BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi mengenai hasil penelitan dan pembahasan yang telah dianalisis oleh peneliti setelah melakukan pengambilan data berupa wawancara ke lapangan. Paparan mengenai hasil penelitian mencakup deskripsi lokasi penelitian dan paparan mengenai pembahasan mencakup analisis penelitian.
A. Gambaran Umum Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta (AK-Tekstil Solo), Pemerintah Kota Surakarta dan Mitra Industri
1 Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta (AK- Tekstil Solo)
Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta adalah perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Perindustrian yang menyelenggarakan program pendidikan vokasi berbasis kompetensi dalam bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi yang terkait dengan sektor industri tekstil dan produk tekstil. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 33.1/M-IND/PER/8/2017 tentang Statuta Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta, Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri dan berkedudukan di Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah. Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta didirikan pada tanggal 22 September 2015. Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta yang selanjutnya dalam Peraturan Menteri RI Nomor: 74/M-IND/PER/9/2015 disebut AK-TEKSTIL SOLO.
Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta menyelenggarakan Program Diploma II dengan Program Studi Teknik Pembutan Benang, Program Studi Teknik Pembuatan Kain Tenun, dan Program Studi Teknik Pembuatan Garmen. Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk
commit to user commit to user
Tekstil Surakarta menyelenggarakan Tridharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Dalam pengelolaanya Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta menggunakan visi, yaitu menjadi pendidikan tinggi vokasi industri berbasis kompetensi di bidang tekstil dan produk tekstil yang terpercaya dan berdaya saing global. Sedangkan, misi Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta terdiri atas:
a. menyelenggarakan pendidikan vokasi di bidang tekstil dan produk tekstil yang mampu memenuhi tuntutan pemangku kepentingan;
b. menerapkan ilmu pengetahuan dan mengembangkan inovasi teknologi tekstil dan produk tekstil;
c. menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam mengembangkan industri tekstil dan prosuk tekstil yang terpercaya dan berdaya saing global.
Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta memiliki tujuan untuk,
a. menghasilkan tenaga kerja industri jenjang Diploma II di bidang teknologi tekstil dan produk tekstil yang kompeten sesuai dengan kebutuhan dunia usaha industri tekstil dan produk tekstil;
b. menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dan keahlian spesifik di bidang tekstil dan produk tekstil;
c. menyediakan Pendidikan Vokasi berkualitas dan profesional di bidang tekstil dan produk tekstil yang terjangkau bagi masyarakat luas dan mampu mengikuti perkembangan teknologi masa depan serta bersaing secara global untuk memenuhi kebutuhan industri tekstil dan produk tekstil nasional;
d. mengembangkan teknologi proses produksi dalam bidang tekstil dan produk tekstil;
e. memberi kontribusi dalam penerapan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi dalam bidang pembuatan benang, pembuatan kain tenun, dan pembuatan garmen melalui penelitian tepat guna dan publikasi hasil penelitian di media ilmiah. commit to user commit to user
Dalam melaksanakan kegiatannya, AK-Tekstil Solo menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana dan program pendidikan vokasi di bidang teknologi tekstil dan produk tekstil;
b. pelaksanaan dan pengembangan pendidikan vokasi di bidang teknologi tekstil dan produk tekstil;
c. pelaksanaan penelitian, pengembangan teknologi dan inovasi serta pengabdian kepada masyarakat;
d. pelaksanaan pembinaan sivitas akademika dan hubungan alumni;
e. pelaksanaan uji kompetensi dan sertifikasi;
f. pengelolaan pabrik dalam sekolah (teaching factory);
g. pelaksanaan kerjasama dalam rangka pengembangan pendidikan, pemagangan, dan penempatan kerja serta peningkatan keterampilan tenaga kerja industri tekstil dan produk tekstil;
h. pengelolaan perpustakaan, laboratorium, workshop, serta sarana dan prasarana penunjang lainnya;
i. pelaksanaan administrasi akademik, kemahasiswaan, dan kerja sama;
j. pengelolaan keuangan, administrasi umum, kerumahtanggaan, dan kepegawaian;
k. pelaksanaan pengembangan sistem penjaminan mutu pendidikan;
l. pelaksanaan pengawasan internal; dan m. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.
Salah satu fungsi yang dilaksanakan oleh AK-Tekstil Solo adalah pelaksanaan kerjasama. Kemitraan dilakukan dalam rangka pengembangan pendidikan, pemagangan, dan penempatan kerja serta peningkatan keterampilan tenaga kerja industri tekstil dan produk tekstil. Selain itu kemitraan dimaksudkan untukmeningkatkan mutu kegiatan tridharma perguruan tinggi. AK-Tekstil Solo menjalin kerja sama dengan pihak lain, baik dari dalam maupun dari luar negeri. commit to user commit to user
Pelaksanaan kemitraan didasarkan pada azas saling menguntungkan (mutual benefit) dan saling menghormati (mutual respect) serta tidak mengganggu pelaksanaan tugas pokok. Selain sudah diatur dalam Peraturan Menteri bahwa salah satu fungsi AK-Tekstil Solo adalah melaksanakan kemitraan , sejak awal pendirianya AK-Tekstil Solo sudah melakukan kemitraan dengan Pemerintah Kota Surakarta dan Asosiasi Pertekstilan Regional Surakarta yang didalamnya terdiri dari perusahaan tekstil dan produk tekstil. Salah satu bentuk kemitraan dengan industry TPT adalah penempatan dan penyerapan SDM. Lulusan AK- Tekstil Solo telah terserap di industry 100%, hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini,
Tabel 4.1
Jumlah Lulusan AK-Tekstil Solo Tahun 2017
No Perusahaan
Bidang Pekerjaan
Total Pembuatan
Benang
Pembuatan Kain Tenun
Pembuatan Garmen 1 PT Sri Rejeki Isman
Tbk., Sukoharjo 11 12 22 45
2
PT Pan Brothers
Tbk., Boyolali - - 14 14
3
PT Danliris,
Sukoharjo - 1 18 19
4
PT Kusumahadi
Santosa, Karanganyar 7 5 12
5
PT Bintang Asahi Textile Industry,
Sragen 5 - - 5
6
PT Sekar Lima
Pratama, Karanganyar - 1 - 1
7
PT Kosoema Nanda
Putra, Klaten - 4 - 4
8
PT Sinar Surya Indah
Lestari, Sukoharjo - 2 - 2
Jumlah 23 25 54 102
Sumber: Tim AK-Tekstil Solo (2018,diolah)
commit to user commit to user
Tabel 4.2
Jumlah Lulusan AK-Tekstil Solo Tahun 2018
No Perusahaan
Bidang Pekerjaan
Total Pembuatan
Benang
Pembuatan Kain Tenun
Pembuatan Garmen
1
PT Sri Rejeki Isman Tbk.,
Sukoharjo 24 20 33 77
2 PT Danliris, Sukoharjo 5 4 20 29
3
PT Kusumahadi Santosa,
Karanganyar 13 2 - 15
4
PT Bintang Asahi Textile
Industry, Sragen 4 7
-
11
5 PT Sulismatex, Sragen 8 - -
8 6
PT Tyfountex Indonesia,
Sukoharjo 4 -
-
4 7
PT Sekar Lima Pratama, Karanganyar
-
11
-
11 8
PT Kosoema Nanda Putra, Klaten
-
6
-
6 9
PT Sinar Surya Indah Lestari, Sukoharjo
-
2
-
2 10
PT Tyfountex Indonesia, Sukoharjo
-
5
-
5
11
PT Delta Merlin Dunia Textile, Sukoharjo
-
7
-
7
12
PT Pan Brothers Tbk.,
Boyolali - - 11 11
Jumlah 58 31 64 186
Sumber: Tim AK-Tekstil Solo (2018,diolah)
Apabila dilihat dari kedua tabel diatas, dapat dilihat bahwa perusahaan yang bermitra dengan AK-Tekstil Solo mengalami peningkatan jumlah mitra dan jumlah lulusan yang terserap di industry. Perkembangan jumlah industry yang bermitra semakin tahun semakin bertambah. Pada tahun 2018 jumlah industry yang telah melakukan perjanjian kerjasama berjumlah 25 industri tekstil dan produk tekstil. commit to user commit to user
Peningkatan jumlah industry yang bermitra serta peningkatan jumlah mahasiwa memerlukan pula kemitraan yang baik dari tim internal AK-Tekstil Solo. Jumlah pegawai yang dimiliki oleh AK-Tekstil Solo yaitu 70 orang dan dapat digambarkan seperti pada diagram dibawah ini,
Seperti yang dapat dilihat dalam diagram diatas bahwa pegawai dengan tingkat pendidikan sarjana yang memiliki jumlah terbanyak yaitu sebesar 42%. Sedangkan susunan organisasi yang ada di AK-Tekstil Solo adalah seperti yang terlampir pada gambar 4.1 dibawah ini. AK-tekstil Solo terdiri atas
AK-TEKSTIL SOLO terdiri atas:
a. Direktur dan Pembantu Direktur;
b. Senat;
c. Dewan Penyantun;
d. Satuan Penjaminan Mutu;
e. Satuan Pengawas Internal;
f. Subbagian Tata Usaha;
g. Jurusan;
Gambar 4.1
Sumber: Tim AK-Tekstil Solo (2019)
commit to user commit to user
h. Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat;
i. Unit Pabrik Dalam Sekolah (Teaching Factory);
j. Unit Penunjang; dan
k. Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambar 4.2 Bagan Organisasi AK- Tekstil Solo
commit to user commit to user
2 Pemerintah Kota Surakarta
Kota Surakarta terletak di antara 110 45’ 15″ -110 45′ 35″ Bujur Timur dan 70′ 36″ -70’ 56″ Lintang Selatan dan berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan. Di masing-masing batas kota terdapat gapura keraton yang didirikan sekitar tahun 1931 – 1932 pada masa pemerintahan Pakubuwono X di Kasunanan Surakarta. Pembagian adminitistratif Kota Surakarta dan kabupaten- kabupaten di sekelilingnya, Karanganyar, Sragen, Wonogiri Sukoharjo, Klaten.
