• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

Siska Miftakhul Aulia, Riswandi*, Dedi Afandi** ABSTRACT

In the implementation of the medical profession often encountered conflict between doctor and patient, don’t be solved by the rules of ethics. This is because un the end must be returned on completion of the aspects of the rights and competencethat are comparable to the obligations and responsibilities. The right is the power or authority of a person or a legal entity to acquire or decide to do something. Obligation is something that should be done or to be done by an individual or a legal entity. Starting in September 1981, the conference 34th World Medical Association in Lisbon, for the first time declared the rights of patients. In the legislation no. 29 Year 2004 on the Practice of Medicine Section (52) patients in receiving medical care on medical practice, have the rights and obligations. The research is conducted using cross sectional study and implemented in March 2012 at RSUD Arifin Achmad Pekanbaru with a total sample of 60 people. High knowledge level on the right has a greater percentage (98.3%). At the level of knowledge of the patient to the obligations of patients had a high level of knowledge that is 100%. Influential factor is the age and socio-economic condition of the patient.

Key words: Knowledge, patients' rights, obligations patient PENDAHULUAN

Dalam pelaksanaan profesi kedokteran sering kali dijumpai konflik antara dokter dengan pasien, yang tidak dapat dipecahkan oleh kaidah-kaidah etika. Dalam keadaan seperti ini maka kaidah hukum dapat diberlakukan, sehingga pembicaraan tidak akan dapat dilepaskan dari masalah hak dan kewajiban dari pihak-pihak yang terlibat dalam perkara tersebut. Hal ini disebabkan karena pada akhirnya penyelesaian harus dikembalikan pada segi-segi hak dan kewenangan yang sebanding dengan kewajiban dan tanggung jawab. Permasalahannya adalah seberapa jauh pihak yang terlibat yaitu dokter dan pasien mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing, dan seberapa jauh seorang dokter mengetahui hak dan kewajiban pasien dan begitu juga sebaliknya dengan pasien,apakah pasien mengetahui hak dan kewajiban seorang dokter.1

Hak adalah kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu badan hukum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu. Kewajiban adalah sesuatu yang harus diperbuat atau yang harus dilakukan oleh seseorang atau suatu badan hukum. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Dahulu, hubungan dokter dengan pasien lebih bersifat paternalistik. Pasien umumnya hanya dapat menerima saja segala sesuatu yang dikatakan dokter tanpa dapat bertanya apapun. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hak-haknya, maka pola hubungan demikian juga mengalami perubahan yang sangat berarti.2

(2)

Akhir-akhir ini banyak keluhan masyarakat terhadap para dokter, antara lain mengenai kurangnya waktu dokter yang disediakan untuk pasiennya, kurang lancarnya komunikasi, kurangnya informasi yang diberikan dokter kepada pasien / keluarganya, tingginya biaya pengobatan dan sebagainya. Tanpa disadari keluhan-keluhan ini merupakan sebagian dari hak yang harus diterima oleh pasien. Hal ini disebabkan karena meningkatnya taraf pendidikan dan kesadaran hukum masyarakat, dimana masyarakat lebih menyadari akan haknya dalam memperoleh pelayanan kesehatan.

Dimulai pada bulan September 1981, pada musyawarah ke-34 Asosiasi Kedokteran Sedunia (World Medical Association) di Lisabon, untuk pertama kalinya dideklarasikan hak-hak pasien, yang meliputi hak untuk memilih dokter secara bebas, hak untuk dirawat oleh dokter yang memiliki kebebasan dalam membuat keputusan klinis dan etis tanpa pengaruh dari luar, hak untuk menerima atau menerima atau menolak pengobatan setelah menerima informasi yang adekuat, hak untuk mengharapkan bahwa dokternya akan merahasiakan kondisi kesehatan dan pribadinya, hak untuk mati secara bermartabat, dan hak untuk menerima atau menolak layanan moral dan spiritual4.

Pasien dalam menerima pelayanan medis pada praktik kedokteran, mempunyai hak yang tercantum dalam Undang – Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal (52)9:

a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis yang akan di lakukan.

b. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain.

c. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis. d. Menolak tindakan medis

e. Mendapatkan isi rekam medis

Pasien dalam menerima pelayanan medis pada praktik kedokteran, mempunyai kewajiban yang tercantum dalam Undang – Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal ( 53 )9 :

a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya . b. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau dokter gigi.

c. Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan. d. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang telah di terima.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan pasien terhadap hak dan kewajiban pasien di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien tersebut, dilihat dari umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, penyakit yang diderita, dan kondisi social ekonomi.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan desain potong lintang (cross sectional) untuk melihat tingkat pengetahuan pasien terhadap hak dan kewajiban serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien tersebut. Jumlah sampel sebanyak 60 orang yang memenuhi kriteri inklusi dan tidak memiliki criteria eksklusi.

