntukmengaplikasikanilmuter sebutmenjadiuntukbermanfaat.

9. SeluruhkaryawandankaryawatidilingkunganakademikFakultasDakwah UIN SulthanThahaSaifuddin Jambi.

10. KepalaPerpustakaanDakwahdanKepalaPerpustakaan UIN SulthanThahaSaifuddin Jambi besertastafnyasertaKepalaPerpustakaan Wilayah Jambi.

11. Bapak Faisal Gafar

selakuKepalaDesaSimburNaikKabupatenTanjungJabungTimurProvinsi Jambi.

12. MasyarakatDesaSimburNaikKabupatenTanjungJabungTimurProvinsi Jambi.

13. Teman-temanjurusan BPI, teman-temanseperjuangan di kampus UIN, teman- temanposko 29DesaPulungRejo, RimboIlir, Tebogelombang I, teman-teman Alumni MTS N 3 TanjungJabungTimurdanteman-teman SMA N 7 TanjungJabungTimur, terimakasihatassemangatdanmotivasi kalian, sehinggapenulisdapatterusoptimisdalammenyelesaikanskripsiini.

Penulisucapkanterimakasih yang sebesar-besarnyakepadasemuapihak yang telahberpartisipasidalampenyusunanskripsiini.Semogah Allah SWT melimpahkanridhadankeberkahan-Nyadalamkehidupankita.

Jambi,30April2019 Penulis

IsmiAuliaAmbarWati UB. 150101

(10)

x

HALAMAN JUDUL ... i

NOTA DINAS ... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Permasalahn ... 4

C. Batasa Masalah ... 4

D. Tujuann Peneitian dan Kegunaan Penelitian ... 4

E. Landasan Teori ... 5

F. Metode Penelitian ... 14

G. Metode Pengumpulan Data ... 14

H. PemeriksaanKeabsan Data ... 16

I. StudiRelevan ... 16

BAB II PROFIL DESA A. SejrahDesaSimburNaik ... 19

B. VisidanMisiDesaSimburNaik ... 20

C. KondisiDesa ... 20

D. Demografi ... 21

E. KeadaanSosial ... 22

BAB III FAKTOR PENYEBABTINJAUAN DAN BENTUK DAMPAK TRAUMA PASCA KEBAKARAN DI DESA SIMBUR NAIK KECAMATAN SABAK TIMUR KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR A. FaktorPenyebabPenyebabPasca Trauma ... 26

B. TinjauanTentang Cara PenangananDampakPsikologi ... 31

C. PenangananPsikologidanUpaya ... 33

BAB IV UPAYA PENANGANAN TEKHNIK TRUMA HEALLING DAN CARA MEMAHAMI TRAUMA YANG TERJADI PADA WARGA DESA SIMBUR NAIK A. TekhnikTrumaHealling ... 47

(11)

xi

D. SyaratTerjadinya Trauma ... 56 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 57 B. Kata Penutup ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59 LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

(12)

xii

Table 1: PrasaranaUmum Yang Ada Di DesaMendaharaIlir ... 19

Table 2:JumlahPendudukMenurutUsia Dan JenisKelamin Di DesaMendaharaIlir ... 21

Table 3: JumlahPendudukBerdasarkan Agama Yang Dianut ... 22

Table 4: JumlahPendudukBerdasarkanEtnisAtauSuku ... 23

Table 5:BudayaJumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian atau JenisPekerjaa ... 24

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Post Traumatic Stress Disorder adalah suatu kondisi mental di mana seseorang mengalami serangan panik yang dipicu oleh trauma pengalaman masa lalu.mengalami kejadian traumatis adalah hal yang berat bagi siapapun. Namun, sejumlah orang lanjut mengidap Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) setelah mengalami peristiwa yang menyakitkan atau mengejutkan. Dan mungkin memikirkan kejadian traumatis ini sepanjang waktu dan hal ini dapat mempengaruhi kehidupannya, memang sulit untuk menyesuaikan diri dan menerima perubahan setelah kejadian traumatis, tapi selalu ada cara untuk membuat korban tenang.1

Post Traumatic Stress Disorder pada umumnya lebih banyak mempengaruhi wanita daripada pria karena kebanyakan wanita lebih sensitif terhadap perubahan daripada pria, sehingga mereka mengalami emosi yang lebih intens. Post Traumatic Stress Disorder dapat mempengaruhi pasien dalam semua golongan usia, bahkan anak-anak.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada diantara dua samudera dan dilewati dua sikrum gunung berapi. Kondisi tersebuat membuat Indonesia menjadi rawan akan bencana alam.

Sesuai dengan judul penelitian yang saya angkat yaitu trauma pasca bencana kebakaran yang terjadi di Provinsi Jambi Kabupaten Tanjung Jabung Timur Kec.Sabak Timur Desa Simbur Naik.

Dimana di daerah Tanjung Jabung Timur rawan akan terjadi kebakaran sebab tempat tinggal mereka didataran air, kebanyakan penyebab yang membuat terjadinya kebakaran salah satunya yaitu karena konsleting arus listrik, kompor.

Berbagai bencana alam lainnya juga setiap tahun terjadi di beberapa kecamatan yang berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, seperti angin puting beliung.Kejadian bencana alam yang datang silih berganti tentu menimbulkan kerugian material yang besar, seperti kehilangan harta benda dan kerusakan infrastruktur, selain itu juga kerugian secara psikis atau mental juga dirasakan oleh korban bencana kebakaran.

Reaksi psikologis yang muncul dari masyarakat sesaat setelah bencana terjadi umumnya adalah shock yang kemudian berkembang menjadi penghayatan psikologis yang berbeda-beda antara satu sengan yang lainnya.Dalam undang-undang, bencana diartikan sebagai peristiwa atau

1 Tirza T Laluyan dkk, Pemulihan Trauma, (Jakarta: LPSP3 UI, 2007)

1

(14)

rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan faktor non alam maupun faktor manusia, yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.2Hal ini ditegaskan dalam Qs. Al-Baqarah 155-157





Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Inna lillahi wainna ilaihi raji’un.”Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.3

Kebakaran pada tahun 2017 merupakan kebakaran setelah beberapa bencana kebakaran yang terjadinyadi Kelurahan Mendahara Ilir pada tahun 2011 lalu, kebakaran tersebut banyak menimbulkan dampak bagi masyarakat sekitar, salah satunya yaitu masyarakat kehilangan tempat tinggal dan merusak lingkungan disekitar.4Selain dampak tersebut keadaan sosial masyarakat yang mengungsi dirumah-rumah keluarga, dengan beban yang berat setelah terjadinya kebakaran tersebut dan memungkin terjadinya gangguan psikologis.

Pada setiap peristiwa atau kejadian yang menimbulkan perasaan terancam baik secara fisik maupun psikologi, baik ancaman itu nyata ataupun hanya dalam fikiran, membuat tidak aman dan tidak berdaya dan merasa tidak sanggup menanggungnya. Terlebih ketika ada kerugian atau kehilangan salah satu atau semua yang dimiliki oleh individu, maka setiap individu pastinya akan merasakan stress dan berlanjut pada keadaan trauma ketika dirinya tidak dapat menyeimbangkan atau mengatur kehidupannya setelah peristiwa yang dialami. Gangguan tersebut tidak hanya dirasakan oleh anak-anak remaja bahkan dewasa dan orang tua.