Boyolali, secara kolektif masih sering disebut sebagai eks-Karesidenan Surakarta, sekarang ini membentuk kerjasama antar daerah se-SOLO RAYA atau lebih dikenal dengan sebutan SUBOSUKA WONOSRATEN (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri Sragen dan Klaten). Surakarta dibagi menjadi 5 kecamatan.
Visi dari Kota Surakarta adalah terwujudnya Kota Sala sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada potensi Perdagangan, Jasa, Pendidikan, Pariwisata dan Olah Raga.
Sedangkan misi dari Pemerintah Kota Surakarta adalah
1. Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat dalam semua bidang pembangunan, serta perekatan kehidupan bermasyarakat dengan komitmen cinta kota yang berlandaskan pada nilai- nilai “Sala Kota Budaya”
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam penguasahaan dan pendaya gunaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, guna mewujudkan inovasi dan integrasi masyarakat madani yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa.
3. Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi Daerah, sebagai pemacu tumbuhan dan berkembangannya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta mendaya gunakan potensi pariwisata dan teknologi terapan yang akrab lingkungan,
commit to user commit to user
4. Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanaan Hak Asasi Manusia dan demokratisasi bagi seluruh elemen masyarakat, utamanya para penyelengara pemerintahan.
Kota Surakarta sebagai pusat Wilayah Pengembangan (WP) VIII, mempunyai peran yang strategis bagi pengembangan wilayah Propinsi Jawa Tengah. Secara geografis Surakarta terletak pada persimpangan jalur transportasi regional dan sekaligus sebagai daerah tujuan dan bangkitan pergerakan, sebagai dampaknya pertumbuhan ekonomi, aktivitas, serta pertumbuhan fisik kota di Surakarta melaju pesat. Selain hal tersebut Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang memiliki potensi cukup besar sebagai pusat kegiatan ekonomi, dalam hal ini peran sektor industri masih dominan pada pembentukan APBD kota bersama dengan sektor Perdagangan, sehingga sektor industri masih merupakan driving force perekonomian di Kota Surakarta.
Tabel 4.3
Komposisi Jenis Industri dan Tenaga Kerja di Kota Surakarta Tahun 2017
NO Kelompok Industri Jumlah Perusahaan
Tenaga Kerja
1 Makanan 20 1.014
2 Tekstil 24 4.373
3 Pakaian Jadi 19 1.786
4 Reproduksi media rekaman 13 1.235 5 Karet, barang dari karet
dan plastik
18 2.101
6 Furniture 7 421
7 Lainnya 25 1.532
Jumlah 126 12.462
Sumber: BPS Kota Surakarta (2018) commit to user commit to user
Pertumbuhan industri unggulan menjadi perhatian khusus dalam perkembangan perekonomian suatu wilayah, mengingat sektor inilah yang dapat menjadi tumpuan dalam pembentukan dan pertumbuhan ekonomi. Sektor industry tekstil dan pakaian jadi merupakan sector yang menyerap tenaga kerja terbesar, seperti yang disebutkan dalam tabel 4.3. Dengan tingginya penyerapan tenaga kerja pada bidang tekstil dan pakaian jadi maka diharapkan jumlah pengangguran dapat berkurang.
Pemerintah Kota Surakarta menyambut baik adanya tawaran kemitraan dengan AK-Tekstil Solo. Selain untuk mengurangi angka pengangguran, tetapi juga meningkatkan jumlah masyarakat usia produktif dalam hal kenaikan jenjang pendidikan.
3 Mitra Industri Tekstil dan Produk Tekstil a. PT Kusumahadi Santosa Grup
PT. Kusumhadi Santosa adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri tekstil yang didirikan pada tanggal 14 Mei 1980 yang berlokasi di Jalan Raya Jaten Km 9,5 Jaten, Karanganyar, Surakarta. PT. Kusmahadi Santosa merupakan anak perusahaan dari PT. Danar Hadi Santosa. Seiring dengan semakin berkembangnya batik di Indonesia maupun di Luar Negeri, PT. Danar Hadi Santosa dapat berkembang dari tahun ke tahun, sehingga untuk menghemat pemasokan bahan baku dilakukan exspansi dengan mendirikan anak perusahaan yang membuat kain atau weaving yaitu proses produksi dari benang menjadi kain yaitu PT. Kusumhadi Santoasa.
Kusumahadi Santosa menghasilkan produk berupa kain putih, kain berwarna, dan kain bermotif dengan jumlah produksi yang dihasilkan oleh Departemen Pretreatment ± 1.810.334 yard/bulan dan Departemen Printing-Dyeing ± 1.507.436 yard/bulan. Secara umum pemasaran produk ditujukan untuk industri garmen, pedagang grosir, dan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil. Produk kain dipasarkan di
commit to user commit to user
dalam negeri sekitar 70% dan 30% untuik dipasarkan keluar negeri.
Produk-produk yang dikirim keluar negeri yaitu ke Negara Jerman, Turki, Italia, Jepang, China, Korea dan Australia.
b. PT Pan Brothers,Tbk.
PT Pan Brothers Tbk merupakan produsen garmen nasional yang berkantor pusat di Tangerang. PT Pan Brothers Tbk didirikan di Tangerang, Banten, pada tanggal 21 Agustus 1980 dengan beberapa pabrik yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia seperti PT Pan Brothers Boyolali, PT Pan Brothers Sragen, PT Prima Sejahtera, dan PT Eco Smart Garment Indonesia. PT Pan Brothers Tbk Boyolali merupakan salah satu perusahaan tekstil yang sangat berkembang hingga kini. Pangsa pasar PT Pan Brothers Tbk Boyolali sangat luas. Perusahaan mengekspor produknya ke berbagai wilayah dunia mulai dari Asia, Amerika Serikat, Eropa Barat dan Timur, Kanada, Korea, Jepang, Australia dan di berbagai negara di dunia. Demi memenuhi permintaan pasar nasional dan internasional PT Pan Brothers Tbk meningkatkan kapasitas produksi serta peningkatan jumlah karyawan. Jumlah karyawan yang dimiliki saat ini adalah 29.430 orang, agar tetap dapat memenuhi kebutuhan pasar PT Pan Brothers Tbk bergabung menjadi mitra AK-Tekstil Solo pada tahun 2015 dan menerima lulusan dari AK-Tekstil Solo sebanyak 9 orang dan meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2016 menerima lulusan AK- Tekstil Solo sebanyak 14 orang. Semakin meningkatnya permintaan tenaga kerja lulusan dari AK-Tekstil Solo diharapkan dapat memenuhi kekurangan tenaga kerja terampil.
c. PT Sinar Surya Indah Lestari
PT Sinar Surya Indah Lestari merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang tekstil, mulai dari proses tenun (weaving), pemutihan (dyeing), printing, dan finishing. Perusahaan Sinar Surya Indah didirikan pada tanggal 11 juni 1991 oleh Bapak Johanes commit to user commit to user
Harsinto dengan SIUP No.030/11.35/VI/1991 dengan lahan seluas 9400 m dan merupakan badan usaha yang berbentuk perusahaan perseorangan yang terletak di Jalan Solo-Sukoharjo Km 7,2 Telukan, Grogol, Sukoharjo.
Pada saat perusahaan didirikan, perusahaan hanya bergerak dalam bidang printing dan finishing. Tetapi lima tahun kemudian, pada tahun 1996 perusahaan mengadakan ekspansi produksi dengan mencoba sub departemen produksi yang baru yaitu sub departemen dyeing (pemutihan).
Kemudian pada tahun 2003 perusahaan membangun sub departemen weaving (tenun) dan mulai aktif sepenuhnya berproduksi pada tahun 2005 sampai seskarang. Hal ini dilakukan atas dasar beberapa pertimbangan, yaitu untuk perluasan produksi karena adanya permintaan untuk mensuplai kain putih kepada pelanggan, pertimbangan biaya bahan baku yang lebih murah apabila memproses kain putih sendiri dan pertimbangan supaya tidak terjadi keterlambatan dalam hal pemenuhan persediaan bahan baku.
