• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Luas Ruang Terbuka Hijau di Daerah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

1. Perubahan Luas Ruang Terbuka Hijau di Daerah

Hasil interpretasi citra menggunakan citra Landsat 5 untuk analisis perubahan Ruang Terbuka Hijau atau wilayah hijau tahun 1990 dan tahun 1995. Citra Landsat 7 untuk analisis perubahan luas area Ruang Terbuka Hijau tahun 2000, 2005, 2010. Sedangkan untuk analisis perubahan Ruang Terbuka Hijau tahun 2015 menggunakan citra Landsat 8. Citra Landsat 5, 7 dan 8 tersebut merupakan hasil download dari web earthexplorer.usgs.gov.

Pada penelitian ini penulis mengelompokan penggunaan lahan ke dalam 3 kelompok, yaitu perairan, lahan terbangun dan non RTH yaitu

lahan yang tidak ditumbuhi tumbuhan hijau, dan yang digunakan untuk mendirikan bangunan-bangunan, serta Ruang Terbuka Hijau atau wilayah hijau, seperti yang terlihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Perubahan Luas Penggunaan Lahan

Pada tahun 1990 yaitu pada periode pertama penelitian, penulis mendapatkan data luas keseluruhan daerah Ciputat Timur ini seluas 1.779,8 ha. Dengan total luas wilayah perairan sekitar 61,2 ha atau sebesar 3,4% dari total luas wilayah Ciputat Timur. Sedangkan, untuk lahan terbangun yang memang tidak ditumbuhi tumbuhan hijau pada tahun 1990 ternyata masih banyak lahan hijau bahkan masih ada beberapa sawah, maka untuk lahan terbangun daerah Ciputat Timur seluas 605 ha atau sekitar 34%. Luas Ruang Terbuka Hijau atau wilayah hijau pada tahun 1990 seluas 1.113,6 ha atau sekitar 62,6%. Pada tahun 1990 tersebut wilayah hijau masih cukup banyak, dimana belum ada perumahan modern seperti cluster dan lain sebagainya. Bahkan masih ada beberapa Ruang Terbuka Hijau pertanian seperti pesawahan dan sebagainya yang terbentang cukup luas di daerah Ciputat Timur yang terdiri dari 6 kelurahan tersebut.

Periode ke II yaitu pada tahun 1995, jumlah luas perairan seperti danau, sungai, dan sebagainya di daerah Ciputat Timur seluas 38,8 ha atau sekitar 3,1% dari total luasan daerah Ciputat Timur. Jumlah lahan yang dibangun baik digunakan untuk pemukiman, perkantoran serta Subjek

Tahun (Periode) Tahun

1990 (I) 1995 (II) 2000 (III) 2005 (IV) 2010 (V) 2015 (VI) 1990 2015 Perairan 61,2 3,4% 38,8 3,1 25,7 1,4% 35,9 2% 30,6 1,7% 29,4 1,7% 61,2 3,4% 29,4 1,7% Lahan Terbangun & non RTH 605 34% 804,2 45,2% 824,2 46,3% 985 55,3% 1.306,4 73,4% 1.332,8 74,9% 605 34% 1.332,8 74,9% RTH 1.113,6 62,6% 936,8 52,7% 930 52,2% 759,3 42,7% 442,8 24,9% 417,6 23,5% 1.113,6 62,6% 417,6 23,5%

bangunan lainnya sebanyak 804,2 ha atau sekitar 45,2%, sedangkan untuk luas Ruang Terbuka Hijau yang ada di Ciputat Timur pada tahun 1995 menurun menjadi 936,8 atau sekitar 52,7% dari total luasan wilayah.

Periode ke III yaitu pada tahun 2000, dimana di daerah Ciputat Timur mengalami pembangunan yang cukup drastis seperti dibangunnya beberapa perumahan modern seperti cluster dan sebaginya, maka untuk luas perairan mengalami peningkatan yaitu menjadi 25,7 ha atau sekitar 1,4%. Luas lahan terbangun mengalami peningkatan menjadi 824,2 ha atau sekitar 46,3%. Sedangkan untuk luasan Ruang Terbuka Hijau nya sendiri atau wilayah hijau yang ada di daerah Ciputat Timur ini mengalami penurunan menjadi 930 ha atau sekitar 52,2% dari total luasan wilayah.

