BAB III GAMBARAN DATA PKLM
A. Faktur Pajak
d. Untuk mengetahui tata cara pembetulan atas faktur pajak yang salah,
baik salah dalam penulisan atau salah perhitungan. 2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri
a. Bagi Mahasiswa
1. Untuk menganalisis pengetahuan yang diperoleh mahasiswa dalam
perkuliahan dalam bentuk teori dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.
2. Melatih mahasiswa dalam berkomunikasi dan berinteraksi dalam
lingkungan dunia kerja yang di hadapi dan membentuk mahasiswa menjadi pekerja yang mempunyai integritas yang tinggi terhadap instansi tempat dimana mahasiswa tersebut bekerja.
3. Supaya dapat digunakan bagi pengembangan ilmu pengetahuan
4. Agar dapat digunakan sebagai pengalaman dalam melaksanakan penelitian ilmiah.
b. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan
1. Membantu pemerintah dalam mensosialisasikan pajak dengan efektif
dan efisien kepada wajib pajak (WP).
2. Mendapat masukan dan saran dalam hal penanganan faktur pajak.
3. Membina hubungan baik antara KPP Pratama Medan Belawan dan
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
c. Bagi Universitas
1. Guna meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia dan profesionalisme,
memperluas wawasan serta memantapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya khususnya dalam bidang perpajakan.
2. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik universitas Sumatera Utara dengan KPP Pratama yang bersangkutan dalam memberikan uji nyata praktik kerja.
3. Mempertinggi pandangan masyarakat terhadap Sumber Daya Manusia
yang dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional khususnya Universitas Sumatera Utara dengan persepsi umum.
C. URAIAN TEORITIS 1. Definisi Pajak
a. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH. Memberi definisi sebagai berikut:
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbul (kkontra prestasi), yang langsung dapat ditunjukan dan dapat digunakan untuk membiayai penggunaan umum.(Bohari, 1984: 31).
b. Prof. Dr. P.J.A. Andriani. Beliau memberikan definisi yang berbunyi
sebagai berikut:
Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh orang yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak dapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjukan dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah dengan tugas pemerintahan. (Bohari, 1984: 31).
c. Dr. Soeparman Soemahamidjaja, yang memberikan definisi pajak
sebagai berikut :
Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasah berdasarkan norma-norma hokum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.(Suandy, 2008: 9)
Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adakalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukan dalam hal yang individual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.(Suandy, 2008: 9)
2. Teori Pemungutan Pajak
a. Teori Bakti
Penekanan teori terletak pada Negara yang mempunyai hak untuk memungut pajak dari warganya sebagai tindak lanjut teori kepentingan dalam hal penyediaan fasilitas umum yang diselenggarakan oleh Negara.(Judisseno, 1996: 17)
b. Teori Daya Pikul
Dalam teori ini, keadilan dan keabsahan Negara dalam memungut pajak dari warganya didasarkan pada kemampuan dan kekuatan masing-masing masyarakat dan bukan besar kecilnya kepentingan. .(Judisseno, 1996: 17)
c. Teori Daya Beli
Teori ini menekankan bahwa Negara adalah penyelenggara berbagai kepentingan yang mendukung kesejahteraan masyarakat dan Negara. Berdasarkan pengertian tersebut, Negara memiliki keadilan dan keabsahan dalam melakukan pemungutan pajak dari masyarakatnya. .(Judisseno, 1996: 17)
Menurut teori ini, negara mempunyai tugas untuk melindungi warganya dari segala kepentingannya baik keselamatan jiwanya maupun keselamatan harta bendanya. Untuk perlindungan tersebut diperlukan biaya seperti layaknya dalam perjanjian asuransi deiperlukan adanya pembayaran premi. Pembayaran pajak ini dianggap sebagai pembayaran premi kepada negara. Teori ini banyajk ditentang karena negara tidak boleh disamakan dengan perusahaan asuransi .(Judisseno, 1996: 17)
e. Teori Kepentingan
Menurut teori ini, dasar pemungutan pajak adalah adanya kepentingan dari masing-masing warga negara. Termasuk kepentingan dalam perlindungan jiwa dan harta. Semakin tinggi tingkat kepentingan perlindungan, maka semakin tinggi pula pajak yang harus dibayarkan. Teori ini banyak ditentang, karena pada kenyataannya bahwa tingkat kepentingan perlindungan orang miskin lebih tinggi daripada orang kaya. Ada perlindungan jaminan sosial, kesehatan, dan lain-lain. Bahkan orang yang miskin justru dibebaskan dari beban pajak. .(Judisseno, 1996: 17)
3. Faktur Pajak
Berdasarkan Pasal 1 huruf t, undang-undang PPN Nomor 8 Tahun 1984 (Sukardji, 2001:159) dan perubahan terakhir yaitu Pasal 1 angka 23 Undang-Undang PPN Nomor 42 Tahun 2009, Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak karena
Penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena pajak tau Direktorat Jendral Bea dan Cukai karena Import Barang Kena Pajak.