Tenaga kerja adalah salah satu sumber daya penting dalam perusahaan.Jika tenaga kerja tidak ada, maka suatu perusahaan tidak dapat memproduksi produk yang akan dihasilkannya. Perusahaan PT. Sinar Surya Indah Lestari memliki tenaga kerja sebanyak 243 orang. Mereka berasal dari wilayah Solo Raya antara lain Sukoharjo, Klaten, Karanganyar dan Boyolali.
d. PT Dan Liris
PT. Dan Liris Sukoharjo merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industi tekstil yang melakukan penjualan di pasar lokal dan internasional. Pada saat ini PT. Dan Liris sudah dapat digolongkan ke dalam kelompok perusahaan besar. PT. Dan Liris sudah mengalami berbagai macam perkembangan, baik perkembangan skala usaha, operasi maupun permodalan, permodalan yang ada sebagian besar merupakan modal pribadi sebesar 80%
dan modal asing sebesar 20%. PT Dan Liris mempekerjakan sekitar 13.000 orang pekerja. PT. Dan Liris adalah perusahaan yang proses produksinya commit to user commit to user
kontinyu sehingga banyak menggunakan mesin-mesin modern, walaupun demikian peranan tenaga kerja manusia tidak dapat diabaikan begitu saja.
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perusahaan karena berhasil tidaknya suatu perusahaan tergantung pada produktivitas kerja karyawannya. Demi meningkatkan produktivitas karyawan dan peningkatan kemampuan karyawan, manajemen PT Dan Liris memberikan kesempatan pada 14 orang karyawannya untuk mengikuti program pendidikan D2 di AK-Tekstil Solo. Pada tahun 2015 PT Dan Liris juga menerima tenaga kerja baru yang berasal dari lulusan AK-Tekstil sebanyak 8 orang. Diharapkan karyawan yang menerima pendidikan dapat meningkatkan kemampuan dan kompetensinya serta penambahan jumlah tenaga kerja dapat membantu peningkatan produktivitas.
e. PT Kusoema Nanda Putra
PT Kusoema Nanda Putra merupakan salah satu perusahaan tekstil yang menjadi mitra dari AK-Tekstil Solo. PT Kusoema Nanda Putra bergerak di bidang pembuatan kain yang terletak di Pedan, Klaten. PT Kusoema Nanda Putra memiliki sekitar 1293 orang karyawan. Perusahaan tekstil merupakan perusahaan yang proses produksinya discontinue yang berarti bahwa antara mesin yang satu dan mesin yang lain tidak berhubungan. Sehingga setiap produk yang dihasilkan dari satu mesin akan diproses menggunakan mesin lain dengan bantuan operator.
Sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja untuk membantu kelancaran proses produksi. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, PT Kusoema Nanda Putra memilih untuk bermitra dengan AK-Tekstil Solo. Apabila tenaga kerja yang dimiliki tidak sebanding dengan jumlah mesin yang dimiliki, maka akan menimbulkan penurunan produksi. PT Kusoema Nanda Putra memasarkan hasil produksinya di dalam dan di luar negeri.
Pemasaran luar negeri hingga negara Malaysia, Jepang dan Brazil.
commit to user commit to user
PT Kusoema Nanda Putra selain melakukan penambahan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan produksi, tetapi juga melakukan peningkatan kemampuan karyawan dengan melakukan retrainning kepada setiap karyawannya, serta juga melakukan peningkatan kemampuan dengan mengirimkan 3 karyawannya untuk mengikuti pendidikan D2 di AK-Tekstil Solo, setelah menyelesaikan pendidikan, karyawan tersebut akan mendapatkan kenaikan jabatan dan dapat membantu peningkatan keuntungan perusahaan melalui ilmu-ilmu yang telah didapatkan.
f. PT Sekarlima Pratama
PT Sekarlima Pratama didirikan pada tahun 1977 yang bertempat di Karanganyar. Dimulai dari bisnis printing kain selanjutnya berkembang menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya permintaan, maka perusahaan tersebut mengembangkan cakupan produksi menjadi divisi pertenunan, finishing dan pewarnaan tekstil. PT Sekarlima Pratama sedang dalam perjalanan untuk mengembangkan diri menjadi perusahaan yang terintegrasi secara vertikal.
PT Sekarlima Pratama juga telah mengumpulkan banyak penghargaan dalam hal perawatan dan efisiensi mesin.
PT Sekarlima Pratama sangat menjunjung kesejahteraan dan hubungan baik dengan para pekerjanya. Memiliki 1620 karyawan dengan komposisi 1600 orang berada pada kegiatan proses produksi dan 20 karyawan pada manajerial. Dengan semakin berkembangnya jumlah produksi dan perluasan bidang usaha, maka perusahaan membutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan yang dapat diandalkan. Dengan adanya sistem pembinaan berupa trainning dan adanya sistem penghargaan dirasa masih kurang untuk meningkatkan produksi dan kemajuan perusahaan. PT Sekarlima Pratama merupakan salah satu perusahaan yang menjadi inisiator terbentuknya AK-Tekstil Solo dengan keterlibatan pemilik perusahaan yaitu Liliek Setiawan, sehingga kemitraan yang commit to user commit to user
terjalin semakin erat. Dengan menyerap kurang lebih 5 orang lulusan AK- Tekstil Solo pada tahun 2017 dan 9 orang pada tahun 2018 diharapkan dapat berkontribusi secara lebih terhadap perkembangan perusahaan , karena lulusan telah dibekali kemampuan secara teori dan praktek serta telah dilakukan uji kompetensi untuk melihat sejauhmana kemampuan sumber daya manusia tersebut.
g. PT Sri Rejeki Isman,Tbk.
PT Sri Rejeki Isman,Tbk. yang lebih dikenal dengan PT Sritex merupakan pabrik tekstil terintegrasi yang juga masuk dalam jajaran pabrik tekstil tersebsar dan memiliki mesin yang modern. PT Sritex terintegrasi secara vertical yang terdiri dari pemintalan, pertenunan, pencetakan pencelupan dan garment. PT Sritex memiliki lebih dari 100 hektar lahan yang dipergunakan untuk pabrik dan mempekerjakan sekitar 13.500 orang karyawan. PT Sritex berusaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan layak bagi setiap pekerjanya. Dengan memberi fasilitas yang menunjang kesejahteraan serta memberikan kesempatan bagi setiap karyawan untuk mendapatkan peningkatan kemampuan dan komptensi dengan memberikan pelatihan inhouse dan external. PT Sritex juga mendukung program pemerintah dengan mengirimkan beberapa karyawan untuk mengikuti program pendidikan D2 yang diselenggarakan oleh AK-Tekstil Solo. Pada tahun 2015 PT Sritex mengirimkan 36 karyawannya untuk mengikuti pendidikan D2 yang diselenggarakan oleh AK-Tekstil Solo.
h. PT Bintang Asahi Tekstil Industri
PT. Bintang Asahi Tekstil Industri (PT BATI) merupakan salah satu pabrik pembuatan benang dan kain. PT BATI bertempat di Sragen yang termasuk dalam karesidenan Surakarta. PT BATI memproduksi benang dimulai dari bahan baku kapas hingga menjadi benang dan kain.
Konsumen dari hasil produksi perusahaan ini berasal dari local dan luar commit to user commit to user
negeri. PT BATI adalah perusahaan perseorangan, sehingga sumber permodalan dalam mengembangkan usaha bersumber dari modal pribadi.
Selain modal berupa dana, modal berupa sumber daya manusia.
Sumber daya manusia juga merupakan hal penting yang mendukung jalannya sebuah perusahaan. Tenaga kerja yang kompeten dan memiliki keahlian sesuai yang dibutuhkan perusahaan akan menguntungkan perusahaan dan dapat mingkatkan keuantungan perusahaan. PT BATI sendiri memiliki sekitar 3.416 orang pekerja. Dengan komposisi tenaga kerja 90% merupakan tenaga kontrak,maka diperlukan tenaga kerja yang benar-benar kompeten dan menguasai produksi. Untuk semakin meningkatkan kemampuan tenaga kerja, maka PT BATI mengadakan trainning bagi karyawan setiap sebulan sekali, mengadakan pelatihan tiap departemen serta mengirimkan 5 karyawan potensial untuk mengikuti program D2 yang diadakan oleh AK-Tekstil Solo. Diharapkan setelah 5 karyawan tersebut selesai mendapatkan peningkatan kemampuan dan pendidikan di AK-Tekstil Solo akan dapat semakin berkontribusi terhadap perkembangan perusahaan. Kemitraan yang dijalin tidak hanya dalam peningkatan kemampuan karyawan melalui program pendidikan D2, namun juga terjalin kemitraan dalam pemenuhan bahan praktek yang digunakan mahasiswa ketika melaksanakan praktik di workshop kampus.
Dengan terjalinnya kemitraan antara AK-Tekstil Solo dengan Pemerintah Kota Surakarta dan mitra industri tekstil dan produk tekstil diharapkan akan dapat tercipta tenaga kerja yang lebih kompeten dan dapat mengurangi tingkat pengangguran khususnya di Kota Surakarta B Pelaksanaan Public Private Partnership Dalam Pembangunan Sdm Industri Kompeten
Konsep partnership dalam kontek penyelenggaraan pelayanan publik pada hakekatnya merupakan sebuah proses pelayanan publik yang menjadi “tugas bersama” atau merupakan sebuah kemitraan antar pemerintah, pihak swasta dan masyarakat. Sebagai konsekuensi dari hal tersebut, maka birokrasi perlu commit to user commit to user
memasukkan nilai-nilai baru dalam manajemen pelayanan publik yang bertumpu pada pola hubungan kerja antara organisasi pemerintah, swasta dan masyarakat.
