• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner penelitian 34 2 Panduan wawancara kepada Pemerintah Kota Pekanbaru

5.1 Fungsi Hutan Kota Universitas Riau

5.1.5 Fasilitas Tambahan Di Hutan Kota Universitas Riau

a. Fasilitas utama

Preferensi masyarakat kampus terkait fasilitas utama di hutan kota UR (Tabel 6) didominasi oleh fasilitas untuk kegiatan outbound (25,8%). Kegiatan ini dipilih karena banyak mempunyai nilai positif dari segi kesehatan dan kedekatan dalam keluarga. Alasan tersebut didukung oleh pernyataan Kimpraswil (2007) bahwa outbound adalah usaha olah diri (olah pikir dan olah fisik) yang sangat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja dan prestasi dalam rangka melaksanakan tugas dan kepentingan organisasi secara lebih baik lagi.Sehingga fasilitas tersebut sesuai dengan manfaat dan fungsi hutan kota UR. Tabel 6 Fasilitas utama yang diinginkan masyarakat kampus di hutan kota UR

Fasilitas utama Persentase (%)

Lintasan sepeda 14,2 Jogging track 17,6 Outbound 25,8 Ayunan 10,3 Rumah pohon 21,2 Menara 10,9 b. Fasilitas penunjang

Fasilitas penunjang yang diinginkan oleh masyarakat kampus dalam kawasan hutan kota UR (Tabel 7) didominasi oleh saung/tempat duduk di tengah sungai/danau dengan penghubung sebuah jembatan (30,4%). Fasilitas ini lebih dipilih karena multi fungsi yaitu sebagai tempat beristirahat, memancing dan darmaga perahu.

Tabel 7 Fasilitas penunjang yang diinginkan masyarakat kampus di hutan kota UR

Fasilitas penunjang Persentase (%)

Jembatan unik 25,3

Tempat duduk di tepi sungai 18,4

Tempat duduk di tengah sungai/danau, penghubung jembatan 32,1

Tempat memancing 24,2

c. Ornamen

Selain fasilitas, masyarakat kampus juga menginginkan ornamen tambahan (Tabel 8) yang didominasi oleh air mancur 43,2%. Ornamen tersebut dipilih karena mempunyai nilai estetika tinggi serta menyegarkan.

Tabel 8 Ornamen tambahan yang diinginkan oleh masyarakat kampus di hutan kota UR

Ornamen Persentase

Bunga - bunga pot 24,6

Patung 10,9

Air mancur 43,2

Lampu taman 21,4

d. Penempatan tempat sampah

Fasilitas umum berupa tempat sampah di areal hutan kota juga harus diperhatikan dalam hal penempatannya. Penempatan tempat sampah yang diinginkan oleh masyarakat kampus (Tabel 9) didominasi oleh penempatan tempat sampah tersebar merata (55,9%). Penempatan secara merata dianggap lebih efektif dalam menanggulangi sampah.

Tabel 9 Penempatan tempat sampah di hutan kota UR

Penempatan tempat sampah Persentase (%)

Tersebar merata 55,9

Titik rawan sampah 27,1

Satu tempat saja 0,9

Dimana saja 16,1

5.1.6 Karakter warna untuk hutan kota Universitas Riau

Warna yang dipakai untuk semua fasilitas yang ditambahkan di areal hutan kota dapat mempengaruhi kenyamanan pengunjung. Berdasarkan hasil wawancara terhadap masyarakat kampus, preferensi karakter warna untuk fasilitas hutan kota UR (Tabel 10) didominasi dengan warna mencolok (42%). Warna mencolok dipilih karena lebih menarik terutama bagi anak-anak.

Tabel 10 Karakter warna yang dipilih untuk fasilitas di hutan kota UR

Warna fasilitas Persentase (%)

Sangat mencolok 6,5

Mencolok 42

Sedikit mencolok 27,1

Tidak mencolok 23,4

Lainnya (hijau) 0,9

Berdasarkan pendekatan-pendekatan dari persepsi dan preferensi masyarakat kampus terkait aktivitas bersantai, tanaman yang rindang serta tutupan tanah berupa rumput, fasilitas outbound dan warna mencolok yang mendukung manfaat kesehatan, maka fungsi hutan kota UR ditetapkan untuk memenuhi fungsi kesehatan dan estetika. Selain itu, hutan kota juga berfungsi sebagai sarana pendidikan karena lokasinya yang berada di dalam kampus.

