BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penelitian kuantitatif dengan metode survey. Metode survey yaitu metode
penelitian yang berusaha mengungkap jawaban melalui pertanyaan apa, bagaimana, dan berapa. Berbeda dengan sensus yang informasinya dikumpulkan
dari seluruh populasi, pada umumnya penelitian survey dibatasi pada penelitian
yang datanya dikumpulkan dari sampel yang mewakili seluruh populasi.Biasanya penelitian survey hanya menggunakan kuesioner dan berkisar pada ruang lingkup
ciri-ciri demografis masyarakat, lingkungan sosial mereka, aktivitas mereka, serta pendapat dan sikap mereka.Penelitian survey bertujuan untuk mengumpulkan
informasi tentang variabel dan bukan informasi tentang individu-individu.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Parapat dan Tuktuk Siadong. Adapun
alasan peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat melakukan penelitian adalah karena kedua daerah ini merupakan daerah wisata yang terkenal di Sumatera Utara khususnya daerah disekitar Danau Toba, dan peneliti ingin melihat apa saja
yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan dalam pemilihan daerah kunjungan wisata. Alasan lainnya peneliti memilih lokasi penelitian ini
3.3. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda, yang dijadikan
objek penelitian. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua
(Ulber Silalahi, 2009 : 253). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wisatawan yang datang ke Parapat dan Tuktuk Siadong, baik wisatawan asing
maupun wisatawan domestik. Jumlah populasi pada penelitian ini didasarkan dari perhitungan tahun terakhir, yaitu tahun 2014 dengan jumlah 131.000 jiwa (http://www.medanbisnisdaily.com)
3.3.2. Teknik pengambilan Besaran Sampel
Dari berbagai rumus yang ada, salah satu rumus yang dapat menentukan besaran sampel yaitu rumus Slovin.
� = �
1 +��2
n : besaran sampel
E : nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggara
ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel), yaitu sebesar 10%.
Jadi untuk menentukan jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian
ini berdasarkan jumlah populasi diatas adalah:
�= 131000
1 + 131000(10%)2
� = 131000
1 + 131000 (0,01)
� = 131000
1 + 1310
� =131000
1311
� = 99,9
Jadi, sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini ialah sebanyak 100 orang. Sampel tersebut akan dibagi dua, yaitu sebanyak 50 orang diambil dari
wisatawan yang berkunjung ke Parapat dan sebanyak 50 orang juga akan diambil dari wisatawan yang berkunjung ke Tuktuk.
3.3.3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampel aksidental dengan metode nonprobabilitas, yang bisa juga disebut
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat pengukurnya. Kalau alat pengambil datanya cukup reliabel dan valid maka
datanya juga akan cukup reliabel dan valid. Untuk memperoleh data yang diperlukan oleh peneliti, maka teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
ini adalah:
3.4.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan.
Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data primer ini adalah dengan cara;
a. Observasi yaitu studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gekala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan
(Silalahi, 2009). Tujuan observasi adalah memahami ciri-ciri dan luasnya signifikansi dan interrelasi elemen-elemen tingkah laku
manusia pada fenomena sosial yang serba kompleks dalam pola-pola tertentu. Metode observasi tidak dilengkapi dengan adanya pertanyaan-pertanyaan seperti yang terdapat pada metode wawancara. Pada metode
observasi ini biasanya kehadiran peneliti tidak disadari oleh subjek yang sedang diteliti.
b. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket yang berisi sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi.
pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancara. Materi
wawancara adalah persoalan yang ditanyakan kepada responden, berkisar antara masalah atau tujuan penelitian.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian atau sumber data lain, yaitu studi kepustakaan yaitu teknik
pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah atau surat kabar, dan tulisan lainnya
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
3.5. Teknik Analisa Data
Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Dalam menganalisis data ini, peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif.Statistik deskriptif merupakan teknik analisis yang bertujuan untuk mengetahui status dan mendeskripsikan
fenomena berdasarkan data yang terkumpul (Ulber Silalahi, 2009).Hasil olahan data dengan statistik ini hanya sampai pada tahap deskripsi, belum sampai pada
tahap generalisasi, yang dengan kata lain bahwa analisis statistik deskriptif ini hanya bersifat memaparkan saja.Teknik analisis statistik deskriptif yang peneliti gunakan adalah dengan menyajikan data dalam bentuk tabel atau distribusi
frekuensi (tabel tunggal).
3.6. Keterbatasan Peneliti
teknik penulisan yang digunakan, maupun keterbatasan peneliti
sendiri.Keterbatasan dalam penelitian ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti untuk melakukan
kegiatan penelitian ilmiah. Selain itu, peneliti juga belum menguasai secara penuh teknik dan metode penelitian, sehingga dapat menjadi keterbatasan dalam menyajikan dan mengolah data, akan tetapi kendala tersebut dapat diatasi melalui
proses bimbingan skripsi dan peneliti berusaha untuk mencari informasi dari berbagai sumber yang mendukung proses penelitian ini. Walaupun terdapat
berbagai keterbatasan, peneliti tetap berusaha semaksimal mungkin dalam mengumpulkan informasi dari responden, serta informasi yang diperoleh dapat dipertanggung-jawabkan validitasnya.
Didalam menemukan data di lapangan, peneliti juga mengalami berbagai hambatan.Hambatan tersebut dikarenakan penelitian ini dilakukan di 2 daerah wisata yang berbeda.Untuk mendapatkan ijin dalam melakukan penelitian pada
kedua daerah ini bukanlah hal yang mudah.Masih ada staf pemerintahan daerah yang berusaha memperumit proses pemberian ijin untuk melakukan penelitian di
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1. Parapat
4.1.1.1. Deskripsi Wilayah
Secara administratif, Kelurahan Parapat termasuk ke dalam kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun dengan batas-batas wilayah
terdiri dari:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecaman Dolok Panribuan 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Samosir 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Hatonduhan
Kelurahan Parapat berada pada ketinggian 920 m diatas permukaan laut
dengan luas wilayah sebesar 120,38��2.Parapat terletak antara 02036’-03017’ Lintang Utara dan 98032’-99035’ Bujur Timur. Luas wilayah Kecamatan Girsang
Sipanganbolon 123 km2 dengan ratio terhadap luas wilayah kabupaten Simalungun 0,03, memiliki 3 kelerengan 2- 15% = 1.745; kelerengan 15-40% = 6.090; kelerengan >40% = 22.120, dan berada antara 751 mdpl – 1400 mdpl.
