• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

C. Fasilitas

Bus Bejeu memiliki armada AC dan non AC, harga bagi yang non AC relative lebih murah dibandingkan dengan Armada AC. Selain itu bus Bejeu memiliki kapasitas 44 kursi dengan recleaning set 2-2. Kapasitas 54 kursi dengan recleaning set 2-3, juga kelas Executive dengan recleaning set 2-2 dengan kapasitas 35 sampai 39 tempat duduk. Bus Bejeu juga dilengkapi toilet, selimut, bantal dan snack. Selain itu perusahaan juga menyediakan mini bus atau yang lebih terkenal dengan nama L-300 yang digunakan dalam pejalanan jarak dekat antara jepara semarang dengan harga yang terjangkau. Fasilitas untuk perjalanan wisata meliputi makan pagi, siang dan malam atau sesuai program wisata yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, sedangkan untuk perjalanan jarak pendek

seperti perjalanan kekota semarang yang hanya ditempuh dalam waktu kurang lebih sekitar satu setengah jam perusahaan memberikan fasilitas berupa minuman ringan saja seperti coca cola dan lain-lain. Fasilitas ini bisa dikurangkan jika terjadi kesepakatan harga yang berada di titik level terendah yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini, penulis telah menyebarkan kuesioner kepada para konsumen pemakai jasa transportasi bus Bejeu Jepara. Konsumen yang menjadi responden adalah konsumen yang memakai paket perjalanan wisata yang ditawarkan oleh perusahaan yang berjumlah 100 orang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh status sosial ekonomi terhadap persepsi konsumen mengenai produk, promosi dan harga jika ditinjau dari jenis kelamin. Dari kuesioner ini dapat diketahui beberapa karakteristik konsumen sebelum dianalisis.

Data mengenai gambaran umum perusahaan diperoleh dengan interview langsung dengan bagian personalia yang diwakilkan pada sekertaris P.O. Bejeu Jepara. Kuesioner dibagi dalam 2 bagian yaitu bagian khusus dan bagian umum, bagian khusus ini dimaksudkan untuk mengetahui jenis kelamin, pendapatan maupun tingkat pendidikan konsumen. Sedangkan bagian umum berisi tentang segala sesuatu yang menyangkut perusahaan itu sendiri, baik produk, promosi maupun harga.

Berikut ini penjelasan dari masing-masing karakteristik konsumen P.O. Bejeu yang menjadi sampel penelitian.

1. Data responden tentang jenis kelamin konsumen yang diambil sampel penelitian

a. Data responden mengenai jenis kelamin

Dari hasil penelitian, konsumen yang menjadi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.1

Karakteristik responden berdasakan jenis kelamin konsumen Jenis kelamin konsumen Jumlah Persentase

Laki – laki Perempuan 47 53 47% 53% Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari responden 100 konsumen ternyata konsumen laki-laki lebih sedikit dibandingkan konsumen perempuan. Responden konsumen perempuan berjumlah 53 orang dan laki-laki berjumlah 47 orang. Apabila persentase maka konsumen perempuan sebanyak 53% dan konsumen laki-laki 47%. Ini berarti konsumen P.O. Bejeu Jepara yang menjadi responden sebagian besar adalah perempuan.

b Data responden tentang tingkat pendidikan

Dari hasil penelitian, konsumen yang menjadi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.2

Data responden mengenai tingkat pendidikan Pendidikan konsumen Jumlah Presentase SD SLTP SMA/D I D II/D III S I 15 20 18 26 21 15% 20% 18% 26% 21% 100 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 100 responden ternyata konsumen yang menempuh pendidikan hanya sampai tingkat paling dasar atau Sekolah Dasar berjumlah 15 orang atau sebesar 15 %. Konsumen yang menempuh pendidikan sampai tingkat SLTP berjumlah 20 orang atau sebesar 20%. Konsumen yang menempuh pendidikan sampai tingkat SMA dan Diploma I berjumlah 18 orang atau sebesar 18 %. Konsumen yang menempuh pendidikan sampai tingkat Diploma II dan Diploma III berjumlah 26 orang atau sebesar 26 %, dan konsumen yang menempuh pendidikan sampai tingkat S I keatas berjumlah 21 orang atau sebesar 21%. Hal ini menunjukan bahwa pemakai jasa transportasi perusahaan sebagian besar menempuh pendidikan yang cukup tinggi.

c. Data responden tentang tingkatan pendapatan

Dari hasil penelitian, konsumen yang menjadi responden berdasarkan tingkat pendapatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.3