Pasien yang memenuhi kriteria inklusi akan diberikan penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan dan menandatangani persetujuan atau

* Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Riau Bagian ** Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Riau Alamat korespondensi: siska_miftakhul@yahoo.com / +6285271554253

(3)

informed consent. Selanjutnya pasien diminta untk mengisi kuesioner yang telah diberikan yang berisi tentang hak dan kewajiban pasien di rumah sakit.

Penelitian ini dinyatakan telah lolos kaji etik yang disahkan oleh panitia tetap kaji etik Fakultas Kedokteran Universitas Riau pada tanggal 21 Maret 2012.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan pasien terhadap hak dan kewajiban pasien dirumah sakit Arifin Achmad Pekanbaru, serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien berdasarkan umur, jenis kelamin, lama pendidikan, penyakit yang diderita, dan kondisi social ekonomi. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 60 orang.

Pada penelitian terlihat bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 22 orang ( 36,7 % ) dan perempuan berjumlah 38 orang ( 63,3 % ). Dilihat dari lamanya pendidikan responden median 12,00. Kondisi penyakit responden yang kronis 23 orang (38,3 %), dan yang tidak kronis 37 orang (61,7%). Pembiayaan kesehatan dari responden adalah ASKES 39 orang (65%), ASKESKIN 4 orang (6,7%),dan UMUM 17 orang (28.3%).

Gambaran tingkat pengetahuan pasien terhadap hak dan kewajiban pasien di Poliklinik Rawat Jalan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dapat dilihat pada tabel.1 berikut :

Tingkat pengetahuan pasien Hak Kewajiban

Baik ( positif ) 59 (98.3%) 60 (100%) Kurang baik ( negative ) 1 (1,7%) 0

Berdsarakan Tabel.1 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi pada hak memiliki persentase yang lebih besar ( 98,3 %) daripada responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah ( 1,7%). Pada tingkat pengetahuan pasien terhadap kewajiban pasien memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi yaitu 100%, semua pasien memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi.

Pada penelitian ini didapatkan faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien di RSUD Arifin Achmad adalah umur dan kondisi sosial ekonomi yang dilihat dari jenis pembiayaan kesehatan pasien. Hal ini seperti yang telah dijelaskan oleh Notoatmodjo bahwa penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.

Umur bisa mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien dimana seseorang yang berumur lebih lanjut mereka tidak akan terlalu mempertimbangkan atau memperhatikan apa yang akan menjadi hak dan kewajiban mereka hal ini bisa terjadi karena kebanyakan pada masyarakat umum yang berusia lebih lanjut mereka pergi memeriksakan kesehatan selalu didampingi oleh keluarga, sehingga pasien sendiri hanya menerima saja apa yang sudah ditetapkan atau dianjurkan oleh dokter yang telah dijelaskan kepada keluarga mereka. Sementara dilihat dari usia pasienyang masih produktif, mereka sangat memperhatikan apa saja yang menjadi hak dan kewajiban mereka dan mereka akan mencari tahu atau menanyakan apa saja yang mereka lakukan pada saat menjalani pengobatan.

(4)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitain crosssectional study terhadap tingkat pengetahuan pasien terhadap hak dan kewajiban pasien di Rumah Sakit dapat disimpulakn bahwa dengan jumlah responden 60 orang didaptkan tingkat pengetahuan pasien terhadap hak dan kewajiban pasien di Rumah Sakit RSUD Arifin Achmad tergolong kedalam tingkat pengetahuan tinggi, hal ini terlihat bahwa lebih dari 50 % yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru adalah umur dan kondisi sosial ekonomi yang dilihat berdasarkan jenis pembiayaan kesehatan pasien di rumah sakit.

Untuk meningkatkan tingkat pengetahuan pasien terhadap hak dan kewajiban pasien di rumah sakit dibutuhkan kerja sama yang baik antara tenaga medis, paramedic, dan pihak-pihak rumah sakit. Dokter harus lebih menjelaskan apa saja yang menjadi hak dan kewajiban pasien pada saat menjalankan pengobatan, seperti memberikan informed consent, informasi tentang penyakit yang diderita oleh pasien, dimana hal ini bisa meningkatkan pengetahuan pasien terhadap hak dan kewajiban pasien di Rumah Sakit.

