• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN LITERATUR

C. Unsur Layanan Anak

2. Fasilitas

Masa anak-anak merupakan masa terpenting karena di masa inilah seorang anak mulai peka menerima informasi di sekitarnya.Pentingnya masa anak-anak ini perlu diisi dengan berbagai kegiatan yang menarik minat mereka sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka.Oleh

30

Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

Perpustakaan Sekolah : petunjuk untuk membina, memakai dan memelihara perpustakaan di sekolah(Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983), h. 69.

31

ODLIS : Online Dictionary of Library and Information Science by Joan M. Reitz.

Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 14.27 WIB dari http://www.abc-clio.com/ODLIS/odlis_c.aspx#childrensbook

karena itu, diperlukan fasilitas yang mendukung dalam meningkatkan kemampuan tersebut tidak terkecuali dengan perpustakaan.

Suatu perpustakaan perlu dilengkapi dengan berbagai fasilitas dalam mendukung kegaiatan yang berlangsung di dalamnya. Fasilitas yang mendukung dalam pemberian pelayanan perpustakaan anak antara lain meja baca dan belajar, papan tulis, komputer, karpet, mainan, ruang bermain, peralatan, perlengkapan belajar dan fasilitas internet. Fasilitas internet yang diberikan pada anak yang didampingi staff khusus dibagian layanan anak adalah sebagain fasilitas yang diberikan oleh perpustakaan anak agar anak dapat mengakses informasi yang bermanfaat, sama halnya fasilitas yang diberikan kepada pemustka dewasa difasilitasi oleh internet yang tersedia sebagai alat untuk penelusuran informasi yang dibutuhkan pemustaka.

Seperti halnya katalog dengan deskripsi yang baik merupakan hal yang dibutuhkan pada layanan yang paling kecil dimana dibutuhkan beberapa hal tanpa membuang waktu di pusat penyediaan. Ketika anak tinggal di tempat yang jauh dari perpustakaan, perlu layanan pos, perpustakaan seharusnya menyediakan katalog untuk membantu mereka memilih apa yang mereka ingin pinjam.32Selain koleksi buku fiksi dan nonfiksi, fasilitas yang harus ada pada perpustakaan anak seperti bahan-bahan pustaka diluar buku yaitu, globe, film untuk anak-anak, majalah anak-anak, alat penghitung, dan alat peraga lainnya.

32

Lionel R. McColvin,Public Library Services for Children(France: UNESCO, 1957), h. 31

3. Jenis-jenis Layanan pada Layanan Anak

Dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah

disebutkan bahwa jenis-jenis layanan yang dapat diberikan untuk anak-anak adalah :33

1. Peminjaman Bahan Pustaka

Layanan ini merupakan layanan yang diberikan pengguna perpustakaan yang ingin meminjam bahan pustaka yang dapat dibawa pulang dengan peraturan berlaku.

2. Bimbingan Membaca

Layanan ini berkaitan dengan bimbingan bacaan bagi perorangan mengenai apa yang baik dibaca. Tujuan bimbingan pembaca ini adalah menemukan buku yang sesuai bagi pengguna untuk kepentingan pendidikan atau hiburan mereka.

3. Layanan Rujukan

Kegiatan layanan rujukan untuk anak antara lain dijelaskan bahwa:

a. Koleksi rujukannya harus disesuaikan dengan usia dan tingkat pendidikan anak tujuannya agar anak mudah memahami dan mengerti bacaan yang sesuai dengan usia anak-anak. Apabila koleksi rujukan tidak disesuaikan dengan usia dan tingkat pendidikan anak akan berdampak tidak baik bagi perkembangan anak.

33

Perpustakaan Nasional RI,Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1992), h.35-40.

b. Koleksinya harus berkualitas

Koleksi yang berkualitas dapat meningkatkan daya kreatifitas dan imajinasi anak dalam berfikir.

Harus dilayani oleh petugas

Petugas lebih tau kebutuhan pengguna, khususnya pengguna bagian anak-anak. Petugas harus melayani anak-anak agar apa yang dibutuhkan anak-anak dapat dibantu oleh petugas. c. Memiliki ruangan yang terpisah

Ruangan terpisah bertujuan agar anak-anak merasa lebih nyaman saat menggunakan fasilitas yang ada di perpustakaan anak, anak-anak dapat leluasa bermain, dan membaca koleksi yang tersedia.

d. Pustakawan wajib membimbing anak bagaimana mencari informasi, cara mempergunakan buku rujukan secara benar dan wajib menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan anak-anak.34 4. Layanan Belajar

Salah satu fungsi perpustakaan adalah belajar.Pengguna dapat memanfaatkan fasilitas yang ada dalam suatu perpustakaan untuk mendukung belajar atau tugas mereka.

