• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Program Ekstrakurikuler Teater, di SMAN 66 Jakarta Selatan

1. Faktor yang berpengaruh terhadap pembelajaran

Dalam hal ini faktor yang berpengaruh dalam pembelajran yaitu ada 3 faktor yang dilakukan oleh ekstrakurukuler teater dalam pembelajaran bahasa Indonesia didalam kelas.

a. Faktor Intern

Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi belajar individu, dan faktor ini meliputi:

1) Faktor Jasmaniah

Dalam faktor ini persiapan para peserta didik untuk mengikuti suatu pembelajaran haruslah dalam keadaan yang bagus baik itu dari segi fisik jasmani dan ruhani, karena pada umumnya itu sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar peserta didik. Dalam hal ini dijelaskan oleh ibu Sri Hidayah dan ibu Nani Sri Permani guru bahasa Indonesia dan pembina ekstrkurikuler teater sebagai berikut:

Setiap pembelajan berlangsung harus lah siswa dalam keadaan bugar baik itu fisik jasmani, dan ruhaninya khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan umumnya untuk semua pembelajaran, karena dengan kondisi bugar siswa dapat mengikuti

aktivitas pembelajaran dengan baik.4

Dalam teater haruslah siswa mempunyai kondisi fisik yang fit kaerna didalam teater membutuhkan tenaga yang banyak baik itu untuk proses latihannya dan pementasannya, dan semua itu ada

berpengaruh terhadap pembelajaran didalam kelas.5

Dari wawancara diatas bahwa benar suatu pembelajaran haruslah dengan kondisi badan yang baik baik itu jasmani dan ruhaninya karena akan terpengaruh dalam proses pembelajaran peserta didik tersebut.

4 Wawancara pribadi dengan Ibu Sri Hidayah, Jakarta, 8 Juni 2015

5

2) Faktor Psikologis

Pada faktor psikologis ini mempengaruhi keadaan psikologis peserta didik yang dapat mempengaruhi proses belajar, disini di paparkan bagaimana kegiatan ekstrakurikuler teater terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas, ada 5 faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu:

a) Kecerdasan / Intelegensi siswa

Pada faktor kecerdasan ini diperlukan untuk menyamankan presepsi mengenasi konsep yang akan dilaksanakan di SMAN 66 Jakarta dengan konsep pembelajaran bahasa Indonesia melalui kegiatan ekstrakurikuler teater. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesamaan persepsi. Dalam faktor kecerdasan siswa, pembina teater dan guru bahasa Indonesia menjalaskan kecerdasan siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kepada peserta didik yang mengikuti teater seperti berikut:

Siswa lebih komunikatif dalam hal bersosialisasi baik itu di dalam kelas mau pun di lingkungan sekolah, lebih luas wawasanya ketika kelompok dan individu. ketika maju kedepan dan tidak malas-malas, anak-anak yang ikut teater rajin ketika didalem kelas, umumnya juga anak-anak teater di sini itu peringkat mas.6

Kalau untuk mata pelajaran bahasa Indonesia sendiri ya rul anak-anak teater ini mereka lebih aktif dalam mengikuti segala materi yang disampaikan, dan yaa apalagi ketika materi ketika materi pidato drama itu yaa mereka bisa mengekspresikannya berbeda dengan anak-anak yang tidak mngikuti teater, dan pada umumnya anak-anak teater ini untuk nilai bahasa Indonesia pun di atas rata-rata mas.7

6

Wawancara pribadi dengan Nani Sari Permani, Jakarta, 26 Mei 2015

7

Dari hasil wawancara dengan pembina teater dan guru bahasa Indonesia faktor kecerdasan siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia mampunyai keterkaitan yang kuat antara ekstrakurkuler teater dan pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas, siswa jadi lebih aktif, komunikatif dalam bersosialisasi didalam kelas, berwawasan luas ketika pembelajaran berlangsung, dan cenderung rajin tidak malas-malas siswa yang tidak mengikuti kegiatan teater dalam pembelajaran. Serta peserta didik yang mengkuti teater umumnya nilai raportnya di atas rata-rata.

b) Motovasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar peserta didik. dalam faktor ini peneliti mengamati motivasi peserta didik yang mengikuti teater yang berpengaruh terhadap pembelajran bahasa Indonesia didalam kelas. Seperti yang dijelaskan oleh ibu Sri Hidayah sebagai guru bahasa Indonesia yaitu:

mereka lebih lebih antusias mereka untuk nilai lebih bagus lebih dalam pembelajaran bahasa Indonesia, lebih semangat dan biasanya dengan pembina dan guru bahasa indonesia akan lebih dekat karena mempunyai kesamaan dalam hobby. Tidak hanya disitu banyak para alumni-alumni yang ketika semasa sekolannya aktif dalam ekstrakurikuler teater dateng untuk sekedar menyaksikan adik-adik kelasnya berlatih teater dan itu menjadi motivasi tersendiri untuk para siswa.8

Dari hasil wawancara dengan Ibu Sri Hidayah, peneliti mendapatkan data bahwa faktor motivasi peserta didik yang mengikuti teater dalam pembelajaran bahasa Indonesia, mereka lebih

8

antusias dalam pembelajaran, lebih semangat ketika mata pelajaran bahasa Indonesia, namun tidak seluruh peserta didik demikian ada beberapa peserta didik yang kurang begitu antusis dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Karena didalam suatu kelas peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater hanya beberapa orang tidak begitu banyak dalam setiap kelas.

c) Minat

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Untuk membangkitkan minat belajar siswa tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Seperti yang dikatakan oleh ibu Sri Hidayah sebagai guru bahasa Indonesia yang mempunyai cara untuk membangkitkan minat bakat belajar siswa ketika dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sebagai berikut:

biasanya saya sebelum pembelajaran dimulai memberikan artikel-artikel yang menarik yang sedang aktual atau terkini sehingga mereka tertarik dengan masalah yang actual termasuk ketika dalam saya ingin menyampaikan materi apa itu saya kaitkan dengan artikel yang terjadi dimasyarakat. Kemudian ketika saya sedang mengajarkan puisi dan menjekaskan puisi itu apa, cara membaca puisi dan sebagaimya, disini saya memberi contoh membacakan puisi d idepan keleas. Kemudian setelah saya membacakan puisi saya bilang sebenernya kalian bisa lebih bagus membacanya dari pada ibu. Ada beberapa yang bisa membacakannya ya itu hanya anak-anak teater yang tampil percaya diri di depan kelas, yaa yang lainnya kurang percaya diri, malu dan takut ditertawakan ketika di dalam kelas. jadi memang saya selalu mencari masalah-masalah yang menarik ketika sebelum pembelajaran seperti yang ada di kurikulum 2013 ini karena ada anekdot kemudian saya cari contoh-contoh yang terkini di youtube seperti stand up comedy Cuma itu kita arahkan untuk sesuai dengan struktur yang bener di anekdot tuh seperti apa tinggal nanti kita tambah-tambah aja disitu, misalnya saya tayangkan srtuktur nya kekurangan apa disitu kemudian kita bahas

jadi siswa itu lebih tertarik sebelum pembelajaran dimulai, baru setelah itu saya menjelaskan apa itu anekdot hanya saja

kendalanya banyak infokus yang kurang bagus disetiap kelas. 9

Ibu Sri Hidayah menjalaskan bahwa cara beliau dalam membangkitkan minat dan bakat perserta didiknya dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu dengan mengkaitkan artikel, mencontohkan membaca puisi didepan peserta didiknya baru setalah itu para peserta didik yang akan melihat bagaimana caranya atau suatu hal yang sedang terkini di dunia sosial sehingga peserta didik pun akan kebih tertarik sebelum pembeajaran dimulai. Namun tidak semua peserta didik yang yang bisa setelah dicontohkan oleh Ibu Sri Hidayah dikarenakan faktor tidak percaya diri dan sebagainya, untuk itu ibu Sri Hidayah ketika materi anekdot beliau mengambil contoh dari you tube yaitu vedio stand up comedy menamilkan bagaimana struktur anekdotnya baru setelah itu ditayangkan ibu Sri Hidayah mejelaskan apa itu anekdot sehingga para peserta didik pun lebih tertarik sebelum pembelajaran itu dimulai.