4.1.1.2.Sarana dan Prasarana di Daerah Wisata
Ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pariwisata merupakan hal yang sangat penting.Sarana dan prasarana tersebut meliputi adanya
penginapan, rumah makan, took souvenir, transportasi umum, dan lain-lain. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di daerah tujuan wisata Parapat dapat
kita lihat sebagai berikut:
Tabel 4.1. Jumlah Rumah Makan Menurut Nagori (Desa)/Kelurahan Di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Tahun 2011
No. Nagori/Kelurahan Restoran
Berbadan Hukum Rumah Makan Jumlah
1. Sipangan Bolon - 2 2
2. Girsang - 4 4
3. Parapat 5 12 17
4. Tigaraja 1 4 5
5. Sibaganding - 1 1
Jumlah 6 23 29
Tabel 4.2. Objek Wisata dan Jenisnya Menurut Nagori (Desa)/Kelurahan Di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Tahun 2011
No Nagori/Kelurahan Nama Obyek Wisata Jenis Obyek Wisata
Jarak Dari Ibukota Kabupaten (km) 1. Sipangan Bolon Tanaman Nenas Wisata Agro 54
Dolok Sae-sae Wisata Alam 54 Liang Majontik Wisata Alam 54 Liang Bolon Wisata Alam 54 Sumber Data: BPS SIMALUNGUN
Tabel 4.3.Jumlah Wartel /Kios Pon dan Salon Kecantikan Menurut Nagori (Desa)/Kelurahan Girsang Sipangan Bolon Tahun 2011
No Nagori/Kelurahan Wartel/Kios Pon Salon Kecantikan
1. Sipangan Bolon 1 2
Tabel 4.4.Daftar Hotel-hotel Berbintang, Melati dan Penginapan Di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Tahun 2011
No
Nama Hotel Kelas Alamat Telepon
1 Aek Sere Bungalow Melati Jl. Kebudayaan 1 Parapat 41605
2 Andilo Melati Jl. Terminal Sosor Saba
Parapat
41548
3 Atsari Hotel & Bungalow
Bintang 2 Jl. P. Samosir No.9 Parapat 41219
4 Baringin Tua Inn Hotel Jl. Pekan Tigaraja 43 Parapat 41058 5 Budi Mulia Hotel Melati Jl. Kol Tpl Sinaga 19 Parapat 41216
41485 6 Charlie Inn Melati Jl. Pekan Tigaraja Parapat 41277 7 Cendrawasih Hotel &
Restaurant
Melati Jl. P. Samosir 29 41589
8 Danau Toba Int Cottage Bintang 2 Jl. Nelson Purba No.4 Parapat 41172 9 Darma Agung Beach
Hotel
Jl. Ikan Pora-pora 41089
10 Dolly Bungalow Jl. Talun Sungkit 17 41253
11 Elly Bungalow Jl. Pulau Samosir Parapat 41379 12 GM Panggabean Hotel Jl. Bukit Barisan 2 Parapat 41315 13 Hermina Hotel Jl. Talun Sungkit 17 Parapat 41119 16 Karona Bungalow Jl. Talun Sungkit Parapat 41512 17 Mars Family Hotel Jl. Kebudayaan 1 Parapat 41459 18 Nanggarjati Bungalow Jl. Bukit Barisan Gg. Gn
Parapat
41166
19 Niagara Hotel Bintang 4 Jl. Pembangunan No.1 Parapat
41028 41233 20 Oliberi Hotel Melati Jl. Talun Sungkit 19 Parapat 41350 21 Pandu Lake Side Jl. Kol. TPR Sinaga Parapat 41290 22 Parapat View Hotel Bintang 2 Jl. Sidaha Pintu 7 Parapat 41375
41822 23 Patra Jasa Parapat Hotel Bintang 2 Jl. Siuhan, Pertamina, Parapat 41196
41186 24 Pekan Baru Hotel Melati Jl. Terminal Sosor Saba 41466 25 Pelangi Hotel Jl. Sisingamangaraja Parapat 41058 26 Penginapan Happy Jl. Pora-pora Parapat 41236 27 Quality Siantar Hotel Bintang 2 Jl. Sisingamangaraja, Parapat 41564
30 Samosir Pakpahan Melati Jl. Sisingamangaraja Parapat 41077 33 Saur Losmen Jl. Pulau Samosir Parapat
34 Sedayu Hotel Jl. Sisingamangaraja Parapat 42010 35 Siantar Parapat Hotel Bintang 3 Jl. Sisingamangaraja Parapat 41564 36 Singgalang Hotel Melati Jl. Sisingamangaraja Parapat 41260
41261 37 Socfindo Bungalow Jl. Sidao-dao Parapat 41287 38 Solo Jaya Losmen Melati Jl. Haranggaol Parapat 41617 39 Sondang Penginapan Jl. Pulau Samosir Parapat 41104
40 Star Inn Jl. Haranggaol Parapat 41655
41 Tarabunga Hotel Bintang 2 Jl. Kol TPR Sinaga Parapat 41700 42 Tarabunga Sibigo Hotel Bintang 2 Jl. Sibigo Parapat 41666 43 Toba Beach PT Hotel Bintang 1 Jl. Tomok Samosir Parapat 41275 44 Toba Hotel Melati Jl. Pulau Samosir Parapat 41073
41086 45 Toba Nauli Hotel Melati Jl. Haranggaol Parapat 41156 46 Toba Cave Bungalow Jl. Pulau Samosir Parapat 41367 47 Wisata Bahari Hotel Bintang 2 Jl. Pulau Samosir Parapat 41302
41303
48 Wisma Budi Jl. Pulau Samosir Parapat 41290
49 Wisma Danau Toba Jl. Pulau Samosir Parapat 41302 50 Wisma Gurning Jl. Nelson Purba Parapat 41165 51 Wisma Jangkar Jl. Wisma Jangkar Parapat 41296 52 Wisma Methodis Jl. Bangun Dolok Parapat 41654 53 Wisma Namara Jl. Pulau Samosir Parapat 41314
54 Wisma Retta Jl. Kebudayaan Parapat 41071
55 Wisma Riatur Jl. Pora-pora Parapat 41686
Tabel 4.5. Jumlah Kunjungan Wisatawan Pada Tahun 2014
Sumber : BPS Simalungun
Tabel 4.6. Transportasi di Daerah Wisata Parapat
No Nama
Tiap jam dari pukul 05.00 s/d 17.00
2 Sentosa Bus 45
Medan- Dolok Sanggul
Tiap jam dari pukul 07.00 s/d 17.00
3 TTI Mini Bus 11 Medan-
Tarutung
Tiap 15 menit selama 24 jam
4 KBT Mini Bus 11 Medan-
Tarutung
Tiap 15 menit selama 24 jam
4.1.2. Tuktuk Siadong 4.1.2.1.Deskripsi Wilayah
Secara Administratif Kelurahan Tuktuk Siadong termasuk ke dalam Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir dengan batas-batas wilayah terdiri
dari:
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Danau Toba
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Garoga 4. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sialagan
Kelurahan Tuktuk Siadong terbagi atas 3 lingkungan yakni lingkungan pertama Huta Irnga, Lumban Holbung, Sibolopian, Jalan Gereja Atas, Lumban Nangka, dan Lumban Bakkara. Lingkungan Dua terdiri dari Jalan Gereja Bawah,
Pandan, Lumban Manurung dan Kompleks Ambaroba.Lingkungan Tiga terdiri dari Tuktuk Pulo, Sosor Galung, dan Lumban Bakara.Kelurahan Tuktuk Siadong
berada pada ketinggian 904 - 2.157 m diatas permukaan laut. Suhu rata-ratanya berkisar antara 18°- 24°C dan luas daratan Kelurahan Tuktuk Siadong 340 Ha dan luas perairan (danau) adalah 410 Ha.
