• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Struktural

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 68-73)

C. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Pelaksanaan Public Private Partnership Dalam Pembangunan SDM Industri Kompeten

3 Faktor Struktural

Faktor terakhir yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan model public private partnership dalam pembangunan sumber daya manusia kompeten adalah faktor struktural (structural factors). Aspek-aspek yang termasuk dalam faktor struktural ini antara lain peran dan tanggung jawab yang jelas dari pihak- pihak yang terlibat.

Faktor structural juga berhubungan dengan pemahaman top manajemen hingga staff terhadap tugas dan tanggung jawab dari sebuah kemitraan.

Pemahaman terhadap tugas dan tanggung jawab telah dipahami oleh manajemen AK Tesktil Solo. Seperti yang disampaikan oleh Direktur AK Tekstil Solo yaitu,

“ manajemen dan staff sangat mendukung pelaksanaan kemitraan, tupoksi kami ya penyelenggaraan pendidikan…”(wawancara dengan AB,3 September 2018)

Namun, terdapat pendapat lain mengenai pemahaman dari manajemen AK Tekstil Solo, hal tersebut disampaikan oleh salah satu staff HRD mitra industry TPT yaitu,

Tabel 4.11 Matrik Faktor Mitra

Aspek-aspek yang diteliti1 Pelaksanaan2

Pemilihan mitra yang tepat

Faktor mitra bisa menjadi factor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan PPP.

Apabila dalam pemilihan mitra telah terdapat kualifikasi mitra yang sesuai maka besar

kemungkinan pelaksanaan kemitraan dapat berjalan dengan lancar. Belum ada kualifikasi yang jelas dan baku mengenai kriteria mitra yang seperti apa yang dapat bermitra.

Sumber: 1Yusuf, Wallace dan Hackbart (2006)) ; 2 diolah dari hasil wawancara

commit to user commit to user

“terkadang ada beda informasi antara staff satu dengan lain. Jajaran top manajemen juga kadang berbeda. Kadang satu mendukung satunya bingung.” (wawancara dengan AS, 8 September 2018)

Pernyataan mengenai perbedaan pemahaman terhadap pelaksanaan kemitraan juga disampaikan oleh mitra industry yang lain

“ mungkin kurang koordinasi antar manajemen dan staffnya, antar top manajemen saja sepertinya kurang koordinasi. Apalagi kadang suka beda pendapat, atau yang satu lebih paham yang lain belum paham, beda prodi beda lagi nanti rules nya, belum ada standar baku pelaksanan sebuah kegiatan ” (wawancara dengan CA, 15 Agustus 2018)

Seperti yang telah dijelaskan pada subbab 4.2.3 bahwa peran dan tanggung jawab masing-masing pihak yang bermitra telah dijelaskan dan diatur dalam MOU. Hal-hal yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab seharusnya disampaikan ke middle manajemen hingga level staff, sebab untuk mendukung terlaksananya pembangunan SDM kompeten, perlu didukung oleh seluruh lapisan manajemen. Dukungan dan komitmen tidak hanya diberikan oleh top manajemen saja, karena yang membantu berjalannya proses belajar mengajar praktek adalah karyawan pada bagian produksi maupun para staff. Sehingga resiko kegagalan pelaksanaan kemitraan dapat terjadi.

Penelitian mengenai bidang tekstil dan produk tekstil sangat ditunggu oleh mitra industry. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan industry akan inovasi baru yang dapat diaplikasikan pada kegiatan produksi sangat kurang. Namun, hingga saat ini belum terlaksana. Penelitian dan inovasi bidang tekstil dan produk tekstil belum dilaksanakan oleh AK- Tekstil Solo. Begitupula dengan tanggungjawab penyelenggaraan teaching factory. Kegiatan teaching factory atau pabrik dalam sekolah/akademi belum dilaksanakan. Padahal sudah dibentuk pengelola teaching factory, namun belum juga dilaksnakan kegiatan tersebut. Kegiatan teaching factory merupakan kegiatan yang dapat merangsang mahasiswa sebagai calon pekerja untuk berlatih layaknya bekerja sesuai order client. Meskipun hal tersebut sudah dilaksankan di kegiatan praktrek industry, tetapi tetap diperlukan pembiasaan. Pembiasaan tersebut dapat dibina melalui kegiatan teaching factory. commit to user commit to user

Salah satu kewajiban tridarma perguruan tinggi adalah pengabdian masyarakat. Dengan adanya PPP antara AK-Tekstil Solo, Pemerintah Kota Surakarta dan mitra industry diharapkan kegiatan pengabdian masyarkat dapat terlaksana dengan baik. Namun, belum terlaksana juga kegiatan tersebut.