Data responden dengan tingkatan pendapatan

Pendapatan konsumen Jumlah Presentase Rp 1500.000,- keatas Rp 1000.000,-Rp1500.000, Rp 1000.000,-Rp750.000, Rp 750.000, -Rp 500.000 Rp 500.000, - kebawah 18 27 18 20 17 18% 27% 18% 20% 17% 100 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 100 responden ternyata konsumen dengan pendapatan tinggi yang berkisar diantara Rp 1000.000 sampai Rp 1500.000 lebih banyak dibandingkan dengan konsumen yang hanya memiliki pendapatan sangat rendah yang berkisar diantara Rp750.000 sampai Rp 500.000. Konsumen dengan pendapatan tinggi sebanyak 27 % atau sebanyak 27 orang. Sedangkan konsumen dengan pendapatan sangat rendah 17 orang atau sebanyak 17%. Hal ini menunjukan bahwa pemakai jasa transportasi perusahaan sebagian besar memiliki pendapatan yang tinggi yakni berkisar diantara Rp 1000.000 sampai Rp 1500.000. 2. Deskripsi variabel penelitian

Deskripsi data dalam penelitian ini memaparkan tentang persepsi konsumen mengenai produk, promosi dan harga masing-masing variabel penelitian. Dalam memberikan penilaian masing-masing variabel digunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II (Masidjo, 1995:157).

a. Persepsi konsumen mengenai produk

Berikut ini disajikan tabel penilaian persepsi konsumen mengenai produk dengan menggunakan PAP tipe II.

Tabel 5.4

Kategori persepsi konsumen mengenai produk

Kategori f fr Interpretasi ≥ 12,75 3 3% Sangat tinggi 10,92 – <12,75 15 15% Tinggi 9,75 – <10,75 26 26% Cukup 8,52 – <9,75 0 0% Rendah < 8,75 56 56% Sangat rendah jumlah 100 100 %

Sumber: data penelitian diolah.(lampiran)

Banyaknya butir kuesioner yang sahih untuk variabel ini berjumlah 3 item. Dari data diketahui bahwa skor tertinggi 15 dan skor terendah 3. Dengan perhitungan mean = 8,26, median = 8,00, modus = 10 dan standar deviasi = 2,87

Berdasarkan kategori penilaian di atas maka rata-rata skor mean, median dan modus data persepsi konsumen mengenai produk pada kategori < 8,75. Dengan demikian disimpulkan bahwa persepsi konsumen mengenai produk sangat rendah.

b. Persepsi konsumen mengenai promosi

Berikut ini disajikan tabel penilaian persepsi konsumen mengenai promosi dengan menggunakan PAP tipe II.

Tabel 5.5

Kategori persepsi konsumen mengenai promosi

Kategori f fr Interpretasi ≥ 8,48 31 31% Sangat tinggi 7,26 – < 8,48 36 36% Tinggi 6,48 – < 7,26 10 10% Cukup 5,68 – < 6,48 12 12% Rendah < 5,68 11 11% Sangat rendah jumlah 100 100 %

Sumber: data penelitian diolah (lampiran)

Banyaknya butir kuesioner yang sahih untuk variabel ini berjumlah 2 item. Dari data diketahui bahwa skor tertinggi 15 dan skor terendah 3. Dengan perhitungan mean = 7,78, median = 8,00, modus = 8 dan standar deviasi = 1,978

Berdasarkan kategori penilaian di atas maka rata-rata skor mean, median dan modus data persepsi konsumen mengenai promosi pada kategori 7,26 – < 8,48. Dengan demikian disimpulkan bahwa persepsi konsumen mengenai promosi tinggi.

c. Persepsi konsumen mengenai harga

Berikut ini disajikan tabel penilaian persepsi konsumen mengenai harga dengan menggunakan PAP tipe II

Tabel 5.6

Kategori persepsi konsumen mengenai harga

Kategori f fr Interpretasi ≥ 12,75 36 36% Sangat tinggi 10,92 – <12,75 14 14% Tinggi 9,75 – <10,75 10 10% Cukup 8,52 – <9,75 5 5% Rendah < 8,52 35 35% Sangat rendah Jumlah 100 100 %

Sumber: data penelitian diolah (lampiran)

Banyaknya butir kuesioner yang sahih untuk variabel ini berjumlah 3 item. Dari data diketahui bahwa skor tertinggi 15 dan skor terendah 3. Dengan perhitungan mean = 10,55, median = 12,00, modus = 14 dan standar deviasi = 3,691

Berdasarkan kategori penilaian di atas maka rata-rata skor mean, median dan modus data persepsi konsumen mengenai harga pada kategori

≥ 12,75. Dengan demikian disimpulkan bahwa persepsi konsumen mengenai harga sangat tinggi.