5.2 Bentuk dan Tipe Hutan Kota Universitas Riau

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2002 bentuk hutan kota UR yang akan dikembangkan (30 ha) adalah mengelompok. Hutan kota yang mengelompok merupakan satu kesatuan yang kompak, dengan fungsi hidrologi, ameliorasi iklim, produksi oksigen serta fungsi konservasi lainnya dengan vegetasi pohon berupa pohon tajuk lebar dan mempunyai luas minimal 0,25 ha (Fakultas Kehutanan IPB 1987).

Fungsi hutan kota UR berdasarkan persepsi dan preferensi masyarakat kampus adalah kesehatan, namun lokasinya yang berada di dalam kawasan kampus dapat berfungsi sebagai sarana pendidikan sesuai dengan hasil penelitian dari Buhler dan Kristoffersen (1958) yang menyatakan bahwa hutan kota dapat menjadi alat pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka tipe hutan kota UR ditetapkan sebagai tipe edukasi. Meskipun demikian, dalam pengembangannya tipe edukasi juga akan mengakomodir fungsi kesehatan, estetika dan konservasi.

5.3 Rencana Pengembangan Hutan Kota Universitas Riau

Pengembangan hutan kota UR dilakukan melalui pengembangan blok, ruang, vegetasi dan fasilitas pendukung.

5.3.1 Pengembangan blok dan ruang

Mengacu pada tipe pendidikan dengan fungsi kesehatan dan rekreasi, maka hutan kota UR dapat dibagi menjadi dua blok, yaitu blok intensif dan blok non intensif (Gambar 4). Blok intensif adalah blok yang dikembangkan sebagai pusat aktivitas pengunjung yang terdiri dari areal parkir, areal tanaman buah dan areal waduk. Blok non intensif adalah blok yang dikembangkan sebagai pusat pelestarian keanekaragaman hayati serta kegiatan perkuliahan dan penelitian yang terletak di areal tanaman berkayu.

Pengembangan hutan kota UR juga akan mempertimbangkan pembagian ruang menjadi ruang pengembangan fasilitas pada blok intensif dan ruang pengembangan keanekaragaman hayati pada blok non intensif (lihat Gambar 4). Ruang pengembangan fasilitas adalah ruang yang diperuntukkan untuk berlangsungnya aktifitas pendidikan dan wisata, sedangkan ruang pengembangan keanekaragaman hayati adalah ruang yang diperuntukkan untuk pelestarian tanaman dan berlangsungnya kegiatan pendidikan yang pada umumnya merupakan tanaman berkayu.

5.3.2 Pengembangan vegetasi

Saat ini jenis pohon di hutan kota UR didominasi oleh Acacia mangium dan empat (4) jenis lainnya yang masih berupa semai, yaitu pulai (Alstonia pneumatophora), mahoni (Switenia macrophylla), gaharu (Aquilaria malaccensis) dan meranti (Shorea resinosa). Pengembangan vegetasi akan disesuaikan dengan tipe edukasi serta fungsi kesehatan dan estetika. Penentuan jenis vegetasi ditetapkan berdasarkan kriteria-kriteria seperti kondisi lahan, daya tarik pengunjung dan koleksi tanaman.

Dahlan (1992) menyatakan bahwa untuk mendapatkan hasil pertumbuhan tanaman serta manfaat hutan kota yang maksimal, beberapa informasi yang perlu diperhatikan antara lain persyaratan edaphis (pH, jenis tanah, tekstur dan lain- lain), persyaratan meteorologis (suhu, kelembaban udara, kecepatan angin, dan lain-lain), persyaratan silvikultur (penyediaan benih dan pemeliharaan), persyaratan umum (tahan terhadap hama dan penyakit, cepat tumbuh, mempunyai bentuk yang indah dan lain-lain). Tanaman yang dipilih untuk hutan kota UR harus cocok dari jenis dan sifat tanah, keadaan lingkungan dan iklim di Riau (lihat pada kondisi umum lokasi penelitian), agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, jenis tanaman yang akan ditanam diutamakan jenis asli setempat sehingga tidak ada masalah dalam adaptasi. Mengingat hutan kota mempunyai multifungsi, maka juga akan dikembangkan jenis-jenis introduksi (dari luar daerah), yang bukan merupakan jenis asli setempat. Jenis ini dipilih yang mempunyai kemampuan rentang adaptasi yang lebar (eury) terhadap kondisi lingkungan setempat. Selain itu, juga tidak bersifat invasif yang dapat