Berdasarkan Pasal 13 undang-undang PPN Tahun 1983 Jo.undang-undang PPN Tahun 2000, pada hakikatnya dikenal 3 jenis faktur pajak, yaitu:
a. Faktur Pajak Standar
Faktur Pajak Standar adalah faktur pajak yang bentuk dan isinya telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
b. Faktur Pajak Gabungan
Faktur Pajak Gabungan adalah faktur pajak standar yang memuat lebih dari satu transaksi dalam satu masa pajak untuk pelanggan yang sama.
c. Faktur Pajak Sederhana
Faktur Pajak Sederhana adalah faktur pajak yang dibuat sebagai bukti atas penyerahan BKP atau JKP kepda konsumen akhir atau kepada pembeli atau kepada penerima jasa kena pajak yang tidak menunjukan identitas dengan lengkap.
Akan tetapi setelah terjadinya perubahan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai yaitu Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009, jenis Faktur Pajak yaitu :
1. Faktur Penjualan atau dokumen tertentu yang ditetapkan sebagai
Faktur Pajak oleh Direktur Jendral Pajak.
a. Faktur penjualan yang digunakan oleh pengusaha telah dikenal oleh masyarakat luas, seperti kuitansi pembayaran telpon dan tiket pesawat udara.
b. Untuk adanya bukti pungutan pajak harus ada Faktur
Pajak,sedangkan pihak yang seharusnya membuat Faktur Pajak, yaitu pihak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, berada di luar pabean, misalnya dalam hal pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar pabean, Surat Setoran Pajak dapat ditetapkan sebagai Faktur Pajak.
c. Terdapat dokumen tertentu yang digunakan dalam hal impor
dan ekspor Barang Kena Pajak.(Diana, 2009:661). 4. Pajak Masukan (PM) dan Pajak Keluaran (PK)
Pajak Masukan merupakan pajak yang dapat dikreditkan melalui Faktur Pajak sebagai bukti pungutan pajak, yang berdasarkan Pasal 1 angka 24 dan Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 Tahun 2009.
Pajak Masuukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena pajak dan/ atau perolehan Jasa Kena Pajak dan/ atau pemanfaatan Barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean dan/ pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean dan/ atau impor Barang Kena Pajak.
Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak berwujud, ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/ atau ekspor Jasa Kena Pajak.
D. RUANG LINGKUP PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Dalam hal ini penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan, penulis ingin :
1. Penelitian / Pemeriksaan Faktur Pajak yang disampaikan wajib pajak
(WP) kepada fiskus.
2. Tata cara pembetulan atas faktur pajak yang salah, baik dalam
penulisan ataupun dalam perhitungan di KPP Pratama Medan Belawan.
E. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Metode PKLM yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Hal ini berkaitan dengan persiapan yang dibutuhkan mahasiswa mulai dari peninjauan objek dan lokasi, mencari bahan untuk pembuatan proposal, permohonan surat jalan/surat permohonan dari fakultas, dan lain sebagainya. 2. Studi Literatur
Hal ini berkaitan dengan pengumpulan buku-buku yang berkaitan dengan judul PKLM, artikel ilmiah serta sumber-sumber lain yang mendukung penulisan laporan ini.
3. Obserevasi Lapangan
Penulis melakukan pengamatan secara langsung tentang kondisi serta keadaan dari kantor tempat dimana penulis melakukan kegitan praktik kerja lapangan mandiri.
4. Pengumpulan Data
Penulis melakukan pengumpulan data untuk menunjang keberhasilan dari topik yang dibahas, dalam hal ini data-data bersumber dari KPP Pratama Medan Belawan.
a. Data Primer adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak yang mengetahui
tentang objek kajian Praktik Kerja Lapangan (PKLM).
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari refrensi ilmiah, seperti buku
perpajakan, Undang-Undang perpajakan yang bertujuan untuk pengumpulan laporan PKLM.
5. Analisis dan Evaluasi Data
Setelah memperoleh data yang dui butuhkan penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data dan mengelompokkan data tersebut yang kemudian akan di interpretasikan secara objektif, jelas dan sistematis sehingga lebih mudah untuk menarik kesimpulan dari data tersebut.