B. Analisis Data

1. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pada penelitian ini ada enam hipotesis yang akan diuji. Dari keenam hipotesis tersebut diuji dengan menggunakan analisis Regresi dengan bantuan Statistical Package for Social Sciences (SPSS 14). Hasil

perhitungan yang dilakukan diperoleh korelasi dari variabel moderator yaitu jenis kelamin terhadap hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat

pendidikan (X1), tingkat pendapatan (X2) dengan variabel terikat persepsi konsumen mengenai produk, promosi dan harga (Y).

1. Ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai produk.

a. Perumusan hipotesis

Ho : tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai produk.

Ha : ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai produk

b. Pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi koefisien regresi (ρ= 0,630) dimana nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi α= 0.05, maka Ho gagal untuk ditolak. Dari analisis data diperoleh persamaan regresi sebagai berikut (lampiran):

Y1 = 2,707 + 0,409 D + 1,753 X1 - 0,126 DX1 Keterangan:

Y 1 = Persepsi konsumen mengenai produk D = Jenis kelamin

X1 = Tingkat pendidikan

DX1 = Nilai interaksi antara jenis kelamin dengan tingkat pendidikan

Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (β 3) dari interaksi variabel jenis kelamin dengan variabel tingkat pendidikan adalah -0,126

Nilai signifikansi koefisien regresi dari interaksi jenis kelamin dengan tingkat pendidikan terhadap persepsi konsumen mengenai produk menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini (ρ= 0,630 > α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hasil analisis tidak dapat digeneralisasikan pada seluruh populasi konsumen P.O Bejeu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen mengenai produk adalah tidak signifikan. Dengan kata lain antara responden yang berkelamin pria ataupun wanita tidak berbeda pengaruhnya terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen mengenai produk.

2. Ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai promosi.

a. Perumusan hipotesis

Ho : tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai promosi.

Ha : ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai promosi

b. Pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi koefisien regresi (ρ= 0,315) dimana nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi α= 0.05, maka Ho gagal untuk ditolak. Dari analisis data diperoleh persamaan regresi sebagai berikut (lampiran):

Y2 = 5,236 + 0,801 D + 0,815 X1 - 0,266 DX1 Keterangan:

Y2 = Persepsi konsumen mengenai promosi D = Jenis kelamin

X1 = Tingkat pendidikan

DX1 = Nilai interaksi antara jenis kelamin dengan tingkat pendidikan

Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (β 3) dari interaksi variabel jenis kelamin dengan variabel tingkat pendidikan adalah -0,266

Nilai signifikansi koefisien regresi dari interaksi jenis kelamin dengan tingkat pendidikan terhadap persepsi konsumen mengenai promosi menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini (ρ= 0,315 > α= 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hasil analisis tidak dapat digeneralisasikan pada seluruh populasi konsumen P.O Bejeu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen mengenai promosi adalah tidak signifikan. Dengan kata lain antara responden yang berkelamin pria ataupun wanita tidak berbeda pengaruhnya terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen mengenai promosi.

3. Ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai harga.

a. Perumusan hipotesis

Ho : tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai harga.

Ha : ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai harga.

b. Pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi koefisien regresi (ρ= 0,538) dimana nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi α= 0.05, maka Ho gagal untuk ditolak. Dari analisis data diperoleh persamaan regresi sebagai berikut (lampiran 6 ):

Y3 = 4,272 + 0,319 D + 2,054 X1 - 0,243 DX1 Keterangan:

Y3 = Persepsi konsumen mengenai harga D = Jenis kelamin

X1 = Tingkat pendidikan

DX1 = Nilai interaksi antara jenis kelamin dengan tingkat pendidikan

Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (β 3) dari interaksi variabel jenis kelamin dengan variabel tingkat pendidikan adalah -0,243

Nilai signifikansi koefisien regresi dari interaksi jenis kelamin dengan tingkat pendidikan terhadap persepsi konsumen mengenai harga menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini (ρ= 0,538 > α= 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hasil analisis tidak dapat digeneralisasikan pada

seluruh populasi konsumen P.O Bejeu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen mengenai harga adalah tidak signifikan. Dengan kata lain antara responden yang berkelamin pria ataupun wanita tidak berbeda pengaruhnya terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen mengenai harga. 4. Ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat

pendapatan dan persepsi konsumen mengenai produk. a. Perumusan hipotesis

Ho : tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendapatan dan persepsi konsumen mengenai produk. Ha : ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendapatan dan persepsi konsumen mengenai produk

b. Pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi koefisien regresi (ρ= 0,418) dimana nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi α= 0.05, maka Ho gagal untuk ditolak. Dari analisis data diperoleh persamaan regresi sebagai berikut (lampiran):