Periode ke IV yaitu pada tahun 2005, jumlah luas perairan mengalami peningkatan menjadi 35,9 ha atau sekitar 2%. Sedangkan untuk luas lahan terbangun mengalami peningkatan menjadi 985 ha yaitu sekitar 55,3%, hal ini dikarenakan jumlah perumahan sudah semakin banyak. Sehingga, berpengaruh juga terhadap luasan Ruang Terbuka Hijau menjadi 759,3 ha atau sekitar 42,7% dari total luasan wilayah.

Periode ke V yaitu pada tahun 2010 jumlah luasan perairan di daerah Ciputat Timur mengalami penurunan yaitu menjadi 30,6 ha atau sekitar 1,7%. Luas lahan terbangun pada tahun 2010 sekitar 1.306,4 ha atau sekitar 73,4%. Sedangkan untuk jumlah luas Ruang Terbuka Hijau atau wilayah hijau sekitar 442,8 ha atau sekitar 24,9% dari total luasan wilayah.

Pada periode terakhir yaitu pada periode ke VI tahun 2015 jumlah luasan Ruang Terbuka Hijau sudah semakin meurun dan bisa dikatakan minim Ruang Terbuka Hijau, untuk jumlah luasan perairan berubah menjadi 29,4 ha atau sekitar 1,7%. Untuk luasan lahan terbangun berubah menjadi 1.332,8 ha atau sekitar 74,9%. Sedangkan

untuk luasan Ruang Terbuka Hijau menjadi 417,6 ha atau sekitar 23,5% dari total luas wilayah Ciputat Timur. Jika dilihat dari jumlah luas Ruang Terbuka Hijau pada tahun 2015 yaitu pada periode ke V, maka bisa dikatakan daerah Ciputat Timur ini minim Ruang Terbuka Hijau dan belum memenuhi persyaratan perundang-undangan tahun 2007, dimana suatu wilayah setidaknya harus ada 30% Ruang Terbuka Hijau dari total luasan wilayah.

Jika dilihat secara garis besar perubahan penggunaan lahan termasuk Ruang Terbuka Hijau dari tahun 1990 hingga tahun 2015 yang paling menonjol bertambah yaitu lahan terbangun. Dimana jumlah perairan pada tahun 1990 sebanyak 61,2 ha atau sebanyak 3,4% sedangkan jumlah perairan tahun 2015 sebanyak 29,4 ha atau 1,7%. Selisih jumlah perairan tahun 1990 hingga tahun 2015 berkurang sebanyak 31,8 ha atau sekitar 51% dari total luas wilayah perairan semula. Hal ini disebabkan karena terjadinya pengurukan lahan perairan seperti empang atau tempat pemancingan, dan juga danau yang saat ini lahannya semakin menyempit. Luas lahan terbangun pada tahun 1990 seluas 605 ha atau sekitar 34% dan tahun 2015 seluas 1.332,8 ha atau sekitar 74,9%. Selisih dari tahun 1990 hingga tahun 2015 untuk luas lahan terbangun yaitu bertambah menjadi 727,8 ha atau lebih dari 100% dari total luas lahan terbangun semula. Luas Ruang Terbuka Hijau pada tahun 1990 seluas 1.113,6 atau sekitar 62,6% dan tahun 2015 luas Ruang Terbuka Hijau menurun menjadi 427,6 ha atau 23,5%. Selisih antara tahun 1990 hingga tahun 2015 sekitar 696 ha atau sekitar 61% dari total luas Ruang Terbuka Hijau semula yaitu pada tahun 1990. Hal ini terjadi karena adanya alih fungsi Ruang Terbuka Hijau menjadi lahan terbangun.