Ketika kita pertama kali masuk ke Kelurahan Tuktuk Siadong maka akan disambut dengan gapura besar yang bermotif gorga dan bentang alam yang indah. Sebelah kanan Tuktuk Siadong langsung berbatasan dengan Danau Toba,
jalanannya sedikit mendaki dan berbelok-belok ketika memasuki kelurahan ini. Setelah itu kita langsung disuguhkan tempat-tempat penginapan, tempat penjual
4.1.2.2.Sarana dan Prasarana di Daerah Wisata Tabel 4.7.Transportasi Darat Dalam Kabupaten di Samosir No Nama Usaha Tipe
Tabel 4.8.Transportasi Darat Antar Kabupaten di Samosir No Nama Usaha Tipe
Minibus 18 Pangururan- Medan PP
Daftar Transportasi Penyeberangan Danau
a. Trayek Kapal Penumpang Umum
• Onan Runggu – Balige : 1 x sehari
• Onan Runggu – Ajibata : 5 x sehari
• Nainggolan – Balige : 1 x sehari
• Nainggolan – Ajibata : 1 x sehari (pada hari Senin (pekan) ditambah lagi
1 x pelayaran)
• Mogang – Balige : 1 x sehari
• Mogang – Ajibata : 1 x sehari
• Simanindo – Haranggaol : 1 x sehari
• Pangururan – Haranggaol : 1 x sehari
• Tomok, Lopo Parindo – Tiga Raja : 10 x sehari
b. Trayek Kapal Wisata
• Tomok Tour – Ajibata : 14 x sehari
• Tuktuk – Tiga Raja : 8 x sehari
c. Trayek Kapal Penyeberangan Fery:
Disamping ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang lengkap di
wilayah destinasi wisata, fasilitas penunjang lainnya juga sangat vital untuk disediakan.Sebagai contohnya adalah ketersediaan rumah makan konvensional
sampai kelas restoran. Berikut daftar rumah makan dan restoran di tempat wisata Kabupaten Samosir dan Tuktuk Siadong
Tabel 4.9.Daftar Restaurant/Rumah Makan Di Kabupaten Samosir
No Nama Usaha Alamat/Telepon Jenis Usaha
1 Abadi Jl. Ring Road Tuktuk, (0625) 451195 Restoran 2 Aman ACC Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451179 Restoran 3 Anju Cottage Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451265 Restoran 4 Asido Star Hotel Jl. D.R FL Tobing/ 081264487933 Restoran 5 Bagus Bay Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451287 Restoran 6 Barbara Unjur, Ambarita/ (0625) 7000230 Restoran 7 Bernard ACC Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451328 Restoran 8 Christina ACC Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451027 Restoran 9 Carolina Hotel Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451210 Restoran
10 Elsina ACC Jl. Ring Road Tuktuk/ Restoran
11 Ebikel ACC Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451050 Restoran 12 Hariara ACC Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451182 Restoran 13 Ambaroba Ressort Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451351 Restoran 14 Hotel Agape Desa Siharbangan Tomok Restoran
15 Hotel Gorat Palipi/ 081376108300 Restoran
16 Hotel Silintong Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451242 Restoran
17 Horas ACC Jl. Ring Road Tuktuk Restoran
23 Marroan ACC Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451380 Restoran 24 Melanies Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451016 Restoran 25 Merlyn Guest House Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451057 Restoran 26 Parna’s ACC Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451167 Restoran 27 Pondok Ganda Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451021 Restoran
28 Poppy’s Jl. Ring Road Tuktuk Restoran
54 Laguna Villa Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451295 Restoran 55 Hariara Guest House Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451183 Restoran 56 Rege Guest House Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451040 Restoran 57 Bamboo Guest House Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451236 Restoran 58 Sony Guest House Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 700492 Restoran 59 Tuktuk Timbul Jl. Ring Road Tuktuk Restoran
60 Gita Uli Jl. Ring Road Tuktuk Restoran
61 Sibigo Jl. Ring Road Tuktuk/ 081375130703 Restoran
62 Villa Lylla Tolping Desa Martoba Restoran
63 Pzzeria Desa Martoba Restoran
64 RM. Rian Samosir Jl. Danau Toba, Pangururan Rumah Makan 65 RM. Artama Jl. Simanindo, Buhit – Pangururan Rumah Makan
Sumber : Dinas Pariwisata, Seni Dan Budaya Kabupaten Samosir
Peneliti juga menyajikan data kunjungan dan jumlah wisatwan yang datang ke tempat tujuan wisata yang terdapat di Kabupaten Samosir.Berikut data
yang dapat disajikan peneliti.
Tabel 4.10.Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara/Mancanegara di Samosir Januari s/d Agustus Tahun 2014
NO. NAMA OBJEK WISATAWAN
2. Batu Persidangan
Siallagan
2.493 2.751 5.244
3. Museum Hutabolon
Simanindo
488 1.426 1.914
4. Pantai Pasir Putih Parbaba
5. Aek Rangat Pangururan 5.433 43 5.476
6. Menara Pandang Tele 6.693 222 6.915
7. Perkampungan Sigullati & Ruma Si Raja Batak
1.345 9 1.354
8. Batu Hobon 0 0 0
9. Batu Sawan 2.209 0 2.209
10. Aek Sipitu Dai 1.317 78 1.395
11. Pondok Remaja Lagundi 0 0 0
12. Kawasan Obyek wisata Tuktuk
2.034 823 2.857
J u m l a h 39.457 5.709 45.166
Sumber : Dinas Pariwisata, Seni Dan Budaya Kabupaten Samosir
Tabel 4.11. Kantor Pos
1 Kecamatan Harian*** Lokasi : Harian Boho 2 Kecamatan Nainggolan* Lokasi : Nainggolan 3 Kecamatan Palipi*** Lokasi : Mogang 4 Kecamatan Pangururan**
Jl. Pulo Samosir No. 3 Telp.(0625) 20096
Lokasi : Pangururan
5 Kecamatan Simanindo Lokasi : Ambarita Catatan/Notes :
* Onan Runggu dilayani oleh Kantor Pos Nainggolan / Onan Runggu is served by Nainggolan’s post Office
** Sianjur Mulamula dan Ronggurnihuta dilayani oleh Kantor Pos Pangururan / Sianjur Mulamula and Ronggur Nihuta is served by Pangururan Post Office
4.2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata
Keputusan seseorang untuk melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh faktor-faktor yang memotivasi wisatawan dalam melakukan perjalanan
wisata.Faktor-faktor yang termasuk didalamnya antara lain yaitu profil wisatawan, pengetahuan untuk melakukan perjalanan wisata, karakteristik perjalanan, serta sumber daya dan karakteristik daerah tujuan. Wisatawan yang mengunjungi
daerah wisata memiliki motivasi yang berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari data-data yang akan diuraikan pada bab ini.
Pada bab ini, penulis akan menganalisis data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dengan menyebarkan angket (kuesioner) kepada para wisatawan yang berkunjung ke daerah wisata Parapat dan Tuktuk Siadong. Jumlah
wisatawan yang menjadi responden dalam penelitian ini yaitu 100 orang.Menganalisis data merupakan suatu upaya untuk menata dan mengelompokkan data menjadi satu bagian-bagian tertentu berdasarkan jawaban
responden.Analisis data yang dimaksud adalah interpretasi langsung berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dilapangan secara deskriptif.
4.2.1. Karakteristik Responden
Tabel 4.12. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentasi
1 Laki-laki 40 orang 40%
2 Perempuan 60 orang 60%
Jumlah 100 orang 100%
Tabel 4.12.memperlihatkan karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin. Dari 2 daerah tujuan wisata yang menjadi lokasi penelitian, peneliti menemukan ada sebanyak 40 orang responden laki-laki (40%) dan sebanyak 60
orang responden perempuan (60%). Perbedaan jumlah sampel antara laki-laki dan perempuan tidaklah menjadi kriteria utama yang menjadi fokus penelitian ini, akan tetapi sebagai penjelasan lebih lanjut mengenai identitas responden yang
termasuk dalam penelitian ini dibutuhkan karakteristik reponden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.13. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Frekuensi Persentasi
1 15 – 24 tahun 51 orang 51%
2 25 – 34 tahun 34 orang 34%
3 35 – 44 tahun 15 orang 15%
Jumlah 100 orang 100%
Sumber : Kuesioner Desember 2015
Tabel 4.13.diatas menjelaskan mengenai karakteristik responden berdasarkan usia para wisatawan. Dari 100 responden, diperoleh data bahwa
mayoritas wisatawan yang berkunjung merupakan anak-anak muda yang berusia sekitar 15-24 tahun, yaitu sebanyak 51 orang (51%), sedangkan responden yang
berusia sekitar 25-34 tahun sebanyak 34 orang (34%), dan disusul dengan responden dengan usia berkisar 35-44 tahun sebanyak 15 orang (15%). Dari tabel dapat kita lihat bahwa ada perbedaan besar jumlah responden berdasarkan usia.