Y1 = 3,081 - 0,121 D + 1,335 X2 + 0,218 DX2 Keterangan:

D = Jenis kelamin X2 = Tingkat pendapatan

DX2 = Nilai interaksi antara jenis kelamin dengan tingkat pendapatan

Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (β 3) dari interaksi variabel jenis kelamin dengan variabel tingkat pendapatan adalah 0,218

Nilai signifikansi koefisien regresi dari interaksi jenis kelamin dengan tingkat pendapatan terhadap persepsi konsumen mengenai produk menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini (ρ= 0,418 > α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hasil analisis tidak dapat digeneralisasikan pada seluruh populasi konsumen P.O Bejeu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendapatan dengan persepsi konsumen mengenai produk adalah tidak signifikan. Dengan kata lain antara responden yang berkelamin pria ataupun wanita tidak berbeda pengaruhnya terhadap hubungan antara tingkat pendapatan dengan persepsi konsumen mengenai produk.

5. Ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendapatan dan persepsi konsumen mengenai promosi.

a. Perumusan hipotesis

Ho : tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendapatan dan persepsi konsumen mengenai promosi. Ha : ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendapatan dan persepsi konsumen mengenai promosi

b. Pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi koefisien regresi (ρ= 0,087) dimana nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi α= 0.05, maka Ho gagal untuk ditolak. Dari analisis data diperoleh persamaan regresi sebagai berikut (lampiran): Y2 = 4,623 + 1,247 D + 1,009 X2 - 0,357 DX2

Keterangan:

Y2 = Persepsi konsumen mengenai promosi D = Jenis kelamin

X2 = Tingkat pendapatan

DX2 = Nilai interaksi antara jenis kelamin dengan tingkat pendapatan

Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (β 3) dari interaksi variabel jenis kelamin dengan variabel tingkat pendapatan adalah -0,357

Nilai signifikansi koefisien regresi dari interaksi jenis kelamin dengan tingkat pendapatan terhadap persepsi konsumen mengenai promosi menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini (ρ= 0,087 > α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hasil analisis tidak dapat digeneralisasikan pada seluruh populasi konsumen P.O Bejeu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendapatan dengan persepsi konsumen mengenai produk adalah tidak signifikan. Dengan kata lain antara responden yang berkelamin pria ataupun wanita tidak berbeda pengaruhnya terhadap hubungan antara tingkat pendapatan dengan persepsi konsumen mengenai produk.

6. Ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendapatan dan persepsi konsumen mengenai harga.

a. Perumusan hipotesis

Ho : tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendapatan dan persepsi konsumen mengenai harga.

Ha : ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendapatan dan persepsi konsumen mengenai harga.

b. Pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi koefisien regresi (ρ= 0,621) dimana nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi α= 0.05, maka Ho gagal untuk ditolak. Dari analisis data diperoleh persamaan regresi sebagai berikut (lampiran): Y3 = 3,856 – 0,263 D + 2,148 X2 + 0,135 DX2

Keterangan:

Y3 = Persepsi konsumen mengenai harga D = Jenis kelamin

X2 = Tingkat pendapatan

DX2 = Nilai interaksi antara jenis kelamin dengan tingkat pendapatan

Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (β 3) dari interaksi variabel jenis kelamin dengan variabel tingkat pendapatan adalah 0,135

Nilai signifikansi koefisien regresi dari interaksi jenis kelamin dengan tingkat pendapatan terhadap persepsi konsumen mengenai harga menunjukkan nilai yang lebih besar dari pada nilai alpha yang

digunakan dalam penelitian ini (ρ= 0,621 > α= 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hasil analisis tidak dapat digeneralisasikan pada seluruh populasi konsumen P.O Bejeu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendapatan dengan persepsi konsumen mengenai harga adalah tidak signifikan. Dengan kata lain antara responden yang berkelamin pria ataupun wanita tidak berbeda pengaruhnya terhadap hubungan antara tingkat pendapatan dengan persepsi konsumen mengenai harga. C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen mengenai produk, promosi dan harga. Variabel jenis kelamin tidak memberikan pengaruh terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen mengenai produk, promosi dan harga yang ditunjukan dalam besarnya koefisien regresi hasil pegolahan data. Hal ini juga terlihat variabel jenis kelamin tidak memberikan pengaruh terhadap hubungan antara tingkat pendapatan dengan persepsi konsumen mengenai produk, promosi, dan harga. Dengan demikian maka hasil penelitian ini kurang mendukung kerangka berfikir yang disusun. Berikut adalah pembahasan penelitian untuk masing-masing hipotesis.

1. Pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai produk.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen mengenai produk. Hal ini didukung analisis yang menunjukkan koefisien regresi variabel jenis kelamin dan tingkat pendidikan (X) ternyata tidak signifikan (ρ= 0,630 >α = 0,05). Hasil pengujian koefisin regresi menunjukan nilai interaksi antara jenis kelamin dengan tingkat pendidikan sebesar -0,126. Nilai tersebut menunjukan bahwa interaksi kedua variabel memperlemah derajat hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai produk.

Interaksi antara jenis kelamin yang dimiliki oleh konsumen dengan tingkat pendidikan memperlemah hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen mengenai produk. Seorang konsumen mampu menilai secara leluasa dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya. Suatu produk akan mendapatkan penilaian yang maksimal dari konsumen itu sendiri, apabila produk tersebut memiliki apa yang menjadi kebutuhan dari konsumen itu sendiri.

Diduga jenis kelamin tidak berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai produk. Hal ini dapat terlihat dari persamaan antara

kaum laki-laki dan wanita dalam hal pendidikan. Secara umum kaum laki-laki lebih tinggi tingkatan pendidikannya namun sekarang ini kaum wanita pun juga menempuh pendidikan yang lebih tinggi hal tersebut menjadikan persepsi terhadap produk juga tidak jauh beda. Saran untuk perusahaan sebaiknya variabel tersebut diabaikan saja karena persepsi konsumen terhadap produk relatif sama. Hasil yang tidak signifikan tersebut dimungkinkan karena masih ada faktor lain yang dianggap memberikan pengaruh lebih besar terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen mengenai produk misalnya dari faktor produk itu sendiri dalam kualitas yang lebih baik ataupun sebaliknya,

Dari hasil uji hipotesis didapat kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai produk.

2. Pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai promosi.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen mengenai promosi. Hal ini didukung analisis yang menunjukkan koefisien regresi variabel jenis kelamin dan tingkat pendidikan (X)

ternyata tidak signifikan (ρ= 0,315 >α = 0,05). Hasil pengujian koefisin regresi menunjukan nilai interaksi antara jenis kelamin dengan tingkat pendidikan sebesar -0,226. Nilai tersebut menunjukan bahwa interaksi kedua variabel memperlemah derajat hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai promosi.

Interaksi antara jenis kelamin yang dimiliki oleh konsumen dengan tingkat pendidikan memperlemah hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen mengenai promosi. Seorang konsumen mampu menilai secara leluasa dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya. Suatu promosi akan mendapatkan penilaian yang maksimal dari konsumen itu sendiri, apabila promosi tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada dan tidak dibuat hanya semata-mata untuk menarik minat konsumen saja.

Diduga jenis kelamin tidak berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai promosi. Hal ini dapat terlihat dari terjadinya persamaan antara kaum laki-laki dan wanita dalam hal tingkat pendidikan. Secara umum kaum laki-laki lebih tinggi tingkatan pendidikannya namun sekarang ini kaum wanita pun juga menempuh pendidikan yang lebih tinggi, hal tersebut menjadikan persepsi terhadap promosi juga tidak jauh beda dari kaum laki-laki. Saran untuk

perusahaan sebaiknya variabel tersebut diabaikan saja karena persepsi konsumen terhadap promosi tidak jauh berbeda

Dari hasil uji hipotesis didapat kesimpulan bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen mengenai promosi.

3. Pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai harga.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen mengenai harga. Hal ini didukung analisis yang menunjukkan koefisien regresi variabel jenis kelamin dan tingkat pendidikan ternyata tidak signifikan (ρ= 0,538 >α = 0,05). Hasil pengujian koefisin regresi menunjukan nilai interaksi antara jenis kelamin dengan tingkat pendidikan sebesar -0,243. Nilai tersebut menunjukan bahwa interaksi kedua variabel memperlemah derajat hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai harga.

Interaksi antara jenis kelamin yang dimiliki oleh konsumen dengan tingkat pendidikan memperlemah hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen mengenai harga. Seorang konsumen mampu menilai secara leluasa dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya.

Dokumen terkait