BAB 3 OBJEK PAJAK PENGHASILAN
B. Penghasilan yang Dikenai PPh Bersifat Final
Pasal 4 ayat (2) Undang-undang Pajak Penghasilan mengatur bahwa penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat final:
1. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi16, surat utang negara17, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;
2. Penghasilan berupa hadiah undian;
3. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura;
4. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan;
5. Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan antara lain:
1) Perlu adanya dorongan dalam rangka perkembangan investasi dan tabungan masyarakat;
2) Kesederhanaan dalam pemungutan pajak;
3) Berkurangnya beban administrasi baik bagi Wajib Pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak;
4) Pemerataan dalam pengenaan pajaknya;
5) Memperhatikan perkembangan ekonomi dan moneter, atas penghasilan-penghasilan tersebut perlu diberikan perlakuan tersendiri dalam pengenaan pajaknya. Perlakuan tersendiri dalam pengenaan pajak atas jenis penghasilan tersebut termasuk sifat, besarnya, dan tata cara pelaksanaan
34 | H a l a m a n
pembayaran, pemotongan, atau pemungutan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Dengan pertimbangan kemudahan, kesederhanaan, kepastian, pengenaan pajak yang tepat waktu, dan pertimbangan lainnya, maka dapat diatur pelunasan pajak dalam tahun berjalan yang bersifat final atas jenis-jenis penghasilan tertentu seperti dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), Pasal 21, Pasal 22, dan Pasal 23 Undang-undang Pajak Penghasilan. Pajak Penghasilan yang bersifat final tersebut tidak dapat dikreditkan dengan Pajak Penghasilan yang terutang.
Menegaskan objek PPh Pasal 4 ayat (2) yang selama ini tidak secara eksplisit diatur dalam ketentuan ini, seperti antara lain:
- Bunga obligasi dan Surat Utang Negara
- Hadiah undian
- Pengalihan saham pasangan perusahaan modal ventura
- Persewaan tanah dan bangunan
Memindahkan bunga simpanan koperasi yang sekarang dikenai PPh Pasal 23 final menjadi objek PPh Pasal 4 ayat (2) final.
Menambah objek PPh Pasal 4 ayat (2) final meliputi:
- Penghasilan dari transaksi derivatif; dan
- Penghasilan dari usaha jasa konstruksi dan real estate.
Pasal 19 PP 94 Tahun 2010 mengatur bahwa dalam hal penghasilan tidak dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan Peraturan Pemerintah tersendiri, atas penghasilan tersebut dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan.
Jenis penghasilan yang dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final adalah sebagai berikut:
No Jenis Penghasilan Tarif Dasar Hukum
1
Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek
PP 41 Tahun 1994 stdd PP 14 Tahun 1997 282/KMK.04/1997 Untuk semua transaksi penjualan saham 0,1% x jumlah bruto nilai
transaksi penjualan Untuk transaksi penjualan Saham
Pendiri18
0,1% x jumlah bruto nilai transaksi penjualan PPh Tambahan: 0,5% x Nilai
Jual Saham pada saat Penawaran Umum Perdana 2 Hadiah Undian 25% x jumlah bruto
hadiah undian PP 132 Tahun 2000 3 Penghasilan dari Persewaan Tanah
dan/atau Bangunan
10% x jumlah bruto nilai persewaan tanah dan atau
PP 29 Tahun 1996 sttd PP 5 Tahun 2002
35 | H a l a m a n
bangunan 394/KMK.04/1996 sttd 120/KMK.03/2001 4 Bunga Deposito dan Tabungan serta
Diskonto Sertifikat Bank Indonesia 20% x jumlah bruto PP 131 Tahun 2000 5 Penghasilan dari Pengalihan Hak atas
Tanah dan/atau Bangunan
5% x jumlah bruto nilai pengalihan hak19 atas tanah dan/atau bangunan
PP 48 Tahun 1994 stdd PP 71 Tahun 2008 6
Pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
1% x jumlah bruto nilai pengalihan
7
Penghasilan Perusahaan Modal Ventura dari Transaksi Penjualan Saham atau Pengalihan Penyertaan Modal pada Perusahaan Pasangan Usaha
0,1% x jumlah bruto nilai transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal
PP 4 Tahun 1995
8 Penghasilan yang diterima/ diperoleh WP Perusahaan Pelayaran dalam negeri
1,2% x Peredaran Bruto
416/KMK.04/1996 9
Penghasilan yang diterima/ diperoleh WP Perusahaan Pelayaran dan/atau Penerbangan luar negeri
2,64% x Peredaran Bruto
417/KMK.04/1996
10
Pemungutan PPh Pasal 22 atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas kepada penyalur/agen.