menyebabkan terdesaknya jenis asli setempat dan tidak bersifat alelopati terhadap jenis tumbuhan lain.

Fungsi blok juga perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis dan pola penanamannya (Gambar 5). Pada blok intensif yang merupakan pusat aktifitas pengunjung dan pusat pembangunan fasilitas, maka kriteria pemilihan jenis tanaman secara umum yaitu tanaman yang indah, berbunga/berbuah, kuat, tidak bergetah banyak, tidak berduri, serbuksari tidak menyebabkan alergi serta dengan pola tanam formal dan semi formal agar dapat menarik pengunjung. Pemilihan jenis pada blok non intensif tidak mementingkan sifat negatif terhadap manusia, sehingga kriteria pemilihan secara umum yaitu beragam/heterogen, endemik, langka, berkayu, tidak komersil serta dengan pola penanaman informal agar lebih terlihat alami. Selain fungsi blok, fungsi areal juga perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis tanaman sehingga membutuhkan kriteria berbeda-beda (Tabel 11).

Gambar 5 Rencana Pengembangan Koleksi Tanaman Hutan Kota UR.

Tabel 11 Pengembangan vegetasi di hutan kota UR

Blok Areal Kriteria pemilihan jenis vegetasi Blok koleksi Pola penanaman (Gambar 6) Tutupan tanah

Intensif Parkir kuat, bertajuk lebat, tidak mudah gugur, dan indah Estetika dan populer Formal (penataan tajuk pohon yang teratur) Paving blok Tanaman buah

kuat, tidak bergetah banyak, berbuah atau berbunga, serbuk sari tidak menyebabkan alergi dan indah

Buah dan estetika Semi formal (gabungan pola penanaman formal dan informal) Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum schamach)

Waduk transpirasi rendah, kuat dan tidak mudah gugur

Populer Semi formal (gabungan formal dan informal) Semak belukar Non intensif Tanaman berkayu beragam/heterogen, endemik, langka, berkayu, tidak komersil Lokal (asli Indonesia), populer, rawa dan estetika Informal (penataan tajuk pohon yang tidak teratur) Semak belukar

Gambar 6 Pola penanaman di hutan kota UR. Ket : (a) Formal; (b) Informal; (c) Semiformal.

Alternatif tanaman pengembangan vegetasi di hutan kota UR terdapat sekitar 35 jenis tanaman (Tabel 12). Adapun tutupan tanah pada setiap areal dapat

a b

berbeda sesuai peruntukkannya yang terdiri dari rumput, semak belukar dan paving blok.

Tabel 12 Alternatif jenis Ttanaman yang dapat dikembangkan di hutan kota UR

Blok Fungsi Vegetasi Jenis Tanaman

Blok Koleksi Jenis Populer Ceiba pentandra (kapuk randu)

Delonix regia (flamboyan)

Phaleria macrocarpa (mahkota dewa)

Pometia pinnata (matoa)

Shorea resinosa (meranti)

Switenia mahagoni (mahoni daun kecil) Blok Koleksi Jenis Rawa Oncosperma tigillarium (nibung)

Alstonia pneumatophora (pulai)

Blok Koleksi Jenis lokal Aquilaria malaccensis (gaharu)

Koompassia excelsa (kempas)

Peronema canescens (sungkai)

Pithecellobium occidentale (jengkol)

Sandoricum koetjape (kecapi/santul)

Scorodarpus borneencens (kulim)

Artocarpus communis forst (sukun) Blok Koleksi Jenis Buah-buahan Artocarpus heterophyllus (nangka)

