• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fase ekspulsi (kala II) memanjang

Dalam dokumen Bimbel UKDI SmartMed - Obsgyn (Halaman 75-107)

• Tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah janin pada persalinan kala II. Dengan batasan waktu:

Maksimal 2 jam untuk nulipara dan 1 jam untuk multipara, ATAU

Maksimal 3 jam untuk nulipara dan 2 jam untuk multipara bila pasien menggunakan

42. B

• Keywords: 20 tahun, multigravida, BB 50 kg, bayi lahir dengan bantuan forsep, berat 3800 gram. • Faktor resiko rupture perineum:

 Usia tua  Nulipara

 Persalinan dengan bantuan alat, terutama forcep  Makrosomia

 Status nutrisi kurang baik  Malpresentasi/malposisi

43. C

• Keywords: robekan mengenai otot spingter ani interna.

• Klasifikasi Ruptur Perineum terbagi atas 4 derajat

Derajat I

• Robekan terjadi hanya pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perineum .

Derajat II

• Robekan mengenai selaput lender vagina dan otot perinea transversalis, tetapi tidak melibatkan kerusakan otot sfingter ani

Derajat III

• Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dengan pembagian sebagai • berikut:

• III. a. Robekan < 50% sfingter ani eksterna • III. b. Robekan > 50% sfingter ani ekterna • III. c. Robekan juga meliputi sfingter ani

Derajat IV

• Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dan mukosa rectum

44. E

• Keywords: robekan mengenai otot spingter ani interna (derajat 3C)

• Tindakan yang harus anda lakukan sebagai dokter umum pada ruptur perineum adalah:

Derajat I

 Bila hanya ada luka lecet, tidak diperlukan penjahitan. Tidak usah menjahit ruptur derajat I yang tidak mengalami

perdarahan dan mendekat dengan baik.

 Penjahitan robekan perineum derajat I dapat dilakukan hanya dengan memakai catgut yang dijahitkan secara

jelujur (continuous suture) atau dengan cara angka delapan (figure of eight).

Derajat II

 Ratakan terlebih dahulu pinggiran robekan yang

bergerigi, dengan cara mengklem masing-masing sisi kanan dan kirinya lalu dilakukan pengguntingan untuk meratakannya.

 Setelah pinggiran robekan rata, baru dilakukan penjahitan luka robekan.

Derajat III dan IV

 Dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki dokter spesialis obstetric dan ginekologi.

45. D

• Keywords: telah dilakukan penyuntikan

oksitosin im. (manajemen kala 3) 15 menit kemudian plasenta belum lahir namun telah terlihat semburan darah.

• Kemungkinan diagnosis pasien adalah:

a. Kala III memanjang -> tidak ada diagnosis ini

b. Atonia uteri -> gejala:shock, uterus teraba lembek c. Placenta akreta -> placenta merekat erat hingga

mencapai myometrium sehingga sulit terlepas (tidak ada semburat darah)

d. Retensi placenta -> sebagian telah lepas (ditandai

dengan adanya semburat darah) tapi placenta belum lahir setelah dilakukan manajemen kala 3

e. Retensi sisa placenta -> placenta telah lahir tapi tidak lengkap (ada bagian kotiledon yang tertinggal)

46. D

• Keywords: shock, simfisis pubis teraba kosong, teraba massa lunak yang diduga uterus. Dokter mendiagnosis pasien inversio uteri.

• Derajat inversion uteri adalah:

I : fundus tertekuk ke dalam cavum uteri, pada perabaan daerah fundus teraba lekukan

II : sebagian uterus masuk ke dalam cavum namun belum melewati serviks, masih teraba uterus di sekitar symphisis

III : seluruh bagian dalam uterus keluar melalui serviks, teraba massa pada pemeriksaan dalam

47. E

• Keywords: perdarahan sangat banyak

beberapa saat setelah melahirkan, uterus setinggi pusat dan lembek

48. C

• Keywords: 21 tahun G0P0A0 , nyeri setiap kali haid sejak 3 tahun yang lalu, siklus haid yang tidak teratur, menggunakan kontrasepsi pil sejak usia 15 tahun. Tidak didapatkan massa, nyeri goyang serviks (-). Nyeri tekan pada

• Kemungkinan diagnosis pasien adalah: a. Kista ovarium -> tidak didapatkan massa

b. Dysmenorrhea -> merupakan gejala, bukan dx

c. Endometriosis -> adanya mukosa endometrium pada tempat selain cavitas uterus, gejala berupa nyeri haid, perdarahan berat atau irreguler, nyeri tekan. Faktor resiko penggunaan kontrasepsi hormonal terutama belum pernah hamil sebelumnya

d. Endometritis -> gejala demam, nyeri goyang serviks tidak dikeluhkan

e. Kehamilan ektopik -> tidak didapatkan riwayat amenorrhea

49. E

• Involusi uterus:

• Setinggi pusar

• 2 jari di bawah pusar

• 2 jari di atas simfisis pubis • Setinggi simfisis pubis

50. D

• Keywords: bengkak membesar dan hangat pada daerah selangkangan sejak 5 hari yang lalu. Nyeri terutama dirasakan saat duduk dan berjalan. Massa eritem dan edem pada labia minor kiri, massa lunak & teraba hangat. Nyeri tekan (+)

• Kemungkinan diagnosis pasien adalah:

a. Kista gartner -> Kista pada dinding vagina

b. Kista nabothian -> kista pada kelenjar serviks c. Kista bartholini -> tumor kista pada kelenjar

bartholini (arah jam 4 dan 8) pada labia minor

d. Abses bartholini -> jelas tanda infeksinya e. Chancroid -> STD

51. A

• Keywords: tidak nyaman saat melakukan hubungan

seksual, massa tunggal pada permukaan dinding vagina sebelah kanan dengan ukuran diameter 1 cm.