Tabel 4.14. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentasi
1 Pelajar/mahasiswa 35 orang 35%
2 PNS (Pegawai Negeri Sipil) 8 orang 8%
3 Wiraswasta 17 orang 17%
4 Pedagang 1 orang 1%
5 Lainnya 39 orang 39%
Jumlah 100 orang 100%
Sumber : Kuesioner Desember 2015
Tabel 4.14.menjelaskan tentang karakteristik responden berdasarkan pekerjaan para wisatawan. Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa mayoritas
wisatawan yang berkunjung adalah dari berbagai profesi yaitu sebanyak 39 orang (39%).Adapun profesi yang termasuk didalamnya adalah petani, buruh, karyawan, pegawai swasta, dan guru.Kemudian wisatawan yang merupakan
pelajar/mahasiswa ada sebanyak 35 orang (35%), PNS (Pegawai Negeri Sipil ada sebanyak 8 orang (8%), wiraswasta sebanyak 17 orang (17%), dan pedagang
hanya ada 1 orang (1%). Tabel diatas menjelaskan bahwa para pelajar/mahasiswa lebih mendominasi daerah wisata dibandingkan dengan profesi lainnya.
Tabel 4.15. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
No Jumlah Pendapatan Frekuensi Persentasi
1 Rp.<2.500.000,00 35 orang 35%
2 Rp.2.500.001,00 – Rp.5.000.000,00 26 orang 26% 3 Rp.5.000.001,00 – Rp.7.500.000,00 18 orang 18% 4 Rp.7.500.001,00 – Rp.10.000.000,00 18 orang 18%
5 Rp.>10.000.000,00 1 orang 1%
Jumlah 100 orang 100%
Sumber : Kuesioner Desember 2015
Tabel 4.15.diatas menjelaskan mengenai karakteristik responden
berdasarkan tingkat pendapatan mereka. Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa wisatawan yang paling banyak berkunjung memiliki pendapatan
wisatawan yang memiliki minat yang besar dalam berkunjung adalah
pelajar/mahasiswa. Dalam hal ini, pendapatan mereka yang dimaksudkan adalah total uang saku yang mereka terima dari orangtua mereka dalam sebulan.
Sebanyak 26 responden (26%) memiliki penghasilan sebesar Rp.2.500.001,00- Rp.5.000.000,00. Responden dengan penghasilan sebesar Rp.5.000.001,00- Rp.7.500.000,00 ada sebanyak 18 orang (18%). Responden dengan penghasilan
sebesar Rp.7.500.001,00- Rp.10.000.000,00 dinyatakan oleh 18 orang (18%). Dan responden dengan penghasilan sebesar Rp.>10.000.000,00 adalah sebanyak 3
Tabel 4.16. Karakteristik Responden Berdasarkan Tujuan Berkunjung
No Tujuan Berkunjung Frekuensi Persentasi
1 Berlibur 33 orang 33%
2 Perjalanan Dinas 2 orang 2%
3 Mengunjungi Saudara 29 orang 29%
4 Mengunjungi Kerabat 16 orang 16%
5 Lainnya 20 orang 20%
Total 100 orang 100%
Sumber : Kuesioner Desember 2015
Tabel 4.16.diatas menunjukkan data karakteristik responden berdasarkan
tujuan berkunjung.Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa wisatawan yang berkunjung ke daerah wisata dengan tujuan untuk berlibur lebih banyak yaitu ada
33 orang (33%). Reponden lainnya berkunjung ke daerah wisata dengan tujuan untuk mengunjungi saudara ada sebanyak 29 orang (29%), diikuti dengan 20 orang (20%) dengan tujuan yang lainnya, seperti tujuan studi, penelitian, dll.
Sebanyak 16 orang (16%) menyatakan tujuan mereka berkunjung adalah untuk mengunjungi kerabat mereka yag ada di daerah wisata, sedangkan responden
lainnya sebanyak 2 orang (2%) menyatakan alasanya berkunjung ke daerah wisata adalah perjalanan dinas atau dalam rangka urusan pekerjaan.Pada dasarnya, tidak semua orang yang datang berkunjung ke daerah Parapat dan Tuktuk Siadong
untuk berwisata.Masih ada beberapa orang yang datang untuk berkunjung ke rumah keluarga ataupun kerabat mereka.Bahkan ada juga yang melakukan
Tabel 4.17. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan
No Frekuensi Berkunjung Frekuensi Persentasi
1 1 kali 21 orang 21%
2 2 kali 30 orang 30%
3 3 kali 23 orang 23%
4 4 kali 16 orang 16%
5 ≥ 5 kali 10 orang 10%
Jumlah 100 orang 100%
Sumber : Kuesioner Desember 2015
Tabel 4.17.diatas menjelaskan mengenai karakteristik responden
berdasarkan frekuensi mengunjungi daerah wisata.Dari tabel dapat kita lihat bahwa wisatawan yang baru sekali berkunjung ke daerah wisata Parapat dan Tuktuk Siadong ada sebanyak 21 orang (21%).Wisatawan yang sudah berkunjung
selama 2 kali lebih mendominasi, yaitu sebanyak 30 orang (30%).Responden yang datang selama 3 kali ada sebanyak 23 orang (23%), sedangkan wisatawan yang
sudah berkunjung selama 4 kali ada sebanyak 16 orang (16%), dan yang sudah berkunjung selama 5 kali atau lebih ada sebanyak 10 orang (10%). Beberapa wisatawan, walaupun sudah pernah berkunjung lebih dari 5 kali, akan tetapi
mereka tetap memilih kunjungan ke daerah wisata tersebut. Banyak alasan yang mendasari keputusan mereka, seperti salah satu yang diungkapkan okeh seorang
wisatawan kepada penulis bahwa ia merasa sudah jatuh cinta dan merasa nyaman berada di daerah wisata tersebut dan menganggapnya sebagai kampung sendiri:
Tabel 4.18. Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Domisili
No Daerah Domisili Frekuensi Persentasi
1 Aceh 1 orang 1%
Sumber : Kuesioner Desember 2015
Tabel 4.18.diatas menjelaskan mengenai karakterisik responden berdasarkan daerah domisili. Pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa wisatawan
yang datang ke daerah wisata Parapat dan Tuktuk Siadong berasal dari daerah yang berbeda-beda.Lokasi penelitian yang berada di 2 lokasi penelitian yaitu Parapat dan Tuktuk Siadong memperoleh data sebanyak 26 daerah yang menjadi
yaitu 22 responden (22%), kemudian diikuti dengan daerah Siantar sebanyak 21
responden (21%), daerah Pematang Siantar sebanyak 11 responden (11%).
Responden lainnya dengan jumlah responden masing-masing 5 responden
(5%) berasal dari daerah Balige, Jakarta, dan Pematang Siantar. Untuk jumlah responden terendah, dengan masing-masing 1 responden (1%) berasal dari daerah Aceh, Dolok Sanggul, Jawa Timur, Kabanjahe, Kisaran, Pardagangan,
Pardomuan, Rantau Prapat, Tanah Jawa, Tanjung Dolok, Tarutung dan Tiga Balata.
4.2.2. Faktor Pengetahuan wisatawan
Pengetahuan yang dimaksud disini adalah hal-hal yang meliputi
informasitentang daerah tujuan wisata.Setiap melakukan perjalanan wisata, wisatawan sedikit banyaknya telah mengetahui informasi –informasi yang
berkaitan dengan daerah wisata, seperti atraksi wisata, fasilitas yang memadai, kemudahan akomodasi, dan lain-lain.Informasi-informasi tersebut diperoleh dari berbagai sumber. Pada tabel di bawah ini, kita akan melihat darimana saja sumber
Tabel 4.19. Sumber Informasi yang Diperoleh Wisatawan
No Pernyataan Ya Tidak Total
1
Saya memperoleh informasi tentang daerah wisata dari keluarga, teman, orang terdekat, dll.
