• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini penulis akan mengemukan rangkuman dari objek yang telah di teliti serta saran-saran yang membangun berdasarkan data dan informasi yang telah diperoleh. Yaitu, seperti faktur pajak yang cacat tersebut yang ada di KPP Pratama Medan Belawan kemudian penulis akan berusaha memberikan saran yang penulis anggap dapat memberikan masukan pengawasan dan penelitian atas laporan faktur pajak.

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah KPP Pratama Medan Belawan

Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994 yang kemudian diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan dengan surat keputusan Menteri Keuangan Nomor : 443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 dan dengan adanya modernisasi di lingkungan DJP, maka sejak tanggal 27 Mei 2008 berubah nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan yang merupakan gabungan dari Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan serta Kantor Pemeriksaan Pajak,yang akan melayani PPh, PPN, PBB, BPHTB, serta melakukan pemeriksaan tetapi bukan sebagai lembaga yang memutuskan keberatan.

KPP Pratama adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala kantor wilayah. KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan wajib pajak di bidang pajak penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, pajak tidak langsung lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah

B. Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan terdiri dari 4 kecamatan yaitu :

1. Kecamatan Medan Belawan 2. Kecamatan Medan Labuhan 3. Kecamatan Medan Marelan 4. Kecamatan Medan Deli

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan membawahi seksi / sub.bagian umum dan kelompok fungsional pemeriksa pajak dan penilai PBB yang mana setiap waskon terdiri dari beberapa orang account representative (AR) dibantu pelaksana. KPP Pratama dipimpin oleh seorang Kepala Kantor sedangkan setiap seksi dipimpin oleh kepala seksi/kepala sub.bagian umum dan dibantu oleh account pepresentative (AR) dan pelaksana. Adapun seksi/sub.bagian umum dan kelompok fungsional tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sub Bagian Umum

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi Perpajakan 3. Seksi Pelayanan

4. Seksi Pemeriksaan 5. Seksi Penagihan 6. Seksi Ekstensifikasi

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 1 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 2

9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 3 10. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 4

11. Kelompok fungsional Pemeriksa Pajak dan Penilai PBB Adapun perincian jumlah pegawai adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan pegawai per seksi/bagian/kelompok

NO Seksi / Bagian Jumlah Pegawai

1 Sub Bagian Umum 11

2 Pengolahan Data dan Informasi 9

3 Pelayanan 10

4 Penagihan 5

5 Pemeriksaan 2

6 Ekstensifikasi 4

7 Pengawasan dan Konsultasi 1 6

8 Pengawasan dan Konsultasi 2 7

9 Pengawasan dan Konsultasi 3 6

11 Fungsional Pemeriksa/Penilai PBB 15

Jumlah 66

2. Berdasakan Jabatan

No Jabatan Jumlah Pegawai

1 Kepala Kantor 1

2 Kepala Subbag 1

3 Kepala Seksi 9

4 Account Representative 17

5 Fungsional Pemeriksa Pajak 15

6 Pelaksana 31

Jumlah 82

Tugas dan fungsi masing-masing akan diuraikan dalam setiap seksi, dimana Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan kegiatana operasional pelayanan perpajakan. Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi, maka pembagian tugas dan wewenang masing-masing seksi adalah sebagai berikut :

1. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum terdiri dari Tata Usaha dan Kepegawaian, Koordinator Keuangan dan Koordinator Rumah Tangga.

