• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang Mempengaruhi pembentukan Tingkah Laku 23

BAB II KAJIAN TEORI

B. Tingkah Laku

3. Faktor yang Mempengaruhi pembentukan Tingkah Laku 23

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Tingkah laku seseorang menurut P. sondang Siagian adalah:

1) Faktor genetik

Faktor genetic atau yang disebut juga factor keturunan/unsur bawaan ialah proses yang dibawa setiap individu ketika ia lahir merupakan warisan dari orang tuanya, berupa cirri-ciri/sifat secara fisik dan mental psikologik serta kemampuan berupa bakat, tingkat kecerdasan, social, intelegensi, fantasi dan pengamatan, sifat pemarah atau penyabar dan sebagainya. Semuanya merupakan potensi dasar atau factor bawaan yang akan mempengaruhi proses perkembangan anak.

2) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan di sini adalah situasi atau kondisi seseorang di dalam rumah dan lingkungan yang lebih luas, terutama lingkungan sekolah dan masyarakat yang dilihat dan dihadapi sehari-hari di mana semuanya ini sebagai tempat bernaung, sebagai tempat memecahkan segala persoalan sekaligus sebagai tempat untuk menentukan panutan yang akan dijadikan teladan dalam bertingkah laku.

4. Dasar-dasar Tingkah Laku atau Tingkah Laku Manusia

Tiap-tiap perbuatan manusia yang dilakukan secara sadar disebut sebagai kelakuan tingkah laku (behavior). Untuk mengetahui tingkah laku seseorang tidak cukup dengan melihat tingkah laku yang nampak, tetapi harus menganalisis dasar-dasar yang menjadi lahirnya tingkah laku itu, yaitu jiwanya. Diantara hal-hal yang mendasari terjadinya tingkah laku adalah sebagai berikut:

1) Instinct

Instinct yang disebut juga dengan istilah naluri. Setiap manusia memiliki naluri sebagai sifat basyariah, dimana baik disadari maupun tidak, instinc mendorong lahirnya prilaku tertentu. Secara naluriah manusia akan merasakan harus jika di dalam tubuhnya kurang cairan, merasa lapar jika kekurangan makanan, merasa ngantuk jika tubuhnya lelah.

2) Adat kebiasaan

Perbuatan yang diulang-ulang dalam waktu lama oleh perorangan atau oleh kelompok masyarakat sehingga menjadi mudah mengerjakannya disebut adat kebiasaan. Sebenarnya sebagian dasar tingkah laku manusia terbentuk melalui pembiasaan. Cara berjalan, cara mengungkapkan kegembiraan, dan cara mengungkapkan kemarahan.

Secara psikologis, adat kebiasaan itu pakan penyesuaian otak dengan urat saraf. Segala hal yang dirasakan dan diperbuat oleh manusia berhubungan erat dengan dan urat syaraf dan otak. Sifat urat syaraf itu lentur dan menerima perobahan sepanjang sesuai dengan kodratnya.

Kebiasaan bisa dibentuk tetapi tidak semua perbuatan bisa dijadikan kebiasaan. Suatu fikiran atau perbuatan dapat dibentuk menjadi adat kebiasaan apabila memenuhi syarat-syaratnya.:

a. Perbuatan yang diulang-ulang itu menyenangkan.

b. Memberi kemudahan kepada perbuatan yang dibiasakan. c. Menghemat waktu.

3) Keturunan

Ada teori yang memandang bahwa manusia mewarisi genetika orang tuanya, oleh karena itu faktor keturunan sangat signifikan dalam membentuknya menjadi siapa. Di lingkungan ilmu pendidikan, baik faktor hereditas atau keturunan maupun faktor miliu atau lingkungan, keduanya diakui mempunyai pengaruh dalam membentuk perilaku manusia.

4) Lingkungan

Dunia pendidikan mengenal tiga lingkaran pendidikan, yaitu rumah tangga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Bagi anak yang lingkungan keluarganya tidak sehat, maka sepenuhnya anak itu akan dibentuk oleh lingkungan masyarakatnya dibanding oleh sekolahnya.