1. Daftar wawancara
Yaitu dengan melakukan pengajuan pertanyaan-pertanyaan baik yang tertulis maupun tidak tertulis kepada pegawai perusahaan, yang dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk membantu proses penyusunan laporan.
2. Daftar Observasi
Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ataupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar, dan bila perlu membantu mengerjakan tugas yang diberikan pihak kantor dengan pemberian arahan terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada KPP Pratama tersebut.
3. Daftar Dokumentasi
Pengumpulan data dengan mengumpulkan daftar dokumentasi yang di perlukan seperti Undang-Undang Perpajakan, lampiran formulir-formulir, data mengenai pendaftaran dan pencabutan pengukuhan PKP, data mengenai kepegawaian dan data-data lain yang berhubungan dengan PKLM.
G. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PKLM
Adapun sistematika dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemikiran dalam menyusun laporan, tujuan dan manfaat PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup PKLM,
metode penelitian serta sistematika penulisan. Pada bab ini dijelaskan hal-hal yang melatarbelakangi masalah-masalah yang dikemukakan penulis tentang pengawasan dan penelitian faktur pajak.
BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM
Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi PKL, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran mengenai pegawai atau karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.
BAB III : GAMBARAN DATA PKLM
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan faktur pajak, antara lain penjelasan tentang fungsi dan kewajiban membuat faktur pajak, tata cara mengisi faktur pajak, tata cara pembetulan faktur pajak standar yang rusak atau cacat, atau salah dalam pengisian atau salah dalam penulisan dan pembatalan.
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan menganalisa data yang di peroleh dan kemudian mengadakan evaluasi serta memberikan interpretasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan.
Pada bab ini penulis akan mengemukan rangkuman dari objek yang telah di teliti serta saran-saran yang membangun berdasarkan data dan informasi yang telah diperoleh. Yaitu, seperti faktur pajak yang cacat tersebut yang ada di KPP Pratama Medan Belawan kemudian penulis akan berusaha memberikan saran yang penulis anggap dapat memberikan masukan pengawasan dan penelitian atas laporan faktur pajak.
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah KPP Pratama Medan Belawan
Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994 yang kemudian diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan dengan surat keputusan Menteri Keuangan Nomor : 443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 dan dengan adanya modernisasi di lingkungan DJP, maka sejak tanggal 27 Mei 2008 berubah nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan yang merupakan gabungan dari Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan serta Kantor Pemeriksaan Pajak,yang akan melayani PPh, PPN, PBB, BPHTB, serta melakukan pemeriksaan tetapi bukan sebagai lembaga yang memutuskan keberatan.
KPP Pratama adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala kantor wilayah. KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan wajib pajak di bidang pajak penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, pajak tidak langsung lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah
B. Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan terdiri dari 4 kecamatan yaitu :
1. Kecamatan Medan Belawan 2. Kecamatan Medan Labuhan 3. Kecamatan Medan Marelan 4. Kecamatan Medan Deli
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan membawahi seksi / sub.bagian umum dan kelompok fungsional pemeriksa pajak dan penilai PBB yang mana setiap waskon terdiri dari beberapa orang account representative (AR) dibantu pelaksana. KPP Pratama dipimpin oleh seorang Kepala Kantor sedangkan setiap seksi dipimpin oleh kepala seksi/kepala sub.bagian umum dan dibantu oleh account pepresentative (AR) dan pelaksana. Adapun seksi/sub.bagian umum dan kelompok fungsional tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sub Bagian Umum
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi Perpajakan 3. Seksi Pelayanan
4. Seksi Pemeriksaan 5. Seksi Penagihan 6. Seksi Ekstensifikasi
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 1 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 2
9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 3 10. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 4
11. Kelompok fungsional Pemeriksa Pajak dan Penilai PBB Adapun perincian jumlah pegawai adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan pegawai per seksi/bagian/kelompok
NO Seksi / Bagian Jumlah Pegawai
1 Sub Bagian Umum 11
2 Pengolahan Data dan Informasi 9
3 Pelayanan 10
4 Penagihan 5
5 Pemeriksaan 2
6 Ekstensifikasi 4
7 Pengawasan dan Konsultasi 1 6
8 Pengawasan dan Konsultasi 2 7
9 Pengawasan dan Konsultasi 3 6
11 Fungsional Pemeriksa/Penilai PBB 15
Jumlah 66
2. Berdasakan Jabatan
No Jabatan Jumlah Pegawai
1 Kepala Kantor 1
2 Kepala Subbag 1
3 Kepala Seksi 9
4 Account Representative 17
5 Fungsional Pemeriksa Pajak 15
6 Pelaksana 31
Jumlah 82
Tugas dan fungsi masing-masing akan diuraikan dalam setiap seksi, dimana Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan kegiatana operasional pelayanan perpajakan. Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi, maka pembagian tugas dan wewenang masing-masing seksi adalah sebagai berikut :
1. Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum terdiri dari Tata Usaha dan Kepegawaian, Koordinator Keuangan dan Koordinator Rumah Tangga.
