• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOGOR

2012

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 2011. Avian Influenza Reported in Indonesia.[terhubung berkala] http://imakahi.wordpress.com/2011/04/20/avian-influenza-reported-in-

indonesia/ [11 Januari 2012].

Aji W. 2009. Uji aktivitas antioksidan tablet effervescent kombinasi ekstrak etanol daun dewandaru (Egenia uniflora L) dan herbal sambiloto (Andrographis paniculata Ness) dengan metode DPPH [skripsi]. Surakarta:Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Akoso BT. 1998. Kesehatan Unggas Panduan Bagi Petugas Teknis, Penyuluh dan Peternak. Yogyakarta: Kanisius.

Araujo CAC dan Leon LL. 2001. Biological activities of Curcuma longa L. Mem. Inst. Oswaldo Cruz, Rio de Janeiro 96 (5) : 723 - 728.

Badan POM. 2006. Meniran Phyllanthus niruri L, Jakarta: Badan POM.

Balai Penelitian Veteriner. 2004. Monitoring titer antibodi pasca vaksinasi Avian Influenza. Bogor: Laporan APBN.BALIVET.

Baskin CR, Ohmann HB, Tumpey TM, Sabourin PJ, Long JP, Sastre AG, Tolnay AE, Albrecht R, Pyles JA, Olson PH, Aicher LD, Rosenzweig ER, Krishna KM, Clark EA, Kotur MS, Fornek JL, Proll S, Palermo RE, Sabourin CL dan Katze G. 2009. Early and sustained innate immune response defines pathology and death in nonhuman primates infected by highly pathogenic influenza virus. PNAS. 106: 345-346.

Cannell JJ, Zasloff M, Garland CF, Scragg R, dan Giovannucci E. 2008. On the epidemiology of influenza. Virol. J. 5:29.

Chinami K., Tetsuo N., Made SP., Andrai A, dan Kazuyoshi O. 2006. Comparison of Curcuma sp. In Yakushima With C. aeruginosa and C. zedoaria in Java by trnK genesequence, RAPD pattern and essentials oil

component. http://www.Spingerlink.com/Spingerlink-Journal Article/%2Findex%2 FKT1269M388194TXX.pdf. [5 Desember 2011].

Damayanti R, Dharmayanti NLPI, Indriani R, Wiyono A, dan Darminto. 2004. Gambaran klinis dan patologis pada ayam terserang flu burung sangat patogenik (HPAI) di beberapa peternakan di Jawa Timur dan Jawa Barat.

JITV 9: 128-135.

Decker JM. 2000. Introduction to Immunology 11th. USA: Blackwell Science.

Direktorat Kesehatan Hewan. 2004. Perkembangan Wabah Avian Influenza. Diktat Workshop Avian Influenza. Jakarta. [10 Maret 2004].

Elfahmi. 2006. Phytochemical and biosynthetic studies of lignands with a focus on Indonesian medicinal plants[thesis]. Nedherlands: Facilitas Beddrif of Gronigen.

Fadilah R, Iswandari, dan Polana A. 2007. Beternak Unggas Bebas Flu Burung. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Freitas AM, Schor N, dan Boim MA. 2002. The effect of Phyllanthus niruri on urinary inhibitors of calcium oxalate crystallization and other factors associated with renal stone formation, British Journal of Urology International, 829 – 834.

Horimoto T, dan Kawaoka Y. 2001. Pandemicthreat posed by Avian InfluenzaA viruses. ClinMicrobiol Rev. 14(1) : 129-149.

Hudson JB. 2009. The use of herbal extracts in the control of influenza. J. Med. Plant. Res. 3(13). 1190.

Hutabarat N. 2010. Profil kimiawi dari formula ekstrak meniran, kunyit, dan temulawak berdasarkan toksisitas terbaik[skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Hwang JK, Shim JS, dan Pyun YR. 2000. Antibacterial activity of xanthorrizol from Curcuma Xanthorriza againts oral pathogens. Fitotherapia 71: 321- 323.

Jefferson T, Demicheli V, Jones M, Di Pietrantonj C, dan Rivetti A. 2006. Antivirals for influenza in healthy adults: systematic review. Lancet 367: 303-313.

Kardinan A dan Kusuma FR. 2004. Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Kayne SB dan Jepson MH. 2004. Veterinary Pharmacy. London: Pharmaceutical Press.

Ketaren S. 1988. Penentuan komponen utama minyak atsiri temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) [tesis]. Bandung: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung.

Liza. 2010. Temulawak, dari uji empiris hingga uji klinis. Mitra Sehat Alami keluarga. [terhubung berkala]. http//www. Lizaherbal.com/main. [24 Desember 2011]

Madav HC, Tripathi T, dan Mishra SK. 1996. Analgesic, antipyretic, and antiulcerogenic effect of andrografolide [abstrak]. Indian J. Pharm. Sci. 57 [3]: 121-25.

