• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber daya dan obyek wisata meliputi jenis atraksi, akomodasi, waktu tinggal di daerah tujuan wisata, ketersediaan dan kualitas fasilitas pelayanan, kondisilingkungan dan sebagainya.

Tabel 4.20. Waktu yang Dihabiskan Wisatawan di Daerah Wisata No Lama Menginap Frekuensi Persentasi

1 2 hari 1 malam 50 orang 50%

2 3 hari 2 malam 25 orang 25%

3 4 hari 3 malam 6 orang 6%

4 1 mingu 7 orang 7%

5 Lainnya 12 orang 12%

Jumlah 100 orang 100%

Sumber : Kuesioner Desember 2015

Tabel 4.20.diatas menjelaskan mengenai seberapa lama waktu yang dihabiskan wisatawan di daerah tujuan wisata. Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa mayoritas wisatawan menginap di daerah wisata adalah selama 2 hari 1 malam, yaitu sebayak 50 orang (50%).Biasanya para wisatawan ini datang pada akhir pekan (weekend).Ada juga wisatawan yang menginap lebih lama, yaitu selama 3 hari 2 malam sebanyak 25 orang (25%).Wisatawan yang menginap selama 4 hari 3 malam ada sebanyak 6 orang (6%).Ada juga wisatawan yang menginap selama 1 minggu, yaitu sebanyak 7 orang.Sedangkan lainnya, yaitu lamanya wisatawan yang menginap di daerah wisata selama lebih dari seminggu atau bisa jadi selama sebulan ada sebanyak 12 orang (12%).Para wisatawan ini adalah orang-orang yang melakukan perjalanan wisata sekaligus mengunjungi teman atau sanak saudara di daerah tujuan wisata atau dikarenakan adanya urusan/acara keluarga (pesta).

Tabel 4.21. Tempat Wisatawan Menginap

No Tempat Menginap Frekuensi Persentasi

1 Hotel 48 orang 48% 2 Motel 19 orang 19% 3 Wisma 6 orang 6% 4 Villa 11 orang 11% 5 Lainnya 16 orang 16% Total 100 orang 100%

Sumber : Kuesioner Desember 2015

Tabel 4.21.diatas menjelaskan mengenai tempat wisatawan menginap selama berada di daerah tujuan wisata. Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa wisatawan yang memilih untuk menginap di hotel lebih banyak, yaitu dengan jumlah 48 orang (48%).Wisatawan yang memilih menginap di motel ada sebanyak 19 orang (19%). Sebanyak 6 orang (6%) adalah wisatawan yang memilih untuk menginap di wisma, dan sebanyak 16 orang (16%) merupakan wisatawan yang memilih untuk tinggal di villa. Sedangkan 16 orang (16%) wisatawan lainnya lebih memilih untuk tinggal di rumah sanak saudara, di rumah teman, dan lain-lain.Selain untuk menghemat biaya, hal tersebut juga mereka lakukan untuk menjalin dan mempererat tali silaturahmi dengan masyarakat sekitar. Seperti yang disampaikan oleh salah seorang responden sebagai berikut;

“….Selain hemat biaya, ya, kita juga sekalian mempererat tali silaturahmi. Tidak hanya dengan saudara kita, tapi juga dengan teman-teman yang tinggal disini dan juga masyarakat disini….”

Tabel 4.22.Faktor Sumber Daya dan Obyek Wisata

No Pernyataan SS S KS TS STS Total

1 Saya memilih

mengunjungi daerah wisata karena kemudahan aksesibilitas di daerah wisata ( ketersediaan dan kemudahan mengakses transportasi) 29 (29%) 52 (52%) 12 (12%) 5 (5%) 2 (2%) 100 (100%)

2 Saya mengunjungi daerah wisata karena akomodasi yang lengkap (hotel, wisma, motel, villa, dan lain-lain) 20 (20%) 41 (41%) 21 (21%) 9 (9%) 9 (9%) 100 (100%) 3 Saya memengunjungi daerah wisata karena adanya atraksi wisata yang beragam (pantai,

museum, tempat bersejarah, dan lain-lain)

21 (21%) 46 (46%) 12 (12%) 16 (16%) 5 (5%) 100 (100%)