Tugas dan fungsinya adalah :

1) Tata Cara Penerimaan Dokumen di KPP

2) Tata Cara Pemrosesan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Subbagian

Umum

3) Cara Penyampaian Dokumen di KPP

4) Tata Cara Permintaan Pengujian Kesehatan Pegawai

5) Tata Cara Pelaksanaan Pelantikan, Sumpah dan Serah Terima Jabatan

serta Pengambilan Sumpah Pegawai Negeri Sipil

6) Tata Cara Pembuatan Kartu Tanda Pengenal Pemeriksa

7) Tata Cara Penerbitan Izin Melanjutkan Pendidikan di Luar Kedinasan (S1)

8) Tata Cara Pengajuan Usul Peserta Pendidikan di Luar Negeri

9) Mekanisme Pembayaran Anggaran Belanja (Pembayaran Melalui Uang

10) Tata Cara Pelaksanaan Pembayaran Tagihan Melalui Mekanisme Langsung (LS) Kepada Rekanan

11) Tata Cara Permintaan dan Pembayaran Lembur Pegawai

12) Tata Cara Pemberhentian Gaji dan TKPKN

13) Tata Cara Penyusunan Laporan/Daftar Realisasi Anggaran Belanja

14) Tata Cara Penyusunan Laporan SAKPA (Sistem Akuntansi Kuasa

Pengguna Anggaran) Tingkat Satuan Kerja/Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)

15) Tata Cara Pelaksanaan Penutupan Buku Kas Umum

16) Tata Cara Penenrimaan Inventaris dari Rekanan/Pihak Lain

17) Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara Dengan Lelang

Pada Unit KPP. Tata Cara Penyusunan Tanggapan/Tindak Lanjut Terhadap Surat Hasil Pemeriksaan (SHP)/Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari Itjen Depkeu/BPK/BPKP/Unit Fungsional Pemeriksa Lainnya

18) Melakukan Urusan dan Perlengkapan Rumah Tangga.

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Tugas dan fungsinya adalah :

1) Tata Cara Pemroresan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi PDI

2) Tata Cara Penatausahaan Alat Keterangan

3) Tata Cara Penyusunan Rencana Penerimaan Pajak Berdasarkan Potensi

Pajak, Perkembangan Ekonomi dan Keuangan

5) Tata Cara Pemanfaatan Bank Data

6) Tata Cara Pembuatan dan Penyampaian Surat Perhitungan (SPH) Kirim ke

Kantor Pelayanan Pajak Lain

7) Tata Cara Peminjaman Berkas Data/Alat Keterangan oleh Seksi Pngolahan

Data dan Informasi Kepada Seksi Terkait

8) Tata Cara Penatausahaan Penerimaan PBB Non Elektronik

9) Tata Cara Pembuatan Laporan Penerimaan PBB/BPHTB

10) Tata Cara Penyelesaian Pembagian Hasil Penerimaan PBB

11) Melakukan Urusan Pengolahan Data dan Penyajian Informasi dan

Pembuatan Monografi Pajak

12) Melakukan Penggalian Potensi Pajak

13) Melakukan Pemberian Dukungan Teknisi Komputer

14) Melakukan Urusan Penerimaan, Pengecekan, dan Perekaman Surat

Pemberitahuan Masa dan Tahunan.

3. Seksi Pelayanan

Tugas dan fungsinya adalah :

1) Tata Cara Penatausahaan Surat, Dokumen, dan Laporan Wajib Pajak Pada

Tempat Pelayanan Terpadu

2) Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak

3) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

5) Tata Cara Penyelesaian Pemindahan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Lama

6) Tata Cara Penyelesaian Pemindahan Pengusaha Kena Pajak di Kantor

Pelayanan Pajak Lama

7) Tata Cara Penyelesaian Pemindahan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan

Pajak Baru

8) Tata Cara Penyelesaian Pemindahan Pengusaha Kena Pajak di Kantor

Pelayanan Pajak Baru

9) Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan PPh

10) Tata Cara Peneriamaan dan Pengolahan SPT Masa

11) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Perpanjangan Jangka Waktu

Penyampaian SPT Tahunan PPh

12) Tata Cara Penerbitan Surat Teguran Penyampaian SPT Masa

13) Tata Cara Penerbitan Surat Teguran Penyampaian SPT Tahunan PPh

14) Tata Cara Penelitian Hasil Keluaran Berupa SPPT/STTS/DHKP/DHR

15) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pencetakan Salinan SPPT/SKP/STP

16) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pembetulan SPPT/SKP/STP

17) Tata Cara Peminjaman/Pengiriman Berkas

18) Tata Cara Pelaksanaan Pemenuhan Permintaan Konfirmasi dan Klarifikasi

19) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pembukuan Dalam Bahasa Inggris

20) Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak Untuk Perwakilan Negara Asing dan Badan-Badan Internasional Serta Pejabat/Tenaga Ahlinya

21) Tata Cara Penyampaian Permintaan Revaluasi Aktiva Tetap dari Wajib

Pajak ke Kantor Wilayah

22) Tata Cara Penyelesaian Pemberitahuan Penggunaan Norma Penghitungan

23) Tata Cara Layanan Permintaan Penetapan Sebagai Daerah Terpencil

24) Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Pajak

25) Tata Cara Penyelesaian Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak

26) Tata Cara penyelesaian Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

27) Tata Cara Pemroresan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi

Pelayanan

28) Tata Cara Pemroresan dan Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak

29) Tata Cara Penyisihan Anak Berkas WP yang Tahun/Masa Pajaknya Telah

Melampaui 10 Tahun.

4. Seksi Penagihan

Tugas dan fungsinya adalah :

1) Tata Cara Pemroresan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi

Penagihan

2) Tata Cara Penatausahaan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak

3) Tata Cara Penatausahaan Surat Keputusan Pembetulan/Keberatan/Putusan Banding/Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak dan Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pada Seksi Penagihan

4) Tata Cara Menjawab Konfirmasi Data Tunggakan Wajib Pajak

5) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Penundaan Pembayaran Pajak

6) Tata Cara Penyelesaian Usulan Pemeriksaan Dalam Rangka Penagihan

Pajak

7) Tata Cara Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus

8) Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak

9) Tata Cara Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) Bunga Pengihan

10) Tata Cara Penerbitan dan Penyampaian Surat Teguran Penagihan

11) Tata Cara Penerbitan dan Pemberitahuan Surat Paksa

12) Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP)

13) Tata Cara Penerbitan Surat Keputusan Pencabutan Sita

14) Tata Cara Pemindahan Berkas dari Kantor Pelayanan Pajak ke Kantor

Pelayanan Pajak Lainnya

15) Tata Cara Pembuatan Usulan Pencegahan dan Penyanderaan Terhadap

Wajib Pajak Tertentu

16) Tata Cara Pelaksanaan Lelang

17) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pembatalan Lelang

19) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Mengangsur Pembayaran Pajak

20) Melakukan Urusan Penatausahaan Piutang Pajak, Penagihan, Penundaan

dan Angsuran Piutang Pajak

21) Melakukan Penerbitan Surat Teguran, Surat Paksa, Surat Perintah

Melakukan Penyitaan

22) Melakukan Penyitaan, Usulan Lelang dan Penagihan Lainnya.

5. Seksi Pemeriksaan

Seksi pemeriksaan bekerjasama dengan fungsional dalam melakukan pemeriksaan pajak baik Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Badan.

Tugas dan fungsinya adalah :

1) Tata Cara Pemroresan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi

Pemeriksaan

2) Tata Cara Penyelesaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak

Penghasilan Lebih Bayar

3) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengambilan Kelebihan Pembayaran

Pajak Penjualan ata Barang Mewah

4) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengambilan Kelebihan Pembayaran

Pajak Pertambahan Nilai Untuk Selain Wajib Pajak Patuh

5) Tata Cara Penyelesaian Usulan Pemeriksaan

6) Tata Cara Penyelesaian Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan

7) Tata Cara Pengamatan oleh KPP

9) Tata Cara Pemeriksaan Lapangan

10) Tata Cara Penatausahaan Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) dan Nota

Penghitungan (Nothit).

