• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fasilitasi Daerah MAKSIMAL , Koordinasi Pusat OPTIMAL

pengaruhi kinerja Pokja Daerah yang dapat berakibat kurangnya keberlanjutan progam AMPL. Diperlukan strategi lain yang mengarah pada sosialiasi pen- dekatan pemangku kepentingan yang lebih luas.

Dalam Rakornas tersebut diangkat perlunya komitmen pemerintah pusat untuk menjamin keberlanjutan kegiatan fasilitasi pelaksanaan kebijakan pasca WASPOLA. Beberapa komitmen disam- paikan Pokja Pusat, antara lain Pokja Pusat akan memberikan bentuk penguat- an kapasitas (non-proyek fisik) antara lain memfasilitasi mitra donor, terlibat dalam penyusunan Petunjuk Pelaksa- naan DAK air bersih berbasis masyarakat dan menyediakan serta memfasilitasi pengembangan akses informasi yang luas bagi Pokja Daerah.

Rakornas berikutnya untuk daerah dampingan lama, menyusul tanggal 28- 31 Agustus 2007, diikuti 6 provinsi yaitu Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Banten dan Sumatera Barat. Dengan 15 kabupaten/kota seperti Bangka Selatan, Bangka Barat, Kota Pangkalpinang, Takalar, Pangkep, Sela- yar, Lombok Barat, Lombok Timur, Kebumen, Grobogan, Pekalongan, Pan- deglang, Lebak.

Isu-isu yang diangkat selama per- temuan antara lain pentingnya alter- natif pendanaan dalam sektor AMPL dan pentingnya marketing strategy sehingga daerah mampu mengem- bangkan fund raising. Peserta juga memperhatikan mengenai pengelolaan keuangan corporate-based menjadi penting untuk menjalin kerjasama de- ngan pihak swasta.

Disisi lain Pemerintah Daerah sudah saatnya melaksanakan aset manajemen karena hal tersebut sangat diperlukan untuk mengukur kemampuan Pemda dalam mencapai suatu target peren- canaan. Diinformasikan juga bahwa petunjuk teknis tentang Alokasi Dana Desa (Permendagri No. 37 tahun 2007 tentang Alokasi Dana Desa) akan segera diterbitkan, dimana di dalamnya juga ter- dapat sektor AMPL. Hal tersebut dapat

menjadi alternatif pendanaan untuk implementasi sektor AMPL.

Strategi Komunikasi AMPL di- aplikasikan di Daerah

Hasil yang menarik dari pelatihan di Bangka Belitung (secara lengkap terdapat di situs AMPL). Workshop yang diikuti 32 peserta ini akhirnya menghasilkan draf rencana strategi komunikasi pem- bangunan AMPL untuk provinsi dan 5 kabupaten di Bangka Belitung di tahun 2008 yang akan datang.

Salah satu strategi dalam mengatasi kerusakan sumber air baku adalah me- nanamkan kesadaran masyarakat untuk menjadi "pendekar penyelamat lingkung- an". Biaya untuk implementasi strategi komunikasi ini dianggarkan pada ABT tahun 2008.

Diskusi yang menarik lainnya adalah "media relationship". Baru terbuka bah- wa selama ini terjadi " prasangka buruk" antara pihak pemerintah dengan media massa karena jarangnya berdiskusi ter- buka mengenai masalah AMPL. Setelah menemukan titik temu, kedua pihak akhirnya menyatakan siap bersinergi dalam memacu pembangunan AMPL.

Manager liputan Bangka Pos, Dody Handriyanto menyatakan media massa pada dasarnya terbuka untuk beker- jasama dan tidak hanya mengejar berita- berita buruk pemerintah. Dikemukakan

juga beberapa tips dan strategi ker- jasama dengan media massa sehingga bisa berkelanjutan.

Penguatan kapasitas

Tim WASPOLA pada Juni dan Juli 2007 ini melaksanaan pelatihan MPA- PHAST di Makassar, pelatihan CLTS di Untirta (Universitas Ageng Tirtayasa) Banten, serta memfasilitasi Orientasi Dasar-Dasar Fasilitasi di Yogyakarta dan Mataram bekerjasama dengan Ditjen PMD untuk daerah proyek PAMSIMAS. Kegiatan lain adalah pelaksanaan fasili- tasi lokakarya monitoring partisipatif kinerja Pokja AMPL di tingkat provinsi yang diadakan di Tanah Datar.

Kegiatan Manajemen Aset PDAM yang disebut NAMPA (Nasional Aset Ma- nagement Program) telah dimulai dalam periode ini. Pada persiapan awal, tim stu- di telah melakukan kunjungan ke PDAM Kabupaten Tangerang untuk mengidenti- fikasi isu pengelolaan aset di dalam PDAM, sekaligus mendiskusikan rencana pelaksanaan uji coba NAMPA di daerah. Pelaksana studi dari program NAMPA ini adalah perusahaan konsultan GHD.

