• Tidak ada hasil yang ditemukan

Falsafah Problem Solving

Dalam dokumen Proceeding SN FKIP UKSW 24 05 2016 (Halaman 61-66)

IMPLEMENTASI AJARAN KI HAJAR DEWANTARA DALAM KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

4. Falsafah Problem Solving

Filosofiproblem solving sebagai ajaran yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantoro dengan menggunakan ungkapan bahasa jawa yang sangat universal yaitu Neng-Ning-Nung-Nang. Neng, Ning, Nung, Nang, merupakan sari ungkapan (singkatan) dari : (1) Neng yaitu meneng ing solah bowo; (2) Ning yaitu wening ing pikir manungku pujo; (3) Nung yaitu dumunung kasunyatan; dan (4) Nang: wenang ing jumenengan. Bila dikaji secara gamblang dalam kehidupan masa kini, maka perspektif kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro mengandung ajakan luhur yang harus dimiliki oleh para pemimpin bangsa. Ada yang menggunakan falsafah ini, namu banyak juga yang tidak memahami, atau memahami namun tidak menggunakannya. Falsafah problem solving Ki Hajar Dewantara diuraikan sebagai berikut:

Imlemenai jaan i ajaeanaa alam eemiminan endidikanYai ik nanin i

a. Neng: Meneng Ing Solah Bowo.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki kepribadianMeneng ing solah bowo, artinya seorang pemimpin harus bersikap tenang dalam menghadapi segala permasalahan yang mungkin timbul dalam kepemimpinannya. Tidak arogan dan tidak emosional. Pemimpin dalam membuat keputusan, mengambil kebijakan, menyusun program harus senantiasa tenang, tidak grusah-grusuh dan tergesa-gesa, semua melalui pemikiran yang cerdas dan bijaksana. Bila pemimpin memiliki kepribadian tersebut maka pemimpin akan berwibawa, diterima dan disegani oleh semua anggotanya.

b.Ning: Weninging Pikir Manungku Pujo.

Pemimpin yang Wening ing Pikir Manungku Pujo, senantiasa percaya bahwa segala sesuatu yang dihadapi adalah karena campur tangan Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga dalam melakukan pemecahan masalah, penentuan kebijakan, dan penetapan program maupun kegiatan di dalam lembaga yang dipimpin selalu dilandasi dengan pikiran positif bahwa semua yang dikerjakan akan mendapat berkat dari Tuhan Yang Maha Esa. Pemimpin yang demikian selalu berfikir positif (sabar, eling dan narimo), melaksanakan tugas tanpa beban, tanpa pamrih dan senantiasa berserah dan bersyukur.

c.Nung: Dumunung Kasunyatan

Seorang pemimpin harus Dumunung Kasunyatan. Pemimpin harus berkehendak, berbicara, dan bertindak secara obyektif, sesuai dengan kenyataan yang ada. Tidak ada hal-hal yang dirahasiakan/ditutupi dan bersikap adil, tidak pilih kasih. Ciri pemimpin yang Dumunung Kasunyatan selalu mengedepankan : Kejujuran, Keikhlasan, dan menjaga Nilai-nilai luhur yang menjadi akar budaya masyarakat dan budaya organisasi. Pemimpin yang demikian dapat menyesuaikan dengan keadaan dimanapun dia berada. Dumunung Kasunyatan juga dapat berarti bahwa : perkataan (lati), pikiran (ati) dan tindakan (pekerti) adalah sama, sehingga pemimpin yang demikian melakukan tindakan apapun tenang dan tanpa beban. Antara pembicaraan, tindakan dan fikiran selaras dan sejalan atau konsisten, dalam bahasa jawa dikatakan

bahwa : “Dadi pemimpin iku kudu Jumbuh antarane pikiran, tindakan lan pangandikan, yen ora, nroko papane” artinya jadi pemimpin harus selaras antara pikiran, tindakan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN BEDAH BUKU |FKIP UKSW, Sig24 Mei 2016

