• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persiapan Pengambilan Sampel Darah

Dalam dokumen Pengambilan Sampel Darah (Halaman 31-36)

PENGAMBILAN SAMPEL DARAH

4.1. Persiapan Pengambilan Sampel Darah

Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan laboratorium bagi pasien. Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat dari tindakan itu, dan persyaratan apa yang harus dilakukan oleh pasien. Informasi yang diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan ketakutan atau persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan jenis tes yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan menghasilkan interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan instruksi yang diberikan oleh dokter atau paramedis sangat berpengaruh terhadap hasil laboratorium; tidak diikutinya instruksi yang diberikan akan memberikan penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat. Hal yang sama juga dapat terjadi bila keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti instruksi tersebut dengan baik.1

Sebelum suatu spesimen diambil, seorang flebotomis harus mengkonfirmasi identitas dari pasien tersebut. Setidaknya dua atau tiga identifikasi berikut harus dipastikan: (1) nama, (2) nomor rekam medis, (3) tanggal lahir, (4) alamat pasien jika pasien tersebut merupakan pasien rawat jalan. Apabila pasien dirawat inap, maka seorang flebotomis dapat memastikan identitas pasien dengan mencocokkannya dengan gelang identitas pasien. Bagi pasien pediatri, orangtua / pendamping pasien harus hadir dan secara aktif memastikan identitas pasien. Memastikan adanya alergi terhadap bahan sarung tangan maupun turniket juga perlu dilakukan selain adanya informed consent terhadap jenis tindakan yang akan dilakukan.2,4,7

32

Pemberian identitas pasien dan atau spesimen adalah tahapan yang harus dilakukan karena merupakan hal yang sangat penting. Pemberian identitas meliputi pengisian formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan pemberian label pada wadah spesimen. Keduanya harus cocok sama. Pemberian identitas ini setidaknya memuat nama pasien, nomor ID atau nomor rekam medis serta tanggal pengambilan. Kesalahan pemberian identitas dapat merugikan. Untuk spesimen berisiko tinggi (HIV, Hepatitis) sebaiknya disertai tanda khusus pada label dan formulir permintaan laboratorium.1

Sebelum pengambilan spesimen, periksa form permintaan laboratorium. Identitas pasien harus ditulis dengan benar (nama, umur, jenis kelamin, nomor rekam medis) disertai diagnosis atau keterangan klinis. Periksa apakah identitas telah ditulis dengan benar sesuai dengan pasien yang akan diambil spesimen. Tanyakan persiapan yang telah dilakukan oleh pasien, misalnya diet, puasa. Tanyakan juga mengenai obat-obatan yang dikonsumsi, minum alkohol, merokok, dan lain sebagainya. Catat apabila pasien telah mengkonsumsi obat-obatan tertentu, merokok, minum alkohol, paska transfusi, dan lain sebagainya. Catatan ini nantinya harus disertakan pada lembar hasil laboratorium.1

Seorang flebotomis perlu mencuci tangan sebelum mengenakan alat pelindung diri (APD) seperti gaun / apron, sarung tangan, masker, ataupun kacamata pelindung sebelum bersinggungan dengan pasien. Hal ini bertujuan untuk mencegah resiko terjadinya paparan terhadap bahan infeksius dan membatasi penularan penyakit infeksi seorang terhadap yang lain. Apabila diperlukan pengekangan, maka harus ada alasan yang obyektif untuk dilakukannya tindakan tersebut dan tidak semata-mata agar tindakan flebotomi mudah dikerjakan. Jika diperlukan pengekangan untuk mencegah celaka bagi pasien dengan kapasitas terbatas, maka harus menggunakan tenaga yang minimal dan waktu yang sesingkatnya.4,7,20

Gambar 20. Alat pelindung diri

Pada umumnya waktu pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari, terutama untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi, dan imunologi, karena umumnya nilai normal ditetapkan dalam keadaan basal. Untuk pemeriksaan yang memerlukan puasa, pengambilan spesimen dilakukan untuk 12 jam setelah makan terakhir dan tidak melakukan aktivitas olahraga.7,21