Baccaurea ianceolata (rambai hutan)

Garcinia mangostana (manggis)

Lansium domesticum (duku)

Mangifera foetida (kueni)

Mangifera indica (mangga)

Nephelium lappaceum (rambutan)

Nephelium ramboutan (kapulasan)

Psidium guajava (jambu biji)

Syzygium aquaeum (jambu air)

Syzygium malaccense (jambu bol)

Achras zapota (sawo) Blok Koleksi Jenis Estetika Adenanthera sp (saga)

Callophyllum inophyllum (nyamplung)

Cananga odorata (kenanga)

Cyrtostachys renda (palem merah)

Crystostachys lakka (pinang)

Gnetum gnemon (melinjo)

Mimusops elengi (tanjung)

Manilkara kauki (sawo kecik)

5.3.3 Pengembangan fasilitas pendukung

Fasilitas pendukung bertujuan memenuhi kebutuhan pengunjung pada setiap areal agar fungsi hutan kota UR lebih optimal (Gambar 7). Jenis fasilitas yang dipilih disesuaikan dengan tipe edukasi, lokasi pembangunan, tujuan pengembangan, kondisi lingkungan dan kenyamanan pengunjung. Jenis fasilitas pendukung untuk hutan kota UR seperti menara pengamatan, rumah kaca, rumah semai dan sebagainya.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pengembangan hutan kota Universitas Riau akan dibuat berdasarkan kesimpulan-kesimpulan berikut ini:

1. Hutan kota UR dikembangkan sebagai tipe edukasi dengan fungsi pendidikan, kesehatan, konservasi dan estetika.

2. Pengembangan hutan kota UR dibagi menjadi blok intensif sebagai ruang fasilitas untuk rekreasi yang terdiri dari areal parkir, areal tanaman berbuah sera areal waduk dan blok non intensif sebagai ruang keanekaragaman hayati yaitu areal tanaman berkayu.

3. Vegetasi yang akan dikembangkan di hutan kota UR terdiri dari kategori vegetasi populer, vegetasi rawa, vegetasi lokal (asli Indonesia), vegetasi buah-buahan dan vegetasi estetika.

6.2 Saran

1. Masyarakat sekitar kampus dilibatkan dalam pengelolaan hutan kota UR, seperti: bagian administrasi, bagian keamanan serta penyediaan kantin. 2. Menjalin kerjasama yang lebih dari sebelumnya antara pengelola hutan kota

UR dengan Pemerintah Kota Pekanbaru, agar hutan kota UR dapat menjadi salah satu ikon kota Pekanbaru.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin KC. 2011. Perencanaan lanskap rekreasi di Bantaran Kanal Banjir Timur, Jakarta [skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

[BMKG] Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Provinsi Riau. 2010. Perubahan Suhu Kota Pekanbaru. Pekanbaru : BMKG Riau.

[BPDAS] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Indragiri Rokan Provinsi Riau. 2010. Penanaman di Hutan Kota Universitas Riau. Pekanbaru : BPDAS Riau.

Budiman. 2005. Kajian studi terdahulu, penataan ruang pedagang kaki lima di kawasan rekreasi kebun binatang dan taman Ganesha, Kodya Bandung [skripsi]. Elib.unikom.ac.id.budiman106-2000 [16 April 2012].

Buhler O, Kristofferser P. 1985. The urban tree arboretum in Horsholm. Denmark: A new towards an improved education of arborists and Tree manager. Science Direct volume 8 No 1 (2009).

Dahlan EN. 1992. Hutan Kota untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup. Jakarta : Asosiasi Pengusahaan Hutan Indonesia.

Dahlan EN. 2004. Membangun Kota Kebun (garden City) Bernuansa Hutan Kota. Bogor : IPB Press.

Dariah A. 2005. Konservasi Tanah pada Lahan Usaha Tani Berbasis Tanaman Perkebunan. Balai Penelitian Tanah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian.

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Pekanbaru. 2008. Kenaikan Jumlah Kendaraan Bermotor Kota Pekanbaru.

[Fahutan IPB] Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. 1987. Konsepsi Pengembangan Hutan Kota. Bogor : Fahutan IPB.

