• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Perpustakaan

2.1.7 Fasilitas Perpustakaan Sekolah

Sebuah perpustakaan sekolah dapat berjalan apabila memiliki fasilitas layanan yang baik dan bahan pustaka yang lengkap. Sebab semakin baik fasilitas layanan perpustakaan sekolah maka semakin tinggi minat siswa untuk berkunjung ke perpustakaan sekolah begitu pula jika semakin lengkap koleksi bahan pustaka

xxxiv

maka semakin memudahkan siswa dan guru untuk mencari apa yang mereka butuhkan dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah.

Fasilitas perpustakaan sekolah yang harus dimiliki dalam menjalankan fungsi layanan perpustakaan sekolah meliputi (a) Koleksi perpustakaan atau bahan pustaka, meliputi buku, bahan cetak dan noncetak, referensi, terbitan berkala; (b) Fasilitas penelusuran yaitu katalog perpustakaan; (c) Ruang dan perabotnya.

Hardjoprakoso (1992:19) menjelaskan bahwa “ bahan pustaka adalah semua

bahan yang dapat menjadi koleksi perpustakaan”. Penjelasan lebih terperinci tentang fasilitas perpustakaan sekolah akan dijelaskan sebagai berikut:

(a) Koleksi Perpustakaan atau Bahan Pustaka

Perpustakaan sekolah akan dapat berfungsi sebagai sumber informasi dan sumber belajar apabila di dalam perpustakaan sekolah tersebut tersedia banyak bahan pustaka. Sedangkan jika perpustakaan sekolah kurang memiliki bahan pustaka yang baru maka siswa akan kurang berminat untuk mengunjungi perpustakaan. Oleh sebab itu setiap perpustakaan sekolah perlu pengadaan bahan-bahan pustaka secara berkala dan terus menerus.

Pengadaan bahan-bahan pustaka adalah mengusahakan bahan-bahan pustaka yang belum dimiliki perpustakaan sekolah, dan menambah koleksi bahan- bahan pustaka yang sudah dimiliki perpustakaan sekolah yang masih kurang jumlahnya. Dalam pengadaan bahan-bahan pustaka seorang guru pustakawan perlu meminta saran kepada kepala sekolah, guru-guru, dan siswa. Tetapi semua keputusan ada di tangan guru pustakawan, sehingga seorang guru pustakawan harus mengambil keputusan terakhir dengan mempertimbangkan

xxxv

hal-hal yaitu: jenis bahan pustaka yang harus dimiliki oleh perpustakaan sekolah, perpencanaan pengadaan bahan-bahan pustaka, dan cara pengadaan bahan-bahan pustaka. Bahan-bahan pustaka ada bermacam-macam, hal ini tergantung dari mana kita meninjaunya. Ditinjau dari bentuk fisiknya bahan- bahan pustaka dibagi menjadi dua yaitu: (1) bahan pustaka berupa buku, seperti buku tentang psikologi, buku Bahasa Indonesia, buku tentang ilmu pengetahuan sosial, buku tentang agama, buku tentang ilmu pengetahuan alam. (2) bahan pustaka bukan berupa buku, seperti yang tertulis yaitu surat kabar, majalah, brosur, laporan, karangan-karangan, klipping. Sedangkan yang berupa alat peraga seperti piringan hitam, radio, tape recorder, filmslide

projector, filmstrip projector. Jika ditinjau dari isinya bahan-bahan pustaka

dibagi menjadi dua yaitu (1) bahan pustaka yang isinya fiksi seperti cerita anak-anak, cerpen, novel. (2) bahan pustaka yang isinya non fiksi seperti buku referensi, kamus, biografi, ensiklopedia, majalah dan surat kabar. Herbert J.