Diharapkan elemen-elemen tersebut dapat melakukan peran dan fungsi serta tanggung jawab sehingga menciptakan suatu “sinergi”. Sinergi atau kerjasama antara pemenntah dengan pihak swasta dan masyarakat hamslah menjadi paradigma baru.
Munculnya AK-Tekstil Solo yang didirikan oleh Kementerian Perindustrian, dapat membantu sektor industri tekstil dalam menjawab kebutuhan pasar tenaga kerja yang semakin hari semakin membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan siap kelja. Pelaksanaan pendidikan yang dilaksanakan di AK-Tekstil Solo membutuhkan kemitraan dengan industri tekstil dan produk tekstil. Aktor- aktor yang saling bermitra diharapkan dapat bersama-sama bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, AK-Tekstil Solo dan mitra industri tekstil dan produk tekstil secara bersama-sama telah melakukan kemitraan untuk menghasilkan sumber daya manusia industri yang terampil dan kompeten.
Dalam wawancara dengan Pemimpin Solo Technopark menyatakan bahwa,
“Pendirian Akom dimulai tanggal 12 Juni 2014 pertemuan antara Pusdiklat Kemenperin dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Tengah dan industri tekstil Jawa tengah dan sekitarnya di Surakarta. 27 Juni 2014 MoU antara Sekjend Kemenperin dengan Sekjend Kemendikbud tentang Pendirian dan Pengembangan AK di Indonesia di Kemenperin. Kementerian Perindustrian bertugas memfasilitasi pengembangan Akademi Komunitas sesuai dengan keunggulan local untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sector industri, serta memfasilitasi penempatan lulusan Akademi Komunitas di lingkungan Kemenperin pada perusahaan industri.” (wawancara dengan LS, 10 Oktober 2018).
Rencana pendirian AK-Tekstil Solo disambut baik oleh Pemerintah Kota Surakarta, hal tersebut ditunjukkan dengan keterangan dari Direktur AK-Tekstil Solo yaitu
“kalo tidak salah..tanggal 30 Juni 2014 Sekjen Kemenperin berkirim surat kepada Walikota Surakarta terkait usulan Pembangunan Lembaga Akademi Komunitas Bidang Tekstil di Surakarta, mohon dukungan Walikota lahan untuk AK, Kemenperin fasilitasi gedung dan peralatan. commit to user commit to user
Dengan pengelolaan Akademi Komunitas bernaung dibawah Kementerian Perindustrian. Selanjutnya Walikota memberi tanggapan atas Surat Pembangunan Lembaga Akademi Komunitas Bidang Tekstil di Surakarta, mengusulkan untuk memanfaatkan gedung Teaching Factory yang pernah diusulkan untuk kampus Akademi Komunitas Negeri Surakarta salah satunya prodi Batik……..” (wawancara dengan AB, 20 Oktober 2018).
Pemerintah Kota Surakarta menanggapi rencana keberadaan AK-Tekstil Solo dengan baik serta berharap AK-Tekstil Solo menjadi perguruan tinggi yang mengakomodir kebutuhan pengembangan industri di daerah, yaitu kebutuhan tenaga kerja kompeten di bidang tekstil dan produk tekstil. Salah satu pengurus API1 mengungkapkan bahwa,
“……..industri tumbuh memerlukan SDM terlatih dan bersertifikat, industri koordinasi dengan Asosiasi, Asosiasi menangkap peluang ada sejumlah kebutuhan SDM, Asosiasi Pertekstilan koordinasi dengan Penyelenggara Akademi komunitas” (wawancara dengan AB, 10 Oktober 2018).
Kesepahaman mengenai pendirian AK Tekstil Solo telah disepakati oleh Kementerian Perindustrian dan Pemerintah Kota Surakarta yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman Nomor 95/SJ-IND/9/2015 ; Nomor 019.6/709. Dalam nota kesepahaman tersebut telah disepakati mengenai tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam pelaksanaan kemitraan. Selain dibuatnya nota kesepahaman antara Kementerian Perindustrian dan Pemerintah Kota Surakarta, terdapat pula Perjanjian Kerjasama antara Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Solo Technopark dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia Nomor 900/SJ-IND.6/KJS/2015 ; Nomor 001/STP/4/2015 ; Nomor 006/API- JATENG/4/2015 . Perjanjian tersebut dibuat dalam rangka pendirian awal AK Tekstil Solo. Selanjutnya setelah AK Tekstil Solo telah menjadi sebuah organisasi mandiri, dilaksankan penandatangan MoU dengan setiap institusi mitranya.
Dalam pelaksanaan kemitraan antara AK Tekstil Solo, Pemerintah Kota Surakarta dan mitra industri TPT tidaklah selalu berjalan dengan mulus. Sehingga perlu dilihat kembali bagaimana pelaksanaan kemitraan tersebut apabila dilihat dari prinsip kemitraan serta factor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan.
1 API adalah Asosiasi Pertekstilan Indonesia
commit to user commit to user
1. Relationship
Sektor industri tekstil dan produk teksil saat ini menghadapi tantangan nyata dalam menyesuaikan persyaratan keterampilan sesuai dengan tuntutan pasar keija yang semakin semakin berubah. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) membutuhkan 135 ribu orang per tahun, atau setara 22,5% dari total penyerapan tenaga kerja di sejumlah sektor industri yang sebanyak 600 ribu orang per tahun.
Daya serap tenaga kerja industri tekstil dan produk tekstil 6,5 kali lipat lebih besar dibanding dengan sektor lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa industri padat karya seperti industri tekstil dan produk tekstil membutuhkan tenaga kerja terampil dan siap kerja.
Pendirian AK-Tekstil Solo tidak hanya dilakukan oleh Kementerian Perindustrian saja, namun juga terdapat kontribusi dari industri tekstil dan produk tekstil di area Solo raya. Salah satu alasan dari Kementerian Perindustrian menggandeng industri tekstil dan produk tekstil adalah dapat terserapnya sumber daya manusia industri yang dihasilkan melalui pendidikan di AK-Tekstil Solo.
Penyelenggaraan pendidikan di AK-Tekstil Solo membutuhkan kemitraan dengan mitra industri tekstil dan produk teksil karena kurangnya jumlah pengajar berpengalaman di bidang tekstil dan produk tekstil yang dimiliki sehingga mengakibatkan, pihak AK-Tekstil Solo membutuhkan dukungan tenaga pengajar oleh AK-Tekstil Solo masih sangat berpengalaman dari dunia industri. Salah satu kegiatan dalam proses belajar mengajar adalah kegiatan praktik industri. Kegiatan tersebut membutuhkan industri tekstil dan produk tekstil sebagai lokasi praktik industri dan sebagai tempat kegiatan pembelajaran praktek, sehingga mahasiswa memiliki pengalaman dan terjun langsung pada kegiatan produksi. Selain itu mesin-mesin yang saat ini tersedia di workshop AK-Tekstil Solo, pada beberapa bagian belum terintegrasi dan belum sesuai dengan yang ada pada proses produksi yang sesunggulmya di industri, sehingga membutuhkan dukungan dan bantuan mitra industri tekstil dan produk tekstil.
Proses interaksi antar lembaga dan antar actor-actor yang berperan sudah dimulai semenjak pendirian AK Tekstil Solo. Pendirian AK-Tekstil Solo commit to user commit to user
merupakan inisiasi antara Kementerian Perindustrian, Pemerintah Kota Surakarta dan API selaku asosiasi yang menaungi perusahaan tekstil serta difasilitasi oleh Solo Technopark. Dalam wawancara dengan Pemimpin Solo Technopark menyatakan bahwa,
“interaksi antara kementerian perindustrian, STP, bapeda mewakili pemkot, api dan industry tekstil diawali dari undangan pusdiklat untuk mengembangkan akom. Interaksi melalui rapat dan pertemuan sering dilaksanakan” (wawancara dengan LS, 10 Oktober 2018).
Interaksi yang terjalin antara pihak-pihak yang bermitra dilaksanakan dalam forum dan rapat yang difasilitasi oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian dan Pemerintah Kota Surakarta melalui Solo Technopark (STP). Hal tersebut disampaikan oleh dari Direktur AK-Tekstil Solo,
“….forum diskusi dan rapat di Solo atau di Jakarta menjadi ajang kami untuk berkomunikasi dan tukar pendapat. Biasanya dibahas rencana jangka pendek, menengah dan panjang.” (wawancara dengan AB, 10 Oktober 2018).
Selain interksi dilakukan oleh Kementerian Perindustrian dan Pemerintah Kota Surakarta, interaksi dan komunikasi juga dilakukan dengan calon mitra industry TPT melalui API, seperti yang disampaikan oleh wakil ketua API yaitu,
“ melalui API, Kemenperin dan pemkot berkomunikasi dengan industry tekstil dan garmen. Biasanya kalua dapat undangan rapat, kami forwardkan ke industry. Mereka menyambut baik..” (wawancara dengan LLS, 20 Oktober 2018).