Dalam pelaksanaan kemitraan antara AK-Tekstil Solo, Pemerintah Kota Surakarta dan mitra industry yang menggunakan prinsip relationship, resources, organization, commitmen dan interdependence terdapat factor proses, mitra serta structural. Di dalam pelaksanan prinsip relationship dipengaruhi oleh factor proses dan factor mitra. Dalam prinsip relationship terdapat kegiatan penyampampian dan transfer informasi serta tujuan yang akan dicapai. Kegiatan tersebut dipengaruhi oleh factor proses. Selain factor proses, factor mitra juga berpengaruh. Faktor mitra berpengaruh karena pemilihan mitra yang tepat berpengaruh terhadap pelaksanaan kemitraan.

Dalam prinsip resources yang berhubungan dengan pemenuhan sumber daya, factor mitra berpengaruh terhadap prinsip tersebut. Faktor tersebut berpengaruh sebab pemilihan mitra yang tepat mempengaruhi pemenuhan sumber daya yang bersifat tangibles, intangibles. Faktor pemilihan mitra yang tepat mempengaruhi pelaksanaan dalam penacapaian tujuan.

Prinsip organization berhubungan dengan bagiamana prinsip tersebut digunakan dalam pemahaman tujuan yang ingin dicapai yang dipengaruhi oleh factor struktural dan bagaimana dukungan dari organisasi dapat mempengaruhi tercapainya tujuan.

Tabel 4.12

Matrik Faktor Struktural

Aspek-aspek yang diteliti1 Pelaksanaan2 Tugas dan tanggung jawab

yang jelas

Peran dan tanggung jawab masing-masing pihak yang bermitra telah dijelaskan dan diatur dalam MOU.

Beberapa kegiatan yang termasuk tugas dan tanggung jawab belum dilaksanakan.

Sumber: 1Yusuf, Wallace dan Hackbart (2006)) ; 2 diolah dari hasil wawancara

commit to user commit to user

Komitmen yang tinggi dapat memepengaruhi pelaksanaan kemitraan.

Prinsip komitmen dipengaruhi oleh factor proses dan structural. Dalam factor proses, hal-hal mengenai tingginya komitmen dari mitra sangat mempengaruhi.

Selain itu factor structural berhubungan dengan pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab. Faktor structural menjadi berpengaruh sebab pemahaman para stakeholders mengenai tugas dan tanggung jawab yang dimiliki berpengaruh terhadap pelaksanaan kemitraan yang menggunakan prinsip komitmen.

Dalam pelaksanaan kemitraan, prinsip interdependence atau ketergantungan bias saja muncul. Dalam pelaksanaan kemitraan yang menggunakan prinsip interdependence dipengaruhi oleh factor mitra dan structural. Ketergantungan yang terjadi bukan merupakan ketergantungan ke arah negative. Apabila ketergantungannya bersifat negative,hal tersebut disebabkan karena pemilihan mitra yang tidak tepat atau kurangnya pemahaman stakeholders terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan yang terjadi dalam kemitraan ini interdependence lebih bersifat positif, sebab mitra yang dipilih memahami tugas dan tanggung jawabnya. Prinsip dan factor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan public private partnership dalam pembangunan SDM industri kompeten dapat dirumuskan dalam table dibawah ini;

commit to user commit to user

Tabel 4.13

Matriks Prinsip dan Faktor Pelaksanaan Public Private Partnership Dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia Industri Kompeten

Prinsip1 Faktor yang Berpengaruh3

Faktor Proses2 Faktor Mitra Faktor Struktural

Relationship

memilih mitra yang (2006) ; 3diolah dari hasil wawancara

commit to user commit to user

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 68-73)

Dokumen terkait