Kebakaran yang terjadi di Desa Simbur Naik diakibatkan konsleting arus listrik yang menghabiskan 74unit yang terdiri dari 73 unit rumah dan 1 unit rumah walet, seperti yang diteliti

2 Undang-undang No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Alam, Pasal 1 ayat 2

3Tim Penerjemah dan Penafsiran, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka Al Hanan, 2009

4 Achmanto mendatu, pemulihan trauma: strategi penyembuhan trauma untuk diri sendiri, anak dan orang lain disekitar anda, (Yogyakarta: panduan 2010),17

(15)

oleh penulis dan hasil wawancara kepada perangkat Desa dan masyarakat sekitar, kobakaran api terihat sekitar pukul 03.30 WIB pada hari Rabu. Seperti yang disampaikan oleh perangkat Desa bapak Jamaluddin sebagai staf kasih pemerintahan ada 77 kepala keluarga (KK) yang menjadi korban dan 265 jiwa yang harus kehilangan tempat tinggalnya, dari 265 jiwa terdiri dari 139 korban laki-laki dan 126 korban perempuan.5

Dari hasil wawancara dengan tiga warga Desa Simbur Naik yaitu Bapak M. Japar, Bapak Rusman, dan Bapak Abdul Hamid yang memiliki karakteristik psikologi yang berbeda-beda, dari karekteristik yang berbeda-beda maka berbeda-beda pulak cara penangan dampak psikologis pasca bencana yang dialami ketiga korban ini. Dari ketiga korban ini mempunyai prilaku untuk diteliti yakni, tengtang sikap yang tegar, optimis dan mampu bangkit dari keterpurukan yang disebabkan oleh bencana alam ini.Gangguan yang muncul pada korban kebakaran yaitu, rasa takut, takut melihat kobaran api yang besar, dan hal-hal yang dapat mengingatkan akan peristiwa kebakaran yang telah terjadi, dari gangguan tersebut mengakibat hal-hal yang dilihat dan dirasakan pada satu peristiwa-peristiwa yang dialaminya, peristiwa itu disebut sebagai setress yang disebabkan oleh ketidakseimbangan yang diterima dengan tuntutan yang harus dihadapainya.

Berbagai persoalan diatas sudah cukup mengidentifikasi bahwa bencana kebakaran pada tahun 2017 banyak meninggalkan kisah dan keluh kesah yang cukup mendalam bagi rakyat Kabupaten Tanjung Jabung Timur khususnyawarga Desa Simbur Naik yang menjadi korban kebakaran. Namun hal itu juga mendorong seseorang mengevaluasi diri atau memotivasi diri menjadi manusia yang lebih baik dalam bersabar dalam menghadapi cobaan atau musibah.

Dilihat dari permasalahn diatas dapat menimbulkan beberapa pertanyaan tentang dampak pasca trauma bencana yang dialami ketiga korban tersebut.

5Jamaludin kasi Pemerintah Desa Simbur Naik, wawancara dengan penulis, 22 januari 2019

(16)

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pokok masalah yang dapat diangkat sebagai kajian utama penelitian ini adalah:

1. Apa saja faktor psikologis warga desa simbur naik pasca trauma bencana akibat kebakaran.?

2. Bagaimana bentuk dampak psikologis pasca trauma bencana pada warga desa simbur naik.?

3. Bagaimana upaya penanganan teknik trauma healing dan cara memahami trauma yang terjadi pada warga desa simbur naik.?

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan ini tidak terlalu meluas dan tidak tepat sasaran maka dalam penelitian ini penulis memberikan batasan masalah, yaitu peneliti ini hanya membahas Post Traumatic Stress Disorder Tinjauan gangguan psikologis korban kebakaran di Desa Simbur Naik Kec. Sabak Timur Kab. Tanjung Jabung Timur. Dan batasan usia

D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini diusahakan untuk mengetahui tentang trauma dampak psikologis terhadap korban kebakaran yaitu:

a. Mengetahui faktor psikologis yang dirasakan tiga warga desa simbur naik pasca trauma kebakaran ataupun setelah adanya penanganan.

b. Mengetahui bentuk yang dilakukan oleh warga desa simbur naik untuk bangkit dari dampak psikologis pasca trauma.

c. Mengetahui upaya atau penangan yang dilakukan oleh warga desa simbur naik untuk bangkit dari dampak psikologis pasca trauma.

(17)

2. Kegunaaan penelitian

Kegunaan penelitian ini dapat dirasakan secara teoritis dan praktis.

a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan teori mengenai penanganan gangguan psikologis pasca trauma bagi korban bencana kebakaran dan memberikan kontribusi berkaitan dengan bidang bimbingan dan konseling islam.

b. Secara Praktis

Penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentangan penanganan gangguan psikologis pasca trauma bencana kebakaran, sehingga para relawan bencana, psikiatri, maupun masyarakat umum mengetahui cara penanganan korban yang mengalami gangguan psikologis.

c. Secara Akademis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi seluruh mahasiswa/i UIN STS JAMBI dan juga mahasiswa/i Bimbingan Penyuluhan Islam pada khususnya sebagai referensi ataupun sebagai pengembangan ilmu pengetahuan tentang Post Traumatic Stress Disorder (tinjauan gangguan psikologis korban bencana kebakaran di Desa Simbur Naik Kecamatan. Sabak Timur Kabupaten. Tanjung Jabung Timur.

E. Kerangka Teori

1. Pengertian Dampak Psikologis

Dampak berarti pengaruh yang kuat yang menimbulkan akibat positif maupun negatif.Sedangkan psikologis adalah kata sifat dari psikologi yang berarti kejiwaan, yang merupakan sifat dari seseorang, secara harfiyah psikologi pada umumnya dimengerti sebagai “ilmu jiwa”. Pengertian didasarkan pada terjemahan bahasa yunani: psyche dan logos, psyce yang berarti “jiwa” atau “nyawa” atau “alat untuk berfikir”. Logos berarti “ilmu”, dengan demikian psikologi diterjemahkan ilmu yang

(18)

mempelajari ilmu yang memperlajari jiwa.6Ada beberapa pendapat yang mengemukakan arti psikologi, tetapi disini penulis hanya dapat menuliskan salah satu pendapat yang mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dan lingkungannya.Tingkah laku yang dimaksud disini adalah suatu perbuatan-perbuatan baik yang terbuka maupun yang tertutup.

Tingkah laku yang terbuka adalah tingkah laku yang dapat langsung dilihat oleh orang lain misalnya makan,minum,berbicara, dan menangis. Sedangkan tingkah laku tertutup adalah tingkah laku yang hanya dapat dilihat atau diketahui secara tidak langsung melalui metode-metode atau alat-alat khusus misalnya berfikir, sedih, mimpi dan takut.Dari dua istilah tersebut dapat disimpulkan bahwa dampak psikologis dalam penelitian ini adalah dampak atau pengaruh yang kuat pada jiwa seseorang dikarenakan terjadinya bencana kebakaran yang terjadi pada tahun 2017.