Interaksi tidak hanya dilaksankan ketika pada awal pendirian saja, setelah AK-Tekstil Solo berdiri, interaksi yang lebih intens terjalin antara AK-Tekstil Solo dengan mitra industri tekstil dan produk tekstil. Pada awal pendirian interaksi dimotori oleh Kementerian Perindustrian melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri, setelah AK Tektil Solo berdiri sebagai organisasi yang mandiri, maka kegiatan seperti rapat dan forum diskusi dimotori oleh AK Tekstil Solo.
Dalam sebuah wawancara dengan AS yang merupakan Direktur Operasional sebuah perusahaan mitra AK-Tekstil Solo mengungkapan bahwa,
“...hubungan yang intens terjalin tidak hanya pada saat AK Tekstil sudah terbentuk, namun sebelum didirikan, anggota API telah diajak berdiskusi commit to user commit to user
dan kami dapat memberi masukan untuk pendirin dan pengembangan AK Tekstil. Sosialisasi jelas dilakukan ke seluruh anggota dan kami ada grup khusus industri untuk membahas tentang AK Tekstil...” (wawancara dengan AS, 8 September 2018)
Sebelum AK-Tekstil Solo didirikan maupun setelah dididirikan hingga pelaksanaannya yang masih berjalan hingga saat ini, komunikasi serta interkasi yang intens terjalin antara AK Tekstil dengan mitra industrinya. Hal ini dapat semakin mempererat hubungan antar mitra. Hal berbeda disampaikan oleh salah satu narasumber yang merupakan tenaga ahli pada sebuah perusahaan mitra AK- Tekstil Solo yang menyampaikan bahwa
“Terus terang, masih belum sesuai dengan harapan kami. Entah itu dari sananya, entah itu birokrasi atau memang dari orangnya, saya kurang tahu.
Yang jelas, saya hanya menerima informasi kalau kuliah sudah dimulai.
Untuk jadwal pun saya belum menerima sampai sekarang.” (wawancara dengan BHS, 26 September 2018.
Pernyataan mengenai interaksi yang terjalin juga dikemukakan oleh Kabid pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Surakarta yang menyatakan bahwa,
“interaksinya ya komunikasi dari WA atau pas diundang rapat ya kita ngobrol tentang PMB, teaching factory, prakerin. Kalau dengan pemkot ya kebanyakan tentang bangunan, lahan dan PMB”(wawancara dengan ZHS, 15 November 2018)
Interaksi dilakukan oleh actor-aktor kelembagaan yang terlibat dalam proses pendirian maupun pelaksanaan PPP. Aktor yang berperan antara lain berasal dari Kementerian Perindustrian, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri, Pemerintah Kota Surakarta, BAPPEDA Kota Surakarta, Solo Technopark, API Jawa Tengah dan mitra indutri TPT. Interaksi dilakukan tidak hanya dengan bertatap muka secara langsung saja, tetapi juga melalui media komunikasi berupa Whatsapp. Interaksi secara langsung dilakukan pada saat rapat dan forum grup diskusi, sedangkan interaksi secara tidak langsung dilakukan melalui komunikasi dengan media Whatsapp. Menurut keterangan salah satu staff pada bagian HRD mitra industry TPT menyatakan bahwa,
“komunikasi via whatsapp lebih hidup karena semua orang bisa berpendapat dengan bebas. Biasanya kita bahas isu yang sedang hangat commit to user commit to user
bidang tekstil dan untuk kemajuan Akom” (wawancara dengan AI, 5 September 2018)
Pernyataan serupa disampaikan oleh salah satu anggota tim kerjasama, hubungan eksternal dan promosi pada AK-Tekstil Solo menyatakan bahwa,
“kami kebetulan ada di grup WA, kalau di rapat membahas detail, kalau di grup WA, banyak muncul ide baru dan sering terjadi tukar pendapat, info juga lebih gampang di share…”(wawancara dengan IH, 1 September 2018)
Interaksi antar actor-aktor yang berperan pada proses pelaksanaan PPP dilaksanakan melalui dua saluran yaitu secara langsung melalui rapat dan FGD, sedangkan interaksi secara tidak langsung dilakukan melalui media Whatsapp.
Media interaksi melalui Whatsapp. Interaksi yang terjalin melalui media aplikasi Whatsapp dapat dilihat pada gambar dibawah ini,
Gambar 4.3
Cuplikan Gambar Interaksi Aktor Pada Media Whatsapp
Sumber: AK Tekstil Solo (2019) commit to user commit to user
Dalam cuplikan gambar diatas dapat dilihat bahwa interaksi tidak langsung berupa diskusi yang membahas mengenai sistem pendidikan saat ini serta hal-hal yang berkaitan dengan kemajuan AK Tekstil Solo. Namun berdasarkan keterangan dari salah satu manager produksi pada mitra AK-Tekstil Solo menyatakan bahwa
“...terkadang memang hubungan komunikasi sedikit mengalami kendala, informasi yang datang ke kami sering mendadak. Namun dapat kami maklumi karena AK Tekstil kan instansi baru, masih banyak yang harus disesuaikan...” (wawancara dengan CA, 15 Agustus 2018)
Interaksi yang intens sangat diharapkan oleh para mitra kerja, sehingga tidak ada salah penafsiran dari informasi yang diberikan. Beberapa mitra kerja berpendapat bahwa interaksi yang bangun sudah baik, namun beberpa pihak juga merasa bahwa komunikasi masih sering dilakukan secara mendadak dan dilakukan apabila ada kegiatan atau hal-hal mendesak saja.Diharapakan interaksi dilakukan secara interns oleh pihak-pihak yang bermitra demi tercapainya tujuan yang telah disepakati.
Pemahaman mengenai tujuan apa sajakah yang akan dicapai haruslah dipahami oleh seluruh stakeholders yang berperan. Pemahaman mengenai proses pencapaian tujuan dan hal apasakajah yang harus dilakukan untuk mencapai yujuan Bersama juga harus dipahami. Pendapat dikemukakan oleh WCW yang merupakan manager HRD pada perusahaan mitra AK-Tekstil Solo bahwa
“ pada sosiaslisasi sebelum pendirian AK Teks kami di info mengenai tujuan AK ini berdiri. Untuk mempersiapkan tenaga kerja terdidik dan terlatih...” (wawancara dengan WCW, 10 September 2018)
Berdasarkan hasil dari wawancara diatas,
Sebagai sebuah organisasi baru, AK-Tekstil Solo berupaya untuk tetap menjalin hubungan baik dengan mitranya. Terlebih lagi tujuan yang hendak dicapai telah disepakati bersama, sehingga atas landasan kesamaan tujuan dan pikiran kemitraan AK tekstil dengan mitra industri nya terjalin. Salah seorang anggota tim kerjasama, hubungan eksternal dan promosi pada AK-Tekstil Solo menyatakan bahwa, commit to user commit to user
“AK-Tekstil Solo merupakan perguruan tinggi vokasi baru yang didirikan dengan memperhatikan kebutuhan tenaga kerja industri tekstil dan garment serta dengan bantuan kemitraan dari industri, pemerintah Kota Surakarta, Solo Technopark, Asosiasi Pertekstilan Indonesia. Tujuan dari kemitraan dengan industri adalah mendukung kelancaran penyelenggaraan pendidikan vokasi di AK Tekstil dalam menyiapkan tenaga kerja kompeten.” (wawancara dengan IH, 1 September 2018)
Pemahaman terhadap tujuan yang ingin dicapai juga disampaikan oleh DM yang merupakan Manager HR&GA pada sebuah perusahaan mitra AK- Tekstil Solo, yang mengungkapkan
“...kami paham tujuan kemitraan adalah untuk menghasilkan tenaga kerja yang siap kerja. Dan kami siap membantu apa pun demi kelancaran kegiatan di AK Teks.” (wawancara dengan DM, 28 Agustus 2018)
Lebih lanjut lagi kegiatan yang dilaksanakan dari terjalinya kemitraan tersebut meliputi rekrutmen calon mahasiswa, penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, penyelenggaraan kuliah team teaching, kuliah umum dan/atau seminar, pemagangan industri dan pelaksanaan praktik industri, pemanfaatan hasil pabrik dalam sekolah (teaching factory), penempatan kerja lulusan, penelitian bersama terkait pengembangan keilmuan bidang teknologi dan proses produksi tekstil dan produk tekstil, pengabdian pada masyarakat, serta kegiatan lain dalam mewujudkan hilirisasi dan komersialisasi produk hasil penelitian dan pengembangan bersama. Pemahaman mengenai tujuan yang akan dicapai telah dipahami oleh pihak-pihak yang bermitra. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan ketercapaian tujuan belum seluruhnya dilaksnakan, seperti yang disampaikan oleh WCW yang merupakan manager HRD pada perusahaan mitra industri TPT yaitu,
“rekrutmen calon mahasiswa, penempatan kerja lulusan sudah, penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dan team teaching juga sudah, setiap taun ajaran baru mengundang pakar dari pabrik untuk kuliah umum, pemagangan industri dan pelaksanaan praktik industri dilakukan setiap semester. Selain itu belom dilakukan sepertinya..” (wawancara dengan WCW, 10 September 2018)
Salah satu anggota tim teaching factory menyatakan bahwa, commit to user
commit to user
“Kalau teaching factory belum sepenuhnya dilakukan. Ada sih SK nya tapi ya belum 100% jalan…” (wawancara dengan LST, 8 September 2018)
Sedangkan salah satu anggota tim kerjasama, hubungan eksternal dan promosi pada AK-Tekstil Solo menyatakan bahwa,
“ penelitian terkait tekstil tahun 2015 sampai 2018 belum ada, sekolah ini running saja sudah syukur, karna memang banyak kendala teknis seperti jadwal, tenaga pengajar yang masih harus mendatangkan dari STTT dan industri…” (wawancara dengan IH, 1 September 2018)
Beberapa kegiatan belum dilaksankan dalam rangka pencapaian tujuan dari kemitraan tersebut. Sehingga kedepannya perlu diadakan evaluasi lebih lanjut mengenai hal-hal apasajakah yang belum dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan. Apabila kegiatan tersebut tidak dilaksanakan akan terjadi resiko ketidaktercapaian tujuan kemitraan.