d) Sikap

Dalam belajar, sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajar. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk bereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa, dan sebagainya, baik secara positif pun negatif. Dalam faktor ini ibu Sri Hidayah menjelaskan bagaimana sikap siswa yang mengikuti teater dan yang tidak mengikuti teater dalam pembelajran didalam kelas, sebagai berikut:

9

ya itu pasti lebih unggul, lebih antusias, semangat yang mengikuti teater. Kalau yang tidak mengikuti ya susah kalau sudah tidak tertarik, tetapi kita sebagai guru harus tetap merangkul siswa yang tidak mengikuti teater agar mereka ikut tertarik dalam pembelajran bahasa Indonesia. Secerti contoh ayoo anak-anak kita belajar membuat pidato terus anak-anaknya menjawab ahh nanti dibacain didepan kelas ya bu ih malu buuu, terus saya bilang kenapa harus malu saya bilang, harus kita motivasi disitu. Biasanya anak-anak kendalanya dalam membuat pidato belum bisa membuat kalimat yag efektif dan komunkatif jadi menyanbungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain itu belum nyambung, terus pilihan kata banyak yang belum tapat memang kalu menurut saya pembelajaran keretampilan berbicara itu bagi yang masih awam itu banyak sekalli kekurangannya. Jadi seperti itu.10

Dari wawancara tersebut memang sikap peserta didik yang mengikuti teater dalam pembelajaran bahasa Indonesia sangant antusia semangat dan lebih unggul dibandingkan dengan paserta didik yang tidak mengikuti ekstrakurikuler teater. Untuk itu Ibu Sri Hidayah tetap merangkul peserta didik yang tidak mengikuti teater dalam pembelajran bahasa Indonesia agar juga ikut tertarik dengan peserta didik yang lainnya.

b. Faktor Ekstern

Faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Faktor-faktor eksternal dalam belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu lingkungan sosial dan nonsosial.Lingkungan sosial sekolah merupakan pengaruh yang datang atau berasal dari antar peserta didik dan semua yang ada dilingungan sekolah.Sedangkan lingkungan non sosial sekolanya meliputi lingkungan alamiah seperti keadaan alam, udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang, sore, malam), serta faktor

10

instrumental yang mencakup tempat belajar, gedung, maupun buku-buku pelajaran. Seperti yang dijelaskan oleh pembina teater Ibu Nani bahwa peserta didik yang mengikuti teater ketika meraka berada di lingkungan sekolah maupun ketika di dalam kelasanya, sebagai berikut:

Anak-anak teater biasanya dilingkungan sekolah mereka akrap dengan sesama temennya, tidak ada anak teater yang bermasalah dilingkungan sekolahnya. Akrap dengan pembina teater terutama, guru-guru, dan dengan para alumni meraka sangat dekat, Juga dapat bersosialisasi dengan lingkumgan sekolahnya. mereka juga belajar memahami karakter temen-temannya dalam mengembil tindakan harus total tidak boleh ragu-ragu. Di dalam kelas pun anak-anak teater ini yaa begitu aktif ya dalam setiap pembelajaran terutama untuk palajran bahasa Indonesia, walaupun saya bukan sebagai guru bahasa Indonesia, tapi setidaknya saya tau dari penilaian saya selama saya menjagar. Juga jiwa bersosialisasinya pun tinggi terhadap

sesama temannya.11

Lalu menurut guru bahasa Indonesia ketika didalam kelas sebagai berikut:

Jelas sangat bagus anak-anak teater ini ketika didalam kelas baik itu dari segi sikap, kata-kata, dan perbuatan karna teater itu bagin dari sastra yaa jadi siswa yang terbiasa dengan karya sastra jelas dia itu secara pribadi lebih unggul karena mereka itu lebih peka, kepekaan perasaannya itu lebih terasa mereka lebih peka terhadap lingkungan lebih peka terhadap teman, keluarga, dalam berbicara juga dia lebih santun, dan kemudian mereka juga lebih pintar untuk mengolah kata-kata gitu. Biasanya siswa yang suka dengan karya sastra suka membaca karya sastra suka mengikuti kegiatan yang ada kaitannya dengan sastra itu kan bagian dari seni juga kan.jadi pribadi para siswa yang mengikuti teater ini lebih baik dibandingkan yang lainnya. Sopan santunnya lebih ada juga keliatan dari tutur katanya

juga berbeda dengan temen-temen yang lain.12

Setelah mewawancarai Ibu Nani dan Ibu Sri menurut keterangan beliau yang di kutip diatas bahwa peserta didik yang mengikuti teater ini sangat baik dilingkungan sekolahnya maupun dlingkungan kelasnya.