d.Nang: Wenang Ing Jumenengan

Sikap Wenang ing Jumenengan dari seorang pemimpin adalah menyangkut masalah kompetensi dan kemampuan profesional seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya yang terkait dengan manajemen sumber daya manusia. Seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya harus mampu melaksanakan kewenangannya dalam membagi tugas sesuai dengan kemampuan staf yang dipimpin. Wenang ing jumenengan juga dapat diartikan pemimpin harus memiliki kewenangan untuk mampu membagi tugas sesuai dengan kompetensi- kompetensi yang dimiliki oleh staf yang dipimpin. Pemimpin yang sewenang-wenang dengan alasan hak prerogatif atau alasan apapun tidak masuk dalam kepemimpinan yang diajarkan menurut perspektif Ki Hajar Dewantoro.

Ajaran Ki Hajar Dewantara tidak hanya dapat digunakan dalam pelaksanaan pendidikan, namun dapat diimplementasikan dalam manajemen dan kepemimpinan. Hasil Penelitian tentang implementasi ajaran Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan sudah banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Suparti (2013) tentang implementasi Trilogi Ki Hajar Dewantara dalam kepemimpinan kepala sekolah di SMA Taman Madya Ibu Pawiyatan Yogyakarta menyimpulkn bahwa implementasi Ing Ngarso Sung Tuladha kepala sekolah dengan visi yang utuh, tanggung jawab, keteladanan dan mendengarkan orang lain. Implementasi Ing Madyo Mangun Karsa dengan memberdayakan staf, memberikan layanan prima, fokus kepada peserta didik, dan mengembangkan orang. Implementasi Tut Wuri Handayani dengan memberdayakan sekolah dimana kepala sekolah mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahannya.

Bestari (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh gaya kepemimpinan Ki Hajar Dewantara terhadap disiplin kerja guru di SMK Swasta Se-Kecamatan Cimahi Utara. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh gaya kepemimpinan Ki Hajar Dewantara terhadap disiplin kerja guru ini menggunakan subyek 74 guru di SMK Swasta se-Kecamatan Cimahi Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan umum skor responden Gaya kepemimpinan Ki Hajar Dewantara di SMK swasta se-Kecamatan Cimahi Utara termasuk dalam kategori sangat tinggi. Sedangkan untuk Disiplin Kerja Guru di SMK swasta se- Kecamatan Cimahi Utara setelah diteliti dengan perhitungan statistik termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil uji hipotesa menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Gaya Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara Terhadap Disiplin Kerja Guru di SMK Swasta Se-Kecamatan Cimahi Utara.

Imlemenai jaan i ajaeanaa alam eemiminan endidikanYai ik nanin! i"

Benedictus Kusmanto dan Sri Adi Widodo (2016) melakukan penelitian tentang Pola Kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Simpulan hasil penelitian tersebut adalah: Butir-butir pembentuk pola kepemimpinan (a)Ing ngarsa sung tuladayang berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu lewat sikap dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan orang-orang yang dipimpin;(b)Ing madya mangun karsayang berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang- orang yang dibimbingnya; (c)Tutwuri handayani yang berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu mendorong orang-orang yang diasuhnya agar berani berjalan di depan dan sanggup bertanggungjawab yaitu adanya hak bagi seseorang, tetapi juga adanya kewajiban seseorang untuk mengikuti tertib damainya persatuan dalam peri kehidupan bersama; (d) Demokrasi dengan kepemimpinan. Butir-butir tersebut digambarkan berupa lingkaran besar terbagi menjadi empat bagian. Masing-masing aspek kepemimpinan diikuti tulisan sebagai butir-butir yang merupakan rangkuman dari hasil wawancara mendalam serta studi pustaka tentang kepemimpinan ki Hadjar Dewantara, kepemimpinan kepala sekolah dan demokrasi. Butir-butir tersebut disampaikan agar setiap aspek kepemimpinan dapat diimplementasikan dengan mudah.