Diharapkan bagi pihak rumah sakit agar lebih menjelaskan kepada pasien tentang peraturan yang ada di Rumah Sakit agar pasien bisa mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajiban pasien. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien terhadap hak dan kewajiban pasien di Rumah Sakit.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan ini penulis ingin memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, kepada dr.Riswandi, Sp.A. M.Hum dan DR.dr. Dedi Afandi. DFM, Sp.F, yang telah membimbing, memberikan inspirasi, mengarahkan, dukungan dan semangat kepada penulis dengan penuh kesabaran.

DAFTAR PUSTAKA

1. Achadiat M. Chrisdiono. Dinamika Etika & Hukum Kedokteran. Jakarta : penerbit buku kedokteran( EGC), Maret 2007.

2. Majelis kehormatan etik kedokteran Indonesia(MKEK). Kode etik kedokteran Indonesia dan pedoman pelaksanaan kode etik kedokteran Indonesia. Fakultas kedokteran USU;2004

3. Marsetio M. Penerapan Etik Kedokteran. Jakarta: Maj Kedokt Indon, Volum: 55, No: 3, Maret 2005. 322.

4. Ali M, Sidi IPS. Editor. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia, 2006.

5. Daldiyono. Pasien Pintar Dokter Bijak. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. 2007. 192-193.

6. Ali MM, Sidi IPS, Hadad T, Adam K, Rafly A, Sampurna B. Editor. Kemitraan dalam Hubungan Dokter-Pasien. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia, 2006.

(5)

7. Haynes RB, McDonald HP, Garg AX. Helping patients follow prescribed treatment: clinical applications. JAMA. 2002;288:2880-2883.

8. Stewart M, Brown JB, Boon H, Galajda J, Meredith L, Sangster M.Evidence on patient-doctor communication. Cancer Prev Control. 1999;3:25-30.

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran. 2004. Bandung : Fokus Media.

10. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

11. Guwandi J. Dugaan Malpraktik Medik dan Draft RPP : “Perjanjian Terapetik antara Dokter dan Pasien”.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.29-30.

12.Misranto. Manajemen pelayanan kesehatan dalam hubungannya dengan

perlindungan hak pasien. Universitas Merdeka Pasuruan.

13.Rosari LN.Perlindungan hukum terhadap pasien sebagai konsumen jasa di bidang pelayanan medis berdasarkan kitab undang-undang hukum perdata [Skripsi]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta; 2010

14.Doni VK. Hubungan persepsi pasien terhadap komunikasi dokter dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan dokter di poliklinik rawat jalan RSUD arifin achmad pekanbaru [Skripsi]. Pekanbaru: Universitas Riau; 2011

15.Simatupang, Juliana E. Manajemen pelayanan kebidanan. Jakarta: EGC;2008

16.Maharani Y.Dewi. Ketentuan perjanjian dalam penerimaan dan penolakan pengambilan tindakan medis [Thesis]. Semarang: 2006

17.Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta;2002

18.Sastroasmoro S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: CV Sagung Seto;2002

19.Dahlan S. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika;2009

Referensi

Dokumen terkait

Secara keseluruhan media pembelajaran scrapbook pada materi tata surya yang dikembangkan memperoleh penilaian dengan kriteria “Sangat Baik” untuk semua aspek, yaitu

Melalui penyajian informasi yang aktual dan faktual dilakukan kedua media online Detik.Com dan Kompas.Com terhadap pemberitaan terorisme di Surabaya memberikan suatu hal

dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang

b. Provinsi Jawa Tengah akan melakukan revlsl DIPA/POK. Blaya angkutan dari EmbarkasI ke DebarkasI dari dana APBD Provinsi Jawa Tengah, sehingga dana angkutan melalui APBN

komunikasi iaitu kalender kursus dan alatan pengurusan kusus iaitu papan buletin (buletinboard).Ini menunjukkan tidak semua alatan yang akan dibangunkan atau ada dalam

Penelitain yang dilakukan oleh Untung Rahardja, Dina Fitria Murad, dan Bunga Pertiwi dari perguruan Tinggi Raharja, Indonesia pada tahun 2013 yang berjudul “Penerapan Sistem

5 Apabila diperlukan, Bank dapat melakukan wawancara dengan calon Nasabah untuk meneliti dan meyakini keabsahan dan kebenaran dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat 3.131 Jadi,