• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fasilitas Pajak Penghasilan

Dalam dokumen BAHAN AJAR PAJAK PENGHASILAN (PPh) (Halaman 172-200)

BAB 7 PPh BADAN

B. Fasilitas Pajak Penghasilan

Salah satu prinsip yang perlu dipegang teguh di dalam Undang-undang perpajakan adalah diterapkannya perlakuan yang sama terhadap semua Wajib Pajak atau terhadap kasus-kasus dalam bidang perpajakan yang hakikatnya sama, dengan berpegang pada ketentuan peraturan perUndang-undangan. Oleh karena itu, setiap kemudahan dalam bidang perpajakan jika benar-benar diperlukan harus mengacu pada kaidah di atas dan perlu dijaga agar di dalam penerapannya tidak menyimpang dari maksud dan tujuan diberikannya kemudahan tersebut.

Tujuan diberikannya kemudahan pajak ini adalah untuk mendorong kegiatan investasi langsung di Indonesia baik melalui penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri di bidang-bidang usaha tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu yang mendapat prioritas tinggi dalam skala nasional.

Ketentuan ini juga dapat digunakan untuk menampung kemungkinan perjanjian dengan negara-negara lain dalam bidang perdagangan, investasi, dan bidang lainnya.

1. Fasilitas Pasal 31A Undang-undang Pajak Penghasilan

Pasal 31A Undang-undang Pajak Penghasilan dan PP Nomor 1 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 62 Tahun 2008 menyatakan bahwa kepada Wajib Pajak badan dalam negeri berbentuk perseroan terbatas dan koperasi yang melakukan penanaman modal pada:

172 | H a l a m a n

a. Bidang-bidang usaha tertentu128 sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I PP Nomor 1 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 62 Tahun 2008;

b. Bidang-bidang usaha tertentu dan daerah-daerah tertentu129 sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II PP Nomor 1 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 62 Tahun 2008 dapat diberikan fasilitas Pajak Penghasilan berupa:

1) Pengurangan penghasilan netto sebesar 30% dari jumlah Penanaman Modal130, dibebankan selama 6 tahun masing-masing sebesar 5% per tahun.

a) Fasilitas pengurangan penghasilan netto diberikan selama 6 tahun terhitung sejak tahun dimulainya produksi komersial, yaitu setiap tahunnya sebesar 5% dari jumlah investasi berupa perolehan aktiva tetap berwujud termasuk tanah untuk kegiatan utama usaha.

b) Fasilitas ini sifatnya mengurangi penghasilan netto (dalam hal mendapat keuntungan usaha) atau menambah kerugian fiskal (dalam hal mendapat kerugian usaha).

c) Contoh :

PT ABC melakukan penanaman modal sebesar Rp100.000.000.000,00 berupa pembelian aktiva tetap berupa tanah, bangunan dan mesin. Terhadap PT ABC dapat diberikan fasilitas pengurangan penghasilan netto (investment allowance) sebesar 5% x Rp100.000.000.000,00 = Rp5.000.000.000,00 setiap tahunnya, selama 6 tahun yang dimulai sejak tahun pemberian fasilitas.

2) Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat. Kelompok

Aktiva Tetap Berwujud131

Masa Manfaat Menjadi

Tarif Penyusutan dan Amortisasi Berdasarkan Metode Garis Lurus Saldo Menurun I. Bukan Bangunan Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 2 Tahun 4 Tahun 8 Tahun 10 Tahun 50% 25% 12,5% 10% 100%132 50% 25% 20% II. Bangunan Permanen Tidak Permanen 10 Tahun 5 Tahun 10% 20%

3) Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 tahun tetapi tidak lebih dari 10 tahun, dengan ketentuan sebagai berikut:

173 | H a l a m a n

a) Tambahan 1 tahun : Apabila penanaman modal baru pada bidang usaha sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I PP Nomor 1 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 62 Tahun 2008 dilakukan di kawasan industri dan kawasan berikat;

b) Tambahan 1 tahun : Apabila memperkerjakan sekurang-kurangnya 500 orang tenaga kerja Indonesia selama 5 tahun berturut-turut;

c) Tambahan 1 tahun : Apabila penanaman modal baru memerlukan investasi/pengeluaran untuk insfrastruktur ekonomi dan sosial di lokasi usaha paling sedikit sebesar Rp10.000.000.000,00;

d) Tambahan 1 tahun : Apabila mengeluarkan biaya penelitian dan pengembangan di dalam negeri dalam rangka pengembangan produk atau efisiensi produksi paling sedikit 5% dari investasi dalam jangka waktu 5 tahun;

e) Tambahan 1 tahun : Apabila menggunakan bahan baku dan/atau komponen hasil produksi dalam negeri paling sedikit 70% sejak tahun ke-4.

4) Pengenaan Pajak Penghasilan atas deviden yang dibayarkan kepada Subjek Pajak Luar Negeri sebesar 10%, atau tarif yang lebih rendah menurut Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku.

Wajib Pajak yang mendapat fasilitas tersebut di atas, sebelum lewat jangka waktu 6 tahun sejak tanggal pemberian fasilitas tidak boleh: 1) Menggunakan aktiva tetap yang mendapatkan fasilitas untuk tujuan

selain yang diberikan fasilitas;

2) Mengalihkan sebagian atau seluruh aktiva tetap yang mendapatkan fasilitas kecuali aktiva tetap yang dialihkan tersebut diganti dengan aktiva tetap baru.

2. Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan (Tax Holiday)

174 | H a l a m a n

a. Pasal 29 ayat (1) PP 94 Tahun 2010 mengatur bahwa kepada Wajib Pajak yang melakukan penanaman modal baru yang merupakan industri pionir133,

yang tidak mendapatkan fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31A

Undang-undang Pajak Penghasilan dapat diberikan fasilitas pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (5) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

b. PMK-130/PMK.011/2011 mengatur antara lain hal-hal sebagai berikut:

1) Kepada Wajib Pajak badan dapat diberikan fasilitas pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (5) Undang-undang Penanaman Modal dan Pasal 29 Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan.

2) Pembebasan Pajak Penghasilan badan dapat diberikan untuk jangka waktu paling lama 10 Tahun Pajak dan paling singkat 5 Tahun Pajak, terhitung sejak Tahun Pajak dimulainya produksi komersial.

3) Setelah berakhirnya pemberian fasilitas pembebasan Pajak Penghasilan badan, Wajib Pajak diberikan pengurangan Pajak Penghasilan badan sebesar 50% dari Pajak Penghasilan terutang selama 2 Tahun Pajak. 4) Wajib Pajak yang dapat diberikan fasilitas pembebasan atau

pengurangan Pajak Penghasilan badan adalah Wajib Pajak badan baru yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Merupakan Industri Pionir;

b) Mempunyai rencana penanaman modal baru yang telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang paling sedikit sebesar Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah);

c) Menempatkan dana di perbankan di Indonesia paling sedikit 10% dari total rencana penanaman modal, dan tidak boleh ditarik sebelum saat dimulainya pelaksanaan realisasi penanaman modal;

d) harus berstatus sebagai badan hukum Indonesia yang pengesahannya ditetapkan paling lama 12 bulan sebelum Peraturan

175 | H a l a m a n

Menteri Keuangan ini mulai berlaku atau pengesahannya ditetapkan sejak atau setelah berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini. 5) Industri Pionir134 mencakup:

a) Industri logam dasar;

b) Industri pengilangan minyak bumi dan/atau kimia dasar organik yang bersumber dari minyak bumi dan gas alam;

c) Industri permesinan;

d) Industri di bidang sumberdaya terbarukan; e) Industri peralatan komunikasi.

6) Fasilitas pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan badan dapat dimanfaatkan oleh Wajib Pajak, sepanjang memenuhi persyaratan: a) Telah merealisasikan seluruh penanaman modalnya;

b) Telah berproduksi secara komersial.

7) Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memperoleh fasilitas pembebasan Pajak Penghasilan badan, berlaku ketentuan sebagai berikut:

a) Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dari kegiatan usaha yang memperoleh fasilitas pembebasan Pajak Penghasilan badan, tidak dilakukan pemotongan dan pemungutan pajak selama periode pemberian fasilitas pembebasan Pajak Penghasilan badan sesuai jangka waktu;

b) Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak di luar kegiatan usaha yang memperoleh fasilitas pembebasan Pajak Penghasilan badan, tetap dilakukan pemotongan dan pemungutan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perUndang-undangan di bidang perpajakan.

8) Wajib Pajak yang memperoleh fasilitas pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan badan, tetap melaksanakan kewajiban pemotongan dan pemungutan pajak kepada pihak lain sesuai dengan peraturan perUndang-undangan di bidang perpajakan.

9) Wajib Pajak yang telah memperoleh fasilitas Pajak Penghasilan berdasarkan Pasal 31A Undang-undang Pajak Penghasilan, tidak dapat

176 | H a l a m a n

memperoleh fasilitas pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan badan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan ini.

10) Wajib Pajak yang telah memperoleh fasilitas pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan badan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan ini, tidak dapat memperoleh fasilitas Pajak Penghasilan berdasarkan Pasal 31A Undang-undang Pajak Penghasilan.

177 | H a l a m a n

GLOSSARIUM

Kata 1 : (Penjelasan) Kata 2 : (Penjelasan) Kata 3 : (Penjelasan) Kata 4 : (Penjelasan)

178 | H a l a m a n

Lampiran I

Organisasi Internasional yang Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan A. Badan-badan Internasional dari Perserikatan Bangsa-Bangsa:

1. ADB (Asian Development Bank)

2. IBRD (International Bank for Reconstruction and Development) 3. IFC (International Finance Corporation)

4. IMF (International Monetary Fund)

5. UNDP (United Nations Development Programme), meliputi: a. IAEA (International Atomic Energy Agency)

b. ICAO (International Civil Aviation Organization) c. ITU (International Telecommunication Union)

d. UNIDO (United Nations Industrial Development Organizations) e. UPU (Universal Postal Union)

f. WMO (World Meteorological Organization)

g. UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development) h. UNEP (United Nations Environment Programme)

i. UNCHS (United Nations Centre for Human Settlement)

j. ESCAP (Economic and Social Commission for Asia and The Pacific) k. UNFPA (United Nations Funds for Population Activities)

l. WFP (World Food Programme)

m. IMO (International Maritime Organization) n. WIPO (World Intellectual Property Organization) o. IFAD (International Fund for Agricultural Development) p. WTO (World Trade Organization)

q. WTO (World Tourism Organization) 6. FAO (Food and Agricultural Organization) 7. ILO (International Labour Organization)

8. UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) 9. UNIC (United Nations Information Centre)

10. UNICEF (United Nations Children's Fund)

11. UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) 12. WHO (World Health Organization)

13. World Bank B. Kerjasama Teknik:

1. Kerjasama Teknik Australia - Republik Indonesia (Australia-Indonesia Partnership) 2. Kerjasama Teknik Canada - Republik Indonesia

179 | H a l a m a n

3. Kerjasama Teknik India - Republik Indonesia 4. Kerjasama Teknik Inggris - Republik Indonesia 5. Kerjasama Teknik Jepang - Republik Indonesia 6. Kerjasama Teknik New Zealand - Republik Indonesia 7. Kerjasama Teknik Negeri Belanda - Republik Indonesia 8. Kerjasama Teknik Rusia - Republik Indonesia

9. Kerjasama Teknik Jerman - Republik Indonesia 10. Kerjasama Teknik Perancis - Republik Indonesia 11. Kerjasama Teknik Negeri Polandia - Republik Indonesia

12. Kerjasama Teknik Amerika Serikat - Republik Indonesia (USAID: United States Agency for International Development)

13. Kerjasama Teknik Swiss - Republik Indonesia 14. Kerjasama Teknik Italia - Republik Indonesia 15. Kerjasama Teknik Belgia - Republik Indonesia 16. Kerjasama Teknik Denmark - Republik Indonesia 17. Kerjasama Teknik Korea - Republik Indonesia 18. Kerjasama Teknik Finlandia - Republik Indonesia