154/PMK.03/2010 Bahan bakar minyak SPBU Pertamina:
0,25% x Penjualan penjualan tidak termasuk PPN
SPBU bukan Pertamina dan Non SPBU:
0,3% x Penjualan penjualan tidak termasuk PPN
Bahan bakar gas 0,3% x Penjualan penjualan tidak termasuk PPN Pelumas
Bunga dan diskonto obligasi yang diperdagangkan dan/atau dilaporkan perdagangannya di bursa efek
PP 6 Tahun 2002 121/KMK.04/2002 a. Bunga obligasi dengan kupon (interest
bearing bond)
20% x jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding period)
obligasi
b. Diskonto obligasi dengan kupon 20% x selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi, tidak termasuk bunga berjalan (accrued interest)
c. Diskonto obligasi tanpa bunga (zero
coupon bond)
20% x selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi
11
Selisih Lebih Revaluasi Aktiva Tetap 10% x selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan di atas nilai sisa buku fiskal semula
79/PMK.03/2008
12
Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua yang dibayarkan sekaligus20
PP 68 Tahun 2009 Uang Pesangon a. 0% atas penghasilan bruto
s.d. Rp50.000.000,00; b. 5% atas penghasilan bruto
di atas Rp50.000.000,00 s.d. Rp100.000.000,00;
c. 15% atas penghasilan bruto di atas Rp100.000.000,00
36 | H a l a m a n
s.d. Rp500.000.000,00; d. 25% atas penghasilan bruto
di atas Rp500.000.000.00. Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan
Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua
a. 0% atas penghasilan bruto s.d. Rp50.000.000.00; b. 5% atas penghasilan bruto
di atas Rp50.000.000,00.
13
Honorarium atau imbalan lain dengan nama apapun yang menjadi beban APBN atau APBD
PP 80 Tahun 2010 Bagi PNS Golongan I dan Golongan II,
Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya
0% x jumlah bruto honorarium atau imbalan lain
bagi PNS Golongan III, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Pertama, dan pensiunannya
5% x jumlah bruto honorarium atau imbalan lain
Bagi pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat perwira Menengah dan perwira Tinggi, dan Pensiunannya.
15% x jumlah bruto honorarium atau imbalan lain
14
Diskonto Surat Perbendaharaan Negara
PP 27 Tahun 2008 Bagi WP Dalam Negeri & BUT 20% x diskonto SPN
WP penduduk/berkedudukan di luar
negeri 20% x diskonto SPN
15
Bunga Simpanan yang Dibayarkan oleh Koperasi kepada Anggota Koperasi Orang Pribadi
PP 15 Tahun 2009 a) bunga simpanan s.d. Rp240.000,00
per bulan 0% b) bunga simpanan lebih dari
Rp240.000,00 per bulan 10%
16
Bunga Obligasi
PP 16 Tahun 2009 a) Bunga dari Obligasi dengan kupon
Bagi WP Dalam Negeri & BUT 15% x jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan Obligasi
Bagi WP Luar Negeri selain BUT 20% x jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan Obligasi atau sesuai tarif P3B
b) Diskonto dari Obligasi dengan kupon
Bagi WP Dalam Negeri & BUT 15% x selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi, tidak termasuk bunga berjalan Bagi WP Luar Negeri selain BUT 20% x selisih lebih harga jual
atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi, tidak termasuk bunga berjalan c) Diskonto dari Obligasi tanpa bunga
Bagi WP Dalam Negeri & BUT 15% x selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi
Bagi WP Luar Negeri selain BUT 20% x selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi
37 | H a l a m a n
WP Reksadana yang terdaftar pada Bapepam LK
Tahun 2009 – 2010 0% Tahun 2011 – 2013 5% Tahun 2014 dan seterusnya 15% 17 Dividen yang diterima atau diperoleh
WP OP Dalam Negeri 10% x Ph Bruto PP 19 Tahun 2009