TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Promosi Kesehatan
2.4 Diabetes Melitus
2.4.4 Faktor Risiko Terjadinya Diabetes Melitus
Banyak orang mempunyai gaya hidup seperti jarang melakukan aktifitas fisik
gula, serta terlalu sedikit makanan yang mengandung serat dan tepung-tepungan.
Gaya hidup seperti tadi dapat menjadi penyebab utama tercetusnya diabetes
(Soegondo, 2008).
Resiko yang lebih besar mendapatkan diabetes adalah apabila :
Faktor keturunan jika mempunyai saudara, orangtua atau kakek dan nenek dengan diabetes
Berumur 45 tahun atau lebih
Berat badan lebih atau obesitas
Glukosa darah puasa atau sesudah makan melebihi batas-batas normal (prediabetes atau toleransi glukosa terganggu)
Tekanan darah tinggi yaitu lebih besar dari 130/85
Kolestrol tinggi jika LDL kolestrol >130 mg/dL atau kolestrol total > 200 mg/dL
Pernah mengalami diabetes gestasional
Melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4 kilogram. 2.4.5 Patofisiologis
Pada penderita diabetes terdapat dua masalah utama yang berhubungan
dengan insulin dan gangguan skeresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan
reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan
reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolism glukosa di dalam
Resistensi insulin pada diabetes disertai dengan penurunan reaksi intrasel. Dengan
demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glikosa oleh
jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa
dalam darah, harus didapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Pada
penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang
berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal/sedikit
meningkat. Namun demikian, jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi
peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi
diabetes mellitus. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri
khas diabetes mellitus, namun msih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat
untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi keton yang menyertainya. Karena
itu, ketoasidosis diabetik jarang terjadi pada diabetes tipe II (Soewondo,2008). 2.4.6 Gejala Dan Tanda-Tanda Penyakit Diabetes Melitus
Beberapa gejala dan tanda-tanda awal yang perlu mendapat perhatian Menurut
Imam Subekti yang dikutip oleh (Soewondo,2008) adalah sebagai berikut:
1. Keluhan klasik
a. Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah. Penurunan BB yang berlangsung
dalam waktu relative singkat harus menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah hebat
yang menyebabkan penurunan prestasi di sekolah dan olahraga juga mencolok.
Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk dalam sel, sehingga sel
karena katabolisme protein di otot dan ketidakmampuan sebagian besar sel yang
menggunakan glukosa sebagai energi.
b. Poliuria (peningkatan pengeluaran urin) Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang
tinggi akan menyebabkan banyak kencing.
c. Polidipsi (peningkatan rasa haus), rasa haus amat sering dialami oleh penderita
karena banyaknya cairan yang keluar melalui kencing. Untuk menghilangkan rasa
haus itu penderita minum banyak, besarnya urin yang keluar menyebabkan
dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intasel mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air
intrasel berdifusi keluar sel mengikuti penurunan gradient konsentrasi ke plasma
yang hipertonik (sangat pekat). Dehidrasi merangsang pengeluaran ADH
(antidiuretik hormone) dan menimbulkan rasa haus.
d. Polifagia (peningkatan rasa lapar) terjadi akibat kalori dari makanan yang dimakan,
setelah dimetabolisasikan menjadi glukosa dalam darah tidak seluruhnya dapat
dimanfaatkan, penderita selalu merasa lapar.
e. Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan pembentuk
antibody. Peningkatan konsentrasi glukosa disertai mukus, gangguan fungsi imun
dan penurunan aliran darah pada penderita diabetes kronik.
2. Keluhan lain
a. Gangguan saraf tepi/kesemutan. Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan
b. Gangguan penglihatan. Pada fase awal penyakit diabetes sering dijumpai gangguan
penglihatan yang mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang
kali, agar ia tetap dapat melihat dengan baik.
c. Gatal/bisul. Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau
daerah lipatan kulit, seperti ketiak dan di bawah payudara. Sering pula dikeluhkan
timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhnya.
d. Keputihan. Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering
dirasakan.
e. Pada lelaki terkadang mengeluh impotensi hgal itu dikarenakan diabetes mellitus
mengalami penurunan produksi hormone seksual akibat kerusakan testosteron dan
system yang berperan.
2.4.7 Komplikasi
Menurut soegondo (2008) daibetes mellitus dapat mengalami komplikasi seperti
berikut :
a. Komplikasi Akut
1. Keoasidosis diabetik adalah keadaan yang disebabkan karena tidak adanya
insulin atau ketidakcukupan jumlah insulin, yang menyebabkan kekacauan
metabolism karbohidrat, protein, lemak. Ada tiga gambaran klinis
ketoasidosis diabetik yaitu dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.
2. Hipoglikemi adalah penurunan kadar glukosa darah kurang dari 60 mg/dL.
Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang
3. Hiperglikemia/ hyperosmolar non ketotik adalah suatu dekompensasi
metabolic pada pasien diabetes tanpa disertai adanya ketosis. Gejalanya pada
dehidrasi berat, tanpa hiperglikemia berat dan gangguan neurologis.
b. Komplikasi kronis
1. Mikroangiopati
Retinopati diabetikum disebabkan karena kerusakan pembuluh darah retina. Faktor terjadinya retinopati diabetikum adalah lamanya menderita diabetes, umur penderita, control gula darah, faktor sistematik (hipertensi, kehamilan)
Nefropati diabetikum yang ditandai dengan ditemukannya kadar protein yang tinggi dalam urin yang disebabkan adanya kerusakan pada glomerulus,
nefropati diabetikum merupakan faktor resiko dari gagal ginjal kronik.
Neuropati diabetikum biasanya ditandai dengan hilangnya reflex. Selain ini juga bisa terjadi poliradikulopati diabetikum yang merupakan suatu sindrom
yang ditandai dengan gangguan pada suatu atau lebih akar syaraf dan dapat
disertai dengan kelemahan motoric, biasanya dalam waktu 6-12 bulan.
2. Makroangiopati
Penyakit jantung koroner ditandai dengan diawali dari berbagai bentuk dyslipidemia, hipertrigliseridemia dan penurunan kadar HDL. Pada diabetes
pada diabetes mellitussangat bersifat atherogemi karena mudah mengalami glikolisasi dan oksidasi.
Penyakit Serebro vaskuler, pembuluh aterosklerotik dalam pembuluh darah serebral atau pembentuk emboli ditempat lain dalam system pembuluh darah
yang kemudian terbawa aliran darah sehingga terjepit dalam pembuluh darah
serebral yang mengakibatkan serangan iskemik dan stroke.
Penyakit vaskuler perifer perubah aterosklerotik dalam pembuluh darah besar pada ekstremis bawah menyebabkan okulasi arteri ekstremitas bawah. Tanda dan gejalanya meliputi penurunan denyut nadi perifer dan klaudikatio intermiten (nyeri pada betis pada saat berjalan).