Murphy FA, Paul EJ, Marian CH, dan Michael JS. 1999. Veterinary Virology Third Edition. USA: Academic Press.

Mardisiswojo S dan Harsono R. 1975. Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang. Jakarta: Karya Wacana. Hlm 23-30

Naipospos TP. 2005. Upaya Pengendalian Avian Influenza Pada Hewan. Artikel Seminar ASOHI: Pengendalian Flu Burung Pada Hewan dan Manusia, Jakarta.

Nidom CA. 2005. Tangerang Miniatur Indonesia. Jakarta: Majalah Poultry Indonesia.

305.

Nurcholis W. 2008.Profil senyawa penciri bioaktivitas tanaman temulawak pada agrobiofisik berbeda[tesis]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Planthus. 2008. Temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.). [terhubung berkala] http://www. iptek.net.id/html.[26 Desember 2011].

Pramudyati JS, dan Effendy J. 2009. Petunjuk Teknis : Budidaya Ayam Pedaging (Broiler). Materi Pelatihan Petani Pengembangan Usaha Budidaya Ternak Ayam Bagi KMPH Di Wilayah Binaan GTZ Merang Reed Pilot Project Tanggal 19 s.d 21 Agustus 2009. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan. Palembang.

Puri A, Saxena RP, Saxena KC, Srivastava V, dan Tanden JS. 1993. Immunostimulant agent from Andrographis paniculata. J Nat Prod July 56 (7): 995-999. http://www.rechnature.com/products/ herbal/articles/Aleanson.html.

Sastroamidjojo S. 2001. Obat Asli Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.

Sugiharto. 2004. Pengaruh infus rimpang temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb.) terhadap kadar hemoglobin dan jumlah eritrosit tikus putih yang diberi larutan timbal nitrat [Pb(NO3)2]. Jurnal Hayati Berkala 10: 53-57.

Suhirman S dan Winarti C. 2010. Prospek dan fungsi tanaman obat sebagai imunomodulator. Bogor: Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik & Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Supriadi D. 2008. Optimalisasi ekstraksi kurkuminoid temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb.) [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Suprijatna E, Atmomarsono U, dan Kartasudjana R. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Depok: Penebar Swadaya.

Swayne D. 2005. Avan Influenza, poultry vaccines: a review AI-16 A ProMed- mail post. (http://www.promedmail.org)

Syukur C dan Hernani. 2002. Budidaya Tanaman Obat Komersial. Depok: Penebar Swadaya.

Tizard IR. 2004. Veterinary Immunology. China: W. B. Saunders Company.

Tjandrawinata RR, Maat S, dan Noviyanty D. 2005. Effect of standarized

Phyllantus niruri extract on changes in immunologic parameters: corelation between pre-clinical and clinic studies. Medika XXI (6): 367-371.

Yuen KY dan Wong SS. 2005. Human Infection by avian influenza A H5N1. Hong Kong Med J. 11(3) 189-199.

Lampiran 1 Jadwal perlakuan penelitian

Waktu (hari ke - ) Kegiatan

0 Ayam untuk hewan percobaan masuk kandang dan diistiharatkan selama 4 hari untuk beradaptasi dengan kandang disertai pemberian air gula dan vitamin.

4 Vaksinasi Newcastle Disease dengan vaksin aktif lewat tetes mata dan hidung serta pemberian antibiotik.

Hari ke-1 pemberian perlakuan formula tanaman obat indonesia : F1 : temulawak, meniran, sambiloto, dan temuireng

F2 : temulawak, meniran, dan temuireng F3 : temulawak dan temuireng

F4 : meniran dan sambiloto

pada ayam dan terus diberikan secara berkala setiap hari sampai hari ke 30

11 Vaksinasi Gumboro dengan vaksin aktif secara oral.

14 Vaksinasi Avian Influenza khusus untuk ayam kontrol tervaksinasi tanpa pemberian formulasi

17 Vaksinasi Newcastle Disease dengan vaksin inaktif.

30 Infeksi ayam dengan virus Avian Influenza H5N1 strain Nagrak 0,1 ml

105 EID50 dengan rute infeksi perinhalasi dan pengamatan uji

ketahanan hidup di PT Vaksindo Satwa Nusantara, Gunung Putri- Bogor dalam fasilitas kandang Biosafety Level 3 selama 10 hari. 40 Analisis data secara deskriftif dan naratif tentang uji ketahanan hidup

Lampiran 2 Dokumentasi kegiatan

Ayam dan kandang perlakuan penelitian.

Ekstrak herbal yang dipakai (F1,F2,F3,F4)

Dokumen terkait