• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

silika. Produk biosintesis diharapkan berukuran nano, berstruktur kimiawi silika, dan berbentuk nanopartikel silika.

Produk biosintesis berstruktur kimiawi silika dan berbentuk nanopartikel silika dapat terbentuk melalui beberapa tahapan dan

beberapa aspek parametrik. Tahapan

perlakuan pendahuluan bagi isolat F.

oxysporum penting dilakukan, karena enzim yang berperan dalam mensintesis nanopartikel silika terdapat dalam isolat. Perlakuan

pendahuluan yang dilakukan, yaitu

penumbuhan F. oxysporum dalam media PDA

dan PDL. Fusarium oxysporum dikulturkan dari suatu inokulum yang baik dan bebas dari kontaminan berdasarkan pemeriksaan fisik

dan mikroskopis. Fusarium oxysporum

dikulturkan dalam media yang mengandung substrat berupa kentang dan dekstrosa sebagai

sumber karbon. Tempat penumbuhan

Fusarium oxysporum dilakukan dalam 4/5

ruang kosong labu Erlenmeyer untuk

mencukupi sistem aerasi. Fusarium

oxysporum ditumbuhkan dalam kondisi pH media 4-6, suhu inkubasi 27ºC, dan aerasi

dengan shaker orbital 200 rpm untuk

penumbuhan isolat dalam media cair.

Aspek parametrik yang dilakukan adalah

optimasi fase pertumbuhan F. oxysporum

dalam menghasilkan enzim dan jumlah substrat berupa sekam. Pemanenan biomassa

F. oxysporum dilakukan pada jam ke-72, yaitu saat sel memasuki fase stasioner berdasarkan kurva pertumbuhan yang diperoleh. Hal tersebut didasari bahwa pada fase stasioner F. oxysporum yang ditumbuhkan pada jam ke-72 telah mengindikasikan sejumlah protein yang berasal dari biomassa. Keberadaan enzim ekstraseluler tersebut dilihat berdasarkan kemampuannya dalam mereduksi silika yang terkandung dalam substrat berupa sekam menjadi nanopartikel silika. Sekam yang dipergunakan terdiri dari dua perlakuan, yaitu 5 gram dan 2.5 gram. Produk biosintesis menunjukkan hasil sudah mengindikasikan terbentuknya nanopartikel silika berdasarkan ukuran untuk kedua perlakuan jumlah substrat dalam analisis SEM, komposisi kimiawi berupa gugus silika dalam analisis FTIR, dan struktur nanopartikel silika kristalin dalam analisis XRD. Namun demikian, produk biosintesis yang terbentuk belum optimum

karena nanopartikel yang terbentuk

beragregasi dan masih terdapat komponen

sekam yang belum dimanfaatkan F.

oxysporum. Faktor waktu inkubasi pada saat

F.oxysporum memanfaatkan substrat berupa

sekam merupakan faktor diluar faktor

eksperimental yang juga mempengaruhi hasil produk biosintesis nanopartikel silika.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Nanopartikel silika yang terbentuk pada jam ke-72 kurva pertumbuhan F.oxysporum

dalam penambahan substrat sekam sebanyak 5 gram dan 2.5 gram relatif tidak memiliki hasil yang berbeda. Hasil SEM menunjukkan bahwa kedua perlakuan menghasilkan partikel dengan ukuran bervariasi antara 200-1000 nm

dan beragregasi. Hasil FTIR sudah

mengindikasikan keberadaan gugus Si-O-Si. Sekam mengalami perubahan struktur dari

bentuk dasar (amorphous) dan

mengindikasikan berbentuk nanopartikel

silika kristalin (crystoballite) berdasarkan analisis XRD.

Saran

Optimasi fase pertumbuhan di jam lain kurva pertumbuhan dan waktu inkubasi

F.oxysporum dalam memanfaatkan sekam

sehingga dihasilkan produk biosintesis

berbentuk nanopartikel silika kristalin perlu dilakukan dalam penelitian lanjutan. Selain itu, aspek mekanistik biosintesis nanopartikel silika dari sekam oleh F.oxysporum perlu dikaji

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad I, Jamil MS, Abdullah I. 2009. Pengisian sekam padi dan tanah liat

ke dalam matriks polietilena

berketumpatan tinggi getah asli dan getah cecair. Sains Malaysia. 38(3): 381-386.

Balaz I. 2008. Mechanochemistry in

Nanoscience and Mineral Enginering. Berlin: Springer.

Bansal et al. 2002. Fungus mediated

biosynthesis of silica and titania

particles. Journal of Material

Chemistry. 15:2583-2589.

Bansal et al. 2005. Bioleaching of sand by the

fungus F.oxysporum as ameans of

producing extracellular silica

nanoparticles. Advanced material.

17:889-892.

Bansal V, Ahmad A, Sastry M. 2006.

Fungus-mediated biotransformation of

amorphous silica un rice husk to nanocrystalline silica. J Am Chem Soc. 128: 14059-14066.