Penelitian yang dilakukan oleh Indah Wahyuni tentang pengaruh filosofi Ki Hajar Dewantara bagi kepala sekolah terhadap peningkatan kinerja guru (studi tentang nilaiing ngarso sung tuladha dan tut wuri handayani di SMPN 01 Wuluhan Jember). Temuan dalam penelitian ini adalah: (1) Terdapat pengaruh yang signifikan

antara Filosofi Ki Hajar Dewantara “Ing Ngarsa sung Tuladha” bagi kepala sekolah

dengan kinerja guru; (b) terdapat pengaruh yang signifikan antara Filosofi Ki Hajar

Dewantara “Tut Wuri Handayani” bagi kepala sekolah dengan kinerja guru.

Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ajaran Ki Hajar Dewantara cocok digunakan dalam sistem pendidikan di Indonesia hingga saat kini. Kepemimpinan berdasarkan ajaran Ki Hajar mempunyai pengaruh terhadap disiplin guru, kinerja guru, dan menjadikan dasar dalam menyusun visi sekolah. Hasil penelitian tersebut dapat mendorong para praktisi pendidikan untuk melakukan revitalisasi ajaran Ki Hajar dalam pendidikan.

SIMPULAN

Perspektif kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro yang selaras dengan falsafah Kepemimpinan Jawa dan budaya Indonesia saat ini, sudah banyak ditinggalkan oleh

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN BEDAH BUKU |FKIP UKSW, S#$#%ig#24 Mei 2016

para pemimpin bangsa saat ini. Meski begitu masih ada yang menggunakan karena menganggap cocok dengan kondisi masyarakat Indonesia. Terbukti dari beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan kepemimpinan Ki Hajar Dewantara dengan terhadap disiplin guru, kinerja guru, dan menjadikan dasar dalam menyusun visi sekolah. Dalam makalah ini menggambarkan bahwa Karya Ki Hajar Dewantara merupakan kekayaan falsafah dan ilmu pengetahuan bangsa, maka perlu dilakukan revitalisasi ajaran Ki Hajar Dewantara dalam kepemimpinan, terlebih kepemimpinan pendidikan. Hasil kajian ajaran Ki Hajar Dewantara masih relevan hingga saat ini dan cocok diimplementasikan dalam kepemimpinan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Bestari, Okyendra Putri. 2015. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara terhadap Disiplin Kerja Guru di SMK Swasta Se-Kecamatan Cimahi Utara . Jurnal Adpen/57-Desember 2015.

Benedictus Kusmanto dan Sri Adi Widodo. 2016. Pola Kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro. Jurnal Manajemen Pendidikan, ISSN: 1907-4034, Vol. 11, No. 2, Januari 2016 : 18-29.

Husaini Usman. 2006.Manajemen Teori Praktik Dan Riset Pendidikan. Jakarta, Bina Aksara, cet I.

Mulyasa, E. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gibson, James L., Ivancevich, John M., dan Donnelly, James H. 2000. Organizations: Behavior, Structure, Processes. Boston: Irwin McGraw-Hill. Suparti. 2013. Implementasi Trilogi Ki Hajar Dewantoro dalam Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Taman Madya Ibu Pawiyatan Yogyakarta. Skripsi. Jurusan Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Sweeney, P.D. and McFarlin, D.B. 2002.Organizational Behavior: Solutions for Management. New York: McGraw-Hill/Irwin.

Yukl, Gary A. 1989.Leadership in Organizations.2nd Ed.New Jersey: Prentice- Hall International, Inc.

Watkins, Peter. 1002.A Critical Review of Leadership Concpets and Research: The Implication for Educational Administration.Geelong: Deakin University Press.

Pengaruh Kemadirian dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa|Alex Ch.D. Mirakaho & Peni I. Andansari

PENGARUH KEMADIRIAN DAN MOTIVASI BELAJAR

Dalam dokumen Proceeding SN FKIP UKSW 24 05 2016 (Halaman 61-66)