• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

ABSTRAK

SHEILA. Klasifikasi Duri Landak Jawa (Hystrix Javanica) Berdasarkan Morfologi dan Pola Distribusi. Dibimbing oleh SUPRATIKNO dan SRIHADI AGUNGPRIYONO.

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati morfologi dan pola distribusi duri landak Jawa. Penelitian ini menggunakan lima ekor landak Jawa yang terdiri atas satu ekor betina dan empat ekor jantan. Jumlah, diameter, dan panjang duri di tiap regio diukur sebanyak dua kali pengukuran. Hasil yang didapat kemudian dianalisis secara deskriptif dan diuji dengan menggunakan uji ANOVA (Analysis of Variants) serta uji Duncan. Dari 11 regio pengamatan, duri landak dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu duri pipih, sejati, transisi, dan berderak. Secara umum, duri pipih berwarna hitam. Duri sejati berwarna putih belang hitam dan putih belang hitam belang putih. Duri transisi hanya memiliki satu pola warna, yaitu putih belang hitam belang putih serta duri berderak hanya berwarna putih. Berdasarkan pola distribusi, duri pipih terdapat pada regio capitis, cervical, dorsal scapula, dorsal thorakal 1, lateral thorakal 1, dan ventral abdomen. Duri sejati terdapat pada regio thorakal 2, lumbal, dorsal femur, pangkal coccygeal, dan median coccygeal. Duri transisi hanya terdapat di tiga regio, yaitu lumbal, pangkal coccygeal, dan median coccygeal. Duri berderak hanya terdapat pada regio apikal coccygeal. Duri landak Jawa tumbuh dalam kelompok yang membentuk pola seperti pola sisik pada ikan. Tiap kelompok duri di masing- masing regio memiliki perbedaan panjang dan diameter duri. Panjang dan diameter duri ini memiliki nilai yang sebanding. Duri yang panjang akan memiliki diameter yang besar pula. Terdapat perbedaan panjang duri yang berbeda nyata (P= 0,000) antar tiap regio. Ukuran duri terbesar dan terpanjang terdapat pada regio lumbal. Selain itu, tiap kelompok duri memiliki pola seperti bentuk kipas, baik warna maupun ukuran duri.

ABSTRACT

SHEILA. Classification of Javan Porcupine (Hystrix javanica) Quills Based on Morphology and Distribution Pattern. Under direction of SUPRATIKNO and SRIHADI AGUNGPRIYONO.

This research was conducted to observe the morphology and distribution pattern of the quill of Javan porcupine (Hystrix javanica). Five adult porcupines of both sexes were used. The number, diameter, and length of quills of certain regions of each animal were measured two times. The data were analyzed descriptively and tested using ANOVA (Analysis of Variants) and Duncan tests. Result of this research showed that quills of Javan porcupines could be differentiated into four types: spines, true quills, transitional quills, and rattle quills. These four types of quills were either white, black, white with black stripe and white with black and white stripes in their color pattern. The spines were mostly black. True quills were white with black stripe or white with black white stripes. The transitional quills were white with black and white stripes and the rattle quills were white in color. The spines were distributed on head, neck, dorsal scapula, dorsal thorax 1, lateral thorax 1, and ventral abdomen regions. True quills were on the thorax 2, lumbal, dorsal femur, base coccygeal, and median coccygeal regions. Transitional quills were distributed on three regions, lumbal, base coccygeal, and median coccygeal. Rattle quills were distributed only on the apical region of the coccygeal. Porcupine quills grew in cluster making fish scale-like pattern. Quills of each cluster in each region had different length and diameter. Quills with big diameter would have more length. There was differences (P= 0.000) in quills length at 11 regions while each cluster of quills of different region showed also different pattern of color and size. The quills on the lumbal region showed the biggest and longest in the diameter and length.

RINGKASAN

SHEILA. Klasifikasi Duri Landak Jawa (Hystrix javanica) Berdasarkan Morfologi dan Pola Distribusi. Dibimbing oleh SUPRATIKNO dan SRIHADI AGUNGPRIYONO.

Landak Jawa (Hystrix javanica) dapat ditemukan di sekitar Pulau Jawa, Lombok, Madura, Flores, dan Sumbawa. Menurut CITES (The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) tahun 2008, status landak adalah least concern atau tidak terlalu diperhatikan statusnya. Hal ini dikarenakan jumlah populasi landak masih banyak di berbagai benua (Lunde dan Aplin 2008). Di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah, landak dianggap sebagai hama perusak tanaman pangan masyarakat. Namun, sebagian masyarakat menganggap landak adalah hewan yang potensial karena daging dan durinya dapat dimanfaatkan. Menurut kepercayaan masyarakat di beberapa daerah, daging landak mempunyai banyak khasiat antara lain dipercaya dapat meningkatkan vitalitas laki-laki dan menghilangkan gatal-gatal.