19. Kerjasama Ekonomi dan Teknik Malaysia - Republik Indonesia 20. Kerjasama Ekonomi dan Teknik Singapura - Republik Indonesia

21. Kerjasama Ekonomi, Perdagangan dan Teknik RRC - Republik Indonesia

22. Kerjasama Ekonomi, Ilmu Pengetahuan dan Teknik Vietnam - Republik Indonesia 23. Kerjasama Ekonomi dan Teknik Thailand - Republik Indonesia

24. Kerjasama Ilmu Pengetahuan dan Teknik Meksiko - Republik Indonesia 25. Kerjasama Teknik Kerajaan Arab Saudi - Republik Indonesia

26. Kerjasama Teknik Iran - Republik Indonesia 27. Kerjasama Teknik Pakistan - Republik Indonesia 28. Kerjasama Teknik Philippine - Republik Indonesia C. Kerjasama Kebudayaan:

1. Kerjasama Kebudayaan Belanda - Republik Indonesia 2. Kerjasama Kebudayaan Jepang - Republik Indonesia 3. Kerjasama Kebudayaan Mesir/RPA - Republik Indonesia 4. Kerjasama Kebudayaan Austria - Republik Indonesia D. Organisasi -organisasi Internasional Lainnya:

1. Asean Secretariat

2. SEAMEO (South East Asian Minister of Education Organization) 3. ACE (The ASEAN Centre for Energy)

180 | H a l a m a n

4. NORAD (The Norwegian Agency for International Development) 5. Plan International Inc.

6. PCI (Project Concern International)

7. IDRC (The International Development Research Centre)

8. Kerjasama Teknik Di Bidang Perkoperasian antara DMTCI/CLUSA-Republik Indonesia

9. NLRA (The Netherlands Leprosy Relief Association) 10. The Commission of The European Communities

11. OISCA INT. (The Organization for Industrial, Spiritual and Cultural Advancement International)

12. World Relief Cooperation

13. APCU (The Asean Heads of Population Coordination Unit) 14. SIL (The Summer Institute of Linguistics, Inc.)

15. IPC (The International Pepper Community) 16. APCC (Asian Pacific Coconut Community)

17. INTELSAT (International Telecommunication Satellite Organization) 18. People Hope of Japan (PHJ) dan Project Hope

19. CIP (The International Potato Centre)

20. ICRC (The International Committee of Red Cross) 21. Terre Des Hommes Netherlands

22. Wetlands International

23. HKI (Helen Keller International, Inc.) 24. Taipei Economic and Trade Office

25. Vredeseilanden Country Office (VECO) Belgia 26. KAS (Konrad Adenauer Stiftung)

27. Program for Appropriate Technology in Health, USA-PATH 28. Save the Children-US dan Save the Children-UK

29. CIFOR (The Center for International Forestry Research) 30. Islamic Development Bank

31. Kyoto University-Jepang

32. ICRAF (the International Centre for Research in Agroforestry) 33. Swisscontact - Swiss Foundation for Technical Cooperation 34. Winrock International

35. Stichting Tropenbos

36. The Moslem World League (Rabithah)

181 | H a l a m a n

38. HSF (Hans Seidel Foundation)

39. DAAD (Deutscher Achademischer Austauschdienst) 40. WCS (The Wildlife Conservation Society)

41. BORDA (The Bremen Overseas Research and Development Association) 42. ASEAN Foundation

43. SOCSEA (Sub Regional Office of CIRDAP in Southeast Asia) 44. IMC (International Medical Corps)

45. KNCV (Koninklijke Nederlands Centrale Vereniging tot Bestrijding der Tuberculosis) 46. Asia Foundation

47. The British Council

48. CARE (Cooperative for American Relief Everywhere Incorporation) 49. CCF (Christian Children's Fund)

50. CRS (Catholic Relief Service) 51. CWS (Church World Service) 52. The Ford Foundation

53. FES (Friedrich Ebert Stiftung) 54. FNS (Friedrich Neumann Stiftung)

55. IRRI (International Rice Research Institute) 56. Leprosy Mission

57. OXFAM (Oxford Committee for Famine Relief) 58. WE (World Education, Incorporated, USA) 59. JICA (Japan International Cooperations Agency) 60. JBIC (Japan Bank for International Cooperation) 61. KOICA (Korea International Cooperation Agency)