Firdaus H. 2003. Studi pengembangan hutan kota di Pekanbaru Provinsi Riau [skripsi]. Bogor : Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Grey GW, Deneke FJ. 1978. Urban Forestry John Wily and Sons. New York.

Hakim R, Bakar MSA, Johar FB. 2000. Persepsi masyarakat terhadap aspek perencanaan ruang terbuka hijau kota jakarta. http://rustam2000.wordpress.com/persepsi-masyarakat-terhadap-aspek [3 Januari 2012].

Iksan P. 2008. Analisis pencemaran udara O3 dan PM10 pada bulan terbasah dan

bulan terkering (Studi kasus : DKI Jakarta) [skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Irwan ZD. 1979. Taman Pekarangan untuk Memenuhi Kebutuhan Rohaniah dan Jasmaniah. Surabaya : Mimbar Ilmial IKIP.

Irwan ZD. 2008. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Jakarta : Bumi Aksara.

Ivana MM. 2009. Perencanaan. sepakbulu.files.wordpress.com/2009/09/asmanj- perencanaan.ppt [3 Januari 2012].

Kenney WA, Wassenaer PV. 2002. A Submission to the Canadian Forest Strategy Coalition from Representatives of Canada’s Urban Forestry Community. Canada : workshops held at the 5th Canadian Urban Forest Conference as submitted to the National Forest Strategy Coalition.

Kimpraswil. 2007. Definisi Outbound. http://www.kimpraswil.go.id/ itjen/news/2003/ij0306251.htm [16 April 2012].

Maryati S. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam memilih sekolah menengah kejuruan negeri (smkn) di Kota Semarang [Tesis]. Semarang : Program Pascasarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah Dan Kota. Universitas Diponegoro

Naibaho M. 2009. Disain hutan kota di ruang terbuka hijau Kelurahan Srengseng Sawah berdasarkan persepsi masyarakat [skripsi]. Bogor : Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Nazir AIB. 2001. Penyusunan basis data pohon koleksi arboretum arsiterktur lanskap kampus Institut Pertanian Bogor Darmaga, Bogor [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Nasihin I. 2003. Studi pengembangan hutan kota di Kota Kuningan Kabupaten Daerah Tingkat II Kuningan Jawa Barat [skripsi]. Bogor : Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Nikmawati EE. 2012. Pentingnya air dan oksigen bagi kesehatan tubuh manusia [skripsi]. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Pertami RRD. 2010. Perencanaan hutan kota rekreasi Kambola di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Prayitno RT. 2008. Persepsi masyarakat tentang keikutsertaan wanita dalam pengelolaan hutan kemasyarakatan (Hkm) di Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman Register 19 Gunung Betung. http://lemlit.unila.ac.id/file/arsip%202009/PROSIDING%20dies%20ke-

43%20UNILA%202008/ARTIKEL%20Pdf/RIO%20TEDI%20Prayitno%2 0170-179.pdf. [3 Januari 2012].

[RI] Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.

. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota.

. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Hutan Kota.

Rose B. 2005. The role of trees in the ecosystem. Tree ecology. http://www.monkey-do.net/Tree%20ecology.pdf [16 April 2012].

Sari ECP. 2007. Perancangan hutan kota rekreasi di kawasan Suak Indrapuri, Kota Meulaboh Aceh Barat. Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Schroeder HW. 1990. Perceptions and preferences of urban. Journal of Arboriculture Forest. Chicago : USDA Forest Service North Central Forest Experiment Station.

Septiyani M. 2010. Nilai fisik dan sosial vegetasi pekarangan dalam penurunan konsentrasi partikel debu di Desa Gunung Putri Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor : Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Setiawan N. 2007. Penentuan ukuran sampel memakai rumus Slovin Dan Tabel Krejcie-Morgan: Telaah Konsep Dan Aplikasinya [skripsi]. Bandung: Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran.

Silitonga EP. 2010. Pertumbuhan setek pucuk adenium (Adenium Obesum) dengan pemberian IBA (Indole Butyric Acid) dan cara penyayatan batang [skripsi]. Medan : Universitas umatera Utara.

Simon. 2011. Fungsi rumput. http://tariganblog96.blogspot.com/2011/04/fungsi- rumput.html [20 April 2012].