Tugas dan fungsinya adalah :
1) Tata Cara Penerimaan Dokumen di KPP
2) Tata Cara Pemrosesan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Subbagian
Umum
3) Cara Penyampaian Dokumen di KPP
4) Tata Cara Permintaan Pengujian Kesehatan Pegawai
5) Tata Cara Pelaksanaan Pelantikan, Sumpah dan Serah Terima Jabatan
serta Pengambilan Sumpah Pegawai Negeri Sipil
6) Tata Cara Pembuatan Kartu Tanda Pengenal Pemeriksa
7) Tata Cara Penerbitan Izin Melanjutkan Pendidikan di Luar Kedinasan (S1)
8) Tata Cara Pengajuan Usul Peserta Pendidikan di Luar Negeri
9) Mekanisme Pembayaran Anggaran Belanja (Pembayaran Melalui Uang
10) Tata Cara Pelaksanaan Pembayaran Tagihan Melalui Mekanisme Langsung (LS) Kepada Rekanan
11) Tata Cara Permintaan dan Pembayaran Lembur Pegawai
12) Tata Cara Pemberhentian Gaji dan TKPKN
13) Tata Cara Penyusunan Laporan/Daftar Realisasi Anggaran Belanja
14) Tata Cara Penyusunan Laporan SAKPA (Sistem Akuntansi Kuasa
Pengguna Anggaran) Tingkat Satuan Kerja/Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)
15) Tata Cara Pelaksanaan Penutupan Buku Kas Umum
16) Tata Cara Penenrimaan Inventaris dari Rekanan/Pihak Lain
17) Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara Dengan Lelang
Pada Unit KPP. Tata Cara Penyusunan Tanggapan/Tindak Lanjut Terhadap Surat Hasil Pemeriksaan (SHP)/Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari Itjen Depkeu/BPK/BPKP/Unit Fungsional Pemeriksa Lainnya
18) Melakukan Urusan dan Perlengkapan Rumah Tangga.
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
Tugas dan fungsinya adalah :
1) Tata Cara Pemroresan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi PDI
2) Tata Cara Penatausahaan Alat Keterangan
3) Tata Cara Penyusunan Rencana Penerimaan Pajak Berdasarkan Potensi
Pajak, Perkembangan Ekonomi dan Keuangan
5) Tata Cara Pemanfaatan Bank Data
6) Tata Cara Pembuatan dan Penyampaian Surat Perhitungan (SPH) Kirim ke
Kantor Pelayanan Pajak Lain
7) Tata Cara Peminjaman Berkas Data/Alat Keterangan oleh Seksi Pngolahan
Data dan Informasi Kepada Seksi Terkait
8) Tata Cara Penatausahaan Penerimaan PBB Non Elektronik
9) Tata Cara Pembuatan Laporan Penerimaan PBB/BPHTB
10) Tata Cara Penyelesaian Pembagian Hasil Penerimaan PBB
11) Melakukan Urusan Pengolahan Data dan Penyajian Informasi dan
Pembuatan Monografi Pajak
12) Melakukan Penggalian Potensi Pajak
13) Melakukan Pemberian Dukungan Teknisi Komputer
14) Melakukan Urusan Penerimaan, Pengecekan, dan Perekaman Surat
Pemberitahuan Masa dan Tahunan.