Basavaraja S et al. 2008 Extracellular biosynthesis of silver nanoparticles

using the fungus Fusarium

semitectum. Materials Research

Bulletin 43(5): 1164-1170.

Benvenutti E & Yoshitaka G. 1998.

Comparative study of catalytic

oxidation of ethanol to acethaldehyde using Fe (III) dispered on Sb2O5

grafted on SiO2 and on untreated

SiO2 surfaces. J.Braz.Chem.Soc.

9(5): 469-472.

Booth C. The Genus Fusarium. Bucks:

Commonwealth Mycological

Institute.

[BPPP Deptan] Balai Penelitian Pasca Panen

Departemen Pertanian. 2001.

Peluang Agribisnis Arang Sekam. Terhubung berkala www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/ [1 Februari 2010].

Desjardins A. 2009. Fusarium Mycotoxins: Chemistry,Genetics, and Biology.

Minnesota: The American

Phytopathological Society pr. Dharmaputra OS, Gunawan AW, Nampiah.

1989. Penuntun Praktikum Mikologi Dasar. Bogor: IPB Pr.

Duran et al. 2005. Mechanistic aspects of biosynthesis of silver nanoparticles

by several Fusarium oxysporum

strains. Journal of

Nanobiotechnology 3:8.

Efendi et al. 2008. Pemanfaatan Rizobakteri untuk meningkatkan mutu planlet

pisang dan toleransi terhadap

penyakit layu Fusarium [Laporan Hasil Akhir Penelitian]. Bogor: Lembaga Penelitian dan Pengabdian

kepada Masyarakat, Institut

Pertanian Bogor.

Fatmawati F. 2010. Sintesis silika berbasis sekam padi dan uji kuat tarik

terhadap komposit ripoksi-SiO2

(R802-SiO2 [Skripsi]. Jakarta:

Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Institut

Universitas Negeri Jakarta.

Gandjar I et al. 1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Gandjar I et al. 2006. Mikologi: Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Goodsell D. 2000. Bionanotechnology:

Lessons from Nature. California: A john wiley and sons inc publication.

Hadiyawarman et al. 2008. Fabrikasi

nanomaterial komposit superkuat, ringan, dan transparan menggunakan

metode simple mixing. Journal

Nanosains & Nanoteknologi. 1 (1): 14-21.

Handayani E. 2009. Sintesa membran nanokomposit berbasis nanopartikel biosilika dari sekam padi dan kitosan sebagai matriks berpolimer [tesis].

Bogor: Pascasarjana, Institut

Pertanian Bogor.

Hart, Craine, Hart. 2003. Kimia

Organik:Suatu Kuliah Singkat. Jakarta: Erlangga.

Hawab HM. 2004. Pengantar Biokimia.

Jakarta: Bayu media publishing. Hendayana S et al. 1994. Kimia Analitik

Instrumrent. Semarang: IKIP Semarang pr.

Ishak A et al. 2009. Pengisian sekam padi dan

tanah liat ke dalam matriks

polietilena berketumpatann tinggi

getah asli getah cecair. Sains

Malaysia. 38 (3): 381-386.

Ismunadji M. 1988. Padi Buku I. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Jamarun N, Rahman, Kmail. 1997. pengaruh pH pada pembentukan silika gel melalui proses sol-gel. Jurnal Kimia Andalas. 3(2): 122-130.

Kalapathy N, Proctor, Schultz 2000. A simple method for production of pure silica from rice hull ash. Bioes. Technol. 73: 257-262.

Karo-karo P. 2009. The effect of boron oxide

addition on structure and

microstructure of rice husk silica as raw material of ceramic. Di dalam:

Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Lampung: Universitas Lampung. Laksmono JA. 2000. Pemanfaatan abu sekam

Prosiding Seminar Tantangan Penelitian Kimia. 298-307.

Lead J. 2007. Nanoparticle in the aquatic and terrestrial environments. Issues in Environmental Science and

Technology. 24:1-18.

Lestari P. Uji aktivitas pemotongan DNA superkoil fraksi protein daun

kucing-kucingan (Acalipha indica L)

terhadap pUC 19 [skripsi]. Surakarta:

Fakultas Farmasi, Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Mark D. 2007. Occupational exposure to nanoparticle and nanotubes. Issues in Environmental Science and

Technology. 24:1-18.

Marlina L. 2008. Sintesis nanopartikel besi sebagai pereduksi pewarna tekstil

cibacron yellow [skripsi]. Bogor:

Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Institut

Pertanian Bogor.

Moghaddam KM. An introduction to

microbial metal nanoparticle

preparation method. The Journal of Young Investigators 19:19.

Mukherjee P et al. 2002. Extracellular synthesis of gold nanoparticles by the

fungus Fusarium oxysporum.

Chembiochem. 5: 461-463.

Park B. 2007. Current and future applications

of nanotechnology. Issues in

Environmental Science and

Technology. 24:1-18.