Pemeriksaan yang memerlukan puasa

Glukosa Puasa 10-12 jam

Tes Toleransi Glukosa (TTG) Puasa 10-12 jam Glukosa kurva harian Puasa 10-12 jam

Trigliserida Puasa 12 jam

Asam urat Puasa 10-12 jam

VMA Puasa 10-12 jam

Renin (PMA) Puasa 10-12 jam

Insulin Puasa 8 jam

C-peptide Puasa 8 jam

Gastrin Puasa 12 jam

Aldosteron Puasa 12 jam

Homosistein Puasa 12 jam

Lp(a) Puasa 12 jam

PTH intact Puasa 12 jam

Apo A1 Dianjurkan puasa 12 jam

Apo B Dianjurkan puasa 12 jam

Tabel 3. Pemeriksaan yang memerlukan puasa21

Jika pemeriksaan laboratorium yang dilaksanakan untuk tujuan pemantauan pengobatan atau therapeutic drug monitoring (TDM), pengambilan sampel dipertimbangkan saat telah tercapai kadar puncak setelah minum obat dan fase steady

34

pengambilan spesimennya harus disesuaikan dengan perjalanan penyakit dan fluktuasi harian, antara lain :

 Demam tifoid

Untuk biakan darah dilakukan pada minggu ke-1 atau ke-2 sakit, dan untuk Widal, diperiksa saat fase akut dan konvalesen.

 Pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman

Spesimen harus diambil sebelum pemberian antibiotika.  Pemeriksaan mikrofilaria

Dilakukan pada waktu senja dan menjelang tengah malam.  Pemeriksaan malaria

Diambil pada akhir periode demam.  Pemeriksaan tuberkulosis

Dahak diambil pada pagi hari, segera setelah pasien bangun tidur.  Pemeriksaan profil besi

Spesimen diambil pada pagi hari dan setelah puasa 10-12 jam1,7,21

Terkadang sampel harus diambil pada saat tertentu. Kegagalan dalam melaksanakan sesuai waktu yang telah ditetapkan dapat menyebabkan hasil yang salah dan kesalahan dalam menilai kondisi pasien. Idealnya, seorang pasien tetap diam pada posisi yang sama selama 30 menit sebelum dilakukannya pengambilan spesimen, demikian juga untuk pengambilan spesimen selanjutnya. Turniket digunakan untuk membantu agar lokasi vena pada pungsi vena dapat terlihat, tetapi pemasangan turniket selama lebih dari 1 menit akan merangsang terjadinya hemokonsentrasri.2,4

Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi pengambilan yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta, misalnya :

 Darah vena umumnya diambil dari vena lengan (median cubiti, vena cephalic, atau vena basilica). Tempat pengambilan tidak boleh pada jalur infus atau transfusi, bekas luka, hematoma, oedema, kanula, fistula.

 Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis (pergelangan tangan), arteri brachialis (lengan), atau arteri femoralis (lipat paha).

 Darah kapiler umumnya diambil dari ujung jari tengah atau jari manis tangan bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki pada bayi. Tempat yang dipilih untuk pengambilan tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah seperti sianosis atau pucat.

 Spesimen untuk pemeriksaan biakan kuman diambil dari tempat yang sedang mengalami infeksi, kecuali darah dan cairan otak.1,4,7,21

Gambar 21. Lokasi pengambilan sampel darah19

Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses pra-analitik yang dapat mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium, tapi yang hampir tidak dapat diidentifikasi oleh staf laboratorium. Ini terutama mencakup variabel fisik pasien, seperti latihan fisik, puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi, kehamilan, gaya hidup (konsumsi alkohol, rokok, kopi, obat adiktif), usia, jenis kelamin, variasi diurnal, pasca transfusi, paska donasi, pasca operasi, ketinggian. Karena variabel tersebut memiliki pengaruh yang kuat terhadap beberapa variabel biokimia dan hematologi, maka gaya hidup individu dan ritme biologis pasien harus selalu dipertimbangkan sebelum pengambilan sampel.1

36

4.2.Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan

Dalam dokumen Pengambilan Sampel Darah (Halaman 31-36)

Dokumen terkait