4 Saya mengunjungi daerah wisata karena aktivitas wisata yang dapat dilakukan di daerah ini beragam (berenang, mengelilingi Danau Toba,

mengunjungi situs bersejarah, dan lain-lain)

29 (29%) 46 (46%) 14 (14%) 7 (7%) 4 (4%) 100 (100%) 5 Saya memilih mengunjungi daerah wisata ini karena adanya fasilitas yang memadai (ATM, rumah makan, toko souvenir, kantor pos, pasar, toilet umum, dan lain-lain) 27 (27%) 42 (42%) 16 (16%) 10 (10%) 5 (5%) 100 (100%)

6 Saya mengunjungi daerah ini karena lingkungan di sekitar daerah wisata bersih dan indah

32 (32%) 43 (43%) 8 (8%) 11 (11%) 6 (6%) 100 (100%) 7 Saya mengunjungi daerah

wisata karena masyarakat di daerah wisata terkenal dengan keramahannya 16 (16%) 42 (42%) 29 (29%) 8 (8%) 5 (5%) 100 (100%) Sumber : Kuesioner Desember 2015

Pemilihan daerah wisata pada tabel diatas didasarkan pada obyek wisata.Obyek wisata terdiri dari aksesibilitas, kelengkapan akomodasi, keberagaman atraksi wisata, aktifitas wisata, fasilitas yang memadai, kebersihan lingkungan sekitar dan keramahan penduduk lokal.

Salah satu yang menjadi pertimbangan responden dalam memilih daerah wisata adalah kemudahan aksesibilitas (transportasi).Dari 100 responden dalam penelitian ini ditemukan jawaban yang bervariasi terhadap pernyataan tersebut.Responden dengan jawaban terbanyak menyebutkan mereka setuju bahwa kemudahan aksesibilitas merupakan alasan responden dalam memilih daerah tujuan wisata.Jumlah responden dengan jawaban tersebut adalah sebanyak 52 orang (52%).Hal ini juga didukung oleh 29 orang (29%) responden lainnya yang menyatakan mereka sangat setuju bahwa kemudahan aksesibilitas mempengaruhi mereka dalam memilih daerah wisata.Responden dengan jumlah 12 orang (12%) memberikan jawaban kurang setuju, bahwa kemudahan aksesibilitas bukan merupakan alasan responden dalam memilih daerah tujuan wisata. Tidak setuju menjadi pilihan jawaban dari 5 orang responden (5%) dan sangat tidak setuju oleh 2 orang responden (2%) bahwa kemudahan aksesibilitas di daerah tujuan wisata tidak mempengaruhi pilihan responden.

Akomodasi (hotel, wisma, motel, dan lain-lain) yang lengkap merupakan salah satu faktor yang sangat penting di daerah tujuan wisata.Adanya akomodasi sangat mendukung wisatawan untuk tinggal beberapa waktu di daerah wisata. Dari hasil kuesioner yang telah disebarkan sebelumnya kepada 100 responden,

kelengkapan akomodasi di daerah wisata mempengaruhi responden dalam memilih daerah tujuan wisata yang akan mereka kunjungi. Berbeda dengan 21 responden (21%) lainnya yang memberikan pernyataan kurang setuju, bahwa kelengkapan akomodasi di daerah wisata bukan menjadi alasan mereka memilih daerah tujuan wisata.Responden lainnya yaitu 9 orang (9%) menjawab tidak setuju dan 9 orang (9%) dengan jawaban sangat tidak setuju.

Setiap daerah wisata memiliki atraksi wisata yang berbeda-beda, seperti pantai, gunung, museum, tempat bersejarah, dan lain-lain.Keberagaman atraksi wisata merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan bagi wisatawan dalam memilih daerah tujuan wisata.Dengan 100 responden yang tersedia sebagai sampel yang telah ditetapkan sebelumnya dalam penelitian ini maka ditemukan data sebagai berikut: sebanyak 46 responden (46%) menyatakan setuju dan sangat setuju oleh 21 responden (21%). Hal ini menjelaskan bahwa keberagaman atraksi wisata merupakan faktor penting bagi wisatawan dalam memilih daerah tujuan wisata.Responden lainnya dengan jumlah 12 orang (12%) memberikan jawaban kurang setuju. Berbeda dengan 16 responden (16%) yang menyatakan tidak setuju dan 5 responden (5%) menyatakan sangat tidak setuju menunjukkan bahwa atraksi wisata yang tidak beragam bukan menjadi hal yang utama dalam menentukan daerah tujuan wisata.