6. Seksi Ekstensifikasi

Tugas dan fungsinya adalah :

1) Tata Cara Pemroresan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi

Ekstensifikasi Perpajakan

2) Tata Cara Pendaftaran Objek Pajak Baru Dengan Penelitian Kantor

3) Tata Cara Pendaftaran Objek Pajak Baru Dengan Penelitian Lapangan

4) Taat Cara Penerbitan Surat Himbauan Untuk Ber-NPWP

5) Tata Cara Pencarian Data dari Pihak Ketig Dalam Rangka

Pembentukan/Pemuktahiran Bank Data Perpajakan

6) Tata Cara Pencarian Data Potensi Perpajakan Dalam Rangka Pembuatan

Monografi Fiskal

7) Tata Cara Pelaksanaan Penilaian Individual Objek PBB

8) Tata Cara Pembuatan Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB)

9) Tata Cara Pembentukan/Penyempurnaan ZNT/NIR

10) Tata Cara Pemeliharaan Data Objek dan Subjek PBB

11) Tata Cara Penyelesaian Mutasi Seluruhnya Objek dan Subjek Pajak PBB

12) Tata Cara Penyelesaian Mutasi Sebagian Ibjek dan Subjek Pajak PBB

14) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)

15) Tata Cara Penerbitan Daftar Nominatif Untuk Usulan SP3 PSL

Estensifikas

7. Pengawasan dan Konsultasi

Tugas dan fungsinya :

1) Cara Pemroresan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi

Pengawasan dan Konsultasi

2) Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP)

3) Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB)

4) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Penggunaan Nilai Buku Dalam

Rangka Penggabungan Usaha,Pengambilalihan Usaha atau Pemekaran Usaha

5) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah di KPP

6) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pembetulan Ketetapan Pajak

Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah di KPP

7) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan

Sanksi administrasi Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di KPP

8) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah di KPP

9) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan

Sanksi Administrasi PBB di KPP

10) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Perubahan Metode Pembukuan

11) Tata Cara Layanan Permintaan Perubahan Tahun Buku Pertama

12) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh

21

13) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh

Pasal 22 Bendaharawan

14) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)

Pemungutan PPh Pasal 22 Untuk Pedagang Pengumpul dan Untuk Industri Tertentu

15) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Izin Prinsip Pembebasan PPh Pasal

22 Impor

16) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)

Pemungutan PPh Pasal 22 Impor

17) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)

Pemungutan PPh Pasal 22 Impor Untuk Wajib Pajak yang Penghasilannya Semata-mata Dikenakan PPh yang Bersifat Final

18) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Pasal 22 Atas Impor Emas Batangan Untuk Ekspor Perhiasan Emas

19) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)

Pemotongan PPh Pasal 23

20) Tata cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)

Pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto SBI yang Diterima atau Diperoleh dana Pensiun yang Pendiriannya Telah Disahkan oleh Menteri Keuangan

21) Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh

atas Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan.

8. Fungsional

Seksi fungsional ini mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tugas dan fungsinya adalah Melakukan Pemeriksaan kewajiban pajak terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan sesuai dengan Perintah Pemeriksaan (SP2) yang dikeluarkan.

Visi dan Misi KPP Pratama Medan Belawan

Keberhasilan program modernisasi di lingkungan DJP, tidak hanya dapat membawa perubahan paradigma dan perubahan prilaku pegawai DJP. Tetapi lebih jauh juga dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan

Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jendral Pajak telah mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan. Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut.

VISI

Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.

Dalam rangka mensosialisasikan sasaran pencapaian penerimaan pajak dalam tahun 2011, diperlukan sarana pendukung yang harus di persiapkan kantor pelayanan pajak pratama Medan Belawan secara lebih handal. Beberapa sarana pendukung tersebut antara lain adalah peningkatan etika dan moral aparat, penyempurnaan bank data, penyusunan strategi yang tepat, peningkatan kerjasama dengan pihak ketiga yang terkait dan perbaikan sistem informasi yang akurat.

MISI FISKAL

Menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-undang perpajakan dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi.

