• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Luas Area

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

2. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Luas Area

Selama kurun waktu 25 tahun yaitu terhitung dari tahun 1990 hingga tahun 2015 tentunya bukan waktu yang cukup singkat. Namun, mengingat daerah Ciputat Timur ini merupakan salah satu daerah yang dekat dengan Ibukota, dan didorong juga dengan kemajuan teknologi, yang berakibat pada pembangunan serta perubahan, tentunya daerah Ciputat Timur ini mengalami banyak perubahan terutama pada luasan wilayah hijau.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan luas area Ruang Terbuka Hijau selama kurun waktu yang diteliti yaitu selama 25 dari mulai tahun 1990 hingga tahun 2015 di daerah Ciputat Timur, penulis mengacu pada buku yang ditulis Aca Sugandhy dan Rustam Hakim, bahwa terdapat 3 faktor yang dapat mempengaruhi perubahan luas area Ruang Terbuka Hijau yaitu ekonomi, pertambahan jumlah penduduk, serta pemerintahan.7 Untuk mengetahui faktor-faktor tersebut penulis melakukan wawancara dengan beberapa narasumber terkait, serta melakukan observasi secara langsung dan dokumentasi mengenai faktor yang dapat mempengaruhi perubahan luas area Ruang Terbuka Hijau tersebut.

1. Ekonomi

Perubahan yang paling menonjol dalam segi perubahan luas Ruang Terbuka Hijau di daerah Ciputat Timur ini dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Sebagai daerah yang strategis dan juga berada di tengah-tengah kota menjadikan adanya perubahan wilayah hijau. Seperti halnya daerah yang tadinya dijadikan Ruang Terbuka Hijau jenis pertanian, dimana dulunya daerah tersebut dijadikan ladang dan juga tempat menanam pohon-pohon, seiring dengan perkembangan zaman wilayah Ruang Terbuka Hijau tersebut

7 Aca Sugandhy dan Rustam Hakim, Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. II, h. 99

banyak digunakan para warganya untuk dijadikan lahan bisnis dimana dinilai lebih menguntungkan.

Lahan bisnis yang paling menonjol di daerah Ciputat Timur ini berupa sentra perdagangan dan jasa. Selain itu dikarenakan daerah Ciputat Timur ini merupakan daerah yang cukup padat penduduk, maka kebutuhan akan tempat tinggalpun cukup tinggi. Apalagi banyak para mahasiswa dari luar yang sengaja kuliah di Ciputat Timur, menjadikan para pemilik lahan baik tadinya pemilik lahan kosong maupun lahan yang masih hijau, berubah fungsi menjadi kontrakan, dan kos-kosan.

Dengan berubahnya Ruang Terbuka Hijau tersebut menjadi kontrakan dan kos-kosan tentunya dianggap masyarakat lebih jauh menguntungkan dan bernilai investasi dibandingkan dengan membiarkan lahan tersebut tetap hijau. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Bapak Taja yang merupakan sesepuh kampung di daerah Pisangan.

Ya karena faktor ekonomi juga kan yang namanya hidup di kota perkembangannya cukup pesat, harga kebutuhan juga banyak, orang mungkin buat investasi masa depan juga daripada lahannya gak keurus kalau ada uang mah ya bangun kontrakan aja. Saya juga bikin kontrakan nyicil yang dulunya emang lahan hijau, buat tani. Ya karena saya bukan PNS kalau sudah tua gak ada pemasukan uang, kalau kontrakan kan seengganya tanpa kita capek ada uang tambahan juga buat tiap bulannya.8

Selain Bapak Taja, hal serupa juga dipaparkan oleh Bapak Syamsul Bahri selaku ketua RT di daerah Rempoa dan Ibu Wiwi salah satu warga asli Pondok Ranji.