• Kemungkinan diagnosis pasien adalah:

a. Kista gartner -> Kista pada dinding vagina

b. Kista nabothian -> kista pada kelenjar serviks c. Polip -> predileksi pada serviks

d. Kanker serviks -> jelas bukan 

e. Kista bartholini -> tumor kista pada kelenjar bartholini (arah jam 4 dan 8) pada labia minor

52. B

• Keywords: tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual, massa berlendir pada permukaan serviks ukuran 1 cm.

• Kemungkinan diagnosis pasien adalah:

a. Kista gartner -> Kista pada dinding vagina

b. Kista nabothian -> kista pada kelenjar serviks c. Polip serviks -> berupa massa saja, permukaan

halus/licin , tidak berlendir

d. Kanker serviks -> usia tua, massa mudah berdarah

e. Kista bartholini -> tumor kista pada kelenjar bartholini (arah jam 4 dan 8) pada labia minor

53. C

• Keywords: massa pada mulut rahim ukuran diameter 1 cm, warna kemerahan, dinding licin. Tidak ditemui

erosi dan tanda perdarahan pada serviks. • Kemungkinan diagnosis pasien adalah:

a. Kista gartner -> Kista pada dinding vagina

b. Kista nabothian -> kista pada kelenjar serviks c. Polip serviks -> berupa massa saja, permukaan

halus/licin , tidak berlendir

d. Kanker serviks -> usia tua, massa mudah berdarah

e. Kista bartholini -> tumor kista pada kelenjar bartholini (arah jam 4 dan 8) pada labia minor

54. B

• Keywords: massa di daerah perineum berwarna kemerahan, protrusi 1 cm dari introitus vagina. • Derajat prolaps uterus:

I: protrusi uterus hingga 1 cm proximal hymen II: protrusi uterus 1 cm proximal hymen, sejajar

hymen hingga 1 cm distal hymen III: protrusi >1cm distal hymen

55. E

• Keywords: wanita 18 tahun nyeri perut mendadak sewaktu olahraga, awalnya disebelah kiri namun sekarang terasa diseluruh perut. Riwayat haid terakhir 1 minggu yang lalu, tidak teratur sejak awal

menarche. Dari pemeriksaan fisik didapatkan otot dinding abdomen tegang, nyeri tekan (+) di kuadran kiri bawah.

• Kemungkinan diagnosis pasien adalah:

a. Kehamilan ektopik terganggu -> riwayat haid 1

minggu yang lalu, kemungkinan hamil tersingkirkan b. Appendicitis -> posisi app di kanan sedang pasien

nyeri di sisi kiri bawah

c. Uretritis -> riwayat demam & nyeri berkemih tidak ditemukan

d. Torsio kista ovarii -> tidak diikuti iritasi peritoneal e. Ruptur kista ovarii -> dx yg paling mungkin

56. C

• Keywords: ibu 23 tahun bengkak kemerahan dan nyeri pada payudara kirinya sejak 2 hari lalu, disertai dengan demam dan nyeri otot sekitar dada dan punggung kiri, aktif

menyusui. Mammae sinistra edem, eritem

berbatas tegas disekitar areola bawah, palpasi teraba hangat.

• Antibiotik yang sesuai

a. Amoxicillin 2000 mg/hari -> dosis salah, seharusnya 1500-1750 gram perhari

b. Cephalexin 1000 mg/hari -> seharusnya 2000 gram perhari

c. Ciprofloksasin 1000 mg/hari -> benar

d. Clindamycin 1500 mg/hari -> seharusnya 1200 gram perhari

57. E

• Konseling dan Edukasi Mastitis

1. Memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien, suami, dan keluarga mengenai pemberian laktasi dengan

baik dan benar, dampak dari pemberian laktasi yang tidak sesuai.

2. Memberikan motivasi untuk selalu mengosongkan

payudara, baik dengan melakukan laktasi langsung, maupun dengan pemompaan payudara.

3. Menjaga kebersihan payudara dan puting susu ibu tanpa menggunakan bahan-bahan kimia

4. Menjaga kebersihan mulut dan hidung bayi (sumber utama masuknya kuman jika ada luka pada puting susu ibu)

58. B

• Keywords: perempuan 30 tahun menstruasi tidak teratur sejak remaja,

amenorrhea/oligomenorrhea dan lamanya 2 hari. Sering jerawatan, rambut rontok, bulu kaki kasar, berat badan sukar naik, hirsutisme (+)

• Pasien mengalami dominasi hormon androgen, hal ini karena terganggunya aksis hypothalamus-pituitary-ovarium. Ditandai dengan hirsutisme dan masa haid yang abnormal

60. E

• Keywords: wanita 40 tahun P5A0, hipertensi sejak 10 tahun yang lalu.

Dalam dokumen Bimbel UKDI SmartMed - Obsgyn (Halaman 75-107)

Dokumen terkait