Selain dengan industri tekstil dan produk tekstil yang menjadi mitra, saat ini AK-Tekstil Solo juga bermitra dengan Pemerintah Kota Surakarta, Solo Technopark dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia dalam rangka penyelenggaraan pendidikan vokasi di AK-Tekstil Solo. AK-Tekstil Solo juga bermitra dengan salah satu penyedia mesin weaving yang berasal dari Republik Rakyat Tiongkok sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan jejaring dan kerjasama internasional demi kelancaran penyelenggaraan pendidikan di AK-Tekstil Solo. Kemitraan dalam skala international diawali dengan penandatangan MOU oleh AK-Tekstil Solo dengan Qingdao Spark Textile Machine Co.,Ltd seperti yang terlampir pada Gambar 4.4.
commit to user commit to user
Pernyataan mengenai jejaring dan juga kemitraan lain yang dilakukan oleh AK-Tekstil Solo disampaikan oleh Direktur AK-Tekstil Solo yaitu,
“kerjasama kami tidak hanya dengan industri tekstil, tetapi juga dengan Pemerintah Solo dan Solo Technopark dalam rangka penyediaan lahan yang digunakan oleh AK Tekstil, dengan API. Dengan perusahaan mesin weaving dari Cina yang menghibahkan mesing weaving untuk digunakan dalam proses pengajaran praktek di workshop...” (wawancara, 3 September 2018)
Kemitraan yang dilaksanakan oleh AK-Tekstil Solo dengan Pemerintah Kota Surakarta difasilitasi oleh Solo Technopark. Berdasarkan keterangan dari Pemimpin Solo Technopark yang menyatakan bahwa
“Solo Technopark sebagai Pengelola Kawasan Pengembangan Pendidikan dan Teknologi menjadi fasilitator antara Akademi Komunitas dengan Pemerintah Kota Surakarta,Bersama dengan API membantu penyediaan tenaga pendidik dan kependidikan kepada penyelenggara Akademi Komunitas Bersama dengan API membantu perekrutan mahasiswa baru, Penempatan kerja” (wawancara dengan LS, 10 Oktober 2018)
Gambar 4.4
Penandatanganan MOU oleh AK-Tekstil Solo dengan Qingdao Spark Textile Machine Co.,Ltd
Sumber: AK Tekstil Solo (2017)
commit to user commit to user
Berdasarkan wawancara dan observasi, selain dilakukan kemitraan dengan Pemeritah Kota Surakarta dan Mitra Industri Tekstil namun juga dilakukan peningkatan jejaring dengan menggandeng pihak lain agar tercapainya tujuan dari kemitraan yaitu terciptanya sumber daya manusia industri kompeten di bidang tekstil dan produk tekstil. Terbentuknya jejaring dengan Solo Technopark yang menjadi fasilitator antara Pemeritah Kota Surakarta dan AK-Tekstil Solo dalam hal penyediaan lahan bagi pengembangan AK-Tekstil Solo serta membantu melakukan sosialisasi penerimaan mahasiswa baru dan membantu memenuhi kebutuhan tenaga pengajar.
“...pemerintah kota Surakarta menunjuk Solo Technopark sebagai fasilitator. STP sendiri adalah BLU milik Pemkot yang memiliki kawasan yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat berdirinya Akom ini. Karena STP disiapkan sebagai kawasan pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Kalo akom berdiri di STP, semoga kedepannya kawasan itu bias menjadi role model bagi daerah lain……” (wawancara dengan ZHS, 15 November 2018)
Selain jaringan kemitraan dengan Solo Technopark, AK-Tekstil Solo juga menjalin kemitraan dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API). API merupakan asosiasi yang menaungi perusahaan tekstil di Indonesia. AK-Tekstil Solo bermitra dengan API regional Jawa Tengah, karena asosiasi tersebut yang menaungi perusahaan tekstil di area Solo raya. API Jawa Tengah memiliki keterlibatan dalam pemilihan mitra industri tekstil dan produk tekstil yang akan bermitra dengan AK-Tekstil Solo, seperti yang disampaikan oleh salah satu pengurus API Solo sebagai berikut
“….API punya daftar perusahaan tekstil, kita bantu nembusin ke perusahaan. Kita bantu mengenalkan ke industri-industri. Harapannya semua industri di Solo raya bias kerjasama dan lulusan Akom bias diterima disana….” (wawancara dengan A, 10 Oktober 2018).
Jaringan kemitraan dengan pihak lain diharapkan dapat membantu kelancaran pelaksanaan kemitraan antara AK-Tekstil Solo, Pemerintah Kota Surakarta dan Mitra industri tekstil dan produk tekstil. Jaringan kemitraan dengan beberapa pihak juga membantu tercapainya tujuan dari kemitraan tersebut, yaitu terciptanya sumber daya manusia industri yang lebih berkompeten. commit to user commit to user
Berdasarkan wawancara dan observasi, belum semua kegiatan yang telah disepakati bersama antara mitra industri tekstil dan produk tekstil dengan AK- Tekstil Solo telah dilaksanakan. Kegiatan penelitian bersama terkait pengembangan keilmuan bidang teknologi dan proses produksi tekstil dan produk tekstil, pengabdian pada masyarakat, serta kegiatan lain dalam mewujudkan hilirisasi dan komersialisasi produk hasil penelitian dan pengembangan bersama belum dilaksanakan. Berdasarkan dengan hasil wawancara dengan salah satu staff HR&Learning pada perusahaan mitra industri tekstil dan produk tekstil,
“....belum semua dilakukan, baru praktek industri, perekrutan lulusan, kuliah umum, yang berhubungan dengan proses belajar sudah dilakukan.
Kalau penelitian pengabdian sepertinya belum.” (wawancara dengan BB, 28 Agustus 2018)
Salah satu narasumber dari mitra industri AK-Tekstil Solo menambahkan bahwa,
“Jadi ya seperti itu. Hubungannya saling menyediakan. Antara perusahan dengan kampus. Kampus menyediakan fasilitas pembelajaran, industri menyediakan sarana prasarana dan tenaga pengajar, menyesuaikan dengan apa yang ada di lapangan…… “ (wawancara dengan BHS, 26 September 2018)
Dari pihak AK-Tekstil Solo membenarkan bahwa beberapa kegiatan yang termasuk dalam ruang lingkup kemitraan belum terlaksana. Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan personel, dan juga saat ini kegiatan yang diprioritasakan adalah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, menciptakan lulusan yang kompeten dan siap kerja dan penyerapan lulusan ke industri.
Selain itu, transfer pemahaman terhadap peraturan yang berlaku, kebijakan serta program apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup kemitraan seharusnya dilakukan oleh AK-Tekstil Solo. Berdasarkan pernyataan dari salah satu mitra industri yang menyatakan bahwa,
“Intinya di AKA Tekstil menginformasikan secara jelas. Alhamdulillah sejauh ini belum ada kendala, keuntungannya kalau di PT Bati karena dari kami karyawan jadi penyesuaian disana lebih cepat dan hasil studinya juga maksimal. Peraturan bagi mahasiswa di informasikan…” (wawancara dengan AS, 8 September 2018)
commit to user commit to user
Transfer pemahaman terhadap peraturan yang berlaku, kebijakan serta program apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup kemitraan telah disampaikan oleh AK-Tekstil kepada semua mitra kerjanya. Seperti yang sampaikan oleh salah satu narasumber yaitu
“…beberapa kali saya diundang ke temu industri. alhamdulillah kalau tidak salah dan tidak lupa saya kalau diundang datang terus meskipun ada bolos sekian persen, paling istilahnya inputnya saja, masukan-masukan ke AK Tekstil itu untuk pengembangan lah.” (wawancara dengan H, 9 September 2018)
Dalam kegiatan temu industri, AK-Tekstil Solo mengundang mitra industri tekstil dan produk tekstil yang sudah melakukan perjanjian kerjasama serta mengundang pula calon mitra industri tekstil dan produk tekstil. Dalam kegiatan tersebut mitra industri dan pihak AK-Tekstil Solo saling bersinergi untuk menyediakan segala hal yang berhubungan dengan terselenggaranya kegiatan pembelajaran dan agar tujuan pencptaan tenaga kerja yang kompeten dapat terlaksana. Dalam kegiatan tersebut, mitra lain seperti Pemerintah Kota Surakarta, API serta Solo Technopark ikut ambil bagian. Kegiatan temu industri dilaksnakan minimal satu kali dalam setahun, seperti yang terlampir dalam gambar 4.4 dibawah ini
Gambar 4.5
Kegiatan Tahunan Temu Mitra Tahun 2017
Sumber: Dokumentasi AK-Tekstil Solo (2017) commit to user commit to user
Berdasarkan keterangan dari Pemimpin Solo Technopark yang menyatakan bahwa
“…….semenjak awal perencanaan pendirian akom, kami sudah dilibatkan.