Klausmeler dalam bukunya yang berjudul “ TEACHING IN THE SECONDARY SCHOOL” menjelaskan sebagai berikut:

The modern school library is a place to read, to listen to recordings withearphones, to study and work at tables; it is not place for visiting and doing group doing. With the variety newspaper, current periodicals, books, and supplementary materials of many kinds it provides, the school library can meet the needs of individual learners advantageously. It is particulary valuable for students who learn easily through reading.(hal 277)

Bahan-bahan pustaka khusus untuk perpustakaan sekolah di Indonesia dapat diperinci sebagai berikut: (1) Buku-buku referensi seperti kamus, ensiklopedia, biografi, almanak (2) Buku-buku ilmu pengetahuan (3) Buku-

xxxvi

buku cerita (4) Surat kabar (5) Majalah (6) Klipping (7) Alat peraga seperti globe, peta, gambar-gambar, model-model (8) Audio visual aids seperti radio, televisi, film slide projector, filmstrip projector, video tape recorder, overhead

projector. Perbandingan antara buku fiksi dan non fiksi harus seimbang yaitu

buku fiksi 60-70% dari jumlah keseluruhan buku, sedangkan jumlah buku non fiksi 30-40% dari jumlah keseluruhan buku yang ada di perpustakaan sekolah. Menurut Drs. Ibrahim Bafadal perencanaan berarti suatu proses berpikir menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan perencanaan pengadaan bahan-bahan pustaka adalah suatu proses berpikir menentukan usaha-usaha yang akan dilakukan pada masa yang akan

datang untuk memperoleh bahan-bahan pustaka dalam rangka

terselenggaranya perpustakaan sekolah dengan sebaik-baiknya. Adapun langkah-langkah dalam perencanaan pengadaan bahan-bahan pustaka sebagai berikut: (1) Inventarisasi bahan-bahan pustaka yang harus dimiliki (2) Inventarisasi bahan-bahan pustaka yang dimiliki (3) Analisis kebutuhan bahan-bahan pustaka (4) Menetapkan prioritas (5) Menentukan cara pengadaan bahan-bahan pustaka. Ada beberapa cara yang diambil oleh seorang guru pustakawan dalam menambah pengadaan bahan-bahan pustaka selain bantuan dari Pemerintah yaitu mereka mengusahakan dengan cara membeli, hadiah atau sumbangan, tukar menukar, dan meminjam.

(b) Katalog Perpustakaan

xxxvii

Dalam sebuah perpustakaan sekolah salah satu hal yang penting adalah katalog perpustakaan. Katalog dibuat guna untuk mempermudah dalam pencarian dan penelusuran informasi tentang koleksi yang dimiliki perpustakaan. Selain itu juga bisa digunakan untuk mempermudah dalam promosi koleksi yang dimiliki perpustakaan. Dalam buku yang berjudul “A Manual of Cataloguing Practice” dijelaskan bahwa “a catalogue as a comprehensive list of collection or collections of books, documents or similar

materials.” (K.G.B.Bakewell,1978:1)

Berdasarkan pengertian di atas, maka katalog itu merupakan suatu daftar yang berisi keterangan-keterangan yang lengkap (komprehensif) dari suatu buku- buku koleksi, dokumen-dokumen, atau bahan-bahan pustaka lainnya. Hasugian (2001:2) katalog perpustakaan merupakan suatu daftar yang sistematis dari buku dan bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan, dengan informasi deskriptif mengenai pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri khas bahan, dan tempatnya. Kemudian Sulistyo Basuki (1993:315) menjelaskan bahwa “katalog perpustakaan adalah daftar buku

dalam sebuah perpustakaan atau dalam sebuah koleksi”. Sulistyo-Basuki

(1992:107) menjelaskan bahwa “ada 3 bentuk katalog yaitu bentuk manual, bentuk semi mekanis, dan katalog berkomputer”. Selanjutnya dijelaskan bahwa: (1) Katalog manual merupakan katalog tradisional yang menggunakan lembar lepas atau bentuk buku, (2) katalog semi mekanis adalah katalog yang dibuat pada kartu khusus dan memerlukan gawai untuk merekam data, (3) katalog berkomputer adalah katalog yang dapat menyimpan hasil rekaman