EKONOMI

Mendukung kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi bangsa dengan kebijakan perpajakan yang meminimalkan distorsi.

KELEMBAGAAN

Senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan aspirasi masyarakat dan teknokrasi perpajakan serta administrasi perpajakan mutakhir.

Di setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi untuk menggambarkan secara jelas unsur-unsur yang membantu pimpinan dalam menjalankan perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas dapat diketahui posisi, tugas, dan wewenang setiap anggota. Tujuannya adalah untuk pencapaian kerja dalam organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab.

Jenis struktur organisasi yang digunakan oleh KPP Pratama Medan Belawan adalah menggunakan jenis struktur “line and staff organization” atau gabungan dari jenis struktur organisasi garis dan organisasi fungsional. Struktur organisasi KPP Pratama Medan Belawan berdasarkan fungsi bukan jenis pajak.

BAB III

GAMBARAN DATA PKLM A. Faktur Pajak

Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak. Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak dan/s atau Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/ atau ekspor Jasa Kena Pajak di dalam daerah pabean. Jadi, pada saat melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau jasa Kena Pajak itu wajib memungut Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dan memberikan faktur Pajak sebagai bukti pungutan.

Faktur Pajak tidak perlu dibuat secara khusus atau berbeda dengan Faktur Pajak Penjualan. Faktur Pajak dapat berupa faktur penjualan atau dokkumen tertentu yang ditetapkan sebagai Faktur Pajak oleh Direktorat Jendral Pajak. Jika pembayaran diterima sebelum penyerahan Barang Kena Pajak atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak, faktur pajak dibuat pada saat pembayaran.(Diana, 2009:648).

B. Format Kode dan Nomor Seri faktur Pajak

1. Dengan tujuan :

a. Pengawasan penerbitan Faktur Pajak Standar secara sistem, sehingga :

 dapat mencegah penerbitan Faktur Pajak tidak sah

 dapat mendeteksi sejak dini penerbitan Faktur Pajak tidak sah

c. menyelaraskan dengan perkembangan informasi dan teknologi;

d. Mengganti Kode Seri Faktur Pajak Standar;

e. Kode Faktur Pajak Standar berbasis IT;

f. mengutamakan sequence & pengawasan;

2. KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK STANDAR

Kode Transaksi Kode Cabang Tahun Penerbitan      Nomor Urut  

Kode Status

0 0 0 . 0 0 0 – 0 0 . 0 0 0

0 0 0 0 0

Kode FP Standar Nomor Seri FP Standar 

3. KODE TRANSAKSI :

01-kepada Selain Pemungut PPN

02-kepada Pemungut PPN (Bendaharawan) 03-kepada Pemungut PPN lainnya

04-yang menggunakan DasarPengenaan Pajak Nilai Lain kepada Selain Pemungut PPN

05-yang Pajak Masukan-nya diDeemed kepada Selain Pemungut PPN 06-penyerahan Lainnya kepada Selain Pemungut PPN

07-yang PPN-nya tidak kepada Selain Pemungut PPN

08-yg dibebaskan dari pengenaan PPN kepada Selain Pemungut PPN 09-penyerahan Aktiva pasal 16 D kepada Selain Pemungut PPN (Rusjdi, 2007: 16-13).

4. KODE FAKTUR PAJAK STANDAR KODE STATUS (0-Normal, 1-Pengganti)

g. Bagi PKP tertentu (PKP yg dipusatkan secara jabatan di KPP

Modern yang belum online penerbitan FP Standar) :

i. Ditentukan sendiri KP 000, Kantor cabang mulai 001;

ii. Dapat ditambah dan/atau dihentikan penggunaannya;

iii. Tidak boleh diubah peruntukannya dan yang sudah

dihentikan penggunaannya tidak dpt digunakan lagi.

h. Selain PKP tertentu, Kode Cabang diisi 000;

i. Ketentuan Peralihan.

Bagi PKP yang melakukan pemusatan namun belum online penerbitan FP Standar, menggunakan ketentuan seperti PKP tertentu s.d. selesainya masa berlaku pemusatan.