Hasil analisis citra landsat 5, 7, dan 8 dari tahun 1990 hingga tahun 2015, wilayah hijau pada tahun 1990 masih sangat luas, dimana masyarakatnya juga masih banyak yang bertani. Sedangkan pada tahun 2015 periode terakhir penulis melakukan penelitian dengan

menggunakan citra landsat 8, wilayah hijau atau yang disebut Ruang Terbuka Hijau pada tahun 2015 ini sangat minim. Sedangkan pembangunan baik itu perumahan dan lahan bisnis sangat meningkat pesat, seperti terlihat pada gambar grafik 4.1

Grafik 4.1Perubahan Penggunaan Lahan

Berdasarkan Grafik 4.1 terlihat jelas bahwa perairan di daerah Ciputat Timur ini dari sejak tahun 1990 sampai 2015 cenderung statis, dimana hanya mengalami perubahan sedikit saja dalam setiap periodenya. Sedangkan pada garis merah yang menandakan garis lahan terbangun dan garis hijau yang menandakan Ruang Terbuka Hijau, keduanya saling bertolak belakang, dimana dari tahun 1990 hingga tahun 2015, Ruang Terbuka Hijau mengalami penurunan sehingga Ruang Terbuka Hijau menjadi sedikit. Sedangkan pada garis warna merah terlihat jelas bahwa luas lahan terbangun mengalami peningkatan. Lahan terbangun yang ada di daerah Ciputat didominasi oleh pembangunan perumahan modern, rumah perkampungan, lahan komersil seperti pabrik-pabrik, ruko, dan lahan bisnis lainnya.

Luas Perairan pada periode ke I yaitu pada tahun 1990 memiliki luas 61,2 ha, dan pada periode ke VI yaitu pada tahun 2015 memiliki luas 29,4 ha. Hal ini membuktikan bahwa perairan dari tahun 1990

61.2 38.8 25.7 35,9 30.6 29.4 605 804.2 824.2 985 1306.4 1332.8 1,113.60 936.8 930 759,3 442.8 417.6 0 200 400 600 800 1000 1200 1400

1990 (I) 1995 (II) 2000 (III) 2005 (IV) 2010 (V) 2015 (VI)

H ek ta r Ar e Tahun

Grafik Perubahan Penggunaan Lahan

sampai tahun 2015 atau dalam kurun waktu 25 tahun mengalami penurunan seluas 31,8 ha. Berikut ini perubahan perairan yang terjadi dalam kurun waktu 25 tahun dan dibagi dalam beberapa periode : 1. Tahun 1990 (periode ke I) sampai tahun 1995 (periode ke II), perairan

mengalami penurunan seluas 22,4 ha. Rata-rata luas penurunan dalam pertahun mengalami penurunan seluas 4,5 ha.

2. Tahun 1995 (periode ke II) sampai tahun 2000 (periode ke III), luas perairan mengalami penurunan seluas 13,1 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami penurunan seluas 2,62 ha.

3. Tahun 2000 (periode ke III) sampai tahun 2005 (periode ke IV), luas perairan mengalami kenaikan dari sebelumnya seluas 10,2 ha, dan rata-rata pertahunnya mengalami kenaikan seluas 2 ha.

4. Tahun 2005 (periode ke IV) sampai tahun 2010 (periode ke V) mengalami penurunan seluas 5,3 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami penurunan seluas 1 ha.

5. Tahun 2010 (periode ke V) sampai tahun 2015 (periode ke VI) mengalami penurunan seluas 1,2 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami penuruan seluas 240 meter.

Luas lahan terbangun dan lahan non RTH pada periode ke I yaitu pada tahun 1990 memiliki luas 605 ha, dan pada periode ke VI yaitu pada tahun 2015 memiliki luas 1.332,8 ha. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan lahan untuk lahan terbangun dari tahun 1990 sampai tahun 2015 atau dalam kurun waktu 25 tahun mengalami kenaikan seluas 727,8 ha. Berikut ini perubahan lahan terbangun yang terjadi dalam kurun waktu 25 tahun dan dibagi ke dalam beberapa periode :

1. Tahun 1990 (periode ke I) sampai tahun 1995 (periode ke II) mengalami kenaikan seluas 199,2 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami kenaikan seluas 39,8 ha.

