• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penghasilan yang Dikenai PPh Bersifat Final

Dalam dokumen BAHAN AJAR PAJAK PENGHASILAN (PPh) (Halaman 34-38)

BAB 3 OBJEK PAJAK PENGHASILAN

B. Penghasilan yang Dikenai PPh Bersifat Final

Pasal 4 ayat (2) Undang-undang Pajak Penghasilan mengatur bahwa penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat final:

1. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi16, surat utang negara17, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;

2. Penghasilan berupa hadiah undian;

3. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura;

4. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan;

5. Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan antara lain:

1) Perlu adanya dorongan dalam rangka perkembangan investasi dan tabungan masyarakat;

2) Kesederhanaan dalam pemungutan pajak;

3) Berkurangnya beban administrasi baik bagi Wajib Pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak;

4) Pemerataan dalam pengenaan pajaknya;

5) Memperhatikan perkembangan ekonomi dan moneter, atas penghasilan-penghasilan tersebut perlu diberikan perlakuan tersendiri dalam pengenaan pajaknya. Perlakuan tersendiri dalam pengenaan pajak atas jenis penghasilan tersebut termasuk sifat, besarnya, dan tata cara pelaksanaan

34 | H a l a m a n

pembayaran, pemotongan, atau pemungutan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Dengan pertimbangan kemudahan, kesederhanaan, kepastian, pengenaan pajak yang tepat waktu, dan pertimbangan lainnya, maka dapat diatur pelunasan pajak dalam tahun berjalan yang bersifat final atas jenis-jenis penghasilan tertentu seperti dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), Pasal 21, Pasal 22, dan Pasal 23 Undang-undang Pajak Penghasilan. Pajak Penghasilan yang bersifat final tersebut tidak dapat dikreditkan dengan Pajak Penghasilan yang terutang.

Menegaskan objek PPh Pasal 4 ayat (2) yang selama ini tidak secara eksplisit diatur dalam ketentuan ini, seperti antara lain:

- Bunga obligasi dan Surat Utang Negara

- Hadiah undian

- Pengalihan saham pasangan perusahaan modal ventura

- Persewaan tanah dan bangunan

Memindahkan bunga simpanan koperasi yang sekarang dikenai PPh Pasal 23 final menjadi objek PPh Pasal 4 ayat (2) final.

Menambah objek PPh Pasal 4 ayat (2) final meliputi:

- Penghasilan dari transaksi derivatif; dan

- Penghasilan dari usaha jasa konstruksi dan real estate.

Pasal 19 PP 94 Tahun 2010 mengatur bahwa dalam hal penghasilan tidak dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan Peraturan Pemerintah tersendiri, atas penghasilan tersebut dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan.

Jenis penghasilan yang dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final adalah sebagai berikut:

No Jenis Penghasilan Tarif Dasar Hukum

1

Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek

 PP 41 Tahun 1994 stdd PP 14 Tahun 1997  282/KMK.04/1997 Untuk semua transaksi penjualan saham 0,1% x jumlah bruto nilai

transaksi penjualan Untuk transaksi penjualan Saham

Pendiri18

 0,1% x jumlah bruto nilai transaksi penjualan  PPh Tambahan: 0,5% x Nilai

Jual Saham pada saat Penawaran Umum Perdana 2 Hadiah Undian 25% x jumlah bruto

hadiah undian PP 132 Tahun 2000 3 Penghasilan dari Persewaan Tanah

dan/atau Bangunan

10% x jumlah bruto nilai persewaan tanah dan atau

 PP 29 Tahun 1996 sttd PP 5 Tahun 2002

35 | H a l a m a n

bangunan  394/KMK.04/1996 sttd 120/KMK.03/2001 4 Bunga Deposito dan Tabungan serta

Diskonto Sertifikat Bank Indonesia 20% x jumlah bruto PP 131 Tahun 2000 5 Penghasilan dari Pengalihan Hak atas

Tanah dan/atau Bangunan

5% x jumlah bruto nilai pengalihan hak19 atas tanah dan/atau bangunan

PP 48 Tahun 1994 stdd PP 71 Tahun 2008 6

Pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan

1% x jumlah bruto nilai pengalihan

7

Penghasilan Perusahaan Modal Ventura dari Transaksi Penjualan Saham atau Pengalihan Penyertaan Modal pada Perusahaan Pasangan Usaha

0,1% x jumlah bruto nilai transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal

PP 4 Tahun 1995

8 Penghasilan yang diterima/ diperoleh WP Perusahaan Pelayaran dalam negeri

1,2% x Peredaran Bruto

416/KMK.04/1996 9

Penghasilan yang diterima/ diperoleh WP Perusahaan Pelayaran dan/atau Penerbangan luar negeri

2,64% x Peredaran Bruto

417/KMK.04/1996

10

Pemungutan PPh Pasal 22 atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas kepada penyalur/agen.