Syach D. 2011. Manfaat sebatang pohon. Buletin Konservasi. http://dhony- syach.blogspot.com/2011/05/manfaat-sebatang-pohon.html. [16 Aril 2012].

Waryono T. 1997. Beberapa Aspek Pengelolaan Terpadu Pengembangan Kawasan Hijau Resapan air (studi kasus Universitas Indonesia). Jakarta : Universitas Indonesia.

Lampiran 1 Panduan Wawancara Kepada Pengelola Hutan Kota Universitas Riau

1. Apa keuntungan bagi kampus Universitas Riau dengan status hutan kota tersebut?

2. Apa tujuan utama dan tujuan lainnya dari hutan kota UR?

3. Telah dimanfaatkan sebagai apa saja hutan kota tersebut? Baik bagi kampus maupun bagi masyarakat luar.

4. Apa visi dan misi dalam pengelolaan hutan kota UR? Dan berapa persen pencapaian keberhasilannya?

5. Dari mana sumber dana pengelolaan hutan kota UR? 6. Apa saja jenis tanamannya? Mengapa itu yg dipilih? 7. Apa saja jenis satwa liar yang ada di hutan kota UR?

8. Adakah masterplan / rencana induk hutan kota UR atau dokumen perencanaan lainnya? Kalau ada sertakan copiannya.

9. Jika tidak ada “no 5”, Bagaimana pengembangan yang diinginkan?

10. Adakah kendala dalam pengelolaan hutan kota UNRI? Jika ada sebutkan dan apa solusi yang telah dan akan diambil?

11. Apa harapan pengelola terhadap Pemerintah Kota Pekanbaru? 12. Untuk lokasi bekas GERHAN:

a. Apa saja jenis tanamannya?

b. Apa saja jenis satwa liar yang ada disana? Adakah habitatnya didalam lokasi?

c. Apa tujuan dari pengembangannya? d. Apa manfaat yang diharapkan?

e. Bagaimana rencana pengembangan dari pengelola?

13. Untuk Dosen yang memanfaatkan hutan kota UR sebagai tempat praktikum: a. Apa saja yang dilakukan di hutan kota?

b. Apa jenis tanaman yang dibutuhkan? c. Apa fasilitas yang dibutuhkan?

Lampiran 2 Panduan Wawancara Kepada Pemerintah Kota Pekanbaru

1. Apa yang melatar belakangi ditunjuknya hutan kota Universitas Riau? 2. Mangapa Universitas Riau yang dipilih sebagai lokasi hutan kota?

3. Apa keuntungan yang didapat dari hutan kota tersebut bagi Pemerintah Kota Pekanbaru?

4. Adakah rencana pengelolaan / pengembangan hutan kota tersebut dari Pemerintah Kota Pekanbaru, jika ada seperti apa?

5. Bagaimana bentuk kerjasama Pemerintah Kota Pekanbaru dengan pihak Universitas Riau dalam pengelolaan / pengembangan hutan kota tersebut? 6. Adakah dana rutin dari Pemerintah Kota untuk pengelolaan / pengembangan

hutan kota tersebut? Jika ada berapa dan mana sumbernya?

7. Menurut anda bagaimana pengelolaan yang telah dilakukan oleh Universitas Riau terhadap hutan kota tersbut?

8. Menurut anda bagaimana pengelolaan / pengembangan yang baik bagi hutan kota tersebut?

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Saya Elmilia Alda (E34070046) mahasiswa Program Studi Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Saat ini saya sedang melakukan penelitian sebagai tugas akhir dengan judul “ Studi Pengembangan Hutan Kota Universitas Riau Berdasarkan Persepsi Masyarakat Kampus”. oleh karena itu, dengan kerendahan hati saya mohonkan kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara/i untuk menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner ini dengan jelas dan lengkap. Atas kesediaannya, saya haturkan terima kasih.

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh alternatif jawabannya 2. Pilihlah jawaban yang paling sesuai menurut anda, boleh lebih dari satu

3. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih dan tulis dengan jelas jawaban dari pertanyaan yang mengharapkan alasan dan pendapat anda.