Dampak psikologis pada akhirnya berlanjut pada tahap yang lebih kompleks, yaitu gangguan kejiwaan.Gangguan kejiwaan merupakan sebuah kelainan yang terjadi bukan kelainan jasmani, anggota tubuh atau kerusakan pada sistem otak. Kelainan- kelainan tersebut diantaranya adalah ketegangan jiwa, depresi, cemas, stress, was-was, kompulasi yang tidak sengaja, conversion hysteria, merasa tidak bersemangat dan tidak mampu mencapai tujuan, takut, fikiran gelap meliputi kesadarannya, sehingga pikiran bercabang-cabang dan dalam tidur tidak lelap.7

Orang yang mentalnya kacau tidak dapat memperoleh ketenangan hidup. Jiwa mereka sering terganggu sehingga dapat menimbulkan stress dan konflik batin. Hal ini menyebabkan timbulnya emosi negatif sehingga dirinya tidak mampu mencapai kedewasaan psikis, mudah putus asa dan bahkan ingin bunuh diri. Sehingga dapat diartikan sebagai gangguan kejiwaan adalah suatu masalah yang ada pada diri seseorang yang terletak pada batin, jiwa, atau mental seseorang. Sehingga seseorang tersebut tidak dapat mencapai kedewasaan psikis, dan mudah putus asa. Salah satu

6 Irwanto,dkk., Psikologi Umum, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997),03

7 Mustafah Fahmi, kesehatan jiwa dalam keluarga, Sekolah dan Masyarakat, jilid II terj Zakia Derajat (Jakarta: Bulan Bintang 1977),58

(19)

penyebab gangguan kejiwaan adalah faktor lingkungan seperti ekosistem yang rusak dan bencana alam.8

1. Tinjauan Tentang Dampak Psikologis Akibat Bencana

Dampak yang muncul akibat bencana alam menyebabkan dampak psikologis maupun non psikologis. Dampak non psikologis adalah hancurnya keseimbangan alam, kerusakan lingkungan, jatuhnya korban jiwa, korban harta benda. Bencana alam juga dapat mengakibatkan hilangnya unsur budaya pada masyarakat dan perubahan pola interaksi antar individu. Terdapat pengaruh kesehatan mental atau psikologis akibat bencana alam. Kondisi psikologis dipengaruhi oleh interaksi perubahan atau gangguan fisik, psikologi, situasi sosial dan masalah-masalah yang bersifat material.

Sebagian orang yang terkena bencana alam akan terlihat panik walaupun sebagian kecil orang terlihat tenang dan berusaha bersikap rasional.

Orang yang bersikap tenang dan rasional adalah mereka yang biasanya telah memperkirakan terjadinya bencana tersebut. Korban bencana alam akan mengalami gangguan kurang tidur, mimpi buruk, kehilangan keleluasaan beraktifitas, tercerabut dari hubungan sosialnya yang teratur sehingga korban akan mengalami stressfull.

Dukungan sosial akan memberikan setress-buffering effect bagi korban.

Post traumatic stress disorder yaitu gangguan psikologis yang muncul setelah terjadi dan lebih berbahaya dibanding stress yang dialami pada saat bencana. Setress yang dialami pada saat bencana umumnya akan lebih mudah diberikan perlakuan dibandingkan post-traumatic stress disorder. post-traumatic stress disorder akan menyebabkan korban mengalami gangguan stress tang kuat, mengalami gangguan tdur dan kecemasan yang sangat tinggi. Post-traumatic stress disorder mengakibat dampak perilaku yang ekstrim, melemahkan motivasi korban dan sulit diberikan terapi perlakuan.

8Ibid,17

(20)

Dampak psikologis lain akibat bencana alam terjadi menyebabkan hilangnya perasaan cinta pada orang lain. Karena setiap orang ingin menyelamatkan diri sendiri, dan lupa untuk menyelamatkan orang terdekat, selain itu kematian orang terdekat dan yang dicintai juga dapat menyebabkan hilangnya rasa cinta kepada orang lain.9

Trauma pasca bencana tidak dapat diketahui secara cepat.Pengamatan secara seksama dalam waktu yang lama dapat menentukan apakah seseorang mengalami trauma atau tidak dan seberapa berat trauma yang diderita.Seseorang secara fisik terlihat sehat, namun dalam kondisi tertentu misalnya pada waktu tidur siang bermimpi buruk, dapat mengakibatkan perilaku tertentu yang dapat dijadikan indikasi penderita trauma.

Bencana alam merupakan konsekuensi negatif sebagai sebuah akibat sekalisgus menunjukkan dampak yang dihasilkan oleh interaksi antara kejadian alami dengan sistem sosial. Selain dampak dari dimensi psikologis antara lain kecemasan yang sangat tinggi, melemahkan dan mengurangi motivasi diri, serta meningkatkan ketergantungan pada pihak lain, ketergantungan masyarakat korban bencana mencakup antara lain pangan, keamanan, perbaikan sarana pemukiman dan perbaikan sarana sosial-ekonomi.

2. Tinjauan Tentang Cara Penanganan Dampak Psikologis

Seperti yang sudah dijelaskan di atas mengenai dampak psikologis yang baik maupun buruk pada korban pasca kebakaran yang dirasakan akibat bencana alam, bahwa masyarakat mengalami hal-hal yang menyebabkan dirinya khawatir, ketakutan, tidak percaya diri sehingga mengakibatkan adanya keputusan untuk bunuh diri. Oleh sebab itu diperlukan adanya metode atau cara untuk menangani dampak- dampak psikologis pasca trauma bencana kebakaran yang mengarah ke tindakan negatif sebagai berikut.

a. Pemulihan fisik emosi dan kognitif

1) Fisik: menyamakan fisik dan mengatur pernapasan dan mencari posisi tubuh yang nyaman, penuhi kebutuhan fisik segara, seperti makan tepat waktu,

9Sumarno, Dampak Psikologi Pasca Trauma Erupsi Merapi”studi kasus tiga warga jenggklik. Desa Ngablak, Kecamatan Serumbung, Kabupaten Magelang,(Magelang: Program Studi Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,2013)

(21)

merasa lelah istirahat dan sebagainya, melakukan aktifitas fisik seperti:

senam, jalan, dan joging.10

2) Emosi: mengekspresikan perasaan, jangan mengisolasi diri, ambil waktu untuk bersenang-senang, relaksasi dan meditasi, pergi ketempat baru untuk mengatur emosi.

3) Kognitif: terus menerus menggunakan otak, sebisa mungkin melakukan aktifitas rutin, berfikir positif, dan mengambil tanggung jawab.

b. Teknik Tapas Acupressure Tecnique (TAT)

TAT adalah proses yang mudah untuk mengakhiri stres, trauma, rasa takut (fobia), rasa menderita dan untuk menciptakan rasa bahagia. TAT adalah tekhnik yang baru, sederhana, dan efektif untuk menciptakan rasa damai, rileks, dan sehat dalam waktu yang singkat. TAT merupakan suatu bentuk terapi dalam kelompok ilmu energy psycholo. Teknik ini dilakukan dengan cara menyentuh ringan beberapa titik akupuntur di kepala (posisi TAT), sambil mengarahkan perhatian pada masalah yang ingin diatasi. Menyentuh titik-titik yang ringan akan memberi efek pudarnya trauma sehingga pikiran dan perasaan hati yang negatif pun berkurang, terutama setelah mengalami traumatik. Dalam teknik TAT ada beberapa langkah-langkah untuk penyembuhan dampak bencana yaitu:

1) Berdo’a agar semua orang yang terkait dengan masalah ini dapat mencapai penyembuhan yang terbaik.