Mari, kita terus bertindak, untuk terus menumbuhkan spirit melaksanakan pemba- ngunan AMPL melalui 11 prinsip kebijakan sehingga pihak yang tak pernah dilibatkan menjadi aktif dan pihak miskin yang selalu terpinggirkan semakin terlayani. zWH

„

S E PU TA R WA S P O L A „

"M

enjawab tantangan dan

permasalahan bersama, lebih baik daripada sendiri-sendiri". Pernyataan itu muncul dari beberapa peserta ketika mereka bertepuk tangan, saat Basah Hernowo, Direktur Pemukiman dan Perumahan Bappenas menyudahi sambutan pem- bukaan acara pertemuan Jejaring Komunikasi AMPL ke-3 pada 21 Agustus 2007.

Basah Hernowo menekankan, sudah saatnya AMPL dikerjakan dalam koordi- nasi dan sinergi yang lebih baik sehingga gaung dan dampaknya akan lebih besar untuk peningkatan kinerja sektor AMPL. Ditekankan pula bahwa disana-sini pemerintah masih banyak kekurangan dan keterbatasan. "Sinergi dengan semua pemangku kepentingan adalah alternatif terbaik yang bisa dilakukan," ucapnya.

Sambutan tersebut tampaknya men- dapat antusias dari para peserta yang berjumlah sekitar 60 orang yang mema- dati ruang FG 5 Bappenas. Semangat tersebut terlihat ketika memasuki diskusi kelompok untuk menentukan kemana arah Jejaring AMPL ini akan dibawa. Uniknya, ketika pembentukan tim peru- mus, banyak lembaga baru yang baru saja datang menyediakan dirinya dipilih seba- gai tim perumus sehingga semuanya ada 20 kandidat. Akhirnya terpilih 6 institusi dari suara terbanyak yaitu, Pokja AMPL, WASPOLA, ISSDP, JAS, Europromocap IWAT, KAI dan anggota khusus yaitu IHE Indonesia.

Banyak peserta baru yang datang seperti Unicef, Asosiasi Toilet Indonesia, Direktorat Pendidikan Masyarakat Dep- diknas, Tim Penggerak PKK Pusat, Gerakan Kuartir Nasional Pramuka, Tek- nik Lingkungan ITS, STIKES Bandung, FT UI, Yayasan Pelatihan Tirta Dharma,

PD PAL Jaya, PDAM Bekasi, Kemitraan Air Indonesia dan Mercy Corps. Walau- pun baru terlibat pertama, tidak menyu- rutkan peserta untuk aktif menyum- bangkan gagasan dan saran sehingga suasana diskusi benar-benar hidup.

Pertemuan yang diselenggarakan Europromocap IWAT dan Pokja AMPL ini adalah kelanjutan dari pertemuan pertama dan kedua yang telah meng- hasilkan draft concept note Jejaring Komunikasi AMPL dari sisi identitas, organisasi dan program kerjanya. Dan di pertemuan ketiga ini semua anggota berpartisipasi menyempurnakan konsep jejaring dan strategi ke depan.

Dengan difasilitasi tim WASPOLA, IHE Indonesia dan PLAN Indonesia, tiga kelompok mempresentasikan koreksi dan usulan concept notejejaring, kemu- dian ditampung dan disepakati bersama dalam pleno. Untuk sementara kumpulan pemangku kepentingan ini disebut Je- jaring AMPL, nama akronimnya masih menjadi pekerjaan rumah bagi tim peru- mus.

Visinya adalah menjadi wadah infor- masi dan komunikasi AMPL yang efektif untuk mendukung partisipasi pemangku kepentingan (pemerintah, swasta dan masyarakat) dalam proses pembangunan Nasional di Indonesia. Organisasinya

bersifat terbuka, formal dan inklusif. Misinya adalah prinsip kemitraan, ker- jasama, peningkatan kapasitas dan pen- ingkatan penyediaan dana di sektor AMPL.

Jejaring AMPL beranggotakan profe- sional perorangan, unsur pemerintah, perguruan tinggi, lembaga penelitian, LSM, lembaga donor, asosiasi profesi, operator AMPL , media massa, konsul- tan, kontraktor dan organisasi masya- rakat. Ide menarik terlontar dari peserta adalahmember get member dalam jeja- ring untuk memperluas ketersediaan dan penyebaran informasi yang lebih cepat. Program kerja yang direncanakan adalah penyusunan data base, peningkatan kepedulian, workshop/pelatihan dan ke- mitraan dengan media.

Agenda lain dalam pertemuan ini adalah presentasi Konferensi Nasional Sanitasi, dimana Jejaring AMPL ini akan terlibat dalam diskusi panel, dan pa- meran.

Tim perumus yang terbentuk akan bekerja selama tiga bulan ke depan untuk merumuskan konsep dan arahan strate- gis Jejaring AMPL dengan melibatkan berbagai unsur seperti perguruan tinggi, media massa dan organisasi masyarakat dalam tim kecil untuk finalisasi nantinya. Selain itu akan mempersiapkan keterli- batan Jejaring AMPL dalam Konfererensi Sanitasi Nasional (KSN) pada Oktober mendatang dengan melibatkan anggota Jejaring lainnya.

"Semoga program kerja Jejaring segera selesai, kami siap terlibat," ucap Rosi, peserta dari Universitas Tri Sakti. "Ayo, ini saatnya beraksi bersama!", ujar Eny dari Asosiasi Toilet. Selamat atas ter- bentuknya Jejaring AMPL di tingkat Nasional. Mari, membangun kekuatan bersama!zWH

Dokumen terkait