3. Seksi Pelayanan
Tugas dan fungsinya adalah :
1) Tata Cara Penatausahaan Surat, Dokumen, dan Laporan Wajib Pajak Pada
Tempat Pelayanan Terpadu
2) Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak
3) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
5) Tata Cara Penyelesaian Pemindahan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Lama
6) Tata Cara Penyelesaian Pemindahan Pengusaha Kena Pajak di Kantor
Pelayanan Pajak Lama
7) Tata Cara Penyelesaian Pemindahan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan
Pajak Baru
8) Tata Cara Penyelesaian Pemindahan Pengusaha Kena Pajak di Kantor
Pelayanan Pajak Baru
9) Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan PPh
10) Tata Cara Peneriamaan dan Pengolahan SPT Masa
11) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Perpanjangan Jangka Waktu
Penyampaian SPT Tahunan PPh
12) Tata Cara Penerbitan Surat Teguran Penyampaian SPT Masa
13) Tata Cara Penerbitan Surat Teguran Penyampaian SPT Tahunan PPh
14) Tata Cara Penelitian Hasil Keluaran Berupa SPPT/STTS/DHKP/DHR
15) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pencetakan Salinan SPPT/SKP/STP
16) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pembetulan SPPT/SKP/STP
17) Tata Cara Peminjaman/Pengiriman Berkas
18) Tata Cara Pelaksanaan Pemenuhan Permintaan Konfirmasi dan Klarifikasi
19) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pembukuan Dalam Bahasa Inggris
20) Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak Untuk Perwakilan Negara Asing dan Badan-Badan Internasional Serta Pejabat/Tenaga Ahlinya
21) Tata Cara Penyampaian Permintaan Revaluasi Aktiva Tetap dari Wajib
Pajak ke Kantor Wilayah
22) Tata Cara Penyelesaian Pemberitahuan Penggunaan Norma Penghitungan
23) Tata Cara Layanan Permintaan Penetapan Sebagai Daerah Terpencil
24) Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Pajak
25) Tata Cara Penyelesaian Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak
26) Tata Cara penyelesaian Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
27) Tata Cara Pemroresan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi
Pelayanan
28) Tata Cara Pemroresan dan Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak
29) Tata Cara Penyisihan Anak Berkas WP yang Tahun/Masa Pajaknya Telah
Melampaui 10 Tahun.
4. Seksi Penagihan
Tugas dan fungsinya adalah :
1) Tata Cara Pemroresan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi
Penagihan
2) Tata Cara Penatausahaan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak
3) Tata Cara Penatausahaan Surat Keputusan Pembetulan/Keberatan/Putusan Banding/Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak dan Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pada Seksi Penagihan
4) Tata Cara Menjawab Konfirmasi Data Tunggakan Wajib Pajak
5) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Penundaan Pembayaran Pajak
6) Tata Cara Penyelesaian Usulan Pemeriksaan Dalam Rangka Penagihan
Pajak
7) Tata Cara Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus
8) Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak
9) Tata Cara Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) Bunga Pengihan
10) Tata Cara Penerbitan dan Penyampaian Surat Teguran Penagihan
11) Tata Cara Penerbitan dan Pemberitahuan Surat Paksa
12) Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP)
13) Tata Cara Penerbitan Surat Keputusan Pencabutan Sita
14) Tata Cara Pemindahan Berkas dari Kantor Pelayanan Pajak ke Kantor
Pelayanan Pajak Lainnya
15) Tata Cara Pembuatan Usulan Pencegahan dan Penyanderaan Terhadap
Wajib Pajak Tertentu
16) Tata Cara Pelaksanaan Lelang
17) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pembatalan Lelang
19) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Mengangsur Pembayaran Pajak
20) Melakukan Urusan Penatausahaan Piutang Pajak, Penagihan, Penundaan
dan Angsuran Piutang Pajak
21) Melakukan Penerbitan Surat Teguran, Surat Paksa, Surat Perintah
Melakukan Penyitaan
22) Melakukan Penyitaan, Usulan Lelang dan Penagihan Lainnya.
5. Seksi Pemeriksaan
Seksi pemeriksaan bekerjasama dengan fungsional dalam melakukan pemeriksaan pajak baik Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Badan.
Tugas dan fungsinya adalah :
1) Tata Cara Pemroresan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi
Pemeriksaan
2) Tata Cara Penyelesaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak
Penghasilan Lebih Bayar
3) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengambilan Kelebihan Pembayaran
Pajak Penjualan ata Barang Mewah
4) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengambilan Kelebihan Pembayaran
Pajak Pertambahan Nilai Untuk Selain Wajib Pajak Patuh
5) Tata Cara Penyelesaian Usulan Pemeriksaan
6) Tata Cara Penyelesaian Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan
7) Tata Cara Pengamatan oleh KPP
9) Tata Cara Pemeriksaan Lapangan
10) Tata Cara Penatausahaan Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) dan Nota
Penghitungan (Nothit).
6. Seksi Ekstensifikasi
Tugas dan fungsinya adalah :
1) Tata Cara Pemroresan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi
Ekstensifikasi Perpajakan
2) Tata Cara Pendaftaran Objek Pajak Baru Dengan Penelitian Kantor
3) Tata Cara Pendaftaran Objek Pajak Baru Dengan Penelitian Lapangan
4) Taat Cara Penerbitan Surat Himbauan Untuk Ber-NPWP
5) Tata Cara Pencarian Data dari Pihak Ketig Dalam Rangka
Pembentukan/Pemuktahiran Bank Data Perpajakan
6) Tata Cara Pencarian Data Potensi Perpajakan Dalam Rangka Pembuatan