2. Tahun 1995 (periode ke II) sampai tahun 2000 (periode ke III) mengalami kenaikan seluas 20 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami kenaikan seluas 4 ha.

3. Tahun 2000 (periode ke III) sampai tahun 2005 (periode ke IV) mengalami kenaikan seluas 160,8 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami kenaikan seluas 32,2 ha.

4. Tahun 2005 (periode ke IV) sampai tahun 2010 (periode ke V) mengalami kenaikan seluas 321,4 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami kenaikan seluas 64,3 ha.

5. Tahun 2010 (periode ke V) sampai tahun 2015 (periode ke VI) mengalami kenaikan seluas 26,4 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami kenaikan seluas 5,3 ha.

Luas Ruang Terbuka Hijau pada periode ke I yaitu pada tahun 1990 memiliki luas 1.113,6 ha, dan pada periode ke VI yaitu pada tahun 2015 memiliki luas 417,6 ha. Hal ini membuktikan bahwa Ruang Terbuka Hijau dari tahun 1990 sampai tahun 2015 atau dalam kurun waktu 25 tahun mengalami penurunan seluas 696 ha. Hal ini disebabkan karena adanya alih fungsi lahan Ruang Terbuka Hijau menjadi lahan terbangun. Berikut ini perubahan Ruang Terbuka Hijau yang terjadi dalam kurun waktu 25 tahun dan dibagi dalam beberapa periode : 1. Tahun 1990 (periode ke I) sampai tahun 1995 (periode ke II)

mengalami penurunan seluas 176,8 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami penurunan seluas 35,4 ha.

2. Tahun 1995 (periode ke II) sampai tahun 2000 (periode ke III) mengalami penurunan seluas 6,8 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami penurunan seluas 1,4 ha.

3. Tahun 2000 (periode ke III) sampai tahun 2005 (periode ke IV) mengalami penurunan seluas 170,7 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami penurunan seluas 34,1 ha.

4. Tahun 2005 (periode ke IV) sampai tahun 2010 (periode ke V) mengalami penurunan seluas 316 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami penurunan seluas 35,4 ha.

5. Tahun 2010 (periode ke V) sampai tahun 2015 (periode ke VI) mengalami penurunan seluas 25,2 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami penurunan seluas 5 ha.

Selanjutnya dari hasil analisis citra Landsat 5, 7 dan 8 maka dihasilkan peta penggunaan lahan dari tahun 1990 (Gambar 4.2), tahun 1995 (Gambar 4.3), tahun 2000 (Gambar 4.4), tahun 2005 (Gambar 4.5), tahun 2010 (Gambar 4.6), dan terakhir tahun 2015 (Gambar 4.7).

Keterangan : Perairan

Lahan Terbangun Ruang Terbuka Hijau

Gambar 4.2Tahun 1990 Gambar 4.3Tahun 1995

Gambar 4.6Tahun 2010 Gambar 4.7Tahun 2015

Selain itu, untuk lebih spesifik lagi penulis menyajikan data perubahan luas Ruang Terbuka Hijau dalam bentuk tabel, seperti yang terlihat pada Tabel 4.8

Tabel 4.8 Tabel Perubahan Ruang Terbuka Hijau

Rua ng T er bu ka H ij a u Periode Tahun 1990 (I) 1995 (II) 2000 (III) 2005 (IV) 2010 (V) 2015 (VI) 1990 2015 1.113,6 62,6% 936,8 52,7% 930 52,2% 759,3 42,7% 442,8 24,9% 417,6 23,5% 1.113,6 62,6% 417,6 23,5%