Berbagai aktivitas wisata (berenang, olahraga air, mengunjungi situs bersejarah, museum, dan lain-lain) yang dapat dilakukan di daerah wisata merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan responden dalam memilih daerah wisata. Dari 100 orang yang menjadi responden dalam penelitian ini diperoleh data bahwa sebanyak 46 responden (46%) setuju dan sangat setuju

dengan jumlah 29 responden (29%), bahwa aktivitas wisata yang beragam menjadi pertimbangan bagi mereka dalam memilih daerah wisata.Seperti yang dikatakan oleh responden yang dijumpai peneliti di lapangan menyatakan:

“…pasti jadi pertimbangan. Kalau gak banyak aktifitas yang bisa dilakukan pasti gak seru. Kalau hanya sekedar berenang kan bisa di kolam renang…”

Responden lainnya dengan jumlah 14 orang (14%) memberikan jawaban kurang setuju. Berbeda dengan 7 responden (7%) yang menyatakan tidak setuju dan 4 responden (4%) menyatakan sangat tidak setuju bahwa aktivitas yang tidak beragam mempengaruhi mereka dalam memilih daerah tujuan wisata. Aktivitas wisata yang paling diminati adalah mengelilingi pulau samosir dengan menyewa sepeda motor yang disediakan di daerah wisata. Seperti yang dikatakan salah satu responden yang peneliti jumpai di lapangan sebagai berikut:

“…kita (bersama teman-teman) sih lebih suka nyewa kereta (sepeda motor). Jadi kita bisa jalan-jalan keliling pulau samosir. Kan bosan juga kalo cuma disitu-situ aja…”

Responden lainnya mengatakan bahwa walaupun bukan daerah wisata satu-satunya yang menjadi penyedia sewa sepeda motor, akan tetapi hal ini baik untuk perkembangan daerah wisata.

“…gak cuma disini memang yang ada sewa sepeda motor,kayak di Bali sama Jogja kan juga ada, tapi itu kan jadi bahan pertimbangan juga. Itu juga mendukung perkembangan daerah wisata. Jadi banyak yang minat untuk datang ke daerah wisata…”

Ketersediaan fasilitas (bank, ATM, rumah makan, toko souvenir, dan lain-lain) yang memadai tidak luput dari pertimbangan wisatawan dalam memilih

sebanyak 42 responden (42%) menyatakan setuju dan sebanyak 27 responden (27%) menyatakan sangat setuju bahwa ketersediaan fasilitas yang memadai berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih daerah tujuan wisata. Berbeda 16 responden (16%) yang menyatakan mereka kurang setuju bahwa fasilitas yang memadai bukan menjadi alasan mereka dalam pemilihan daerah wisata.Responden lainnya sebanyak 10 orang (10%) menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju oleh 5 orang (5%).

Pernyataan lainnya yang menjadi pertimbangan bagi wisatawan dalam memilih daerah wisata adalah kebersihan lingkungan sekitar.Pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa dari 100 responden dalam penelitian ini ada sebanyak 43 orang (43%) menyatakan setuju dan sangat setuju dengan jumlah sebanyak 32 orang(32%) bahwa kebersihan lingkungan sekitar daerah wisata menjadi pertimbangan bagi wisatawan dalam memilih daerah tujuan wisata. Responden lainnya dengan jumlah 8 orang (8%) menyatakan kurang setuju. Berbeda dengan 11 responden (11%) menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju dengan jumlah 6 responden (6%) bahwa kebersihan lingkungan bukan menjadi pertimbangan penting dalam memilih daerah wisata. Bahkan bukan hanya kebersihan daerah wisata, beberapa responden yang penulis jumpai dilapangan mengatakan bahwa suasana desa yang masih terasa kental di daerah wisata juga menambah kenyamanan bagi wisatawan, sehingga mereka bisa merasa rileks seperti yang dikatakan salah satu responden:

“…suasananya masih kampung kali. Kalo malam masih bisa kita dengar suara jangkrik sama suara ombak. Gak sama kayak di kota yang bisingnya minta ampun. Jadi betul-betul bisa rileks lah disini…”

Keramahan penduduk lokal merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan wisatawan dalam memilih daerah wisata. Dari 100 responden yang ditetapkan, dapat diperoleh data sebagai berikut: sebanyak 42 orang (42%) menyatakan setuju dan 16 orang (16%) menyatakan sangat setuju bahwa keramahan penduduk mempengaruhi keputusan mereka dalam memilih daerah wisata. Responden lainnya yaitu sebanyak 29 orang (29%) menyatakan kurang setuju. Berbeda dengan 8 responden (8%) lainnya yang menyatakan jawaban tidak setuju dan sebanyak 5 responden (5%) menyatakan sangat tidak setuju bahwa keramahan penduduk menjadi pertimbangan mereka dalam memilih daerah wisata.Beberapa responden yang penulis jumpai dilapangan menyatakan bahwa tidak semua penduduk lokal bersikap ramah pada mereka:

“….gak semuanya ramah. Ada lah beberapa yang jutek, bahkan cuek kalau ditanya.Tapi gak ambil pusing lah. Kita nikmati aja yang berlibur ini…”

Masyarakat Parapat memang dikenal dengan sikapnya yang kurang ramah terhadap wisatawan, terutama wisatawan yang hanya datang melihat-lihat pemandangan tanpa mau mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau bahkan souvenir yang dijual para masyarakat.Di lapangan, penulis sendiri melihat bahwa masyarakat yang berjualan bahkan terkesan cuek dalam melayani wisatawan yang hendak membeli dagangannya, terutama jika ada wisatawan yang menawar harga dagangan mereka. Bahkan tidak sedikit dari pedagang tersebut yang merasa kesal dan marah kepada wisatawan yang menawar harga dagangannya dan menyuruh mereka untuk mencari apa yang mereka inginkan di

Tabel 4.23. Aktivitas yang Dilakukan Wisatawan di Daerah Wisata

No Aktivitas wisata Ya Tidak Total

1 Berenang 73 (73%) 27 (27%) 100 (100%) 2 Mengunjungi Situs Bersejarah 47

(47%)

53 (53%)

100 (100%) 3 Mengelilingi Danau Toba dengan

menyewa kapal 55 (55%) 45 (45%) 100 (100%) 4 Melakukan kegiatan dengan menyewa

sepeda air, speedboat, banana boat, dll

77 (57%) 23 (43%) 100 (100%) 5 Menonton pertunjukan budaya 40

(40%)

60 (60%)

100 (100%) Sumber : Kuesioner Desember 2015

Tabel 4.23.diatas menjelaskan tentang aktivitas yang dilakukan wisatawan di daerah wisata.Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aktivitas utama yang dilakukan wisatawan adalah berenang.Dari 100 wisatawan yang menjadi responden dalam penelitian ini diperoleh data bahwa wisatawan yang melakukan aktivitas berenang di daerah wisata ada sebanyak 73 orang (73%).Responden lainnya, yaitu sebanyak 27 orang (27%) tidak melakukan kegiatan tersebut.

Danau Toba terkenal dengan banyaknya wisata air dan olahraga air, hal ini didukung oleh luasnya danau tersebut dan memiliki kedalaman air yang bervariasi, mulai dari yang dangkal sampai ke perairan yang dalam. Pada perairan yang dangkal, wisatawan biasanya melakukan aktivitas berenang, dimana selain menyehatkan, berenang di Danau Toba juga memiliki kenikmatan tersendiri bagi wisatawan, seperti yang dikatakan salah satu responden:

“….saya sangat suka berenang di Danau Toba karena selain menyegarkan badan airnya juga jernih. Tapi kita harus memilih lokasi yang tepat dan jauh dari pelabuhan-pelabuhan kapal….”