KODE CABANG

a. Bagi PKP tertentu (PKP yang dipusatkan secara jabatan di KPP

Modern yang belum online penerbitan FP Standar) :

• Ditentukan sendiri Kantor Pajak 000, Kantor cabang mulai

001;

• Dapat ditambah dan/atau dihentikan penggunaannya;

• Tidak boleh diubah peruntukannya dan yang sudah

dihentikan penggunaannya tidak dapat digunakan lagi.

c. Ketentuan Peralihan.

Bagi PKP yang melakkuan pemusatan namun belum online penerbitan FP Standar, menggunakan ketentuan seperti PKP tertentu s.d. selesainya masa berlaku pemusatan.

5. NOMOR SERI FAKTUR PAJAK STANDAR

TAHUN PENERBITAN NOMOR URUT

a. Penulisan sesuai banyaknya digit.

b. Urut tanpa membedakan Kode Transaksi, Kode Status dan mata

uang yg digunakan.

c. Dimulai dari 1 tiap awal tahun takwim (termasuk bagi PKP tertentu

di Kantor pajak dan Kantor cabang-nya), kecuali bagi PKP yang baru dikukuhkan

d. Apabila sebelum awal tahun takwim berikutnya Nomor Urut telah

habis, PKP dapat mulai dari 1 dan memberitahukan ke KPP. Pada awal tahun takwim berikutnya, Nomor Urut dimulai dari 1 kembali.

Ketentuan lain :

PENANDATANGANAN

a. Pengusaha Kena Pajak memberitahukan Pejabat yg ditunjuk (dapat

lebih dari satu orang) dan contoh tandatangannya, paling lambat sebelum menandatangani;

c. PKP OP yg tidak memiliki struktur organisasi yang Faktur Pajaknya ditandatangani oleh Kuasa wajib memberitahukan ditambah surat kuasa;

d. Pejabat yg ditunjuk termasuk Pejabat di Cabang yg

menandatangani FP yg diterbitkan secara online. C.Fungsi dan Kewajiban Membuat Faktur Pajak

Kewajiban membuat faktur pajak merupakan pencerminan atau refleksi dari kewajiban memungut pajak terutang yang diatur dalam pasal 3A ayat (1) sebagaiman diatur dalam Undang-Undang PPN atas perubahan ke 3 yaitu, Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai. Kewajiban in merupakan rangkaian peristiwa dan perbuatan hukum yang diatur dalam pasal 11, pasal 1 angka 23 Undang - Undang PPN 2009 yang kemudian direalisasi dalam pasal 13 ayat (1) undang- undang PPN Tahun2009.

Berdasarkan pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai Tahun 2009, pada prinsipnya pajak terutang pada saat penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/ atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP). Ketentuan ini tidak mempersoalkan tentang pembayaran, sehingga prinsip timbulnya utang pajak dalam undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 2009 adalah prinsip akrual, yaitu pembayaran atas penyerahan Barang Kena pajak atau Jasa Kena Pajak dapat dilakukan setelah penyerahan itu dilaksanakan. Karena pada saat terjadinya penyerahan saudah timbul utang pajak, maka pajak tersebut wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan. Sarana untuk melakukan kewajiban ini

adalah faktur pajak. Karena dalam pasal 1 angka 23 Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 2009 merumuskan bahwa faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh pengusaha kena pajak sehubungan dengan penyerhan barang kena pajak atau jasa kena pajak atau oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai sehubungan dengan import barang kena pajak. Oleh karena itu pasal pasal 13 ayat (1) Undang – Undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 Tahun 2009 ditentukan bahwa pengusaha kena pajak wajib membuat faktur pajak untuk setiap penyerahan barang kena pajak dan / atau jasa kena pajak. Berdasarkan pasal 1 angka14 Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 Tahun 2009, dikatakan pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang

Dokumen terkait