62. ERIA (Economic Research Institute for ASEAN and East Asia) 63. JETRO (Japan External Trade Organization)

182 | H a l a m a n

Lampiran II

Jenis-Jenis Harta yang Termasuk dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan untuk Keperluan Penyusutan1 (PMK-96/PMK.03/2009)

JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK 1

No Jenis Usaha Jenis Harta

1 Semua jenis usaha

a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan. b. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung, duplikator, mesin

fotokopi, mesin akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner dan sejenisnya.

c. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, video recorder, televisi dan sejenisnya.

d. Sepeda motor, sepeda dan becak.

e. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa yang bersangkutan.

f. Dies, jigs, dan mould.

g. Alat-alat komunikasi seperti pesawat telepon, faksimile, telepon seluler dan sejenisnya.

2 Pertanian, perkebunan, kehutanan,

Alat yang digerakkan bukan dengan mesin seperti cangkul, peternakan, perikanan, garu dan lain-lain.

3 Industri makanan dan minuman

Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti, huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet, dan sejenisnya.

4 Transportasi dan

Pergudangan Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan sebagai angkutan umum. 5 Industri semi konduktor Falsh memory tester, writer machine, biporar test system, elimination

(PE8-1), pose checker.

6

Jasa Persewaan

Peralatan Tambat Air Dalam

Anchor, Anchor Chains, Polyester Rope, Steel Buoys, Steel Wire Ropes, Mooring Accessoris.

7 Jasa telekomunikasi

selular Base Station Controller

JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK 2

No Jenis Usaha Jenis Harta

1 Semua jenis usaha

a. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja, bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur udara seperti AC, kipas angin dan sejenisnya.

b. Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya. c. Container dan sejenisnya.

2 Pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan

f) Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan mesin bajak, penggaruk, penanaman, penebar benih dan sejenisnya.

g) Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan

1

Jenis-jenis harta berwujud bukan bangunan yang tidak tercantum dalam Kelompok 1, Kelompok 2, Kelompok 3, dan Kelompok 4 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009, untuk kepentingan penyusutan digunakan masa manfaat dalam Kelompok 3.

183 | H a l a m a n

atau barang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.

3 Industri makanan dan minuman

a. Mesin yang mengolah produk asal binatang, unggas dan perikanan, misalnya pabrik susu, pengalengan ikan .

b. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya mesin minyak kelapa, margarin, penggilingan kopi, kembang gula, mesin pengolah biji-bijian seperti penggilingan beras, gandum, tapioka.

c. Mesin yang menghasilkan/memproduksi minuman dan bahan-bahan minuman segala jenis.

d. Mesin yang menghasilkan/memproduksi bahan-bahan makanan dan makanan segala jenis.

4 Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin ringan (misalnya mesin jahit, pompa air).

5 Perkayuan, kehutanan

a. Mesin dan peralatan penebangan kayu.

b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang kehutanan.

6 Konstruksi Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump truck, crane buldozer dan sejenisnya.

7 Transportasi dan

Pergudangan

c. Truk kerja untuk pengangkutan dan bongkar muat, truk peron, truck ngangkang, dan sejenisnya;

d. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang tertentu (misalnya gandum, batu - batuan, biji tambang dan sebagainya) termasuk kapal pendingin, kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;

e. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal-kapal suar, kapal-kapal pemadam kebakaran, kapal-kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT; f. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat sampai

dengan 250 DWT; g. Kapal balon.

8 Telekomunikasi

3) Perangkat pesawat telepon;

4) Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman dan penerimaan radio telegraf dan radio telepon.