Berdasarkan Tabel 4.8 perubahan luas Ruang Terbuka HIjau dari periode pertama penulis melakukan penelitian, yaitu pada tahun 1990 hingga tahun 2015, Jumlah luasan Ruang Terbuka Hijau tersebut mengalami penurunan. Pada tahun 1990 Ruang Terbuka Hijau di Ciputat Timur ini memiliki luas 1.113,6 ha dan pada tahun 1995 mengalami penurunan menjadi 936,8 ha. Selisih antara tauhun 1990 dan tahun 1995 adalah 176,8 ha. Tahun 1995 hingga tahun 2000 Ruang Terbuka Hijau mengalami penurunan seluas 6,8 ha. Tahun 2000 hingga tahun 2005 mengalami penurunan seluas 170,7 ha. Tahun 2005 hingga tahun 2010 juga mengalami penurunan seluas 316,5 ha. Pada periode terakhir yaitu pada tahun 2015, jumlah luasan Ruang Terbuka Hijau mengalami penurunan seluas 25,2 ha.

Jika dilihat dari periode pertama tahun 1990 luas Ruang Terbuka Hijau memiliki luas sekitar 1.113,6 ha dan pada periode terakhir menurun menjadi 417,6 ha. Sehingga Ruang Terbuka Hijau mengalami penurunan seluas 696 ha atau sekitar 61% dari total luas wilayah Ruang Terbuka Hijau semula. Perubahan Ruang Terbuka Hijau ini disebabkan karena alih fungsi Ruang Terbuka Hijau menjadi lahan terbangun.

Ruang Terbuka Hijau yang saat ini terdapat di daerah Ciputat Timur kebanyakan Ruang Terbuka Hijau berupa kebun campuran,

dengan vegetasi tumbuhan pengeras seperti pohon-pohon besar, ilalang, tumbuhan buah-buahan dan sebagainya. Adapaun dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, sebagai salah satu upaya untuk melakukan penghijauan kembali, di daerah Ciputat Timur ini terdapat beberapa pohon pengeras yaitu sekitar 680 pohon Akasia, 2.147 pohon Bambu, 154 pohon Jati, 6.735 pohon Sengon dan 620 pohon Jabon.

Grafik perubahan Ruang Terbuka Hijau dari tahun 1990 hingga tahun 2015 atau dalam kurun waktu 25 tahun yang penulis bagi dalam 5 periode,seperti yang terlihat pada Grafik 4.2

Grafik 4.2 Perubahan Ruang Terbuka Hijau

Berdasarkan Grafik 4.2 terlihat jelas bahwa Ruang Terbuka Hijau di daerah Ciputat Timur ini mengalami perubahan yaitu mengalami penurunan. Total luas penurunan Ruang Terbuka Hijau seluas 696 ha atau sekitar 61% dari total luas wilayah Ruang Terbuka Hijau semula. Total luas penurunan Ruang Terbuka Hijau dari tahun 1990 sampai tahun 1995 menurun seluas 176,8 ha atau rata-rata 35,4 ha dalam setiap tahunnya. Dari tahun 1995 sampai tahun 2000 mengalami penurunan seluas 6,8 ha atau rata-rata 1,4 ha dalam setiap tahunnya. Tahun 2000 sampai tahun 2005 mengalami penurunan seluas 170,7 ha atau rata-rata 34,1 ha setiap tahunnya. Pada tahun 2005 sampai tahun 2010, total luas

1,113.60 936.8 930 759,3 442.8 417.6 0.00 200.00 400.00 600.00 800.00 1,000.00 1,200.00

(II) (II) (III) (IV) (V) (VI)

1995 1995 2000 2005 2010 2015 Periode L ua s RT H /w ila y a h hija u Tahun

penurunan Ruang Terbuka Hijau sangat drastis jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu mengalami penurunan seluas 316,5 ha dan rata-rata pertahunnya menurun seluas 63,3. Periode terakhir yaitu dari tahun 2010 sampai tahun 2015, Ruang Terbuka Hijau menurun seluas 25,2 ha atau rata-rata dalam setiap tahunnya mengalami penurunan seluas 5 ha. Sehingga dapat diketahui penurunan Ruang Terbuka Hijau di daerah Ciputat Timur ini yang paling besar yaitu pada tahun 2005 sampai tahun 2015.