Pelczar MJ. 1986. Element of Microbiology. Jakarta. Universitas Indonesia pr. Sari EP. 2006. Pengaruh macam, pH, dan

penggoyangan media terhadap

pertmbuhan cendawan Fusarium

oxysporum [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Soepardi G, Chaniago IA, Sudarsono. 1982.

Pemanfaatan Sekam, Terak, dan Pasir kuarsa sebagai sumber silikat bagi pertumbuhan tanaman padi. [Laporan Hasil Akhir Penelitian]. Bogor: Lembaga Penelitian dan

Pengabdian kepada Masyarakat,

Lampiran 1 Komposisi media agar dekstrosa kentang (PDA) dan media cair

dekstrosa kentang (PDL)

Media agar dekstrosa kentang:

Kentang (tanpa kulit, dipotong-potong) 200 g

Air suling 1000 mL

Dimasak selama setengah jam, lalu disaring untuk diambil ekstraknya, kemudian

ditambah air suling hingga mencapai volume 1000 mL.

Agar 15 g

Dekstrosa 20 g

Media cair dekstrosa kentang

Kentang (tanpa kulit, dipotong-potong) 200 g

Air suling 1000 mL

Dimasak selama setengah jam, lalu disaring untuk diambil ekstraknya, kemudian

ditambah air suling hingga mencapai volume 1000 mL

Lampiran 2 Bagan alur pembuatan media

Lampiran 3 Bagan alur proses

Perlakuan pendahuluan bagi

isolat F.oxysporum

Media PDA Media PDL

Peremajaan

F.oxysporum

Pembuatan

isolat cair

Pembuatan kuva pertumbuhan

pada interval waktu 12 jam

Isolat F.oxysporum

yang tumbuh pada

fase terpilih 3

Isolat F.oxysporum

yang tumbuh pada

fase terpilih 2

Isolat F.oxysporum

yang tumbuh pada

fase terpilih1

Pemanenan isolat

F.oxysporum

Biosintesis

nanopartikel

Analisis SEM, FTIR,

dan XRD

Lampiran 4 Biosintesis nanopartikel

10 g sekam dalam 100 ml

air destilata steril

resuspensi

20 g F.oxysporum yang

mengandung silica amorphous

Inkubasi dalam incubator

bergoyang 200 rpm 27ºC

Suspensi

jam ke 4

Suspensi

jam ke 8

Suspensi

jam ke 28

Suspensi

jam ke 16

Suspensi

jam ke 12

Suspensi

jam ke 20

Suspensi

jam ke 24

Sentrifugasi 6000 rpm 10 menit

Supernatan

pelet

Perlakuan fenol-kloroform (1:1)

Sentrifugasi 6000 rpm 10 menit

Supernatan

pelet

Spray dry

Nanopartikel silika kristalin

Suspensi

jam ke 32

Lampiran 5 Pertumbuhan F.oxysporum

waktu inkubasi selama 1 hari waktu inkubasi selama 2-3 hari

waktu inkubasi selama 4-7 hari dalam media PDA

waktu inkubasi selama 24 jam dalam PDB waktu inkubasi selama 72 jam

Biomassa F.oxysporum

Lampiran 6 Data kurva pertumbuhan

Waktu Jam ke- A

pengukuran

A

terkoreksi

Keterangan)

*

28-03-10/06.00 0 0.027 0.027 -

28-03-10/18.00 12 0.522 1.452 3 kali

29-03-10/06.00 24 0.940 2.706 3 kali

29-03-10/18.00 36 0.588 3.300 6 kali

30-03-10/06.00 48 0.599 5.049 9 kali

30-03-10/18.00 60 0.589 4.959 9 kali

31-03-10/06.00 72 0.589 4.959 9 kali

31-03-10/18.00 84 0.603 5.085 9 kali

01-04-10/06.00 96 0.596 5.022 9 kali

Keterangan)

*

: faktor pengenceran

Contoh perhitungan A

terkoreksi

:

Diketahui, A media PDB= 0.038

Apengukuran = 0.522

Pengenceran = 3 kali

Aterkoreksi = (Apengukuran - A media PDB) x faktor pengenceran

Aterkoreksi = (0.522 – 0.038) x 3

Aterkoreksi = 1.452

0.027 1.452 2.706 3.3 5.049 5 4.959 5.0855.022 0 1 2 3 4 5 6 0 12 24 36 48 60 72 84 96

Waktu (jam)

O

pt

ic

al

D

en

si

ty

(O

D

)

Lampiran 7 Spektrum absorbsi inframerah

Gugus fungsi Serapan absorbsi (cm-1)

MOH 3700-2900 H2O 3700-2900 CO32- 1600-1300 NO32- 1500-1250 BO32- 1300-1200 SO42- 1200-1050 PO43- 1100-950 SixOy2- 1200-900 AsO4 3-900-750 VO42- 900-750 WO42- 850-750 Sumber : Balaz (2008).

Dokumen terkait