Sosialisasi payung hukum, ruang lingkup kemitraan yang dijalin. Pemkot dan STP selalu dilibatkan. Saya lihat beberapa industri juga terlibat dan mengikuti kegiatan tersebut. Penyampaian tidak hanya lewat sosialisasi, lewat grup whatsapp juga sering dilakukan..” (wawancara dengan LS, 10 Oktober 2018)
Kegiatan seperti rekrutmen calon mahasiswa, penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, penyelenggaraan kuliah team teaching, kuliah umum dan/atau seminar, pemagangan industri dan pelaksanaan praktik industri, pemanfaatan hasil pabrik dalam sekolah (teaching factory), penempatan kerja lulusan telah dilaksanakan dan masih terus dilakukan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaanya. Masing-masing pihak yang bermitra telah berkontribusi demi terlaksananya kegiatan tersebut. Hal tersebut terbukti dengan telah terserapnya seluruh calon lulusan AK-Tekstil Solo pada mitra industri tekstil dan produk tekstil. Selain itu penyelenggaraan proses kegiatan belajar mengajar juga didukung oleh tenaga pengajar yang berasal dari industri dan telah memiliki pengalaman bekerja di industri tekstil dan produk tekstil selama bertahun-tahun.
Dalam penerapan prinsip relationship pada pelaksanaan kemitraan AK- Tekstil Solo dengan mitra industri tekstil dan produk tekstil, AK-Tekstil Solo memperhatikan beberapa aspek yang mempengaruhi hubungan dengan mitra industri seperti, transfer informasi yang jelas, jaringan dengan pihak-pihak lain yang membantu pada pelaksanaan kemitraan serta kesamaan tujuan sehingga pelaksanaan kemitraan dapat berjalan lancar. Meskipun dalam pelaksanaanya masih mengalami beberapa kendala seperti beberapa kegiatan belum terlaksana maupun transfer informasi yang terkadang sedikit terlambat disampaikan, namun mitra industri tekstil dan produk tekstil memakluminya. Secara rutin AK-Tekstil Solo dan mitra industrinya melakukan kegiatan temu mitra yang bertujuan untuk mempererat kerja sama, membahas kemitraan yang sedang dilakukan serta memperkenalkan mitra-mitra baru yang akan bergabung dalam rangka pencapaian tujuan bersama. commit to user commit to user
2 Resources
Selain prinsip relationship, prinsip sumber daya juga berpengaruh dalam pelaksanaan sebuah kemitraan. Resources yakni ketersediaan sumber daya yang dimiliki masing-masing organisasi yang bermitra yang diperlukan, baik mencakup
Tabel 4.4
Matrik Prinsip Relationship Aspek-aspek yang
diteliti1
Pelaksanaan2
Proses interaksi antar aktor kelembagaan
Proses inteaksi dilakukan oleh para actor-aktor kelembagaan seperti Kementerian Perindustrian, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri, Pemerintah Kota Surakarta, BAPPEDA Kota Surakarta, Solo Technopark, API Jawa Tengah dan mitra indutri TPT. Interaksi dilakukan secara langsung melalui rapat dan forum grup diskusi, sedangkan interkasi tidak langsung dilakukan melalui media aplikasi Whatspp.Beberapa pihak mengeluhkan komunikasi yang mendadak yang berasal dari AK Tekstil Solo.
Pemahaman tujuan apa sajakah yang ingin dicapai dengan terjalinnya kemitraan
Para stakeholders telah memahami tujuan dari kemitraan dengan melaksanakan kegiatan seperti rekrutmen calon mahasiswa dan penempatan kerja lulusan, penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, penyelenggaraan kuliah team teaching, kuliah umum dan/atau seminar, pemagangan industri dan pelaksanaan praktik industri dalam rangka tercapainya tujuan kemitraan. Namun, kegiatan teaching factory dan penelitian belum dilaksanakan.
Jaringan pihak-pihak lain yang memiliki
keterlibatan terhadap pelaksanaan kemitraan
Terdapat jejaring dengan pihak lain, yaitu Solo Technopark, Asosiasi Pertekstilan Indonesia Regional Jawa Tengah dan Penyedia Mesin Tekstil dari RRT
Transfer pemahaman terhadap
peraturan,kebijakan dan program kemitraan
Transfer pemahaman terhadap peraturan,kebijakan dan program kemitraan dilakukan dengan
sosialisasi melalui temu mitra.
Sumber: 1 Uhlik (2007) ; 2 diolah dari hasil wawancara
commit to user commit to user
sumber daya manusia, sumber daya keuangan, dan lain-lain untuk mencapai tujuan kemitraan (Uhlik, 2007). Beberapa ahli berpendapat bahwa resouces terdiri dari tangibles resources, intangibles resources dan capability (Barney 1991; Fahy, 2000; Wemerfelt,1989). Tangibles terdiri dari fasilitas, peralatan modal, dan sarana keuangan (Das dan Teng, 2000; Fahy, 2000); beberapa peneliti lebih memilih untuk membagi kategori ini menjadi fisik dan aset keuangan (Chatterjee dan Wemerfelt, 1991). Intangibles resources disebut juga sebagai sumber daya berbasis pengetahuan, terdiri dari kekayaan intelektual seperti paten dan merek dagang, reputasi, pengetahuan operasional, keterampilan kepemimpinan, dan hubungan masyarakat (Das dan Teng, 2000; Barney, Wright, dan Ketchen, 2001;
Barney, 1991). Capability mengacu pada keterampilan, yang berarti bahwa karyawan dari suatu organisasi memiliki kemampuan untuk berkoordinasi dalam melakukan sebuah tugas.
Dalam kemitraan yang terjalin antara AK-Tekstil Solo dengan mitra industri tekstil dan produk tekstil memerlukan beberapa sumber daya. Sumber daya yang diperlukan dalam rangka kemitraan antara lain sumber daya keuangan, sumber daya manusia dan peralatan atau mesin. Kebutuhan sumber daya merupan hal yang krusial dalam pelaksanaan kemitraan antara AK-Tekstil Solo dengan mitra industrinya. Masing-masing pihak perlu memberikan dukungan sumber daya agar semua kegiatan telaksana sesuai dengan tujaun yang telah disepakai sebelumnya.
Pemenuhan sumber daya yang membantu pelaksanaan kegiatan kemitraan salah satunya terdiri dari sumber daya yang bersifat tangibles. Sumber daya yang bersifat tangibles adalah sumber daya yang dapat dirasakan dan dilihat wujudnya, seperti fasilitas gedung dan peralatan.
Fasilitas fisik seperti pemanfaatan lahan dan gedung telah memiliki payung hukum dan telah diatur dalam Nota Kesepahaman antara Kementerian Perindustrian dengan Pemerintah Kota Surakarta tahun 2015 pada pasal 4 ayat 1 butir c bahwa Kementerian Perindustrian menyediakan sarana dan prasarana pendidikan berupa laboratorium, workshop, dan teaching factory yang diperlukan commit to user commit to user
untuk penyelenggaraan Akademi Komunitas Industri. Dalam nota kesepahaman tersebut Pemerintah Kota Surakarta juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyediakan lahan dan bangunan untuk penyelenggaraan Akademik Komunitas di Kota Surakarta. Pemerintah Kota Surakarta berkomitmen menyediakan lahan dan gedung seperti yang dikemukakan oleh Pemimpin Solo Technopark yaitu
“….Pemkot melalui STP memberi fasilitas dalam pemanfaatan lahan yang saat ini telah dibangun gedung akom. Awalnya Akom menggunakan gedung teaching factory milik kami, sembari menunggu gedung yang baru dibangun…” (wawancara dengan LS, 10 Oktober 2018)
Sedangkan untuk pembangunan fisik gedung, pemenuhan peralatan dan mesin yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran akan dipenuhi oleh Kementerian Perindustrian, seperti yang disampaikan oleh Pebantu Direktur AK-Tekstil Solo yaitu,
“….pembangunan gedung tempat perkuliahan dan pembelian mesin yang digunakan untuk praktek di kampus dilakukan oleh kemenperin.