2) Berbicaralah dengan Tuhan (ALLAH) dalam hati, seolah-olah dapat bercakap dengan Tuhan (ALLAH) saat ini.

3) Ini sudah terjadi, sudah berlalu, saya selamat, dan sekarang boleh rileks.

4) Semua tempat dalam hidup saya pikiran saya, hati saya, dan tubuh saya yang terkait dengan hal ini disembuhkan.11

Kedua cara penangan dampak psikologis pasca trauma akibat bencana alam kebakaran akan tercapai. Berdasarkan sejauh mana seseorang atau individu

10Achmanto Mendatu, Pemulihan Trauma: Strategi Penyembuhan Trauma Untuk Diri Sendiri, Anak, dan Orang Lain di Sekitar Anda, 65-76

11Ibid,80-83

(22)

yang terkena dampak berkeinginan dan mampu untuk bangkit dari masalah yang dihadapi serta dibutuhkan adanya peran serta dari orang lain untuk memberikan dorongan supaya tetap optimis sehingga tidak terbius dengan bencana yang dialami (traumatis), mengakibatkan stress yang berdampak depresi.

3. Dampak Psikologi Pasca Trauma Kebakaran

Kebakaran yang terjadi pada tahun 2017 mengakibatkan dampak baik berakibat positif maupun negatif. Warga desa simbur naik mengalami trauma (shock) dengan kejadian tersebut, wajar setiap masyarakat mengalami bencana alam yang dahsyat dapat mengancam diri dan keluarganya, rumah, harta benda, kecemasan, kepanikan, serta tidak tau apa yang harus dilakukan selain menyelamatkan diri sendiri. Bencana kebakaran yang terjadi pada tahun 2017 ini memberikan dampak yang luar biasa pada keadaan sosial kemasyarakatan penduduk desa simbur naik dan penduduk masyarakat tanjung jabung timur pada umunya. Efeknya berdampak pada aspek mental, spritual, pendidikan, kesehatan dan mata pencaharian, sumber daya alam dan perekonomian secara umum.

Tragedi bencana kebakaran yang terjadi di Desa Simbur Naik masih menyisakan luka yang cukup mendalam dikalangan masyarakat setempat, baik secara fisik maupun secara psikologis. Secara fisik pastinya sudah cukup banyak hal-hal yang di terima oleh masyarakat. Dari mulai kehilangan rumah. Berikut ini dampak-dampak yang dirasakan masyarakat pada saat terjadinya kebakaran, yaitu:

a. Stres

Stres secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana individu terganggu keseimbangannya, setress terjadi akibat gangguan dari luar ataupun dari dalam dirinya sendiri yang memunculkan gangguan, dan menuntut individu berespon secara sesuai. Stres merupakan sesuatu yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, bahkan seperti bagian dari kehidupan itu sendiri. Masyarakat atau warga yang mengalami akibat dari kebakaran, mengalami setress diantaranya: gelisa, tegang, cemas, mengalami kelelahan dan susah tidur. Adapula yang tekanan darah dan detak jantungnya meningkat. Stres

(23)

juga dapat merubah perilaku seseorang misalnya, masyarakat lebih mudah marah, lebih suka menyendiri, nafsu makan berkurang, tidak semangat dan frustasi.12

b. Depresi

Depresi adalah suatu gangguan mental yang paling sering terjadi pada korban bencana alam yang sangat dahsyat. Setelah mengalami depresi, selanjutnya korban mengalami pasca trauma. Depresi berupa perasaan sedih yang berat berkepanjangan, putus asa, merasa tidak tertolong lagi. Biasnya karna kehilangan sesuatu yang sangat dicintai, kehilang rumah, harta benda dan lain sebagainya.

c. Trauma

Trauma adalah perasaan menghadapi sebuah kejadian atau serangkaian kejadian yang berbahaya, baik bagi fisik maupun psikologis seseorang, yang membuatnya merasa tidak aman, menjadikannya merasa tidak berdaya dan peka dalam menghadapi bahaya.Pengalaman traumatis bisa menyebabkan berbagai dampak ringan, seperti korban menjadi peragu dalam berbuat seuatu. Keraguan ini disebabkan rasa takut mengalami peristiwa yang sama, dan pada tahap awal bisa dikatakan wajar jika rasa takutnya tidak digeneralisir. Pada kenyataan ketakutan karena trauma sering menjalar ke berbagai hal. Sebagai contoh seperti seseorang yang pernah mengalami kebanjiran akan merasa takut jika melihat sungai, hal tersebut mengakibatkan dirinya takut ketika melewati jembatan.

Begitu pulak dengan korban kebakaran mereka takut ketika melihat api yang sedang berkobar.13

d. Pasca Trauma

Gangguan setress pasca trauma adalah merupakan gangguan mental pada seseorang yang muncul sesudah orang itu mengalami suatu pengalaman traumatik

12Achmanto Mendatu, Pemulihan Trauma: Strategi Penyembuhan Trauma Untuk Diri Sendiri, Anak dan Orang Lain di Sekitar Anda, (Yogyakarta: Panduan, 2010),16

13Ibid, 17

(24)

dalam kehidupan maupun suatu peristiwa yang mengancam keselamatan kejiwaannya. Gangguan setress pasca trauma dapat didefinisikan sebagai keadaan yang melemahkan fisik dan mental secara ekstrim setelah seseorang melihat, mendengar, atau mengalami suatu peristiwa atau kejadian trauma yang hebat dan atau kejadian yang mengancam kehidupannya. Keadaan ini ditandai dengan suasana perasaan murung, sedih kurangnya semangat dalam melakukan kegiatan sehari-sehari maupun kegiatan yang menimbulkan kesenangan.

Berdasarkan dampak psikologis yang sudah dijelaskan diatas, bahwasannya dampak tersebut mempunyai keterkaitan terhadap seseorang yang mengalami kejadian atau bencana yang mengakibatkan gangguan jiwa atau fisik, seperti yang dirasakan warga desa simbur naik, hal itu disebabkan karena terlalu lama tinggal di pengungsian atau tinggal ditempat keluarga terdekat sehingga warga tersebut merasakan jenuh akibat tidak dapat melakukan rutinitas biasanya, dan adanya tempat tinggal baru yang perlu beradaptasi ulang setalah terjadinya bencana tersebut. Selain itu juga kehilangan harta benda dan tempat tinggal yang selama ini dicari dengan hasil kerja sendiri. Hal itu kemudian yang menjadikan pemicu dampak psikologis akibat kebakaran.

Trauma merupakan istilah yang sangat luas dan terkadang sering dipergunakan didalam masyarakat, sehingga tidak hera bervariasi dalam mengartikan trauma. Akan tetapi semua variasi tersebut tidak terlepas dari makna suatu peristiwa yang mengancam atau yang membahayakan kehidupan pisik maupun psikologis bagi individu yang mengalaminya. Seseorang yang dapat dikatakan mengalami truama ketika dirinya merasa tidak aman, terancam baik secara fisik maupun psikologis.

