• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan 1. Postur

Dalam dokumen Pengambilan Sampel Darah (Halaman 36-41)

PENGAMBILAN SAMPEL DARAH

4.2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan 1. Postur

Pada orang dewasa, perubahan dari berbaring ke berdiri menyebabkan penurunan volume darah sebesar 10% (≈ 600-700 mL). Karena hanya cairan yang bebas protein yang berpindah dari kapiler menuju jaringan, maka perubahan postur tubuh akan menyebabkan berkurangnya volume plasma dan peningkatan kadar protein plasma (≈ 8-10%). Untuk menormalkan keseimbangan cairan tubuh dari posisi berdiri ke posisi duduk, dianjurkan pasien untuk duduk tenang sekurang-kurangnya 15 menit sebelum diambil darah.4,21

4.2.2. Tirah baring yang lama

Plasma dan cairan ekstraseluler menurun dalam beberapa hari permulaan tirah baring. Akibatnya, hematokrit dapat meningkat hingga 10% dalam 4 hari. Biasanya jumlah total cairan tubuh berkurang sedikit dapat diketahui, tetapi dalam 2 minggu tirah baring, volume plasma kembali pada nilai sebelum tirah baring.4

4.2.3. Olahraga

Perubahan konsentrasi analit karena olahraga sebagian besar disebabkan karena pergeseran cairan antara intravaskular dan kompartemen interstitial serta perubahan konsentrasi hormon yang distimulasi oleh perubahan aktivitas dan kehilangan cairan karena berkeringat. Dengan latihan sedang, respon stress yang dipicu menyebabkan peningkatan glukosa darah, yang merangsang sekresi insulin. Perbedaan arteriovenosa pada kadar glukosa meningkat hingga 5 kali lipat sekitar 14 mg/dL (0,8 mmol/L) saat istirahat, tergantung dari lamanya dan intensitas olahraga berkaitan dengan kebutuhan

jaringan akan glukosa. Plasma piruvat dan laktat meningkat dengan meningkatnya aktivitas metabolik dari otot rangka. Bahkan latihan ringan dapat meningkatkan laktat plasma 2 kali lipat.4

4.2.4. Latihan fisik

Atlit pada umumnya memiliki aktivitas enzim serum otot rangka yang lebih tinggi dari pada yang bukan atlit pada saat istirahat. Tetapi respon enzim-enzim tersebut terhadap latihan lebih lambat daripada individu lain. Berkurangnya pelepasan enzim dari otot rangka pada individu terlatih dihubungkan dengan bertambahnya jumlah dan ukuran mitkondria yang menyebabkan metabolisme glukosa, asam lemak, dan benda keton menjadi lebih baik.4

4.2.5. Variasi irama sirkadian dan diurnal

Pada tubuh manusia terjadi perbedaan kadar zat-zat tertentu dalam tubuh dari waktu ke waktu yang disebut sebagai variasi irama sirkadian. Perubahan tersebut dapat bersifat linear (garis lurus) seperti umur, dapat bersifat siklus harian (variasi diurnal), siklus bulanan (menstruasi), dan musiman. Berbagi unsur cairan tubuh menunjukkan variasi siklik sepanjang hari. Variasi siklik tersebut dapat sangat besar sehingga waktu pengambilan spesimen harus benar-benar terkontrol. Sebagai contoh, kadar serum besi dapat meningkat 50% antara pk.08.00-14.00.4,21

Hormon disekresikan sewaktu-waktu, dan hal ini, bersama dengan variasi siklik, pada saat hormon menjadi subyek yang akan diperiksa, membuat pemeriksaan menjadi sulit. Sekresi hormon kortikotropin dipengaruhi oleh kortisol-yang menyerupai steroid, tetapi juga dipengaruhi oleh postur, terang, gelap serta stress. Sekresi growth

38

insulin leibih tinggi pada pagi hari dari pada siang dan responsnya terhadap glukosa lebih tinggi di pagi hari dan terndah saat tengah malam.21

Konsentrasi sel darah dipengaruhi oleh irama sirkadian, dengan peningkatan hitung jenis netrofil dan limfosit sebesar 61% dan 67% masing-masing pada puncaknya dari titik terendah. Jumlah eosinofil lebih rendah pada malam hingga pagi hari dibandingkan saat siang hari. Pemeriksaan yang dipengaruhi variasi diurnal perlu diperhatikan waktu pengambilan darahnya, antara lain pemeriksaan ACTH, renin, dan aldosteron.4,21

4.2.6. Perjalanan

Bepergian melewati beberapa wilayah waktu mempengaruhi irama sirkadian normal. Dibutuhkan 5 hari untuk mencapai irama sirkadian normal setelah melawati 10 wilayah waktu. Perubahan pada hasil tes laboratorium akan menyertai perubahan fungsi kelenjar adrenal dan pituitari. Selama 20 jam penerbangan, konsentrasi serum glukosa dan trigliserid meningkat, sementara sekresi glukokortikoid distimulasi. Pada saat penerbangan yang panjang, retensi natrium dan cairan terjadi, tetapi ekskresi urin akan kembali normal dalam 2 hari.4