154/PMK.03/2010  Bahan bakar minyak  SPBU Pertamina:

0,25% x Penjualan penjualan tidak termasuk PPN

 SPBU bukan Pertamina dan Non SPBU:

0,3% x Penjualan penjualan tidak termasuk PPN

 Bahan bakar gas 0,3% x Penjualan penjualan tidak termasuk PPN  Pelumas

Bunga dan diskonto obligasi yang diperdagangkan dan/atau dilaporkan perdagangannya di bursa efek

 PP 6 Tahun 2002  121/KMK.04/2002 a. Bunga obligasi dengan kupon (interest

bearing bond)

20% x jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding period)

obligasi

b. Diskonto obligasi dengan kupon 20% x selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi, tidak termasuk bunga berjalan (accrued interest)

c. Diskonto obligasi tanpa bunga (zero

coupon bond)

20% x selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi

11

Selisih Lebih Revaluasi Aktiva Tetap 10% x selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan di atas nilai sisa buku fiskal semula

79/PMK.03/2008

12

Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua yang dibayarkan sekaligus20

PP 68 Tahun 2009  Uang Pesangon a. 0% atas penghasilan bruto

s.d. Rp50.000.000,00; b. 5% atas penghasilan bruto

di atas Rp50.000.000,00 s.d. Rp100.000.000,00;

c. 15% atas penghasilan bruto di atas Rp100.000.000,00

36 | H a l a m a n

s.d. Rp500.000.000,00; d. 25% atas penghasilan bruto

di atas Rp500.000.000.00.  Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan

Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua

a. 0% atas penghasilan bruto s.d. Rp50.000.000.00; b. 5% atas penghasilan bruto

di atas Rp50.000.000,00.

13

Honorarium atau imbalan lain dengan nama apapun yang menjadi beban APBN atau APBD

PP 80 Tahun 2010  Bagi PNS Golongan I dan Golongan II,

Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya

0% x jumlah bruto honorarium atau imbalan lain

 bagi PNS Golongan III, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Pertama, dan pensiunannya

5% x jumlah bruto honorarium atau imbalan lain

 Bagi pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat perwira Menengah dan perwira Tinggi, dan Pensiunannya.

15% x jumlah bruto honorarium atau imbalan lain

14

Diskonto Surat Perbendaharaan Negara

PP 27 Tahun 2008  Bagi WP Dalam Negeri & BUT 20% x diskonto SPN

 WP penduduk/berkedudukan di luar

negeri 20% x diskonto SPN

15

Bunga Simpanan yang Dibayarkan oleh Koperasi kepada Anggota Koperasi Orang Pribadi

PP 15 Tahun 2009 a) bunga simpanan s.d. Rp240.000,00

per bulan 0% b) bunga simpanan lebih dari

Rp240.000,00 per bulan 10%

16

Bunga Obligasi

PP 16 Tahun 2009 a) Bunga dari Obligasi dengan kupon

 Bagi WP Dalam Negeri & BUT 15% x jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan Obligasi

 Bagi WP Luar Negeri selain BUT 20% x jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan Obligasi atau sesuai tarif P3B

b) Diskonto dari Obligasi dengan kupon

 Bagi WP Dalam Negeri & BUT 15% x selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi, tidak termasuk bunga berjalan  Bagi WP Luar Negeri selain BUT 20% x selisih lebih harga jual

atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi, tidak termasuk bunga berjalan c) Diskonto dari Obligasi tanpa bunga

 Bagi WP Dalam Negeri & BUT 15% x selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi

 Bagi WP Luar Negeri selain BUT 20% x selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi

37 | H a l a m a n

WP Reksadana yang terdaftar pada Bapepam LK

 Tahun 2009 – 2010 0%  Tahun 2011 – 2013 5%  Tahun 2014 dan seterusnya 15% 17 Dividen yang diterima atau diperoleh

WP OP Dalam Negeri 10% x Ph Bruto PP 19 Tahun 2009

Dalam dokumen BAHAN AJAR PAJAK PENGHASILAN (PPh) (Halaman 34-38)

Dokumen terkait