Seseorang pada dasarnya memiliki kesamaan dalam mereaksi atau merespon setiap peristiwa dalam hidupnya seolah-olah akan mengancam, meresahkan dan membahayakan dirinya. Namun disuatu sisi juga ada perbedaan dalam menerima peristiwa tersebut, yaitu tergantung intensitas orang tersebut dalam menghadapi bahaya yang dirasakan. Sehingga setelah adanya penanganan dapat dilihat ada yang sudah mulai beranjak menghilang gangguan-gangguannya dan masih ada yang mengalami gangguan walaupun sudah dilakukan penanganan.

(25)

Individu yang mempunya kecenderungan post-traumatic setress disorder adalah individu yang mempunyai pengalaman terhadap peristiwa atau kejadian traumatik sehingga pengalaman traumatik tersebut menimbulkan setress dalam dirinya.

Stress yang berkelanjutan inilah yang dikenal dengan post-traumatik setress disorder.Reaksi itu tentunya akan membuat individu merasakan gangguan- gangguan mengalami gangguan lanjutan. Adapun gejala-gejalanya sebagai berikut:

a. Instrusive re-expriencing, yaitu selalu kembalinya peristiwa traumatik dalam ingatan. Dengan gejala-gejalanya antara lain, yaitu: berulang-ulang muncul dan mengganggu perasaan mengenai peristiwa, termasuk perasaan atau persepsi- persepsi.14 Kemudian fikiran-fikiran traumatik selalu muncul, termasuk perasaan hidup kembali pengalaman traumatik, ilusi, halusinasi, dan mengalami flashback atau seolah sedang mengalami peristiwa itu kembali.

b. Avoidance, yaitu selalu menghindari yang berkaitan dengan trauma dan perasaan terpecah, gejala-gejalanya antara lain, yaitu: menghindari situasi, fikiran-fikiran atau aktifitas yang berkaitan dengan traumatik.

c. Arousal, yaitu kesadaran secara berlebih, antara lain gejalanya adalah mengalami gangguan tidur, atau bertahan untuk selalu tidur, kesulitan memusatkan konsentrasi, dan gugup serta mudah terkejut.

d. Menghindari pembicaraan mengenai trauma, depresi atau putus harapan dan terlalu waspada atau berhatihati.

Individu ini mempunyai kecenderungan post-traumatic stress disorder yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan ekstrenal. Faktor internal yaitu faktor yang terjadi pada dalam diri individu itu sendiri yang berpengaruh dalam hubungannya dengan post-traumatic. stress disorder, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang terjadi dari luar individu itu sendiri yang mepunyai peran terhadap kemungkinan individu mengalami post-traumatic stress disorder.15

14Triantoro Safaria, Manajemen Emosi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009),63

15Sumarno, Dampak Psikologi Pasca Trauma Erupsi Merapi”studi kasus tiga warga jenggklik. Desa Ngablak, Kecamatan Serumbung, Kabupaten Magelang,(Magelang: Program Studi Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,2013)

(26)

F. Metode Penelitian 1. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini bersifat kualitatif yaitu penelitian menghasilkan data deskriptif yang berupa ucapan, tulisan, dan perilaku yang dapat diamati dari subjek itu sendiri.Yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengangkat fakta-fakta dari fenomena-fenomena yang terjadi letika penelitian berlangsung.

2. Setting dan Subjek Penelitian

Setting penelitian adalah Desa Simbur Naik Kecamatan Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Subjek penelitian ini adalah keseluruhan sumber informasi dan menunjuk pada orang atau individu atau kelompok yang dijadikan unit atau satuan (khusus) yang diteliti.Pada penelitian subjek penelitian ada tiga orang warga desa simbur naik yaitu.

Ketiga warga tersebut dipilih karena hancurnya tempat tinggal dan kehilangan harta benda sehingga berdampak pada kondisi kejiwaan, setress yang berujung ada kondisi trauma. Disamping itu ketiga subjek dipilih karena mempunyai keunikan sifat dan sikap pada saat setelah kejadian bencana alam kebakaran.16

G. Metode Pengumpulan data 1. Wawancara

Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban responden dicatat. Adapun narasumber dalam wawancara ini adalah norma, wati, dan H.Pance, selain wawancara dengan subjek penelitian, wawancara juga dilakukan dengan ketua RT. Secara umum, data yang diperoleh melalui wawancara adalah penjelasan mengenai kondisi kejiwaan khususnya perasaan pasca terjadinya kebakaran. Metode penangan yang tepat bagi korban dengan dilakukannya wawancara tidak terstruktur kepada subjek penelitian sehingga dapat menjadi acuan pembahasan yang berisi tentang metode penanganan yang tepat bagi korban, dan dampak psikologis

16 Sugiono, memahami penelitian kualitatif, (Bandung: Alvabeta, 2008),102

(27)

yang dirasakan pasca penanganan serta cara mengidentifikasi gangguan psikologis yang tersisa pasca penanganan.

2. Observasi

Observasi adalah sebuah metode atau pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena atau gejala yang diselidiki. Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan untuk mengumpulkan informasi secara langsung mengenai objek, gejala atau kegiatan-kegiatan tertentu yang terjadi selama pengamatan.

Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan secara langsung, karena akan lebih jelas mengnai keadaan yang sebenarnya dari subjek maupun objek yang diteliti, selain itu juga mempermudah untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi.

3. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interatif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, sampai merasa data yang dibutuhkan cukup.

a. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya.

Dengan demikan data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melalukan pengumpulan data selanjutnta

b. Display Data

Setelah data direduksi kemudian langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dengan adanya penyajian data dapat memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

c. Verifikasi Data

Setelah dilakukannya reduksi dan display selanjutnya melakukan verifikasi. Verifikasi adalah penarikan kesimpulan awal yang dikemukakan

(28)

masih bersifat sementara, dan akan mengalami perubahan apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat.17

H. Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk memperoleh data yang terpercaya dan di percaya, maka peneliti melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data melalui 4 cara yaitu:

1. Perpanjang keikutsertaan

Pelaksana perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan peneliti di lokasi secara langsung dan cukup lama, dalam upaya mendeteksi dan memperhitungkan penyimpangan yang mungkin mengurangi keabsahan data, karena kesalahan penilaian data (data distortion) oleh peneliti atau responden disengaja atau tidak sengaja.18

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunanan pengamatan ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti, rinci, dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang dapat di pahami oleh peneliti.

3. Trianggulasi

Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data pokok, untuk keperluan pengecekan reabilitas data melalui pemeriksaan silang, yaitu:

a. Membandingkan apa yang dikatakan informan dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan informan pada suatu waktu penelitian tertentu dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu penelitian.

c. Membandingkan apa yang dikatakan diruangan umum denga apa yang dikatakan di ruang pribadi.