xxxviii

data bibliografis dalam media terbaca komputer disusun seperti berkas bibliografis. Yang sering dipakai dalam perpustakaan sekolah saat ini adalah jenis katalog manual. Selanjutnya Drs. Ibrahim Bafadal, M.Pd dalam bukunya disebutkan ada tiga macam katalog ditinjau dari segi bentuknya yaitu katalog berkas, katalog buku dan katalog kartu. Untuk ukuran katalog berkas biasanya berukuran 20X10 cm2,biasanya dalam satu ikat berisi 500-650 lembar yang setiap lembarnya berisi uraian satu buku dan diikat dengan cara dijilid, sedangkan katalog buku biasanya sudah tersedia kolom-kolom untuk ciri-ciri buku seperti kolom judul, kolom pengarang, kolom kota terbit, kolom penerbit, kolom tahun terbit dan sebagainya kemudian katalog kartu berukuran 12,5X7,5 cm2 yang setiap lembar kartu katalog hanya berisi uraian satu judul buku dan tak lupa bagian bawah diberi lubang untuk tempat tusuk pengaman biasanya katalog kartu disimpan dalam sebuah kotak yang setiap kotaknya berisi kurang lebih seribu kartu.

(c) Ruang dan Perabot Perpustakaan

Ruang perpustakaan sekolah adalah kebutuhan yang tidak kalah penting dari yang lain karena ruang perpustakaan digunakan untuk menyimpan segala koleksi dan perabot yang dimiliki oleh perpustakaan. Ruang perpustakaan tidak harus sebuah bangunan yang sengaja dibuat megah tetapi bisa juga diambil dari salah satu ruang kelas asalkan memenuhi persyaratan ruang untuk

perpustakaan. Dalam “Buku Pedoman Pembakuan Pembangunan Sekolah”

yang dikeluarkan oleh Proyek Pembakuan Sarana Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dijelaskan ukuran gedung

xxxix

atau ruang perpustakaan sekolah untuk masing-masing tipe sekolah, yaitu sebagai berikut:

SD tipe A (360-480 siswa) luas ruangannya = 56 m2

SD tipe B (180-360 siswa) luas ruangannya = 56 m2

SD tipe C (91-180 siswa) luas ruangannya = 56 m2

SD tipe D (60-90 siswa) luas ruangannya = m2 SMP tipe A (1200-1400 siswa) luas ruangannya = 400 m2 SMP tipe B (800-900 siswa) luas ruangannya = 300 m2 SMP tipe C (400-480 siswa) luas ruangannya = 200 m2 SMP tipe D (250-280 siswa) luas ruangannya = 100 m2 SMA tipe A (850-1150 siswa) luas ruangannya = 300 m2 SMA tipe B (400-850 siswa) luas ruangannya = 200 m2 SMA tipe C (250-400 siswa) luas ruangannya = 100 m2

Hardjoprakoso (1992:25) menjelaskan bahwa ruangan perpustakaan harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu (1) aspek fungsi, gedung/ ruangan perpustakaan berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan pustaka, tempat aktivitas layanan dan bekerja pustakawan, (2) lokasi gedung harus di pusat sekolah dan mudah dicapai oleh guru dan siswa, (3) tata ruang harus memudahkan aktivitas layanan berjalan lancar, (4) dekorasi berupa cat ruangan yang tidak remang atau terlalu menyilaukan, (5) penerangan yang menggunakan cahaya matahari harus cukup dan tidak langsung mengenai buku, tingkat luminasi setara dengan 70 lilin setiap perseginya, (6) suhu udara sebaiknya sekitar 22 derajat Celsius dan kelembabannya sekitar 45-50 %, (7)

xl

jenis ruangan dibagi dengan jenis layanan perpustakaan. Kemudian ditinjau dari segi sifatnya peralatan perpustakaan ada dua sifat yaitu peralatan habis pakai seperti pena, tinta, kertas, formulir pendaftaran, buku induk peminjaman, kartu anggota dan lain-lain dan peralatan tahan lama seperti mesin ketik, gunting, komputer, pelobang kertas, dan lain-lain. Sedangkan perabot dan perlengkapan perpustakaan sekolah yang diperlukan adalah sebagai berikut: rak buku, rak surat kabar, rak majalah, gambar-gambar berukuran besar, meja sirkulasi, almari katalog, kereta buku, papan display, rak penitipan/ loker, meja dan kursi baca, meja belajar, rak kamus, papan pengumuman, rak atlas, mobiler dan perlengkapan untuk ruang perabot. Perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang memenuhi persyaratan yang ada dan berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua diorganisasikan sedemikian rupa agar memudahkan pengunjung menggunakannya dan memanfaatkannya untuk keperluan membaca, konsultasi dan belajar.

Dokumen terkait