90 (90%) 10 (10%) 100 (100%)
2 Saya memperoleh informasi dari media
massa (buku, internet, tv, dll) 60 (60%) 40 (40%)
100 (100%) 3 Saya memperoleh informasi tending
daerah wisata dari biro perjalanan 7 (7%) 93 (93%)
100 (100%) 4 Saya memperoleh informasi tentang
daerah wisata dari pameran wisata 7 (7%) 93 (93%)
100 (100%) Sumber : Kuesioner Desember 2015
Dari tabel 4.19.diatas dapat kita lihat bahwa mayoritas wisatawan memperoleh informasi tentang daerah wisata dari orang-orang disekitarnya,
seperti keluarga, teman, sahabat, kekasih, dan sebagainya. Dari 100 orang responden,sebanyak 90 orang (90%) memperoleh informasi tentang daerah wisata
dari orang-orang disekitar mereka. Pernyataan ini menunjukkan bahwa sebelum memilih daerah tujuan wisata, responden terlebih dahulu bertanya pada orang-orang yang berada disekitar mereka.Ada sebanyak 10 orang-orang (10%) responden
menyatakan bahwa mereka memperoleh informasi mengenai daerah tujuan wisata bukan dari orang-orang disekitar mereka, melainkan dari sumber lainnya.
Informasi mengenai daerah tujuan wisata tidak hanya diperoleh dari
orang-orang yang berada disekitar kita saja. Media massa juga berperan penting sebagai sumber informasi. Dari 100 orang responden, sebanyak 60 orang (60%)
menyatakan bahwa mereka memperoleh informasi tentang daerah wisata dari media massa. Pernyataan ini menjelaskan bahwa selain memperoleh informasi dari orang-orang disekitar mereka, mereka juga memanfaatkan media massa untuk
bahwa mereka tidak memanfaatkan media massa untuk memperoleh informasi
mengenai daerah tujuan wisata.
Biro perjalanan merupakan salah satu sumber untuk memperoleh informasi
mengenai daerah tujuan wisata.Dari 100 responden, hanya ada sebanyak 7 orang (7%) yang memanfaatkan agen biro perjalanan untuk mendapatkan informasi mengenai daerah tujuan wisata.Responden lainnya sebanyak 93 orang (93%)
menyatakan tidak memanfaatkan agen biro perjalanan untuk mendapatkan informasi mengenai daerah tujuan wisata.
Pameran wisata merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk meningkatkan eksistensi daerah tujuan wisata.Pameran wisata dilakukan untuk memperkenalkan daerah tujuan wisata yang dipadukan dengan kebudayaan daerah
setempat. Akan tetapi, dari 100 orang responden hanya ada sebanyak 7 orang (7%) yang memperoleh daerah tujuan wisata dari kegiatan pameran wisata.
4.2.3. FaktorSumber Daya dan Obyek Wisata
Sumber daya dan obyek wisata meliputi jenis atraksi, akomodasi, waktu tinggal di daerah tujuan wisata, ketersediaan dan kualitas fasilitas pelayanan,
kondisilingkungan dan sebagainya.
Tabel 4.20. Waktu yang Dihabiskan Wisatawan di Daerah Wisata No Lama Menginap Frekuensi Persentasi
1 2 hari 1 malam 50 orang 50%
2 3 hari 2 malam 25 orang 25%
3 4 hari 3 malam 6 orang 6%
4 1 mingu 7 orang 7%
5 Lainnya 12 orang 12%
Jumlah 100 orang 100%
Sumber : Kuesioner Desember 2015
Tabel 4.20.diatas menjelaskan mengenai seberapa lama waktu yang dihabiskan wisatawan di daerah tujuan wisata. Dari tabel diatas dapat kita lihat
bahwa mayoritas wisatawan menginap di daerah wisata adalah selama 2 hari 1 malam, yaitu sebayak 50 orang (50%).Biasanya para wisatawan ini datang pada akhir pekan (weekend).Ada juga wisatawan yang menginap lebih lama, yaitu
selama 3 hari 2 malam sebanyak 25 orang (25%).Wisatawan yang menginap selama 4 hari 3 malam ada sebanyak 6 orang (6%).Ada juga wisatawan yang menginap selama 1 minggu, yaitu sebanyak 7 orang.Sedangkan lainnya, yaitu
lamanya wisatawan yang menginap di daerah wisata selama lebih dari seminggu atau bisa jadi selama sebulan ada sebanyak 12 orang (12%).Para wisatawan ini
adalah orang-orang yang melakukan perjalanan wisata sekaligus mengunjungi teman atau sanak saudara di daerah tujuan wisata atau dikarenakan adanya
Tabel 4.21. Tempat Wisatawan Menginap
No Tempat Menginap Frekuensi Persentasi
1 Hotel 48 orang 48%
2 Motel 19 orang 19%
3 Wisma 6 orang 6%
4 Villa 11 orang 11%
5 Lainnya 16 orang 16%
Total 100 orang 100%
Sumber : Kuesioner Desember 2015
Tabel 4.21.diatas menjelaskan mengenai tempat wisatawan menginap
selama berada di daerah tujuan wisata. Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa wisatawan yang memilih untuk menginap di hotel lebih banyak, yaitu dengan
jumlah 48 orang (48%).Wisatawan yang memilih menginap di motel ada sebanyak 19 orang (19%). Sebanyak 6 orang (6%) adalah wisatawan yang memilih untuk menginap di wisma, dan sebanyak 16 orang (16%) merupakan
wisatawan yang memilih untuk tinggal di villa. Sedangkan 16 orang (16%) wisatawan lainnya lebih memilih untuk tinggal di rumah sanak saudara, di rumah
teman, dan lain-lain.Selain untuk menghemat biaya, hal tersebut juga mereka lakukan untuk menjalin dan mempererat tali silaturahmi dengan masyarakat sekitar. Seperti yang disampaikan oleh salah seorang responden sebagai berikut;
Tabel 4.22.Faktor Sumber Daya dan Obyek Wisata wisata ( ketersediaan dan kemudahan mengakses
2 Saya mengunjungi daerah wisata karena akomodasi yang lengkap (hotel, wisma, motel, villa, dan lain-lain)
3 Saya memengunjungi daerah wisata karena
4 Saya mengunjungi daerah wisata karena aktivitas wisata yang dapat dilakukan di daerah ini beragam (berenang, wisata ini karena adanya fasilitas yang memadai (ATM, rumah makan, toko souvenir, kantor pos, pasar, toilet umum, dan lain-lain)
6 Saya mengunjungi daerah ini karena lingkungan di sekitar daerah wisata
7 Saya mengunjungi daerah wisata karena masyarakat di daerah wisata terkenal dengan keramahannya
Pemilihan daerah wisata pada tabel diatas didasarkan pada obyek
wisata.Obyek wisata terdiri dari aksesibilitas, kelengkapan akomodasi, keberagaman atraksi wisata, aktifitas wisata, fasilitas yang memadai, kebersihan
lingkungan sekitar dan keramahan penduduk lokal.
Salah satu yang menjadi pertimbangan responden dalam memilih daerah wisata adalah kemudahan aksesibilitas (transportasi).Dari 100 responden dalam
penelitian ini ditemukan jawaban yang bervariasi terhadap pernyataan tersebut.Responden dengan jawaban terbanyak menyebutkan mereka setuju
bahwa kemudahan aksesibilitas merupakan alasan responden dalam memilih daerah tujuan wisata.Jumlah responden dengan jawaban tersebut adalah sebanyak 52 orang (52%).Hal ini juga didukung oleh 29 orang (29%) responden lainnya
yang menyatakan mereka sangat setuju bahwa kemudahan aksesibilitas mempengaruhi mereka dalam memilih daerah wisata.Responden dengan jumlah
12 orang (12%) memberikan jawaban kurang setuju, bahwa kemudahan aksesibilitas bukan merupakan alasan responden dalam memilih daerah tujuan wisata. Tidak setuju menjadi pilihan jawaban dari 5 orang responden (5%) dan
sangat tidak setuju oleh 2 orang responden (2%) bahwa kemudahan aksesibilitas di daerah tujuan wisata tidak mempengaruhi pilihan responden.