Ya karena gimana ya, kalau punya lahan menurut saya pribadi juga daripada kosong gak dibangun, ujung-ujungnya jadi tempat pembuangan sampah, ya mending dibuat kontrakan, tiap bulan ada pemasukan. Mungkin ekonomi ya masuknya kalau gitu.9

8 H.Taja. Wawancara. Pisangan, 04 September 2016 9Syamsul Bahri. Wawancara. Rempoa, 11 September 2016

Ya, jangan ditanya lagi mba itu mah. Semua orang butuh uang. Jadi karena ekonomi ya mungkin. Kalau dibangun atau dijual kan seengganya dapat duit. Kalau dibiarin kan ya gimana ngurusnya juga mungkin gak keurus.10

Hal ini menunjukan bahwa dengan perkembangan di kota yang cukup pesat, yang tadinya lahan tersebut sebagai Ruang Terbuka Hijau berupa Ruang Terbuka Hijau pertanian lama kelamaan berubah fungsi menjadi lahan bisnis seperti dijadikannya kontrakan dan kos-kosan. Apalagi warga asli yang mempunyai tanah warisan pribadi, namun tidak memiliki pekerjaan tetap wilayah hijau tersebut dijadikan lahan bisnis untuk investasi di hari tua.

Keterangan yang lainnya juga di dapat dari beberapa warga yang bukan hanya penduduk asli saja yang tadinya mempunyai kebun atau wilayah hijau yang luas. Bahkan untuk penduduk pendatang saja banyak juga yang memiliki lahan usaha di daerah Ciputat Timur, mereka membelinya dari penduduk asli. Seperti yang dipaparkan oleh Bapak Yudhi.

Oh,,ya jelas orang Betawi terkenal dengan tanahnya. Tapi lama kelamaan selain dibikin kontrakan, lahannya seperti yang dibilang tadi, lahannya ada yang dijual ke masyarakat pendatang. Kalau gak dijual lahannya, awalnya bikin kontrakan, nah lama kelamaan kontrakannya dijual ke pendatang. Nih kaya tetangga saya juga ini kontrakan beli dari penduduk asli. Ya bisa dilihat juga secara kasat mata kalau lebaran di Ciputat sepi, orang-orang pada mudik. Ya jadinya kan kebanyakan masyarakat pendatang semua kebanyakan. Otomatis masyarakat pendatang punya lahan punya rumah itu dari mana ? Ya jelas dari masyarakat sini orang Betawi beli.11

Selain itu Bapak Thabrani juga selaku salah satu ketua RW Rempoa memaparkan hal yang sama dengan Bapak Yudhi.

10 Wiwi. Wawancara. Pondok Ranji, 15 September 2016 11 Yudhi. Wawancara. Pondok Ranji, 16 September 2016

Untuk daerah ini kebanyakan lahan milik pribadi jadi ya lahannya ini dijual sama masyarakat asli ke penduduk pendatang. Faktornya banyak juga sih bukan karena faktor ekonomi saja, ada juga karena faktor kebutuhan, karena kan waktu itu banyak juga warga yang memang mata pencahariannya ya kurang jelas lah, mata pencahariannya bisa dibilang semberawut lah, mau bertani lama kelamaan lahan pertaniannya juga ga ada. Jadi faktornya mungkin iya karena ekonomi juga, butuh uang jual, butuh uang jual. Jadi kadang penduduk asli memang dulu bikin kontrakan, tapi lama kelamaan kontrakannya dijual-dijual ke orang yang ngontraknya.12

Bukan hanya faktor kebutuhan untuk investasi masa depan saja, wilayah hijau atau sebagai Ruang Terbuka Hijau ini yang tadinya dijadikan lahan pertanian pada tahun 1990 berubah menjadi bangunan lahan bisnis, dikarenakan masyarakat menganggap sudah tidak zamannya lagi dalam bertani, seperti yang diungkapkan oleh warga Cempaka Putih.

Selain karena faktor ekonomi, faktor kebutuhan akan lahan juga, ya bisa dibilang udah ketinggalan zaman juga. Ada lahan sedikit juga apalagi kalau tempatnya strategis mending dibikin satu kamar aja, apalagi kan banyak orang yang dari kampung cari kerja pasti butuh tempat tingal, ya otomatis warga mending bangun kontrakan, modal sekali ya untungnya tiap bulan ngalir tanpa harus cape-cape kerja. Lumayan sebulan Rp. 500.000,- juga. Kecuali zaman dulu masih belum banyak penduduk masih belum begitu maju, yaudah dibiarin hijau aja.13

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Yuyun warga Cireundeu, bahwa saat ini di daerah Ciputat Timur bertani bukan zamannya lagi.