5) Motivasi

Setiap manusia yang normal, setiap kali mengerjakan suatu perbuatan pasti dibalik perbuatan itu ada tujuan yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan itu terkadang hanya bersifat pemuasan kebutuhan biologis, terkadang pemuasan kebutuhan psikologis, atau bisa juga untuk pencapaian nilai-niali tertentu sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya.32

Adapun faktor lingkungan di bagi pada tiga bagian: a. Lingkungan keluarga

Para ahli berpendapat bahwa perilaku seseorang dewasa banyak dipengaruhi oleh kondisi dalam kehidupan rumah tangga manusia pada waktu kecil. Bahkan ada pula ahli mengatakan bahwa kepribadian seseorang telah terbentuk ketika masih berada dalam kandungan seorang ibu. Arah lebih lanjut pembentukan kepribadian di tentukan dalam kehidupan keluarga. Jika seseorang dibesarkan dalam rumah tangga yang bahagia, maka pola tingkah laku seseorang akan besifat baik, misalnya dalam pembentukan sifat. Sifat yang positif seperti ramah, gembira, sabar, toleran, mudah diajak kerjasama dengan orang lain, tidak egoisyis dan memiliki rasa simpatik.

32

Achmad Mubarak ,. Psikologi keluarga (Jakarta: Bina Rena Pariwara 2005) cet 1, h,57-64

Sebaliknya, jika seseorang dibesarkan dalam keluarga yang tidak bahagia, sukar diharapkan orang tersebut menumbuhkan kepribadian yang positif. Kemungkinan besar orang itu akan bersifat egoistis, tingkat toleransinya rendah, memandang dunia sekelilingnya dengan perasaan curiga dan mudah memperlakukan orang lain dengan sikap yang antipati.

Oleh karena itu peran orang tua sangat penting sekali di mana orang tua harus bisa menciptakan keadaan yang kondusif agar anak bisa berkembang dalam suasana ramah, ikhlas, jujur dan kerjasama yang diperhatikan masing-masing anggota keluarga dalam hidup mereka setiap hari dan melarang perbutan-perbuatan yang tidak baik secara terus menerus sehingga akan terwujud keluarga yang bahagia dan harmonis.

b. Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah juga merupakan pengaruh perkembangan perilaku anak. Corak hubungan antara guru dengan murid atau antara murid dengan murid akan banyak mempengaruhi aspek-aspek kepribadian, termasuk nilai-nilai moral yang masih mengalami perubahan.

Ajaran agama islam tegas menyuruh orang untuk menuntut ilmu, guna mengembangkan potensi-potensi yang ada, karena Allah SWT telah memberikan seperangkat alat yang dapat mendukung pendidikan. Sebagaimana telah diterangkan dalam firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 78 yang berbunyi:                              

Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

Pendidikan ini dapat diperoleh diantaranya melalaui pendidikan formal dalam hal ini adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah hendaknya dipandang tidak hanya tempat untuk menambah ilmu yang digunakan sebagai modal hidup dikemdian hari, akan tetapi juga sebagai tempat pembinaan sikap mental dan tingkah laku social yang baik.

c. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat turut pula mempengaruhi proses perkembangan perilaku anak. Makin bertambah umur makin memperoleh kesempatan luas untuk mengadakan hubungan-hubungan dengan teman-teman bermain yang sebaya (bergaul), sekalipun konflk akan terjadi bila norma-norma yang ada di lingkungan teman-teman.

Oleh karena itu fungsi dan peranan lingkungan ini dalam proses perkembangan dikatakan sebagai faktor ajar, yaitu faktor yang akan mempengaruhi perwujudan suatu potensi secara baik atau tidak baik. Sebab pengaruh baik sangat menunjang perkembangan suatu potensi. Atau bersifat negative yaitu pengaruh lingkungan yang tidak baik akan menghambat/merusak perkembangan anak. Oleh karena itu tugas orang tua/guru untuk menciptakan atau menyediakan lingkungan yang positif agar dapat menunjukan perkembangan anak.

Beberapa hal yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku seseorang anak adalah:

1) Lingkungan yang tentram, dalam arti penuh kedamaian dan bebas dari kehidupan yang curiga dan mencurigai.

2) Lingkungan yang rukun di mana sesama warga tidak saling mencampuri urusan orang lain, tanpa disertai oleh sikap acuh tak acuh.

3) Lingkungan yang bersih dalam arti fisik.

4) Tersedia fasilitas bergaul yang memadai seperti untuk berolah raga, berbincang-bincang dengan rekan-rekan sebaya, maupun lebih tua dan sebagainya.

Oleh karna itu masyarakat yang dekat merupakan lingkungan pergaulan yang dihadapi setiap hari, maka jelas pengaruhnya terhadap pembentukan perilaku. Apabila seseorang hidup di lingkungan yang tentram, damai dan penuh toleransi maka ia akan memiliki prilaku yang baik. Jadi peran orang tua dan guru diharapkan dapat mengawasi prilaku siswa di sekolah maupun di lingkungan rumah, sehingga dapat terhindar dari perbuatan yang tidak baiik.

Dokumen terkait