Akomodasi (hotel, wisma, motel, dan lain-lain) yang lengkap merupakan salah satu faktor yang sangat penting di daerah tujuan wisata.Adanya akomodasi sangat mendukung wisatawan untuk tinggal beberapa waktu di daerah wisata.
kelengkapan akomodasi di daerah wisata mempengaruhi responden dalam
memilih daerah tujuan wisata yang akan mereka kunjungi. Berbeda dengan 21 responden (21%) lainnya yang memberikan pernyataan kurang setuju, bahwa
kelengkapan akomodasi di daerah wisata bukan menjadi alasan mereka memilih daerah tujuan wisata.Responden lainnya yaitu 9 orang (9%) menjawab tidak
setuju dan 9 orang (9%) dengan jawaban sangat tidak setuju.
Setiap daerah wisata memiliki atraksi wisata yang berbeda-beda, seperti pantai, gunung, museum, tempat bersejarah, dan lain-lain.Keberagaman atraksi
wisata merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan bagi wisatawan dalam memilih daerah tujuan wisata.Dengan 100 responden yang tersedia sebagai sampel yang telah ditetapkan sebelumnya dalam penelitian ini maka ditemukan
data sebagai berikut: sebanyak 46 responden (46%) menyatakan setuju dan sangat setuju oleh 21 responden (21%). Hal ini menjelaskan bahwa keberagaman atraksi
wisata merupakan faktor penting bagi wisatawan dalam memilih daerah tujuan wisata.Responden lainnya dengan jumlah 12 orang (12%) memberikan jawaban kurang setuju. Berbeda dengan 16 responden (16%) yang menyatakan tidak setuju
dan 5 responden (5%) menyatakan sangat tidak setuju menunjukkan bahwa atraksi wisata yang tidak beragam bukan menjadi hal yang utama dalam menentukan
daerah tujuan wisata.
Berbagai aktivitas wisata (berenang, olahraga air, mengunjungi situs bersejarah, museum, dan lain-lain) yang dapat dilakukan di daerah wisata
merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan responden dalam memilih daerah wisata. Dari 100 orang yang menjadi responden dalam penelitian
dengan jumlah 29 responden (29%), bahwa aktivitas wisata yang beragam
menjadi pertimbangan bagi mereka dalam memilih daerah wisata.Seperti yang dikatakan oleh responden yang dijumpai peneliti di lapangan menyatakan:
“…pasti jadi pertimbangan. Kalau gak banyak aktifitas yang bisa dilakukan pasti gak seru. Kalau hanya sekedar berenang kan bisa di kolam renang…”
Responden lainnya dengan jumlah 14 orang (14%) memberikan jawaban kurang setuju. Berbeda dengan 7 responden (7%) yang menyatakan tidak setuju dan 4 responden (4%) menyatakan sangat tidak setuju bahwa aktivitas yang tidak
beragam mempengaruhi mereka dalam memilih daerah tujuan wisata. Aktivitas wisata yang paling diminati adalah mengelilingi pulau samosir dengan menyewa
sepeda motor yang disediakan di daerah wisata. Seperti yang dikatakan salah satu responden yang peneliti jumpai di lapangan sebagai berikut:
“…kita (bersama teman-teman) sih lebih suka nyewa kereta (sepeda motor). Jadi kita bisa jalan-jalan keliling pulau samosir. Kan bosan juga kalo cuma disitu-situ aja…”
Responden lainnya mengatakan bahwa walaupun bukan daerah wisata satu-satunya yang menjadi penyedia sewa sepeda motor, akan tetapi hal ini baik
untuk perkembangan daerah wisata.
“…gak cuma disini memang yang ada sewa sepeda motor,kayak di Bali
sama Jogja kan juga ada, tapi itu kan jadi bahan pertimbangan juga. Itu
juga mendukung perkembangan daerah wisata. Jadi banyak yang minat
untuk datang ke daerah wisata…”
sebanyak 42 responden (42%) menyatakan setuju dan sebanyak 27 responden
(27%) menyatakan sangat setuju bahwa ketersediaan fasilitas yang memadai berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih daerah tujuan wisata.
Berbeda 16 responden (16%) yang menyatakan mereka kurang setuju bahwa fasilitas yang memadai bukan menjadi alasan mereka dalam pemilihan daerah wisata.Responden lainnya sebanyak 10 orang (10%) menyatakan tidak setuju dan
sangat tidak setuju oleh 5 orang (5%).
Pernyataan lainnya yang menjadi pertimbangan bagi wisatawan dalam
memilih daerah wisata adalah kebersihan lingkungan sekitar.Pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa dari 100 responden dalam penelitian ini ada sebanyak 43 orang (43%) menyatakan setuju dan sangat setuju dengan jumlah sebanyak 32
orang(32%) bahwa kebersihan lingkungan sekitar daerah wisata menjadi pertimbangan bagi wisatawan dalam memilih daerah tujuan wisata. Responden
lainnya dengan jumlah 8 orang (8%) menyatakan kurang setuju. Berbeda dengan 11 responden (11%) menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju dengan jumlah 6 responden (6%) bahwa kebersihan lingkungan bukan menjadi
pertimbangan penting dalam memilih daerah wisata. Bahkan bukan hanya kebersihan daerah wisata, beberapa responden yang penulis jumpai dilapangan
mengatakan bahwa suasana desa yang masih terasa kental di daerah wisata juga menambah kenyamanan bagi wisatawan, sehingga mereka bisa merasa rileks
seperti yang dikatakan salah satu responden:
Keramahan penduduk lokal merupakan salah satu faktor yang menjadi
pertimbangan wisatawan dalam memilih daerah wisata. Dari 100 responden yang ditetapkan, dapat diperoleh data sebagai berikut: sebanyak 42 orang (42%)
menyatakan setuju dan 16 orang (16%) menyatakan sangat setuju bahwa keramahan penduduk mempengaruhi keputusan mereka dalam memilih daerah wisata. Responden lainnya yaitu sebanyak 29 orang (29%) menyatakan kurang
setuju. Berbeda dengan 8 responden (8%) lainnya yang menyatakan jawaban tidak setuju dan sebanyak 5 responden (5%) menyatakan sangat tidak setuju bahwa
keramahan penduduk menjadi pertimbangan mereka dalam memilih daerah wisata.Beberapa responden yang penulis jumpai dilapangan menyatakan bahwa
tidak semua penduduk lokal bersikap ramah pada mereka:
“….gak semuanya ramah. Ada lah beberapa yang jutek, bahkan cuek kalau ditanya.Tapi gak ambil pusing lah. Kita nikmati aja yang berlibur ini…”
Masyarakat Parapat memang dikenal dengan sikapnya yang kurang ramah terhadap wisatawan, terutama wisatawan yang hanya datang melihat-lihat
pemandangan tanpa mau mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau bahkan souvenir yang dijual para masyarakat.Di lapangan, penulis sendiri melihat bahwa masyarakat yang berjualan bahkan terkesan cuek dalam melayani
wisatawan yang hendak membeli dagangannya, terutama jika ada wisatawan yang menawar harga dagangan mereka. Bahkan tidak sedikit dari pedagang tersebut
Tabel 4.23. Aktivitas yang Dilakukan Wisatawan di Daerah Wisata 2 Mengunjungi Situs Bersejarah 47
(47%)
53 (53%)
100 (100%) 3 Mengelilingi Danau Toba dengan
menyewa kapal 4 Melakukan kegiatan dengan menyewa
sepeda air, speedboat, banana boat, dll
77 5 Menonton pertunjukan budaya 40
(40%)
60 (60%)
100 (100%) Sumber : Kuesioner Desember 2015
Tabel 4.23.diatas menjelaskan tentang aktivitas yang dilakukan wisatawan
di daerah wisata.Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aktivitas utama yang dilakukan wisatawan adalah berenang.Dari 100 wisatawan yang menjadi
responden dalam penelitian ini diperoleh data bahwa wisatawan yang melakukan aktivitas berenang di daerah wisata ada sebanyak 73 orang (73%).Responden lainnya, yaitu sebanyak 27 orang (27%) tidak melakukan kegiatan tersebut.