Ya mungkin dikosongin dibikin kebun juga buat apa karena masyarakat yang bertani udah ga ada, ya sama warga yang punya tanahnya dijual, apalagi orang kalau jualnya dengan harga yang tinggi. Kadang dengan mendirikan kontrakan aja kan itu lebih menguntungkan daripada dibiarkan hijau, itu mungkin ada juga berfikiran seperti itu. Jadi mungkin

12Thabrani. Wawancara. Rempoa, 25 September 2016 13 Widya. Wawancara. Cempaka Putih, 14 September 2016

istilahnya tani udah gak zaman, penghasilan tani gak seberapa jadi mending bikin kontrakan, istilahnya tiap bulan ngalir terus, hehe..gitu.14

Karena faktor perkembangan yang berkaitan dengan faktor ekonomi menjadikan wilayah hijau ini semakin berkurang. Saat ini kondisi perekonomian masyarakat Ciputat Timur yang terdiri dari 6 kelurahan tersebut bisa dikatakan sangat beragam. Dari mulai masyarakatnya yang bermata pencaharian sebagai pemulung hingga yang mempunyai jabatan. Ditambah lagi karena daerah ini strategis, sebagian besar pembangunan yang ada di Ciputat Timur ini berupa pemukiman atau tempat tinggal.

2. Pertambahan Jumlah Penduduk

Berkurangnya Ruang Terbuka Hijau atau wilayah hijau ini khususnya untuk daerah Ciputat Timur, bukan hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi saja seperti kebutuhan lahan untuk dijadikan lahan usaha yang sesuai dengan perkembangan zaman, akan tetapi juga dipengaruhi oleh pertambahan jumlah penduduk baik penduuk asli yang mempunyai keturunan dan juga pertambahan penduduk pendatang (urban).

Pertambahan jumlah penduduk baik yang asli maupun yang pendatang keduanya memberikan pengaruh besar terhadap perubahan Ruang Terbuka Hijau hijau tersebut. Apalagi jumlah penduduk di daerah Ciputat Timur dirasa cukup padat, bahkan dari data yang didapat sudah tidak ada lagi lahan kosong untuk dijadikan tempat tinggal. Adapun Ruang Terbuka Hijau seperti kebun-kebun campuran yang memang milik penduduk asli yang sampai saat ini ada beberapa yang masih dipertahankan untuk tetap hijau.

Pertambahan jumlah penduduk dari tahun ke tahun tentunya mengalami peningkatan. Dari data yang didapat dari Badan Pusat Statistik Kecamatan Ciputat Timur tahun 2014 dan tahun 2015

tentunya mengalami peningkatan. Yaitu dalam satu kecamatan yang terdiri dari 6 kelurahan tersebut untuk data tahun 2014 penduduk Ciputat Timur berjumlah 197.960 jiwa.15 Sedangkan dari data yang diperoleh untuk tahun 2015 jumlah penduduk Ciputat Timur berjumlah 202.386 jiwa.16 Berarti dalam jangka waktu satu tahun saja penduduk di Ciputat Timur mengalami peningkatan sebanyak 4.426 jiwa. Belum lagi ditambah penduduk seperti para mahasiswa atau yang sedang mencari kerja yang hanya tinggal ngontrak atau kos saja.

Menurut keterangan dari beberapa RT juga, menjelaskan bahwa pertambahan penduduk ini bukan hanya penduduk yang resmi saja tetapi juga banyak masyarakat yang tinggal hanya kost atau ngontrak saja tanpa ada pendataan. Bukan tidak mungkin lama kelamaan penduduk yang awalnya hendak kuliah di Ciputat Timur atau bekerja sementara di daerah ini, lama kelamaan merasa betah hingga akhirnya menetap lama di daerah Ciputat Timur ini.

Bahkan menurut keterangan beberapa warga juga dari tiap kelurahan yang penulis wawancarai, untuk daerah Ciputat Timur ini kebanyakan warga pendatang, karena sejak tahun 90 an saja, sudah banyak warga pendatang apalagi ketika pergantian ADIA menjadi IAIN, banyak yang kuliah di kampus tersebut dan lama kelamaan menjadi warga tetap di Ciputat Timur, seperti yang dipaparkan oleh Bapak Taja.