9 Industri semi konduktor

Auto frame loader, automatic logic handler, baking oven, ball shear tester, bipolar test handler (automatic), cleaning machine, coating machine, curing oven, cutting press, dambar cut machine, dicer, die bonder, die shear test, dynamic burn-in system oven, dynamic test handler, eliminator (PGE-01), full automatic handler, full automatic mark, hand maker, individual mark, inserter remover machine, laser marker (FUM A-01), logic test system, marker (mark), memory test system, molding, mounter, MPS automatic, MPS manual, O/S tester manual, pass oven, pose checker, re-form machine, SMD stocker, taping machine, tiebar cut press, trimming/forming machine, wire bonder, wire pull tester.

10

Jasa Persewaan

Peralatan Tambat Air Dalam

Spoolling Machines, Metocean Data Collector

11 Jasa Telekomunikasi Seluler

Mobile Switching Center, Home Location Register, Visitor Location Register. Authentication Centre, Equipment Identity Register, Intelligent Network Service Control Point, intelligent Network Service Managemen Point, Radio Base Station, Transceiver Unit, Terminal SDH/Mini Link, Antena

184 | H a l a m a n JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK 3

No Jenis Usaha Jenis Harta

1 Pertambangan selain minyak dan gas

Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang pertambangan, termasuk mesin-mesin yang mengolah produk pelikan.

2

Permintalan,

pertenunan dan

pencelupan

5) Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-produk tekstil (misalnya kain katun, sutra, serat-serat buatan, wol dan bulu hewan lainnya, lena rami, permadani, kain-kain bulu, tule).

6) Mesin untuk yang preparation, bleaching, dyeing, printing, finishing, texturing, packaging dan sejenisnya.

3 Perkayuan

a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-produk kayu, barang-barang dari jerami, rumput dan bahan anyaman lainnya.

b. Mesin dan peralatan penggergajian kayu.

4 Industri kimia

a. Mesin peralatan yang mengolah/menghasilkan produk industri kimia dan industri yang ada hubungannya dengan industri kimia (misalnya bahan kimia anorganis, persenyawaan organis dan anorganis dan logam mulia, elemen radio aktif, isotop, bahan kimia organis, produk farmasi, pupuk, obat celup, obat pewarna, cat, pernis, minyak eteris dan resinoida-resinonida wangi-wangian, obat kecantikan dan obat rias, sabun, detergent dan bahan organis pembersih lainnya, zat albumina, perekat, bahan peledak, produk pirotehnik, korek api, alloy piroforis, barang fotografi dan sinematografi.

b. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk industri lainnya (misalnya damar tiruan, bahan plastik, ester dan eter dari selulosa, karet sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat dan kulit mentah). 5 Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin menengah dan berat

(misalnya mesin mobil, mesin kapal).

6 Transportasi dan

Pergudangan

a. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkapan ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT. b. Kapal dibuat khusus untuk mengela atau mendorong kapal, kapal

suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.

c. Dok terapung.

d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat di atas 250 DWT.

e. Pesawat terbang dan helikopter-helikopter segala jenis. 7 Telekomunikasi Perangkat radio navigasi, radar dan kendali jarak jauh.

JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK 4

No Jenis Usaha Jenis Harta

1 Konstruksi Mesin berat untuk konstruksi

2 Transportasi dan

Pergudangan

a. Lokomotif uap dan tender atas rel.

b. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan batere atau dengan tenaga listrik dari sumber luar.

c. Lokomotif atas rel lainnya.

d. Kereta, gerbong penumpang dan barang, termasuk kontainer khusus dibuat dan diperlengkapi untuk ditarik dengan satu alat atau

185 | H a l a m a n

beberapa alat pengangkutan.

e. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT.

f. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran-keran terapung dan sebagainya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT.

186 | H a l a m a n

Lampiran III

Tata Cara Pengkreditan Pajak Luar Negeri A. Umum

Undang-undang Pajak Penghasilan menentukan bahwa Wajib Pajak dalam Negeri dikenakan Pajak Penghasilan atas seluruh penghasilan di manapun penghasilan tersebut diterima atau diperoleh, baik di Indonesia maupun di luar Indonesia. Untuk menghindari pengenaan pajak ganda maka sesuai dengan ketentuan Pasal 24 Undang-undang Pajak Penghasilan, pajak yang dibayar atau yang terutang di luar negeri boleh dikreditkan terhadap pajak yang terutang di Indonesia, tetapi tidak melebihi penghitungan pajak yang terutang berdasarkan Undang-undang Pajak penghasilan.