Danau Toba terkenal dengan banyaknya wisata air dan olahraga air, hal ini didukung oleh luasnya danau tersebut dan memiliki kedalaman air yang
bervariasi, mulai dari yang dangkal sampai ke perairan yang dalam. Pada perairan yang dangkal, wisatawan biasanya melakukan aktivitas berenang, dimana selain menyehatkan, berenang di Danau Toba juga memiliki kenikmatan tersendiri bagi
wisatawan, seperti yang dikatakan salah satu responden:
“….saya sangat suka berenang di Danau Toba karena selain menyegarkan badan airnya juga jernih. Tapi kita harus memilih lokasi yang tepat dan jauh dari pelabuhan-pelabuhan kapal….”
Mengunjungi situs bersejarah merupakan salah satu aktivitas wisata yang
Bung Karno atau lebih dikenal dengan nama Istana Presiden, Makam Batu, dll.
Dari 100 orang yang menjadi responden dalam penelitian ini, 47 orang (47%) mengatakan bahwa mereka mengunjungi situs bersejarah yang ada di daerah
wisata.Berbeda dengan responden lainnya, sebanyak 53 responden (53%) menyatakan bahwa mereka tidak mengunjungi situs bersejarah.Selain karena tidak tahu, pertimbangan biaya juga menjadi alasan responden untuk tidak mengunjungi
situs bersejarah tersebut. Seperti yang dikatakan wisatawan yang penulis jumpai dilapangan:
“….yang saya tahu sih cuma Batu Gantung aja. Tapi untuk kesana pun kan harus sewa kapal lagi. Biayanya juga lumayan mahal.Jadi lebih memilih gak pergi. Mungkin lain kali kalau ada kesempatan..”
Berkunjung ke daerah wisata Parapat dan Tuktuk Siadong, wisatawan yang berkunjung tidak hanya ditawarkan untuk beraktivitas di daerah itu saja.Akan tetapi juga ditawarkan kegiatan mengelilingi Danau Toba dengan
menyewa kapal.Sehingga wisatawan dapat melihat tempat-tempat yang bagus untuk dikunjungi di sekeliling Danau Toba, seperti Air Terjun Binangalom, Batu
Gantung, dan lain-lain. Ada sebanyak 55 responden (55%) yang mengelilingi Danau Toba dengan menyewa kapal, sedangkan 45 orang (45%) memilih untuk tidak melakukannya.
Aktivitas olahraga air lainnya selain berenang yang dapat dilakukan di daerah wisatayaitu meliputi sepeda air, speedboat, danbanana boat. Aktivitas ini
melakukannya. Salah satu responden yang ingin menaiki banana boat
menyatakan:
“….saya suka yang kekgitu-kekgitu. Lebih menantang dan memicu adrenalin.Pasti ada kepuasan tersendiri bagi saya setelah menaiki banana boat. Karna banana boat juga masih baru disini kan. Jadi seru lah. Apalagi kalau jatuhnya di tengah…”
Kegiatan lainnya yang dapat dilakukan di daerah wisata adalah menonton
pertunjukan budaya, seperti Pesta Danau Toba, Rondang Bintang, dan lain-lain.Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari 100 orang yang menjadi responden
dalam penelitian ini, yang menonton pertunjukan budaya di daerah wisata ada sebanyak 40 orang (40%).Responden lainnya, yaitu sebanyak 60 orang (60%) tidak menonton pertunjukan budaya tersebut. Bukan karena biaya, akan tetapi
pertunjukan budaya sudah jarang dilakukan di kedua daerah wisata tersebut. Seperti yang dikatakan salah seorang responden:
“…bukannya gak mau nonton. Tapi disini kan udah jarang ada kegiatan itu. Kalaupun ada, pasti tempatnya jauh.Tempatnya selalu pindah-pindah. Kecewa sih, maunya kan pertunjukan budaya itu agak lebih sering lah dilakukan. Biar orang-orang yang datang pun tau kekmana budaya dan adat istiadat di daerah ini…”
Menurut beberapa wisatawan, aktivitas yang dapat dilakukan di daerah wisata Parapat dan Tuktuk Siadong masih kurang beragam dan bahkan monoton.
Kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan hanyalah kegiatan yang sama dari tahun ke tahun. Seperti yang dikatakan salah satu responden yang penulis jumpai
di lapangan”
4.2.4. Tingkat Kesadaran Masyarakat Terhadap Potensi Wisata Tingkat kesadaran masyarakat terhadap potensi wisata yang dimiliki oleh
destinasi wisata Danau Toba dibandingkan dengan destinasi wisata yang lain sangatlah rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan kurangnya tingkat kebersihan lingkungan wisata, kurangnya keramah-tamahan masyarakat dalam berinteraksi
dengan wisatawan serta membuat harga oleh-oleh atau souvenir yang lumayan mahal.Ketiga hal tersebut sangat mempengaruhi tingkat kunjungan wisata ke
suatu tempat destinasi wisata.
Semakin tinggi kesadaran masyarakat destinasi wisata terhadap besarnya potensi wisata di lingkungannya maka akan semakin meningkatkan frekuensi
kunjungan wisatawan yang akan berkunjung ke wilayah tersebut.Hal ini dapat disebabkan oleh dua faktor.Faktor pertama adalah dari masyarakat itu sendiri yakni adanya kesan acuh tak acuh terhadap perkembangan destinasi wisata di
daerahnya, dan yang kedua adalah faktor kurangnya peran pemerintah setempat dalam mengedukasi masyarakat wisata untuk lebih berperan aktif dalam
memajukan dan menggali potensi wisata yang ada di wilayah hukumnya.Peran pemerintah tersebut dapat berupa pelatihan, seminar-seminar wisata, dan membantu penyediaan akomodasi wisata maupun sarana dan prasarana
transportasi yang memadai.
4.2.5. Faktor Kreatifitas Masyarakat
menciptakan suasana yang menyenangkan dan nyaman bagi wisatawan.Sebagai
contoh adalah dengan membuat ukiran-ukiran atau pernik-pernik yang unik dan mempunyai kelebihan tersendiri yang dapat dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari
destinasi wisata tersebut.
4.3.Analisis Data
Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan manusia baik perorangan maupun kelompok untuk mengunjungi destinasi tertentu dengan
tujuan rekreasi, mempelajari keunikan daerah wisata, pengembangan diri dan sebagainya dalam kurun waktu yang singkat atau sementara waktu. Dalam
perjalanan wisata, wisatawan memerlukan adanya perencanaan dalam menentukan daerah wisata yang akan dikunjungi.Destinasi atau daerah tujuan wisata merupakan faktor penting dalam melakukan perjalanan wisata. Destinasi
atau daerah tujuan wisata yang dikunjungi biasanya dipilih berdasarkan khayalan atau fantasi, atau karena citra (image) yang dimiliki daerah wisata tersebut.Setiap
daerah tujuan wisata mempunyai citra (image) tertentu.Citra pada daerah tujuan wisata terbentuk berdasarkan beberapa faktor yang ada pada daerah wisata tersebut (seperti pemandangan alam, keamanan, kebersihan, keramah-tamahan,
dan lain-lain) serta informasi-informasi yang diterima wisatawan dari berbagai sumber.Hal-hal tersebut menimbulkan berbagai macam persepsi mengenai citra
daerah wisata, dan hal ini mempengaruhi wisatawan dalam memilih daerah wisata.