4. Jawablah pertanyaan dengan benar dan jelas, sesuai dengan pengetahuan anda

A. Hutan Kota Universitas Riau

1. Jika mendengar kata “Pohon” apa yang anda pikirkan? a. Hijau b. Tinggi c. Kayu d. Bunga e. Buah f. Lainnya………... 2. Saat berada di bawah pohon apa yang anda rasakan?

a. Sejuk b. Panas c. Nyaman d. Biasa saja

3. Pohon yang anda inginkan?

a. Tajuk rindang d. Tajuk kerucut

b. Tajuk sedikit e. Bambu

c. Jenis palm f. bentuk lain……….

4. Jika mendengar kata “Hutan” apa yang anda pikirkan? a. Menakutkan

b. Banyak nyamuk c. Banyak hewan liar d. Semak

e. Gelap f. Bagus g. Sejuk

h. Lainnya………...

5. Jika hutan nya rapi, nyaman, sejuk, indah, dll. Seperti pada gambar di bawah ini, yang disebut “hutan kota”, Apakah anda tertarik ke hutan tersebut?

a. Iya b. Tidak

Jika jawaban anda no 5 “tidak”, maka lanjut ke pertanyaan no 7

6. Jika jawaban no 5 “iya”, dengan siapa anda akan kesana? a. Keluarga

b. Teman c. Pacar d. Sendiri

e. Lainya ………...

7. Aktivitas apa yang anda inginkan di hutan kota tersebut? a. Santai–santai b. Istirahat c. Belajar d. Berkumpul e. Main f. Membaca g. Piknik

h. Praktikum mata kuliah yang berhubungan

i. Lainnya ………

8. Jika hutan kota tersebut ada di kampus Universitas Riau, bagaimana pendapat anda?

a. Saya senang dan akan sering berkunjung kesana

b. Saya senang karena akan banyak datang wisatawan ke kampus c. Saya senang karena kampus menjadi indah

d. Saya senang karena hutan kota tersebut bisa menjadi ikon UR

e. Saya tidak senang karena masyarakat luas akan banyak yang masuk ke areal kampus

f. Lainnya ……….

9. Manfaat apa yang anda inginkan dari hutan kota tersebut? a. Memberikan keteduhan

b. Keindahan c. Habitat burung d. Mengurangi stress e. Wisata

f. Pelestarian jenis dilindungi g. Peredam kebisingan

i. Lainnya……….. 10.Jenis penutupan tanah yang anda inginkan di hutan kota tersebut?

a. Kerikil

b. Semak belukar c. Rumput d. Paving block

e. Lainnya ………..

11.Fasilitas yang anda inginkan di hutan kota tersebut? a. Lintasan sepeda b. Jogging track c. Outbound d. Ayunan e. Rumah pohon f. Menara g. Lainnya ………

12.Jika ada sungai di hutan kota tersebut, apa yang anda inginkan? a. Jembatan unik

b. Tempat duduk di tepi sungai

c. Tempat duduk di tengah sungai dengan penghubung jembatan d. Memancing

e. Lainnya ……….

13.Ornamen apa yang anda inginkan di hutan kota tersebut? a. Bunga–bunga di pot

b. Patung c. Air mancur d. Lampu taman

e. Lainnya ……… 14. Penempatan tempat sampah yang baik menurut anda di hutan kota

tersebut?

a. Tersebar merata

b. Di beberapa titik rawan sampah c. Di satu tempat saja

d. Dimana saja

e. Lainnya ………..

15.Karakter warna yang anda inginkan di hutan kota tersebut? a. Sangat mencolok

b. Mencolok

c. Sedikit mencolok d. Tidak mencolok

e. Lainnya ………..

16.Apa saran anda untuk pengembangan hutan kota UR? a. Akses masuk – keluar lokasi di tambah dan di perbaiki

b. Tambahkan tempat bermain anak-anak agar bisa dijadikan wisata keluarga

c. Tambahkan areal untuk perkemahan

Lampiran 1 Panduan Wawancara Kepada Pengelola Hutan Kota Universitas Riau

1. Apa keuntungan bagi kampus Universitas Riau dengan status hutan kota

Dokumen terkait