4.2.7. Diet

Diet dinilai dapat memberikan pengaruh terhadap komposisi plasma. Pemeriksaan laju endap darah, aktivitas besi dan trace elements dipengaruhi secara langsung maupun tidak langsung oleh diet. Empat hari setelah diet tinggi protein, akan melipatgandakan konsentrasi urea plasma sejalan dengan peningkatannya dalam sekresi urin. Konsentrasi kolesterol, fosfat, urat dan amonia serum juga akan meningkat. Sebaliknya, diet tinggi lemak akan menekan kadar nitrogen karena

kebutuhan untuk eksresi amonium yang diperlukan agar keseimbangan asam-basa dapat terpelihara. Diet tinggi lemak meningkatkan kadar trigliserid tetapi menurunkan kadar urat serum.4,21

Kafein yang terdapat dalam sejumlah minuman memiliki pengaruh terhadap konsentrasi konstituen darah. Kafein menstilmulasi medula adrenal, menyebabkan peningkatan sekresi epinefrin, yang tercermin dari 2-3 kali lipat peningkatan konsentrasi epinefrin plasma. Kafein juga telah diketahui memiliki efek terhadap metabolisme lemak. Meminum 2 cangkir kopi akan meningkatkan asam lemak bebas dalam plasma sebesar 30% serta sejumlah kecil gliserol, lemak total dan lipoprotein.21 Ketika seseorang berpuasa selama 60 jam dibandingkan dengan puasa 12 jam yang biasa diterapkan pada praktek klinis untuk mendapatkan nilai dasar laboratorium, konsentrasi insulin plasma berkurang hingga separuhnya, dan konsentrasi C-peptide berkurang lebih dari sepertiganya. Sebaliknya konsentrasi glukagon, epinefrin, serta nor-epinefrin menjadi berlipat-ganda dan growth hormone meningkat 5 kali lipat.21

4.2.8. Pola / Gaya hidup

Faktor gaya hidup yang mempengaruhi hasil analit pada pemeriksaan meliputi merokok dan konsumsi alkohol. Merokok menyebabkan terjadinya perubahan cepat dan lambat pada kadar zat tertentu yang diperiksa. Merokok, melalui kerja dari nikotin, akan mempengaruhi beberapa hasil pemeriksaan. Seberapa besar pengaruhnya, tergantung dari jumlah rokok dan asap yang dihirup. Melalui stimulasi medula adrenal, nikotin meningkatkan konsentrasi dari epinefrin plasma beserta ekskresi katekolamin dan metabolitnya melalui urin. Konsentrasi glukosa meningkat 10 mg/dL (0,56 mmol/L) saat merokok selama 10 menit. Konsentrasi insulin plasma menunjukkan respons yang lambat terhadap peningkatan glukosa, meningkat setelah 1

40

jam dari waktu merokok. Umumnya konsentrasi glukosa plasma lebih tinggi pada perokok dibandingkan bukan perokok dan toleransi glukosa sedikit terganggu pada perokok. Konsentrasi kolesterol plasma, trigliserida, dan kolesterol LDL meningkat masing-masing sebesar 3%, 9%, dan 2% pada perokok. Merokok juga menurunkan respon imun seseorang. Sebagai contoh, konsentrasi imunoglobulin serum (Ig)A, IgG, dan IgM secara umum lebih rendah pada perokok daripada bukan perokok dengan IgE yang lebih tinggi.4,21

Konsumsi alkohol juga menyebakan perubahan cepat dan lambat dari beberapa kadar analit. Dosis ringan sedang alkohol sedikit mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Mengkonsumsi alkohol yang mengakibatkan seseorang menjadi mabuk, dapat meningkatkan kadar glukosa 20-50%. Konsumsi alkohol tunggal (1 g/kgBB) telah menunjukkan penigkatan aktivitas serum GGT hampir 10% setelah 4 jam, dan menjadi 100% , 24 jam setelahnya, sebagai pengaruh dari induksi enzim mikrosomal hepatik. Konsumsi alkohol kronis mempengaruhi kerja berbagai enzim serum. Aktivitas GGT telah diteliti secara luas, dan peningkatan aktivitas enzim tersebut digunakan sebagai penanda peminum yang persisten. Alkoholis kronis telah dikaitkan dengan berbagai abnormalitas karakteristik biokimia, meliputi abnormalitas fungsi pituitari, kortiko adreanal, dan medula. Aktivitas AST maupun ALT juga meningkat masing-masing 250% dan 60% pada alkoholis.21

4.2.9. Obat-obatan

Obat-obatan yang diberikan baik secara oral maupun lainnya akan menyebabkan terjadinya respon tubuh terhadap obat tersebut. Pengaruh obat pada hasil tes laboratorium dapat terlihat melalui tujuan terapeutik, tetapi juga dapat terlihat melalui efek samping dan respon idiosinkrasi pasien.

Jenis Obat Pemeriksaan yang Dipengaruhi

Diuretik

Hampir seluruh pemeriksan substrat dan enzim dalam darah akan meningkat karena terjadi hemokomsentrasi, terutama

pemeriksaan Hb, hitung sel darah, hematokrit, elektrolit.

Kafein Sama dengan diuretik

Thiazid

 Glukosa darah  Tes toleransi glukosa  Ureum darah

Pil KB (hormon)  LED

 Kadar hormon

Morfin Enzim hati (GOT, GPT

Phenobarbital GGT

Asetosal Uji hemostasis

Vitamin C Reduksi urin

Obat

antidiabetika

 Glukosa darah  Glukosa urin Kortikosteroid  Hitung eosinofil

 Tes toleransi glukosa

Tabel 4. Daftar obat dan jenis pemeriksaan yang dipengaruhi21

4.3.Prosedur Pengambilan Sampel Darah

Dalam dokumen Pengambilan Sampel Darah (Halaman 36-41)

Dokumen terkait