Yang saya ketahui sih memang di sini ya khususnya sekitaran rumah saya memang kebanyakan masyarakat pendatang, khususnya kan yang paling banyak di UIN nih di sekitaran UIN banyak mahasiswa dari luar, ya kalau menurut saya sih memang kebanyakan masyarakat pendatang, orang orang aslinya mah yah udah sedikit lah disini juga. Bahkan dari RT 01 sampai RT 04 yang ada di Pisangan ini ya kebanyakan

15 Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, Kecamatan Ciputat Timur dalam Angka 2014. (Tangerang Selatan: BPS, 2014),h. 33

16 Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, Kecamtan Ciputat Timur dalam Angka 2015. (Tangerang Selatan: BPS, 2015). h, 27

pendatang. Faktor pendorong kenapa banyak masyarakat pendatang ya, karena wilayah Ciputat Timur ini memang karena bisa dibilang ada kampus besar, banyak mahasiswa yang dari luar yang kuliah disni, langsung dapet kerja disni karena mereka juga lama kelamaan kan jadi betah tinggal di Ciputat Timur ini, ya jadi begitulah lama kelamaan penduduknya jadi numpuk banyak. Kadang kan dulu juga waktu saya masih muda, setau saya ada juga mahasiswa yang sedang kuliah atau setelah selesai kuliah ada yang bawa atau ngajak keluarganya buat hijrah kesini, ada yang sambil cari kerja kaya jualan. Ya pokoknya begitulah datang satu orang, tahun besoknya orang itu bisa bawa orang lagi dari kampung. Ya jadi akhirnya penuh nih di sini.17

Selain itu, Bapak Saduni Zaelani selaku staff di kantor Kecamatan Ciputat Timur juga memaparkan bahwa dalam setiap tahunnya jumlah penduduk semakin meningkat apalagi penduduk pendatang.

Kalau untuk itu kan yang namanya Ciputat Timur ini semua orang juga pada tau daerahnya strategis, mungkin dengan daerah strategis tersebut orang beranggapan mau kerja mengadu nasib apa saja bisa kalau di kota. Jadi jelas secara kasat mata saja, pastinya berpengaruh sekali. Maksudnya di Ciputat Timur ini memang kebanyakan penduduk pendatang yang tiap tahunnya mengalami peningkatan. Apalagi banyak mahasiswa dari luar yang kuliah di UIN tiap tahunnya kan meningkat. Pastinya ada yang balik ke kampungnya ada juga yang engga.18

Hal ini menunjukan bahwa yang awalnya masyarakat datang ke Ciputat Timur hanya beberapa orang saja, namun lama kelamaan banyak juga saudara atau tetangga ataupun temannya yang lama kelamaan ikut juga merantau ke Ciputat Timur. Menurut keterangan dari beberapa RT juga mengatakan bahwa yang tinggal di Ciputat Timur ini bukan hanya penduduk yang secara resmi datang lapor, tapi banyak juga yang tidak terdata, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Suparman dan Bapak Nasuki.

Kalau saya lihat sih sekarang ini memang kebayakan penduduk pendatang. Hampir semua daerah kelurahan juga.

17 H.Taja. Wawancara. Pisangan, 04 September 2016

Biasanya pendatang yang emang berkeluarga atau masyarakatnya yang ngertimah di data sama saya, pasti lapor dulu ke saya. Dan dari data yang saya tahu emang banyak juga bahkan tiap bulannya juga pasti ada. Kecuali nih mahasiswa-mahasiswa ya kadang dari Bapak kosannya ada yang lapor dan ada yang engga. Ya istilahnya jangankan yang lapor aja udah banyak yang ga lapor juga banyak. Jadi ya kebanyakan masyarakat pendatang. Apalagi kan mahasiswa banyak yang dari luar daerah tiap tahun pasti ada, kadang setelah lulus ada yang balik ke kampungnya ada juga yang engga balik lagi.19