Mengunjungi situs bersejarah merupakan salah satu aktivitas wisata yang dapat dilakukan di daerah Parapat dan Tuktuk Siadong. Situs bersejarah yang bisa dikunjungi di daerah ini antara lain adalah Batu Gantung, Rumah Pengasingan

Bung Karno atau lebih dikenal dengan nama Istana Presiden, Makam Batu, dll. Dari 100 orang yang menjadi responden dalam penelitian ini, 47 orang (47%) mengatakan bahwa mereka mengunjungi situs bersejarah yang ada di daerah wisata.Berbeda dengan responden lainnya, sebanyak 53 responden (53%) menyatakan bahwa mereka tidak mengunjungi situs bersejarah.Selain karena tidak tahu, pertimbangan biaya juga menjadi alasan responden untuk tidak mengunjungi situs bersejarah tersebut. Seperti yang dikatakan wisatawan yang penulis jumpai dilapangan:

“….yang saya tahu sih cuma Batu Gantung aja. Tapi untuk kesana pun kan harus sewa kapal lagi. Biayanya juga lumayan mahal.Jadi lebih memilih gak pergi. Mungkin lain kali kalau ada kesempatan..”

Berkunjung ke daerah wisata Parapat dan Tuktuk Siadong, wisatawan yang berkunjung tidak hanya ditawarkan untuk beraktivitas di daerah itu saja.Akan tetapi juga ditawarkan kegiatan mengelilingi Danau Toba dengan menyewa kapal.Sehingga wisatawan dapat melihat tempat-tempat yang bagus untuk dikunjungi di sekeliling Danau Toba, seperti Air Terjun Binangalom, Batu Gantung, dan lain-lain. Ada sebanyak 55 responden (55%) yang mengelilingi Danau Toba dengan menyewa kapal, sedangkan 45 orang (45%) memilih untuk tidak melakukannya.

Aktivitas olahraga air lainnya selain berenang yang dapat dilakukan di daerah wisatayaitu meliputi sepeda air, speedboat, danbanana boat. Aktivitas ini merupakan kegiatan yang paling disenangi oleh wisatawan.Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa dari 100 responden ada sebanyak 77 orang (77%) yang

melakukannya. Salah satu responden yang ingin menaiki banana boat menyatakan:

“….saya suka yang kekgitu-kekgitu. Lebih menantang dan memicu adrenalin.Pasti ada kepuasan tersendiri bagi saya setelah menaiki banana boat. Karna banana boat juga masih baru disini kan. Jadi seru lah. Apalagi kalau jatuhnya di tengah…”

Kegiatan lainnya yang dapat dilakukan di daerah wisata adalah menonton pertunjukan budaya, seperti Pesta Danau Toba, Rondang Bintang, dan lain-lain.Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari 100 orang yang menjadi responden dalam penelitian ini, yang menonton pertunjukan budaya di daerah wisata ada sebanyak 40 orang (40%).Responden lainnya, yaitu sebanyak 60 orang (60%) tidak menonton pertunjukan budaya tersebut. Bukan karena biaya, akan tetapi pertunjukan budaya sudah jarang dilakukan di kedua daerah wisata tersebut. Seperti yang dikatakan salah seorang responden:

“…bukannya gak mau nonton. Tapi disini kan udah jarang ada kegiatan itu. Kalaupun ada, pasti tempatnya jauh.Tempatnya selalu pindah-pindah. Kecewa sih, maunya kan pertunjukan budaya itu agak lebih sering lah dilakukan. Biar orang-orang yang datang pun tau kekmana budaya dan adat istiadat di daerah ini…”

Menurut beberapa wisatawan, aktivitas yang dapat dilakukan di daerah wisata Parapat dan Tuktuk Siadong masih kurang beragam dan bahkan monoton. Kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan hanyalah kegiatan yang sama dari tahun ke tahun. Seperti yang dikatakan salah satu responden yang penulis jumpai di lapangan”

“…..kegiatannya ya cuma itu-itu aja ya, dari tahun ke tahun itu-itu aja yang kita lakukan disini.Kalau gak berenang, ya sepeda air. Maunya sih ada lagi yang lain yang ditambahi. Biar kita juga semangat datang kesini…”

4.2.4. Tingkat Kesadaran Masyarakat Terhadap Potensi Wisata

Dokumen terkait