Sedangkan lahan kami dipinjami pemkot, ada rencana juga pembuatan asrama mahasiswa, dan penambahan alat….” (wawancara dengan HDH, 15 Oktober 2018)
Kebutuhan sumber daya yang bersifat fisik tidak hanya dipenuhi oleh AK- Tekstil Solo dan Pemerintah Kota Surakarta, tetapi juga dibantu pemenuhannya oleh mitra industri tekstil dan produk tekstil berupa pemenuhan peralatan dan mesin yang digunakan untuk praktek industri bagi mahasiswa. Kebutuhan sumber daya peralatan yang dipergunakan mahasiswa dalam praktek industri dipenuhi oleh mitra industri tekstil dan produk tekstil, sebab praktek dilakukan di masing- masing pabrik. Mitra industri tekstil dan produk tekstil membantu pemenuhan dengan memberikan ijin bagi mahasiwa untuk mempergunakan mesin yang ada di produksi. Seperti yang disampaikan oleh salah satu narasumber dari mitra industri tekstil dan produk tekstil yaitu,
“…..justru mahasiswa harus terjun dan bongkar. Harus bisa. Kadang saya turun ke lapangan untuk mengecek mereka. Jadi mulai dari sekarang, saya harus siapkan. Harus saya cek. Kadang saya memberikan mereka arahan.”
(wawancara dengan BHS, 26 September 2018) commit to user commit to user
Pihak mitra industri tekstil dan produk tekstil tidak hanya memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi dan kompetensi nya dengan terjun langsung ke bagian produksi serta mempergunakan mesin dan peralatan layaknya telah bekerja sebagai karyawan di perusahaan tersebut. Hal tersebut berdampak pada peningkatan kemampuan dan pengalaman mahasiswa.
Selain memberikan kesempatan untuk mempraktekkan langsung teori yang telah dipelajari di kampus. Berdasarkan keterangan dari salah satu mitra industri tekstil dan produk tekstil yang memberikan hibah mesin menyatakan bahwa,
“Kita kasih ke sana mesin carding, combing, dll karena tujuan kita kan untuk bongkar pasang. Sehingga waktu terjun ke pabrik, mereka sudah ngerti. Jadi silahkan digunakan. (wawancara dengan BHS, 26 September 2018)
Pemenuhan sumber daya yang bersifat fisik yang berpengaruh terhadap pelaksanaan program kemitraan tidak hanya dipenuhi oleh pemerintah sebagai
Gambar 4.6
Kegiatan Praktek Industri di PT Delta Merlin Duniatex
Sumber: AK Tekstil Solo (2018)
commit to user commit to user
pemangku kepentingan, tetapi juga mitra industri tekstil dan produk tekstil yang merupakan pihak swasta. Pihak swasta ikut berperan aktif dalam pemenuhan kebutuhan sumber daya merupakan sebuah bentuk partisipasi yang mendukung kelancaran jalannya kemitraan, sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia industri kompeten.
Selain sumber daya yang bersifat fisik bangunan, peralatan dan mesin, sumber daya anggaran juga diperlukan dalam pelaksanaan kemitraan, berdasarkan keterangan dari Direktur AK-Tekstil Solo yang menyatakan,
“Kami mempersiapkan anggaran besar setiap tahunnya untuk pelaksanaan proses pembelajaran, rekrutmen mahasiswa, pelaksanaan praktik industri.
AK Tekstil juga akan menambah mesin dan peralatan praktik bagi kelancaran proses perkuliahan.” (wawancara dengan AB,3 September 2018)
Pernyataan serupa dan ditambahkan oleh Pembantu Direktur AK-Tekstil Solo yang menyatakan,
“anggaran digunakan juga untuk pembayaran honorarium instruktur yang memberikan pendampingan teori dan praktek terutama di pabrik….”
(wawancara dengan HDH, 15 Oktober 2018)
Selain sumber daya yang dipersiapkan oleh AK-Tekstil Solo, para mitra industri juga berkontribusi terhadap pemenuhan sumber daya yang dibutuhkan demi kelancaran pelaksanaan kegiatan kemitraan. Seperti hal nya yang disampaikan oleh salah satu narasumber yang merupakan manajer HRD pada salah satu perusahaan mitra, yang menyatakan bahwa,
“Kalau yang lulus dapat asrama, makan siang, dsb. Yang PKL mulai tahun ini nggak dapat asrama karena kita ada program MDV, kayak, Management Development jadi penuh kamarnya. Makan siang nggak ada karena sekarang kita rekrutnya banyak banget . Kalau dulu dananya masih ter-cover” (wawancara dengan AI, 5 September 2018)
Mitra industri lain juga menambahkan bahwa perusahaanya berkontribusi dalam hal anggaran yaitu memberikan uang saku bagi mahasiswa yang melakukan praktek industri di perusahaan. Seperti yang disampaikan oleh narasumber berikut,
commit to user commit to user
“….diberi uang saku tapi tidak banyak, yaa seperti pengganti uang makan saja sih.., kami hanya mampu nya ngga terlalu banyak dan ngga tau di perusahaan lain dapatnya apa.” (wawancara dengan S, 10 Oktober 2018) Adapula mitra industri yang menyatakan bahwa tidak semua mitra industri tekstil dan produk tekstil memberikan fasilitas uang saku kepada mahasiswa yang melakukan praktek, seperti yang dikemukakan oleh salah satu narasumber yaitu
“…tidak diberi, soalnya memang calon karyawan yang diterima di kami banyak, tidak ada anggaran untuk kesana. Sempat ada yang menanyakan kenapa tidak dapat seperti yang lain, yaa kita jelaskan bahwa tidak ada untuk seperti itu….. ” ( wawancara dengan SDM, 3 September 2018) Berdasarkan keterangan dari mitra industri tekstil dan produk tekstil diatas, bahwa tidak semua mitra industri tekstil dan produk tekstil memberikan fasilitas yang sama antara satu pabrik dengan pabrik yang lain. Sehingga mengakibatkan kecemburuan diantara mahasiswa yang lain. Apabila dilihat dari MOU yang terjadi antara AK-Tekstil Solo dengan mitra industri tekstil dan produk tekstil memang tidak ada poin yang mengatur mengenai fasilitas apa sajakah yang harus dipenuhi oleh perusahaan dan didapatkan oleh mahasiswa. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan salah satu angota tim kerjasama, hubungan eksternal dan promosi pada AK-Tekstil Solo yang menyatakan,
“….dalam MOU tidak tertulis fasilitas mengenai uang saku, asrama maupun uang makan bagi mahasiswa. Hanya beberapa industri memang ada yang berusaha untuk memberi. Pemberian dan kesepakatan gaji pun tidak diatur dalam MOU, karena memang kapasitas dan kemampuan tiap industri berbeda, posisi keuangan perusahaan yang naik turun mengikuti kondisi pasar….” (wawancara dengan IH, 1 September 2018)
Mitra industri tekstil dan produk tekstil dan AK-Tekstil Solo dalam MOU yang telah disepakati bersama tidak mencantumkan fasilitas apasaja yang akan didapatkan oleh mahasiswa akibat dari adanya MOU yang telah disepakati.
Masing-masing perusahaan telah memiliki Man Power Planning (MPP), sehingga seharusnya perusahaan sudah memprediksi kebutuhan tenaga kerja selama jangka waktu tertentu serta fasilitas apa sajakah yang akan didapatkan. Namun, sebagian besar perusahaan walaupun memiliki MPP, tetapi tidak bias memberikan kepastian mengenai fasilitas apa yang akan didapatkan calon tenaga kerja lulusan AK-Tekstil Solo ketika pada awal penempatan. commit to user commit to user
Selain sumber daya yang berwujud, adapula sumber daya yang bersifat intangibles. Intangibles resources disebut juga sebagai sumber daya berbasis pengetahuan, terdiri dari kekayaan intelektual seperti paten dan merek dagang, reputasi, pengetahuan operasional, keterampilan kepemimpinan, dan hubungan masyarakat. Merujuk pada pernyataan dari WCW yang merupakan manager HRD pada mitra industri AK-Tekstil Solo menyatakan bahwa,
“...kami bersedia membantu dalam rangka pemenuhan kebutuhan pengajar yang berkompeten dan berpengalaman selama puluhan tahun. Perusahaan kami membantu menyediakan tenaga pengajar teori yang jenjang pendidikannya juga S2, tenaga pengajar praktik juga. Kami juga membantu dalam mencari order untuk kegiatan teaching factory, namun juga belum terlaksana sepenuhnya...” (wawancara dengan WCW, 10 September 2018)
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh AS, direktur operasional pada perusahaan mitra industri AK-Tekstil Solo yaitu,
“...perusahaan kami menyediakan tenaga pengajar pada praktik industri, mahasiswa yang melakukan praktik industri juga mendapatkan fasilitas yang sama dengan karyawan kami, mahasiswa yang melakukan praktek juga diperbolehkan terjun langsung dalam produksi serta dapat mempergunakan mesin-mesin produksi untuk memperdalam ilmu...”
(wawancara dengan AS, 8 September 2018)
Pernyataan tersebut didukung dengan dokumentasi kegiatan sebagai berikut, Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Direktur AK-Tekstil Solo yang menyatakan bahwa,
“……kami butuh pengalaman dan kemampuan dari para silver expert untuk dibagikan ke mahasiswa sehingga kedepannya ada regenerasi para ahli tekstil. Silver expert berasal dari industri yang sudah bekerja sama dengan kami dan kami juga butuh instruktur praktek di industri….”(wawancara dengan AB,3 September 2018)
commit to user commit to user