11

Wawancara pribadi dengan Sri Hidayah, Jakarta, 16 Juni 2015

12

Mereka itu lebih pandai bergaul dengan lingkungannya, lebih aktif baik itu dalam berorganisasi maupun dalam keakrabannya terhadap pembina dan guru-guru. Sedangkan seperti yang telah di jelaskan oleh Ibu Sri bahwa siswa yang mengikuti teater ini banyak mempunyai nilai-nilai positifnya ketika mereka berada didalam kelas, baik itu tutur katanya, kesopananya, juga dalam bersosialisasi ketika didalam kelas.

Lalu dijelaskan pula oleh bapak Sukarmo selaku kepala sekolah di SMA 66 tersebut menjelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler teater ini dalam pembelajaran didalam kelas, beliau menjalaskan

Pengeruhnya sangat bagus kegiatan ekstrakurikuer teater ini karena kita liat tujuan kegiatan ekstrakurikuler teater ini kan untuk mengembnagkan bakat, mibat, potensi anak. dimana anak-anak punya telenta berbeda-beda bagi anak yang mempunyai potensi ke bidang sastra nya maka kita dari pihak sekolah kita salurkan dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler tetar itu seingga anak merasa dihargai, bisa mengaktualisasi diri dan bias mengembangkan potensinya dengan baik selain prestasi akademik pun harus maksimal supaya imbang

prestasi akademis dan prestasi nonakamdemis.13

Dari penjelasan di atas yang mana telah dijelaskan olah bapak Sukarmo selaku kepala sekolah di SMA 66 Jakarta, beliau menjalaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler tersebut bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh para peserta didik, dan dari potensi itulah para peserta didik akan mendapatkan suatu prestasi dalam bidang nya masing-masing serta dalam pembelajaran di dalam kelas pun karakter mereka pun sudah terbentuk dalam kegitan ekstrakurikuler tersebut.

Hal serupa pun dijelaskna oleh Arkiana Banchsin siswi yang berperan aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler teater dia menjalaskan:

Waaah kegiatan ekstrakurikuler teater ini dalam pembelajaran di dalam kelas sangat sangat berpengearuh karena selain untuk mengembangkan bakat yang di miliki masing-masing peserta didik, kegiatan ekstrakurikuler teater ini dalam pembelajaran di dalam kelas

13

sangat berpengeruh ka, dalam kurikulum 2013 kan dijalsakan bahwsanya harus bias prsentasi kedepan kelas kan banyak ni peserta didik yang ngga pede ka, nah di ekstrakurikuler teater ini kita dilatih untuk bisa lebih percaya diri ka dalam bentuk apa pun baik itu ketika didalam kelas, terus baik ketika berbicara di depan umum selain itu juga karakter kita dibentuk dalam teater itu ka kita peserta didik di didik dalam teater bagaimana cara menghargai waktu, bagaimana cara menghargai temen berbicara, dan bagaimana caranya agar selalu disiplin dalam segala hal ka.14

Dalam penjelasan dengan siswi yang aktif dikegiatan ekstrakurikuler teater, dapat dikataka bahwa kegiatan ekstrakurikuler teater tersebut selain untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh diri peserta didik dalam kegiatan ekstrakuriuler tersebut juga membentuk karakter yang di miliki oleh peserta didik tersebut.

14

Table 4.2 ja Faktor interal Faktor eksternal Fakto-faktor pembelajaran Faktor fisiologis Faktor psikologis Minat Motivasi Kecerdasan Sikap Bakat Keadaan fingsi jasmani Kondisi fisik atau jasmani Lingkungan Non sosial Lingkungan sosial

B. Kontribusi Sekolah dalam meningkatkan kegiatan Ekstrakurikuler Teater,

Dokumen terkait