Tahun 1999 sampai tahun 2010 memang pertambahan penduduk banyak sekali, dari data waktu di sensus juga penduduk pendatang yang di Pondok Ranji ini memang sudah banyak. Itu yang lapor yang disensus ya. Dan biasanya ya, yang lapor ke RT setempat biasanya warga yang sudah berkeluarga saja. Untuk kaya ya lajang-lajang cari kerja atau mahasiswa kan banyak juga yang gak lapor. Tapi kalau yang RT atau warga pendatangnya ngerti mah ada juga yang lapor.20

Bahkan bukan hanya disekitaran kampus UIN saja yang banyak penduduk pendatangnya, tapi juga di beberapa kelurahan lainnya seperti di Pondok Ranji yang memang dekat dengan Bintaro, DKI, Serpong tempat orang bekerja, maka banyak penduduk pendatang yang tempat tinggalnya di Pondok Ranji tapi kerjanya di DKI, Serpong, Bintaro dan sebagainya. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Nasuki selaku ketua RT begitu juga dengan beberapa kelurahan lainnya.

Memang disini kebanyakan penduduk pendatang yang emang rumah-rumahnya disini dan kerjanya di DKI di Serpong. Contohnya di sekitar RT 04 saja ini kebanyakan penduduk pendatang, ya penduduk aslinya cuma sekitar 50 an lah.21

Selain banyaknya penduduk pendatang, hasil observasi penulis juga menemukan beberapa masyarakat musiman yang

19 Suparman. Wawancara. Pisangan, 17 September 2016

20Nasuki. Wawancara. Pondok Ranji, 25 September 2016 21 Ibid.,

tinggal di daerah Ciputat Timur yaitu tepatnya di kelurahan Cireundeu. Terdapat sekitar 6 hingga 7 KK yang menempati wilayah hijau. Mereka menempati wilayah tersebut karena disuruh mengurus pemilik lahan. Namun dengan adanya penduduk tersebut, kealamian wilayah hijaunya sedikit tercemari, ditambah lagi wilayah tersebut banyak didatangi warga yang main-main di wilayah tersebut sehingga wilayah hijau sedikit tercemari. Penduduk musiman tersebut datang dan bermukim di sana sudah hampir sekitar 5 tahun lebih yang kebanyakan warganya berasal dari Parung. Mereka lebih tertarik untuk tinggal di daerah Ciputat Timur, karena lahan dan rumah yang mereka tempati didapat secara gratis dari pemilik lahannya, mereka hanya membayar uang keamanan saja pada pihak setempat.22 Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Deden, yang merupakan penduduk musiman yang sudah 5 tahun tinggal disana secara cuma-cuma.

Ya berapa ya, gak tetap sih. Cuma cukuplah untuk hidup makan mah, apalagi kan disini saya tempat tinggal gratis, karena nempatin lahan warga yang punya kebun ini jadi saya suruh jagain kebun nya suruh pelihara juga kebunnya. Ngurusin tanah pribadi orang.23

Dalam beberapa pertanyaan lainnya, ia mengatakan bahwa daerah ini dianggap cukup strategis sehingga betah saja untuk tinggal di Ciputat Timur ini.24

Faktor yang menjadi daya tarik masyarakat pendatang untuk pindah ke daerah Ciputat Timur ini disebabkan karena faktor ekonomi. Seperti hasil wawancara dengan Bapak Yudhi yang merupakan penduduk pendatang bahwa sebelum pindah ke Ciputat Timur, penghasilannya tidak seberapa dan hanya cukup untuk makan saja. Namun, setelah pindah ke Ciputat Timur, ia

22 Laporan Observasi. Cireundeu, 31 Agustus 2016 23 Deden. Wawancara. Cirendeu, 30 September 2016 24 Ibid.,

mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan penghasilannya cukup banyak.25

Begitu juga menurut Ibu Fitriyani yang mengungkapkan bahwa pindahnya dari kampung halamannya yaitu dari Padang ke Ciputat Timur ini tidak lain untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan memiliki penghasilan yang lebih besar dibandingkan jika hanya tinggal dikampung yang menurutnya tidak bisa berkembang.26

3. Pemerintahan

Pengawasan pemerintah yang kurang tepat, menjadikan sasaran wilayah hijau untuk ditempati pemukiman illegal. Bahkan yang tadinya hanya beberapa rumah saja yang menempati lahan pemerintah, namun seiring banyaknya penduduk pendatang yang tidak mempunyai biaya untuk membeli lahan terpaksa harus menempati wilayah pemerintah. Dari hasil wawancara diperoleh data, bahwa ada beberapa lahan yang tadinya wilayah hijau sekarang berubah fungsi menjadi pemukiman padat penduduk, seperti yang terjadi di daerah Rempoa yang diperkuat oleh wawancara dengan Ketua RW, yaitu Bapak Thabrani.