Duri landak merupakan karakteristik atau ciri khas dari suatu spesies landak yang dapat berbeda antar spesies landak (Grzimek 1975). Hal menarik lainnya yang dapat ditemukan dari landak adalah adanya pola duri yang berbeda- beda pada beberapa regio tubuh. Variasi morfologi duri landak tersebut dapat digunakan untuk menentukan taksonomi landak. Pengetahuan mengenai morfologi duri akan mendukung pemahaman yang lebih lanjut tentang fisiologi pertumbuhan rambut yang antara lain bermanfaat pada kajian dermatologi klinik maupun kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi (panjang, diameter, warna) dan pola distribusi duri pada landakJawa.

Penelitian ini menggunakan lima ekor landak Jawa dewasa yang memiliki bobot badan sekitar 7-9 kg. Kelima ekor landak Jawa tersebut terdiri atas satu ekor landak betina dan empat ekor landak jantan. Pengamatan duri dilakukan pada 11 regio, yaitu capitis, cervical, dorsal scapula, dorsal thorakal 1, lateral thorakal 1, thorakal 2, lumbal, dorsal femur, pangkal coccygeal, median coccygeal, dan apikal coccygeal. Duri diambil secara acak pada setiap regio dengan cara memilih kelompok dengan duri yang lengkap. Selanjutnya dilakukan pengukuran panjang dan diameter dari masing-masing duri. Hasil dari pengukuran panjang dan diameter duri akan diuji dengan menggunakan ANOVA dan uji Duncan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa landak Jawa memiliki empat jenis duri, yaitu duri pipih, duri sejati, duri transisi, dan duri berderak. Berdasarkan pola distribusi, duri pipih yang secara umum berwarna hitam ini terdapat pada regio capitis, cervical, dorsal scapula, dorsal thorakal 1, lateral thorakal 1, dan ventral abdomen. Duri sejati terdapat pada regio thorakal 2, lumbal, dorsal femur, pangkal coccygeal, dan median coccygeal. Duri sejati memiliki dua pola warna,

putih belang hitam dan putih belang hitam belang putih. Duri transisi hanya memiliki satu pola warna, putih belang hitam belang putih dan hanya terdapat pada tiga regio, yaitu lumbal, pangkal coccygeal, serta median coccygeal. Duri berderak yang berwarna putih terdapat hanya pada regio apikal coccygeal. Duri pada tiap regio memiliki ukuran panjang dan diameter yang berbeda-beda. Regio capitis memiliki ukuran duri terkecil dari kesepuluh regio lainnya. Semakin ke kaudal, ukuran duri akan semakin bertambah besar dan panjang. Ukuran duri terbesar terdapat pada regio lumbal. Duri akan kembali mengecil pada regio dorsal femur, pangkal coccygeal, median coccygeal, dan apikal coccygeal.

Pola warna putih belang hitam belang putih yang paling nyata terdapat pada regio dorsal femur, pangkal coccygeal, dan median coccygeal. Duri landak Jawa tumbuh membentuk kelompok. Kelompok duri pada masing-masing regio membentuk pola seperti pola sisik pada ikan. Panjang kelompok duri dipengaruhi oleh jumlah dan ukuran duri pada tiap regio. Jumlah duri bertambah dari regio capitis sampai dengan regio thorakal 2. Selanjutnya jumlah duri berkurang kembali ke arah kaudal. Kelompok duri yang terdiri dari berbagai macam ukuran duri tumbuh dan memiliki pola warna seperti kipas. Ada tiga macam bentuk seperti kipas yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran tiap duri dalam satu kelompok. Ketiga macam bentuk seperti kipas tersebut, yaitu kipas kecil, kipas sedang dan kipas besar. Setiap kelompok duri dapat terdiri atas satu jenis duri dan dua jenis duri. Kelompok yang memiliki dua jenis duri, yaitu duri transisi dan sejati terdapat pada regio lumbal, pangkal coccygeal, dan median coccygeal.

KLASIFIKASI DURI LANDAK JAWA (Hystrix javanica)

BERDASARKAN MORFOLOGI DAN POLA DISTRIBUSI

SHEILA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada

Fakultas Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

Dokumen terkait