I. Studi Relevan

Penelitian tentang dampak psikologis korban kebakaran pada dasarnya sudah cukup banyak, baik dalam bentuk skripsi, jurnal, makalah dan penelitian. Dari berbagai tulisan ini terdapat berbagai macam-macam tema yang diangkat. Belum ada penelitian

17 Sugiono, MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), 244.

18 Lexy Meleong, Metode Penelitian Kualitatif,(Jakarta: PT Remaja Rosda, 1999)22

(29)

yang meneliti tentang trauma pasca bencana yang dirasakan oleh warga desa Simbur Naik Kecamatan Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Literature yang telah tdidapat di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Skripsi yang berjudul “Dampak psikologis Bencana Alam Gunung Merapi”. Skripsi ini ditulis oleh Muhammad Thoha, dari jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun 2011. Skripsi ini meneliti tentang dampak psikologis erupsi merapi dan lebih menekankan pada pengalaman korban erupsi merapi dalam mengatasi gangguan kejiwaan. Penelitian tersebut berbeda dengan penelitian ini yang lebih cenderung menelaah pada dampak psikologis yang dirasakan oleh korban kebakaran pasca trauma atau dapat dikatakan dampak yang dirasakan korban setelah diberikan penanganan pada trauma yang dirasakannya.19

Dengan melihat literatur berupa penelitian, maupun skripsi diatas, mengidentifikasi kan adanya perbedaan baik dari judul, fokus penelitian, tujuan dari penelitian. Penelitian ilmiah di atas banyak mangacu pada dampak pertanian, perekonomian, perkebunan atau dapat dikatakan sebagai dampak fisik maupun kerugian yang dirasakan warga korban erupsi merapi.

b. Skripsi yang berjudul: “Upaya Pemulihan Kondisi Psikologi Korban Bencana Alam Melalui Spiritual”. Skripsi ini ditulis oleh Dewi Eriyanti, fakultas Matimatika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Institut Pertanian Bogor, tahun 2011. Penelitian ini membahas tentang korban bencana alam biasanya mengalami gangguan psikologis. Umumnya para korban cenderung berfikiran negatif terhadap bencana yang menimpa mereka, sensitif, suka melamun, dan kondisi ini diperparah oleh tidak adanya rutinitas pekerjaan yang bisa dilakukan. Upaya pemulihan kondisi psikologis yang sudah dilakukan oleh pemerintah maupun relawan hanya di fokuskan untuk

19Sumarno, Dampak Psikologi Pasca Trauma Erupsi Merapi”studi kasus tiga warga jenggklik. Desa Ngablak, Kecamatan Serumbung, Kabupaten Magelang,(Magelang: Program Studi Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,2013)

(30)

anak-anak. Padahal akibat bencana alam juga berdampak besar untuk kalangan dewasa.20

Sedangkan perbedaan nya dengan penelitian ini adalah lebih cenderung pada dampak psikologis yang dirasakan oleh korban bencana kebakaran pasca trauma atau dampak yang dirasakan korban setelah di berikan penanganan pada trauma yang di rasakan.

20Dewi Eriyanti,Upaya Pemulihan Kondisi Psikologi Korban Bencana Alam Melalui Spiritual(Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Institut Pertanian Bogor,2011)

(31)

BAB II

PROFIL DESA SIMBUR NAIK

A. SejarahDesa

Desa Simbur Naik di dirikan pada tahun 1957, oleh seorang petani bernama H. Kanna yang berasal dari Pulau Kijang, Idra Giri Ilir, Riau yang mengadakan kunjungan ke daerah Tanjung Jabung untuk mencari tanah persawahan dan perkebunan. Setelah sampai pada suatu sungai yang bermuara pada selat berhala, beliau menyusuri sungai tersebut. Melihat keadaan subur yang baik untuk persawahan maka beliau mendirikan pondok dan kemudian membuka hutan tersebut.

Karena hutanya dialiri air pasang surut yang terkadang tawar dan terkadang asin maka keadaan tanahnya sangat subur untuk persawahan dan perkebunan.

Nama Simbur Naik terinspirasi oleh kejadian apabila terjadi air pasang, maka sungai tersebut bersimburlah ikan-ikan, oleh karena itu Desa tersebut diberi Nama Simbur Naik. Desa Simbur Naik berada di bawah pemerintahan kepenghuluan Kampung Laut Marga Sabak.

Kemudian pada tahun 1967 keberadaan Desa Simbur Naik adalah dibawah kekuasaan Marga Sabak dipimpin oleh seorang Mangku hingga tahun 1970. Pada tanggal 28 Desember 1972.

Simbur Naik resmi berstatus desa diperintah oleh seorang penghulu yang bernama H. Kanna.

Dengan kesadaran masyarakat Simbur Naik akan pentingnya pembangunan, warga bekerjasama dengan perangkat Desa melaksanakan kegiatan pembangunan. Sehingga Desa Simbur Naik mengalami kemajuan yang cukup segnifikan. Dahulunya jalan di Desa Simbur Naik belum dapat dilalui kendaraan bermotor roda dua. Tetapi sekarang dengan di bukanya jalan yang menghubungkan antara desa-desa tetangga dan antara parit, maka sudah dapat dilalui kendaraan bermotor.1

Berkat usaha bersama serta semangat untuk membangun yang tinggi dari masyarakat desa, maka pada tahun 1975 Desa Simbur Naik memperoleh anugerah sebagai Desa Teladan Tingkat Provinsi. Selain prestasi tersebut dari tahun 1972 sampai tahun 1976 Desa Simbur Baik telah memperoleh piagam penghargaan antara lain: a.piagampenghargaanMendagritanggal 17 Agustus 1973. B.SK Gubernur KDH tingkat 1 jambi, nomor 03 tahun 1973 padatangga 16 Juni 1973.

Desa Simbur Naik adalah salah satu desa yang berada dalam wilayah Kecamatan Sabak Timur

1Jamaludin kasi pemerintahan Desa Simbur Naik,wawancara dengan penulis 22 januari 2019

18 19

(32)

Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan tingkat perkembangan Desa Swasembada. Luas Desa Simbur Naik +50 km2atau 5000 Ha.

Terdiri dari 11 Dusun, 26 Batang Parit yang menjadi tanggung jawab Kepala Desa dibantu Kepala Dusun (KADUS) dan Kepala Rukun Tetangga. Gografis Desa Simbur Naik Terpencar oleh beberapa parit yang merupakan daratan rendah yang terdiri dari tanah liat dan gambut merupakan daerah yang cocok untuk wilayah pertanian pasang surut. Adapun letak Desa Simbur Naik berada dengan jarak orbitas ke Ibu Kota Kecamatan Sabak Timur sejauh 20 km.2

B. Visi dan Misi Desa Simbur Naik Kecamatan Sabak Timur 1. Visi dan Misi

Mewujudkan desa yang teladan dalam pelayanan kepada masyarakat, tertib administrasi, kegotong royongan, kekeluargaan,kemandirian dan untuk mencapai menjadi desa simbur naik desa bersama.3

C. Kondisi Desa

Tabel

Prasarana Umum yang ada di Desa Simbur Naik4

JenisPrasarana Volume (Km/unit)

Kondisi

JalanKabupaten/

Aspal

20 Km Rusakringan

Dermaga 1 Unit Baik

Masjid 3 Unit

Gedung SD 4 Unit Baik

2Dokumentasi Kantor Desa Simbur Naik 2019

3Jamaludin kasi pemerintahan Desa Simbur Naik, Wawancara dengan penulis 22 januari 2019

4 Jamaluddin kasi pemerintahan Desa Simbur Naik, Wawancara dengan penulis 22 januari 2019

(33)

Taman Kanak- Kanak

2 Unit Baik

Paud 4 Unit Baik

Ra 1 Unit Baik

SMP Sederajat 2 Unit Baik

SMA Sederajat 2 Unit Baik

Posyandu 6 Unit Baik

Puskesmas 1 Unit Baik

Lapangan Bola 1 Unit Baik

Tabel diatas dapat dianalisa bahwa prasarana umum yang ada di Desa Simbur Naik masih bisa dikatakan kurang memadai dengan jumlah penduduk yang sangat banyak sekitar 7749 jiwa.