Metode kredit pajak yang demikian disebut metode pengkreditan terbatas (ordinary credit Method).

B. Tata Cara Penghitungan Kredit Pajak Luar Negeri (KPLN) 1. Penghitungan KPLN dilakukan sebagai berikut:

a. Pajak Penghasilan dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak yang dihitung berdasarkan seluruh penghasilan yang diterima dan diperoleh oleh Wajib Pajak, baik penghasilan tersebut berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Dalam menghitung Pajak Penghasilan, maka seluruh penghasilan tersebut digabungkan dalam tahun pajak diperoleh atau diterimanya penghasilan, atau dalam tahun pajak sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan untuk penghasilan berupa dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) Undang-undang Pajak Penghasilan. Contoh:

PT A di Jakarta dalam tahun pajak 2001 menerima dan memperoleh penghasilan netto dari sumber luar negeri sebagai berikut:

1) Hasil usaha di Singapura dalam tahun pajak 2001 sebesar Rp800.000.000,00; 2) Dividen atas pemilikan saham pada "X Ltd." di Australia sebesar

Rp200.000.000,00 yaitu berasal dari keuntungan tahun 1998 yang ditetapkan dalam rapat pemegang saham tahun 2000 dan baru dibayar dalam tahun 2001; 3) Dividen atas penyertaan saham sebanyak 70% pada "Y Corporation" di

Hongkong yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek sebesar Rp75.000.000,00 yaitu berasal dari keuntungan saham 1999 yang berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan ditetapkan diperoleh tahun 2001; Rp75.000.000,00 yaitu berasal dari keuntungan saham 1999 yang berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan ditetapkan diperoleh tahun 2001;

4) Bunga kwartal IV tahun 2001 sebesar Rp 100.000.000,00 dari "Z Sdn Bhd" di Kuala Lumpur yang baru akan diterima bulan Juli 2002.

187 | H a l a m a n

Penghasilan dari sumber luar negeri yang digabungkan dengan penghasilan dalam negeri dalam tahun pajak 2001 adalah penghasilan pada huruf a, b, dan c, sedangkan penghasilan pada huruf d digabungkan dengan penghasilan dalam negeri dalam tahun pajak 2002.

b. Dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak, kerugian yang diderita oleh Wajib Pajak di luar negeri tidak dapat dikompensasikan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh dari Indonesia.

Contoh:

PT B di Jakarta memperoleh penghasilan netto dalam tahun 2001 sebagai berikut: 1) Di negara X, memperoleh penghasilan (laba) Rp. 1.000.000.000,00, dengan tarif

pajak sebesar 40% (Rp. 400.000.000,00);

2) Di negara Y, memperoleh penghasilan (laba) Rp. 3.000.000.000,00, dengan tarif pajak sebesar 25% (Rp. 750.000.000,00);

3) Di negara Z, menderita kerugian Rp. 2.500.000.000,00, 4) Penghasilan usaha di dalam negeri Rp. 4.000.000.000,00.

Penghitungan kredit pajak luar negeri adalah sebagai berikut: a) Penghasilan Luar negeri : =

laba di negara X = Rp. 1.000.000.000,00 laba di negara Y = Rp. 3.000.000.000,00 laba di negara Z = Rp. - - - (+) Jumlah penghasilan luar negeri = Rp. 4.000.000.000,00 b) Penghasilan dalam negeri = Rp. 4.000.000.000,00 c) Jumlah penghasilan netto adalah :

Rp4.000.000.000,00 + Rp4.000.000.000,00

= Rp. 8.000.000.000,00

d) PPh terutang (menurut tarif Pasal 17) = Rp. 2.382.500.000,002 e) Batas maksimum kredit pajak luar negeri untuk masing-masing negara

Dalam dokumen BAHAN AJAR PAJAK PENGHASILAN (PPh) (Halaman 172-200)

Dokumen terkait