Kalau untuk daerah Rempoa memang bisa dikatakan ga ada, cuma lahan yang samping lapangan kelurahan kan dulunya lahan Desa jadi disini itu dulunya desa, jadi karna dari Desa nya juga tidak keurus akhirnya banyak yang garap, terus over garap juga, kaya ruko-ruko nya, dan di samping SMP Muhammadiyah juga, itu termasuk tanah Pemda, dan sekarang juga ditempati sama warga situ. Dan berita terakhir juga pas saya rapat kemarin sama orang-orang Pemda, memang tanah itu sampai sekarang pun memang tanah Pemda. Jadi sekarang tuh rencana yang saya dengar, sama pemerintah Pemda orang yang menghuni lahan disana mau disuruh sewa sama orang Pemda, tapi seandainya udah ada sertifikat pun sebenarnya itu udah gak bener karena itu tanah Pemda. Dan dari pasar Gintung yang pertigaan lampu merah sampai kesana terus sampe ke SMP Muhamadiyah terus itu

25Yudhi. Wawancara. Pondok Ranji, 16 September 2016 26Fitriyani. Wawancara. Rengas, 24 September 2016

dulunya tanah Desa tapi sekarang milik Pemda Tangsel. Termasuk lapangan bola dan SD, kelurahan.27

Daerah wilayah hijau tersebut yang saat ini menjadi lahan pemukiman serta ruko-ruko ternyata penduduknya cukup padat. Apalagi untuk tumbuhan hijaunya daerah tersebut sangat minim menjadikan daerah tersebut gersang karena selain banyaknya penduduk dan bangunan-bangunan, daerah tersebut juga banyak dilalui kendaraan baik motor dan mobil.

Untuk beberapa daerah lainnya ada juga beberapa wilayah yang tadinya Ruang Terbuka Hijau malah dijadikan lahan pemukiman, seperti disekitaran kampus UIN yang sampai saat ini lahannya menjadi lahan sengketa. Menurut beberapa cerita, dimana daerah tersebut pada tahun 90an masih lumayan cukup hijau. Wilayah tersebut tepatnya di sekitaran Situ Kuru belakang kampus UIN. Hal ini disampaikan oleh Bapak Daryadi selaku ketua RT di Cempaka Putih.

Kalau tahun 90 an saya juga kurang begitu inget ya, mungkin karena udah tua dan baru datang juga tahun 90 an itu datang kesini nya. Untuk wilayah tahun 90 memang udaranya masih sangat segar karena masih banyak pohon-pohon apalagi pohon rambutan buah-buahan segala macam. Untuk tahun 2000 kebawah mungkin ya memang di daerah Ciputat Timur ini memang penduduknya belum begitu padat, penduduk liar juga belum pada banyak, kendaraan juga gak begitu padat untuk tahun di bawah 2000an itu. Untuk kehijauannya sendiri masih banyak tanaman yang emang sengaja ditanam, banyak juga tanaman liar, apalagi disekitaran UIN itu masih banyak tanaman liar, kalau sekarang berasa banget gersangnya karena tanaman juga gak ada. Kalau sekarangan kan yang namanya ruko sama rumah itu udah banyak. Kadang kan rata-rata yang namanya bangunan di sini rumah sama tempat makan kaya warung makan nyatu, dari segi bangunannya juga yang tinggal diperkampungan memang sudah gak beraturan. Bisa dilihat saja, kaya contohnya nih di Situ Kuru yang dulunya itu hijau menurut cerita katanya juga sering dijadikan tempat mancing, terus main-main kaya taman, sekarang kan dikit dikit udah diuruk malahan wujud situnya

aja udah gak ada. Dulunya kan itu tanah milik pemerintah, orang-orang biasa nyebutnya milik orang pengairan. Itu

Dokumen terkait