Selain melakukan analisis citra, penulis juga melakukan ground check lapangan untuk mengukur kebenaran data tersebut melalui melihat kenyataanya secara langsung di lapangan. Penulis melakukan ground check di beberapa titik yang tersebar disetiap kelurahan yang ada di daerah Ciputat Timur. Ground check dilakukan dengan menggunakan GPS, dengan cara menyesuaikan koordinat di citra dengan di lapangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian data.

Selanjutnya untuk mengukur kebenaran datanya, penulis menggunakan metode confusion matrix. Metode confusion matrix ini merupakan suatu metode untuk menyusun data berdasarkan hasil klasifikasi citra yang telah penulis analisis dengan hasil ground check di lapangan dalam tabel perbandingan presentase berikut.6 Seperti yang terlihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.9 Perolehan Data Klasifikasi Data Lapangan Total Kolom Data Hasil Klasifikasi Perairan Lahan Terbangun Ruang Terbuka Hijau Perairan 7 3 1 11 Lahan Terbangun/non RTH - 38 3 41 Ruang Terbuka Hijau 1 6 41 48 Total Baris 8 47 45 100

6 Sodikin, Sistem Informasi Geografis & Pengindraan Jauh (Teori dan Praktek dengan Er Mapper dan Arc View), (Yogyakarta: Sibuku Media, 2015), h. 146

Berdasarkan Tabel 4.9 penulis telah mengambil 100 sampel pada saat ground check lapangan, kemudian penulis mencocokannya berdasarkan titik koordinat yang sama. Apabila terdapat kesamaan antara hasil klasifikasi dengan data lapangan, maka penulis akumulasikan pada kolom yang berwarna kuning tersebut. Dari hasil analisis serta ground check lapangan, maka diperoleh penghitungan akurasinya sebagia berikut :

1. Akurasi keseluruhan (overall Accuracy):

= jumlah diagonal utama (warna kuning)/jumlah titik = 86/100 = 86%

2. Akurasi produser (Produser’s Accuracy):

Perairan = 7/8 = 87%

Lahan Terbangun/non RTH = 38/47 = 80% Ruang Terbuka Hijau = 41/45 = 91% 3. Akurasi pengguna (User’s Accuracy):

Perairan = 7/11 = 64%

Lahan Terbangun/non RTH = 38/41 = 93% Ruang Terbuka Hijau = 41/48 = 85%

Berdasarkan hasil analisis metode confusion matrix maka diperoleh data akurasi keseluruhan (overall accuracy) senilai 86% sehingga data klasifikasi dengan data hasil ground check lapangan sesuai. Selain itu data dari hasil analisis serta ground check di lapangan, maka di dapat layout citra Landsat 8 Ciputat Timur tahun 2015 (Gambar 4.8). Untuk wilayah perairan didominasi oleh warna biru, untuk lahan yang diolah menjadi lahan terbangun serta tidak ditumbuhi tumbuhan hijau atau tanaman berwarna merah bata, dan untuk Ruang Terbuka Hijau diberi warna hijau.

Pada gambar 4.8 daerah yang berwarna biru menunjukan perairan yang ada di Ciputat Timur, salah satunya gambar hasil ground check yang ditunjukan dalam gambar 4.8 yaitu perairan berupa situ Bungur

pada koordinat 601727.11’’S-10604427.05’’E. Untuk lahan terbangun berwarna merah bata, salah satunya menunjukan lokasi perumahan Green Woods pada koordinat 601747.32’’S-1060425.64’’E, dan untuk yang berwarna hijau berupa Ruang Terbuka Hijau yang menunjukan Ruang Terbuka Hijau berupa hutan kota Situ Gintung pada koordinat 601831.08’’S-10604547.52’’E.

Gambar 4.8 Citra Landsat 8 Tahun 2015 Ciputat Timur 6017”47.32”S-10604’25.64”E

6017’27.11”S-106044’27.05”E

6018’31.08”S-106045’47.52”E

2. Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Luas Area Ruang

Dokumen terkait