Sehingga kesejahteraannya pun berkurang bagi masyarakat. Namun disisi sarana pendidikan sudah cukup memadai dilihat tabel jumlah dan kondisi bangunan sekolah yang cukup baik.

D. Demografi

1. Kependudukan

Jumlah penduduk yang besar biasanya menjadi modal dasar pembangunan sekaligus bisa menjadi beban pembangunan, jumlah penduduk Desa Simbur Naik adalah 7.749 dengan jumlah Kepala Keluarga 1.307 KK dan dengan jumlah Rukun Tetangga 38 dan jumlah Dusun 10.

2. Struktur Pendudukan Menurut Usia dan Jenis Kelamin

Berdasarkan dari kelompok Usia atau Umur, penduduk Desa Simbur Naik memiliki batasan usia yang berbeda-berda. Kemudian rasio jenis kelamin penduduk Desa Simbur Naik menunjukkan bahwa penduduk perempuan relative lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki

(34)

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Menurut Usia dan Jenis kelamin di Desa Simbur Naik5

No Usia Jumlah

1 0-3 210

2 4-6 390

3 7-12 340

4 13-15 480

5 16-18 430

6 19 tahun keatas

5.899

Jumlah 7.749

Data table diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk Desa Simbur Naik mencapai 7749 Jiwa dengan perempuan 4.184 jiwa dan laki-laki berjumlah 3.601 jiwa, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki yang hanya selisi 547 jiwa.

E. Keadaan Sosial

1. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak terlepas dari sebuah organisasi, baikinstitusi maupun perusahaan. Sumber daya manusia merupakan kemampuan terpadu dari daya pikir dan fisik manusia.

5Dokumentasi Kantor Desa Simbur Naik, 2018

(35)

Sumber daya manusia menjadi salah satu unsure utama dalam setiap aktifitas sehari-hari.6

2. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif dan mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat.

3. Kesehatan

Kesehatan masyarakat di Desa Simbur Naik dapat di lihat dari status kesehatan serta gejala penyakit dan juga dapat dilihat dari berbagai indicator seperti meningkatnya usia harapan hidup, menurunnya angka kematian ataupun sebaliknya serta kasus anak yang kekurang gizi dan penyakit lainnya.

4. Kehidupan beragama

Tabel 2.3

Jumlah penduduk berdasarkan Agama yang dianut7

No Agama Jumlah

1 Islam 7.730

2 Protestan 10

3 Katolik 9

Jumlah 7749

6Jamaludin kasi pemerintahan Desa Simbur Naik,Wawancara dengan penulis 22 januari 2019

7Dokumentasi Kantor Desa Simbur Naik,2018

(36)

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa penduduk Desa Simbur Naik hampir seluruhnya memeluk Agama Islam, namun hanya sekitar 19 orang yang memeluk Agama Kristen (Protestan dan Katolik). Di dalam kehidupan beragama kita memiliki toleransi dan kesadaran untuk melaksanakan ibadah khususnya Agama Islam yang sangat berkembangan dengan baik.

5. Kebudayaan

Di satu daerah mempunyai suatu kebudayaan yang berbeda dengan daerah lainnya, karena setiap kelompok masyarakat memiliki aspek dan nilai yang berbeda, dan kebudayaan juga di faktori oleh bahasa dan suku. Seperti halnya masyarakat yang berada di Desa Simbur Naik masih menjaga adat istiadat ataupun budaya mereka yang diwarisi oleh para leluhur.

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Etnis Atau Suku Budaya8 No Suku (Etnis) Jumlah

1 Bugis 70-75%

2 Jawa 5%

3 Melayu 1%

4 Padang 5%

Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisa bahwa di Desa Simbur Naik mayoritas suku Bugis dilihat pula dari sejarah berdirinya Desa Simbur Naik tersebut yang kebanyakan adalah suku Bugis. Masing-masing jumlahnya adalah suku Bugis dengan jumlah 2340 jiwa. Namun tidak lupa dengan suku-suku lainnya seperti Melayu, Minang, dan Jawa.

8Dokumentasi dan Data Kantor Desa Simbur Naik,2018

(37)

6. Perekonomian

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian atau Jenis Pekerjaa9

No Jenis Pekerjaan Jumlah

1 PNS 112 orang

2 Tni 1 orang

3 Swasta 30 orang

4 Wiraswasta/pedagang 1200 orang

5 Tani 4600 orang

6 Pertukangan 110 orang

7 Buruh tani 700 orang

8 Nelayan 180 orang

Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisa bahwa mata pencarian atau jenis pekerjaan yang ada di Desa Simbur Naik adalah mayoritas petani dan pedagang dilihat dari jumlahnya petani 4600 jiwa sedangkan pedagang dengan jumlah 1200 jiwa. Ini berdasarkan letak keadaan geografis Desa Simbur Naik yang dikelilingi dengan perkebunan yang luas sehingga dapat menciptakan mata pencarian bagi penduduk Desa Simbur Naik.

9Dokumentasi dan Data Kantor Desa Simbur Naik,2018

(38)

BAB III

FAKTOR PENYEBAB TINJAUAN DAN BENTUK DAMPAK TRAUMA PASCA KEBAKARAN DI DESA SIMBUR NAIK KECAMATAN SABAK TIMUR KABUPATEN

TANJUNG JABUNG TIMUR

A. Faktor Penyebab Pasca Trauma Kebakaran

Dari hasil observasi penulis di lapangan serta wawancara dengan masyarakat yang menjadi korban kebakaran ada ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya Trauma Pasca Bencana Kebakaran yang terjadi di Desa Simbur Naik Kecamatan Sabak Timurr Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

1. Faktor Psikologis

Trauma dapat sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidak mampuan seseorang mengatasi persoalan hidup yang harus dijalani.Sebab-sebab timbulnya trauma yang dipengaruhi.Oleh faktor psikologis yaitu kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri. Menurut pak Rusman rasa yang timbul dari dirinya membuat trauma itu terus menerus timbul.

[A]walnya saya berusaha untuk percaya kalau itu hanya musibah yang kapan pun bisa datang, tapi rasa takut itu berlebihan sehingga saya kurang percaya diri.1

Hasil wawancara dan observasi penulis menunjukan bahwa, adanya rasa kurang percaya diri membuat psikologis korban terganggu, dan selalu teringat dan terbayang akan kebakaran yang terjadi, pak M. Japar juga menambahkan, sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara berikut:

[K]alau lagi melihat berita tentang kebakaran saya teringat kembali ketika bencana kebakaran yang terjadi di desa ini setahun lalu, dan saya merasa api itu ada.2

Hasil wawancara dan observasi penulis menunjukan bahwa faktor psikologis itu disebabkan adanya Bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental, atau kesehatan mental yang disebabkan oleh kegagalan bereaksinya mekanisme adaptasi fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimuli ekstrn dan ketegangan-ketegangan, sehingga muncul gangguan-gangguan fungsi dan gangguan struktur satu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaan.