5. Bercerita

Layanan bercerita atau biasa disebut dengan layanan mendongeng adalah salah satu layanan tambahan di layanan

34

Perpustakaan Nasional RI,Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1991), h. 35.

anak.Mendongeng dapat dilakukan dengan menggunakan teks yaitu membacakan buku atau bisa juga tanpa teks. 35 Keuntungan membacakan buku adalah kemungkinan anak dapat membaca sebelum masuk sekolah karena terbiasa melihat huruf dan kata-kata dari cerita yang dibacakan, sedangkan kelebihan mendongen tanpa teks adalah anak dapat ikut di ajak mengekspresikan dirinya.Biasanya layanan ini merupakan layanan yang mempunyai jadwal tersendiri.Layanan ini dilakukan di layanan anak dengan persiapan yang baik.

Layanan mendongeng ini sangat digemari anak-anak terutama usia balita dan usia awal sekolah dasar. Pada usia ini anak-anak memilki rasa ingin tahu. Karena itu sangat tepat bila pada usia ini diperkenalkan buku-buku yang sesuai dengan usia anak. Buku tersebut dapat dibacakan oleh pustakawan dengan cara seperti bercerita.

6. Mainan Anak

Jenis layanan ini sangat bermanfaat untuk anak-anak, terutama untuk meningkatkan daya intelektual dan imajinasi mereka serta sebagai sarana rekreasi yang mendidik.Maianan anak ini haruslah menarik dan tidak berbahaya bagi anak (baracun atau mengandung racun).

Selain itu, mainan anak haruslah mengembangkan imajinasi dan meningkatkan kreativitas.Untuk anak-anak yang masih ingin

35

Murti Bunanta, Buku Mendongeng dan Minat Membaca (Jakarta: Pustaka Tangga, 2004), h.9

mengetahui segala sesuatu dengan memasukannya ke dalam mulutnya, maka jangan memberikan mainan anak dengan ukuran kecil karena dapat dengan mudah anak akan menelan mainan tersebut, hal tersebut akan sangat membahayakan bagi anak. Untuk itulah mainan anak pun harus disesuaikan dengan usia anak. Misalnya jenis mainan yang dapat disediakan di bagian layanan anak seperti catur, lego, balok, halma, monopoli, dan lain-lain.36

D. Staf atau Petugas Perpustakaan

Bukan hanya koleksi yang berperan dalam suatu perpustakaan, namun staf perpustakaan juga tidak kalah pentingnya. Agar kegiatan perpustakaan berjalan dengan efektif dan efisien, diperlukan staf perpustakaan yang mengerti akan kebutuhan penggunanya. Dalam Guidelines for Library Services For Young Adults perpustakaan anak memerlukan pustakawan anak yang terlatih dan berkomitmen dalam menjalankan suatu perpustakaan. Ketrampilan yang dimiliki antara lain:37

1. Memiliki antusiasme yang besar

Seorang Pustakawan harus memiliki antusiasme terhadap anak-anak dan koleksi karena dengan adanya antusiasme dalam diri seorang pustakawan, maka pustakawan tersebut pasti memiliki motivasi yang luar 36

Perpustakaan Nasional RI,Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1992), h.39-40.

37

International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines for Children’s Libraries Services” Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 15.18 WIB

darihttp://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/ya-guidelines2-en.pdf

biasa sehingga mampu memberikan pelayanan yang baik dalam perpustakaan anak. Sehingga anak-anak akan merasa antusiasme juga terhadap buku-buku yang ada di perpustakaan, secara tidak langsung menarik anak untuk menumbuhkan minat baca bagi anak.

2. Kemampuan berkomunikasi interpersonal, kerja tim, dan ketrampilan memecahkan masalah.

Komunikasi interpersonal yang baik antara pustakawan dengan anak merupakan suatu sikap yang paling penting yang harus dimiliki seorang pustakawan agar anak-anak yang datang ke perpustakaan merasa lebih nyaman di dalam perpustakaan dan membuat anak-anak tertarik untuk datang kembali ke perpustakaan. Dengan adanya kerja tim yang kompak antar pustakawan maka apabila terjadi suatu masalah baik mengenai perpustakaan itu sendiri maupun dari anak-anaknya, para pustakawan dapat mampu tanggap dan cepat dalam menyelesaikan masalah yang ada.

