• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN

NINING MAYANTI SIREGAR. Analisis Pendapatan Usahatani dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Produksi Cabai Merah Keriting. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (di bawah bimbingan SUHARNO).

Pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam perekonomian nasional, hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah salah satu sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap total PDB nasional, dimana peranan sektor pertanian terhadap PDB Indonesia mengalami pertumbuhan dari 14,5 persen pada tahun 2008 menjadi 15,3 persen pada tahun 2009, sehingga sektor pertanian berada pada ranking kedua yang memiliki kontribusi terhadap PDB setelah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 26,4 persen. Sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berkembang pesat di Indonesia. Saat ini, kecenderungan minat masyarakat terhadap sayuran terus meningkat, dimana hal tersebut ditunjukkan oleh tingkat konsumsi sayuran penduduk Indonesia yang mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2005 sebesar 35,30 kg/kapita/tahun, kemudian tahun 2006 sebesar 34,06 kg/kapita/tahun dan tahun 2007 sebesar 40,90 kg/ kapita/tahun serta tahun 2008 meningkat sebesar 51,31 kg/kapita/tahun. Hal ini diikuti pula dengan perkembangan produksi tanaman sayuran Indonesia yang meningkat sebesar 5,6 persen pada tahun 2009.

Cabai merupakan salah satu jenis sayuran yang penting untuk dibudidayakan di Indonesia. Pada tahun 2009, komoditas cabai mengalami perkembangan produksi yang positif yaitu pada angka sebesar 19,57 persen, angka tersebut merupakan peningkatan yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan angka peningkatan produksi sayuran lainnya. Cabai merah keriting adalah jenis cabai yang paling digemari di kalangan masyarakat hal ini dikarenakan hasil pertanian ini sudah menjadi bagian dari budaya makanan kuliner masyarakat Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa cabai merah keriting sangat potensial untuk dibudidayakan oleh petani Indonesia.

Salah satu daerah yang menghasilkan cabai merah keriting di Kabupaten Bogor adalah Desa Citapen. Rata-rata produktivitas cabai merah keriting di Desa Citapen hanya mampu mencapai 7,33 ton perhektar, sedangkan produktivitas optimal cabai merah keriting seharusnya dapat mencapai 13-17 ton perhektar. Kondisi ini menunjukkan bahwa terdapat selisih sebesar 5,67- 9,67 ton perhektar antara produktivitas optimal dengan produktivitas cabai merah keriting di Desa Citapen. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis tingkat pendapatan usahatani cabai merah keriting di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, dan (2) menganalisis faktor- faktor produksi yang mempengaruhi usahatani cabai merah keriting di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor pada bulan Mei hingga Juni 2011. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang, dimana responden diambil dengan menggunakan metode Snowball Sampling. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif.

Analisis deskriptif kualiatitatif meliputi gambaran umum perusahaan, proses produksi atau teknik budidaya cabai merah keriting, dan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usahatani tersebut. Analisis data secara kuantitatif antara lain analisis fungsi produksi Cobb-Douglass untuk menganalisis fungsi produksi dan analisis pendapatan usahatani, penerimaan usahatani dan R/C rasio. Data yang dianalisis secara kuantitatif akan diolah dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007 dan Minitab 15, kemudian disajikan secara tabulasi dan diinterpretasikan serta diuraikan secara deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa usahatani cabai merah keriting yang dilakukan oleh petani responden di Desa Citapen secara umum dikatakan menguntungkan dan layak untuk diusahakan, karena nilai R/C atas biaya tunai dan R/C atas biaya total menunjukkan nilai yang lebih dari satu, yakni sebesar 2,65 dan 2,46; dengan artian bahwa penerimaan yang diperoleh petani responden dalam mengusahakan cabai merah keriting dapat menutupi biaya usahatani yang dikeluarkan. Hasil penelitian juga mengkonfirmasikan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi cabai merah keriting di Desa Citapen adalah benih, pupuk kandang, pupuk NPK, petisida, nutrisi dan tenaga kerja, dan seluruh variabel independen tersebut memiliki nilai koefisien regresi yang positif, kecuali pestida dan nutrisi. Benih dan pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap produksi pada tingkat kepercayaan 95 persen, sedangkan pupuk NPK dan nutrisi berpengaruh nyata terhadap produksi pada tingkat kepercayaan 90 persen. Dan variabel yang berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 99 persen adalah pestisi dan dan tenaga kerja, sedangkan variabel lain yaitu pupuk SP-36 dan pupuk KCL tidak berpengaruh nyata terhadap produksi baik pada tingkat kepercayaan 85 persen ataupun 90 persen. Berdasarkan model fungsi produksi Cobb-Douglass, diperoleh nilai R-sq sebesar 86,5 persen. Angka tersebut mengartikan bahwa variabel bebas (benih, pupuk kandang, pupuk NPK, pupuk SP-36, pupuk KCL, perstisida, nutrisi dan tenaga kerja) dapat menjelaskan sebesar 86,5 persen variabel tidak bebas (hasil produksi), dan sisanya sebesar 13,5 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model (komponen error).

Upaya meningkatkan pendapatan usahatani cabai merah keriting salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperhatikan penggunaan faktor- faktor produksi yang mempengaruhi produksi cabai merah keriting. Variabel yang memiliki nilai koefisien regresi positif dan berpengaruh nyata seperti benih, pupuk kandang, pupuk NPK dan tenaga kerja penggunaannya masih dapat ditambah lagi. Hal ini dikarenakan setiap penambahan dari penggunaan benih, pupuk kandang, pupuk NPK dan tenaga kerja dapat meningkatkan produksi cabai merah keriting. Sementara untuk variabel yang memiliki nilai koefisien regresi yang negatif dan berpengaruh nyata yaitu pestisida dan nutrisi, sebaiknya penggunaannya tidak ditambah lagi, karena jika penambahan terhadap pestisida dan nutrisi tetap dilakukan, selain akan meningkatkan biaya produksi, juga dapat mengurangi jumlah produksi cabai merah keritingnya.

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN FAKTOR-

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI CABAI

MERAH KERITING DI DESA CITAPEN, KECAMATAN

CIAWI, KABUPATEN BOGOR

NINING MAYANTI SIREGAR H34096072

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Judul Skripsi : Analisis Pendapatan Usahatani dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Cabai Merah Keriting di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor

Nama : Nining Mayanti Siregar

NRP : H34096072

Disetujui Pembimbing

Dr. Ir. Suharno, M.Adev

NIP. 19610610 198611 1 001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 19580908 198403 1 002

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pendapatan Usahatani dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Cabai Merah Keriting di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor” adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkam maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi.

Bogor, Agustus 2011

Nining Mayanti Siregar (H34096072)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pematang Siantar pada tanggal 19 Maret 1987. Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak H.Irwansyah Siregar dan Ibunda Hj. Maya Sari Harahap.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 124402 Pematang Siantar pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP Negeri I Pematang Siantar. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA Taman Siswa Pematang Siantar diselesaikan pada tahun 2005. Penulis menyelesaikan pendidikan diploma pada Program Studi Diploma III Agribisnis Pertanian, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan, Politeknik Pertanian Universitas Andalas pada tahun 2008. Penulis diterima pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor pada Tahun 2009.