Berbagai macam pendapat para wisatawan diatas menyimpulkan bahwa
dan melihat manfaat yang mereka peroleh dari daerah wisata.Hal ini mengacu
pada teori pilihan rasional yang diungkapkan oleh Coleman.Coleman mengatakan bahwa tindakan perseorangan mengarah kepada sesuatu tujuan dan tujuan itu
ditentukan oleh nilai atau pilihan. Untuk mencapai tujuan tersebut individu akan mempertimbangkan berbagai hal yang akan menentukan tindakannya untuk mencapai keinginannya tersebut. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh
wisatawan, mereka memiliki beberapa pertimbangan dalam memutuskan daerah wisata yang akan dikunjunginya.
Menurut Coleman ada 2 unsur utama dalam teori ini, yaitu aktor dan sumber daya.Sumber daya adalah sesuatu yang menarik perhatian dan yang dapat dikontrol oleh aktor.Aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan
atau mempunyai maksud, artinya aktor mempunyai tindakan tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan tersebut, aktor pun dipandang mempunyai pilihan atau nilai serta keperluan.Dalam penelitian ini, yang menjadi aktor adalah wisatawan
dan sumber daya yang dimaksud adalah daerah wisata. Menurut teori pilihan rasional, tidaklah penting apa yang menjadi pilihan atau apa yang menjadi sumber
pilihan wisatawan, akan tetapi yang menjadi perhatian adalah bahwa adanya tindakan yang dilakukan wisatawan dalam mencapai tujuan mereka.
Pemilihan daerah tujuan wisata tidak terlepas dari aspek yang terdapat
pada diri wisatawan, misalnya sumber informasi mengenai daerah tujuan wisata, pekerjaan, motivasi berkunjung ke daerah wisata, dan lain-lain.Dari hasil
orangtua, teman, rekan kerja, dan sahabat terdekat mereka. Hal ini menunjukkan
bahwa wisatawan melakukan interaksi dengan orang lain untuk mengumpulkan informasi mengenai daerah wisata. Selain itu, perkembangan teknologi saat ini
juga sangat membantu untuk mendapatkan informasi mengenai daerah wisata. Banyak wisatawan yang menggunakannya untuk mendapatkan informasi
mengenai daerah wisata, seperti tv, internet, koran, majalah, brosur, dan lain-lain.
Dalam memilih daerah wisata, wisatawan juga mempertimbangkan daya tarik yang terdapat di daerah tujuan wisata, misalnya faktor-faktor kemudahan
aksesibilitas, kelengkapan akomodasi, atraksi wisata, aktifitas wisata, aktifitas wisata, fasilitasyang tersedia di daerah wisata, serta lingkungan fisik dan sosial daerah wisata. Gambaran-gambaran situasi terkini dari daerah tujuan wisata
sangat membantu wisatawan dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang akan mereka lakukan di daerah wisata.Dalam sebuah pengambilan keputusan berwisata
ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan tersebut
Aktivitas wisata tidak hanya dapat dipandang melalui aspek ekonomi saja,
akan tetapi juga mempunyai aspek sosiologis yang dapat berguna bagi wisatawan dan masyarakat yang tinggal di lokasi wisata tersebut. Proses terjadinya interaksi
antara wisatawan dengan masyarakat lokal dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat lokal serta menambah wawasan masyarakat tersebut. Bagi wisatawan, mereka akan mendapatkan pengetahuan tentang lokasi, budaya dan adat istiadat
masyarakat setempat. Pada intinya terdapat simbiosis mutualisme yang mempunyai makna bahwa kegiatan yang mereka lakukan adalah kegiatan yang
Aktivitas wisata dapat menambah jaringan atau koneksi yang
sewaktu-waktu dapat mereka gunakan. Contohnya yaitu masyarakat lokasi wisata Danau Toba yang sewaktu-waktu akan mengunjungi lokasi wisata Bali. Mereka dapat
bertukar informasi akomodasi dan transportasi yang lengkap dan akurat dari wisatawan yang sudah pernah mengunjungi daerah wisata Bali sebelumnya.
Aktivitas wisata juga dapat menjadi suatu kebutuhan dan ajang perkenalan
atau pamer kepada teman-teman atau kerabat yang belum pernah ke tempat wisata yang dalam hal ini adalah Danau Toba. Aktivitas wisata akan didokumentasikan
untuk dapat diperlihatkan kepada orang lain untuk membuktikan dan memamerkan bahwa wisatawan tersebut sudah mengunjungi destinasi wisata Danau Toba. Pada umumnya nilai ini dimiliki oleh wisatawan yang berada jauh
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian dilapangan dan pengolahan data yang telah dilakukan, maka ditemukan data bahwa yang menjadi faktor-faktor penyebab wisatawan
memilih daerah kunjungan wisata di Parapat dan Tuktuk Siadong adalah sebagai berikut:
• Minat/ketertarikan wisatawan mengunjungi daerah wisata.
Minat/ketertarikan yang dimaksud adalah hal-hal yang memotivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata dan menentukan daerah
tujuan wisata yang mereka inginkan
• Kualitas obyek wisata. Obyek wisata terdiri dari aksesibilitas, akomodasi,
atraksi wisata, aktivitas wisata, aminities (fasilitas). Kualitas obyek wisata
menjadi pertimbangan utama wisatawan dalam memilih daerah tujuan wisata. Obyek wisata dengan kualitas yang baik akan membuat wisatawan mengunjungi daerah wisata.
• Aktivitas wisata yang dapat dilakukan wisatawan di daerah wisata.
Tingkat keberagaman aktifitas yang dapat dilakukan di daerah wisata
menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke daerah wisata.
• Kebersihan lingkungan sekitar serta keramahan penduduk
lokal.Kebersihan lingkungan dan keramahan penduduk menjadi modal
membuat wisatawan merasa nyaman ketika melakukan kegiatan wisata di
daerah tersebut.
Aktivitas wisata berupa interaksi antara wisatawan dan masyarakat lokal
dapat membuat terjadinya suatu proses pertukaran informasi atau asimilasi budaya dan terutama adalah interaksi ekonomi yang sangat menguntungkan masyarakat lokal yang dapat mendongkrak tingkat kesejahteraan masyarakat yang terdapat di
daerah wisata.
Pertimbangan-pertimbangan seperti diatas adalah hal yang wajar untuk
dilakukan, karena pada umumnya manusia memiliki sifat untuk memilih sesuatu yang menguntungkan bagi dirinya.Tindakan tersebut sesuai dengan teori pilihan
rasional yang dikemukakan oleh Coleman.
5.2 Saran
Keberadaan daerah wisata didukung oleh adanya beberapa indikator seperti aksesibilitas, akomodasi, atraksi wisata, lingkungan fisik dan sosial dan perilaku masyarakat lokal terhadap wisatawan. Sehingga pemerintah daerah dan
Dinas Kepariwisataan diharapkan saling bekrja sama dalam meningkatkan kualitas indikator-indikator tersebut. Seperti misalnya mengembangkan kegiatan
Daerah maupun masyarakat setempat.Kebersihan lingkungan dan perilaku
masyarakat terhadap wisatawan sangat mempengaruhi keputusan wisatawan sehingga penting diadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang arti penting
pariwisata dan cara bersikap kepada wisatawan. Maka dari itu sebaiknya bagi Pemerintah Daerah dan Dinas Pariwisata serta masyarakat lebih memperhatikan faktor tersebut karena proses ini sangat penting bagi pengembangan pariwisata,