3. Kemampuan untuk berjejaring dan bekerja sama.

Dalam hal ini antara pustakawan perpustakaan layanan anak yang satu dengan pustakawan perpustakaan layanan anak yang lain dapat mampu bekerja sama yang dimaksudkan untuk saling bertukar informasi maupun saling membantu jika terjadi suatu masalah.

4. Kemampuan untuk berinisiatif, fleksibel, dan terbuka untuk perubahan. Seorang Pustakawan harus berani memulai atau berinisiatif untuk melakukan perubahan jika perubahan tersebut dirasa dapat meningkatkan

layanan anak menjadi semakin baik lagi, dan seorang pustakawan pun harus terbuka dan dapat menyesuaikan dengan perubahan yang ada.

5. Keinginan yang besar untuk terus belajar ketrampilan baru dan mengembangkan diri.

Tidak merasa puas dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki mampu menimbulkan rasa keinginan untuk terus belajar keterampilan-keterampilan baru dengan tujuan mengembangkan diri agar dapat meningkatkan layanan perpustakaan anak menjadi semakin baik.

E. Ruangan Perpustakaan Layanan Anak

Pelayanan anak perlu ada sebuah tempat tersendiri.Perpustakaan anak-anak adalah tempat untuk bertemu, bermain, dan berkomunikasi.Suasana yang mengundang, mendorong anak-anak untuk menggunakan semua sumber daya perpustakaan, untuk membaca dan berlama-lama di perpustakaan. Yang harus di pertimbangkan dalam proses perencanaan ruang dan pembangunan perpustakaan tergantung pada usia, latar belakang budaya dan lain-lain.

Sebagai kelompok sasaran di perpustakaan anak-anak mencakup berbagai usia dan kemampuan (dari bayi sampai orang dewasa) baik perabot dan desain ruang harus sesuai dengan kebutuhan yang berbeda. Perabotan harus fleksibel (misalnya rak) dan rak harus membiarkan media yang berbeda akan disajikan. Rak harus rendah (maksimal tinggi 1,5 meter) di seluruh bagian anak-anak, buka kotak untuk format besar seperti buku-buku bergambar, dan daerah khusus untuk kelompok usia yang berbeda.Furnishing

harus mendukung komunikasi di antara anak-anak atau pengguna perpustakaan, bahwa anak-anak dapat bertemu dengan rekan-rekan mereka, ini dikenal sebagai ‘Social Furnishing’. Aksesibilitas dari semua fasilitas bagi anak-anak cacat (dan pushchairs) adalah jelas.Pintu-pintu masuk gedung perpustakaan dan atau bagian anak-anak harus mudah bagi anak-anak untuk terbuka. Anak-anak memandang perpustakaan harus menjadi tempat yang aman. Staf harus waspada kepada orang-orang di daerah anak-anak untuk memastikan lingkungan yang sama bagi semua orang. OPAC, ruang multimedia, ruangan internet, dan berbagai perangkat lunak (untuk digunakan dalam perpustakaan dan untuk pinjaman) harus disediakan.38 Bagian anak-anak harus dilengkapi fasilitas TI, sama halnya dengan pengguna bagian dewasa perpustakaan. Perpustakaan harus mempertimbangkan aspek aturan tentang anak-anak akses ke internet yang relevan bagi mereka. Misalnya ada staf yang mengawasi dibagian internet.

Selain fasilitas TI yang harus diberikan pada layanan anak, dalam mendesain ruangan anak harus memperhatikan pencahayaan ruangan, agar anak merasa lebih nyaman dalam membaca koleksi yang ada pada layanan anak. Pencahayaan yang baik sangat perlu, perpustakaan bukan tempat yang mudah dalam mendapatkan cahaya, baik alami maupun buatan. Karena keseluruhan ruangan mendiami setiap hari dan cahaya dibutuhkan pada keduanya pada dinding rak dan pada tengah meja. Mempunyai satu buah

38

International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines for Children’s Libraries Services” Artikel diakses pada 9 Februari 2014 pukul 20.58 WIB dari

http://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/guidelines-for-childrens-libraries-services_background-en.pdf

jendela yang besar akan mampu memberikan udara yang banyak dan dibutuhkan gorden yang besar ketika malam.39

Dokumen terkait