1Rusman, Wawancara dengan penulis, 25 januari 2019, Desa Simbur Naik Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Catatan Lapangan.

2M.Japar, Wawancara dengan penulis, 27 januari 2019, Desa Simbur Naik Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Catatan Lapangan.

25 26

(39)

Selain itu terdapat pula faktor psikologis yang turut mempengaruhi trauma seseorang, yaitu emosi yang terpendam. Emosi adalah bagian yang tidak akan pernah hilang dari diri kita dan kehidupan sehari-hari. Emosi itu bisa berupa marah, merasa bersalah, takut, dan sedih (karena ditinggalkan). Semua hal itu ada pada diri setiap orang dan sangat natural untuk bisa merasakannya3.

Setiap kali kita melalui hari demi hari bahkan detik demi detik, kita akan selalu berhadapan dengan satu peristiwa ke peritiwa lain. Mungkin saja berupa hal-hal kecil sejak kita mulai membuka mata hingga kembali kea lam mimpi. Setiap saat kita akan mengalami perasaan yang selalu berubah dari waktu ke waktu, bergantung kepada stimulus yang kita terima. Apakah itu rasa marah, senang, atau hal lainnya. Banyak hal yang bisa membuat kita menahan emosi negatif tanpa kita sadari, yang mengakibatkan terjebaknya energi negatif tersebut di dalam diri dan jiwa kita.

Seharusnya semua perasaan itu, baik energi negatif dan energi positif saling bergantian dan bergerak dalam tubuh kita sebagaimana mestinya, tetapi kita tahu itu tidak sepenuhnya terjadi. Dampak yang ditimbulkan karena emosi negatif sangat luar biasa. Emosi negatif bisa menjadi perusak kehidupan dalam bidang keuangan, karier, hingga hubungan dengan sesame dan bahkan dengan Tuhan, serta mampu pula membuat rasa kepercayaan baik itu kepada orang lain maupun diri sendiri menjadi hilang ataupun berkurang.

Lebih jauh lagi, emosi negatif yang mengendap dalam tubuh dan jiwa juga bisa dengan mudah menjadi penyebab stress, depresi dan rasa tidak karuan yang membuat tindakan di luar batas, termasuk trauma. Emosi negatif juga bisa menyebabkan rasa pegal ringan hingga penyakit fisik berat lainnya, seperti kanker, diabetes, ginjal, darah tinggi, hingga penyakit lainnya yang tidak terdeteksi penyebabnya. Penelituan terbaru menyebutkan bahwa penyakit tersebut digolongkan dan disebut dengan psikosomatis.

Untuk bisa mengatasi berbagai macam kasus tersebut yang disebabkan oleh emosi negatif yang terpendam didalam tubuh dan jiwa, sangatlah penting bagi kita semua untuk mengetahui penyebab terjadinya, serta bagaimana awal emosi negatif itu terbentuk.

3 Irma Rahayu, Emotional Healing Therapy, (Jakarta: Grasindo, 2013), 13

(40)

1. Faktor Fisik

Faktor orang tua dalam bersosialisasi dalam kehidupan keluarga, terjadinya penganiayaan yang menjadikan luka atau trauma fisik. Kejahatan atau perbuatan yang tidak bertanggung jawab yang mengakibatkan trauma fisik dalam bentuk luka badan.

Musaffar Arrahman juga menambahkan, sebagaimana dapat dilihat sebagai berikut:

[S]aya tidak bisa melupakan kejadian itu begitu saja, walaupun tidak mengalami luka fisik tapi saya mengalami trauma fisik. Ketika rasa takut atas musibah yang terjadi saya hanya bisa berusaha untuk tidak teringat semua itu, karna orang tua saya juga mengalami hal yang sama, jadi saya tidak bisa untuk memintak tolong kepada orang tua saya.4

Dari hasil wawancara dan observasi penulis dapat menyimpulkan bahwan faktor fisik juga merupakan salah satu penyebab terjadi nya trauma, akan tetapi disini tidak terdapat luka badan namun yang terjadi adalah trauma fisik.

Hampir semua orang perrnah mendengar bahwa penyakit fisik berawal dari emosi negatif. Faktor emosi negatif menjadi penyakit fisik sebesar 90% atau bahkan lebih.

Energy in Motion, itulah kata lain dari emosi. Dari kata tersebut jelas bahwa energi itu bergerak dan harus berputar. Di dalam diri kita telah tersedia semua calon bibit penyakit, seperti kanker, yang diam dan tertidur. Semua orang memilikinya tanpa terkecuali.

Bibitnya bukan berarti pasti akan tumbuh besar. Jika faktor pendukung tidak ada, maka dia akan terus tertidur.

Manusia sehat adalah manusia yang seimbang dalam mengelola emosinya.Dia mempunyai rasa tenang dan damai sebagaimana rasa marah dan sedih. Hal yang menarik dalam diri manusia sehat itu, terlihat dari perputaran energi yang stabil. Walaupun terkadang ada yang tertahan, hanya sementara saja sifatnya, dan kemudian dia lancer kembali. Dalam Post Traumatic Syndrom, gangguan akan timbul pertanda emosi negatif telah bertumpuk dalam jiwa dan tubuh. Emosi negatif tersebut muncul dikarenakan adanya stimulus yang mengingatkan kembali akan kejadian buruk yang pernah dialami dan kejadian itu menyimpan emosi sedih, marah, takut, kecewa dan emosi negatif lainnya.

4Musaffar Arrahman, Wawancara dengan penulis, 28 januari 2019, Desa Simbur Naik Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Catatan Lapangan.

Referensi

Dokumen terkait

penggunaan bahasa Jawa yang digunakan dalam khotbah Jumat oleh khatib.. Penelitian ini meng- ambil objek dari wacana lisan khotbah Jumat berbahasa |awa di Masjid Agi

Ferry Baso Rahim 1097 Indira Aisyah W 1098 Agustinus Tangyong 1099 Yosep Pantas..

Pertemuan I siklus I ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 8 maret 2016 di kelas IV SD Negeri Kutowinangun 08 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga dengan jumlah siswa

Bila suatu benda sedang bergerak denan suatu kecepatan konstan, maka benda tersebut akan tetap bergerak walaupun tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut,

- Bahwa, oleh karena beras Pengadaan Dalam Negeri (ADA DN) Tahun 2013 sudah mulai masuk ke dalam Gudang Bulog Baru (GBB) Singakerta II dan Gudang mulai penuh, tanpa pernah

Hampir semua negara bagian terkecuali empat negara bagian saat ini telah memiliki insentif untuk mempromosi- kan energi terbarukan, sementara lebih dari selusin negara bagian

(a) Tuan/ puan yang belum disahkan dalam perkhidmatan pada tarikh kuat kuasa pertukaran pelantikan akan ditawarkan matagaji tertinggi berhampiran dengan matagaji akhir

Terdakwa bertugas sebagai Collector II yang bertugas sebagai Penagih angsuran kredit kepada konsumen yang terlambat bayar selama 2 (dua) bulan); Menimbang, bahwa