• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III FILM LASKAR PELANGI DAN KARAKTERISTIKNYA

A. Film Laskar Pelangi

Sumatera Utara Medan), 2009. MEDAN

ANALISIS KARAKTERISTIK YANG MEMPENGARUHI

TERCIPTANYA WORD OF MOUTH MARKETING

PADA FILM LASKAR PELANGI (Studi Kasus

Mahasiswa/i S1 Reguler Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan)

SKRIPSI

OLEH

ODELIO DENNY PRANATA SEMBIRING 050502091

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

ABSTRAK

Odelio Denny Pranata Sembiring, 2009. Analisis Karakteristik yang Mempengaruhi Terciptanya Word of Mouth Marketing pada Film Laskar Pelangi di kalangan Mahasiswa/i S1 Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan, di bawah bimbingan Ami Dilham, Ritha F. Dalimunthe (Ketua Departemen), Arlina Nurbaity Lubis (Penguji I) dan Frida Ramadini (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh karakteristik film Laskar Pelangi dalam menciptakan word of mouth marketing dan karakteristik apa pada film Laskar Pelangi yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap terciptanya word of mouth marketing di kalangan mahasiswa/i S1 reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa/i S1 reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah menonton film Laskar Pelangi. Teknik pengujian data dengan uji asumsi klasik. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas, yaitu karakteristik-karakteristik yang dimiliki film Laskar Pelangi antara lain karakteristik reaksi emosional (emotional reaction/X1), menimbulkan kesenangan (delight effect/X2), menimbulkan inspirasi (inspirational/X3) dan melampaui ekspektasi (satisfied/X4) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap terciptanya word of mouth marketing pada film Laskar Pelangi di kalangan mahasiswa/i S1 reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan (Y). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel karakteristik yang paling dominan mempengaruhi terciptanya word of mouth marketing pada film Laskar Pelangi di kalangan mahasiswa/i S1 reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan yaitu karakteristik satisfied (X4). Sementara variabel karakteristik emotional reaction (X1), delight effect (X2) dan inspirational (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap terciptanya word of mouth marketing pada film Laskar Pelangi di kalangan mahasiswa/i S1 reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan (Y).

Kata kunci: Karakteristik Film, Emotional Reaction, Delight Effect, Inspirational, Satisfied, Word of Mouth Marketing.

Odelio Denny Pranata Sembiring : Analisis Karakteristik Yang Mempengaruhi Terciptanya Word Of Mouth

Marketing Pada Film Laskar Pelangi (Studi Kasus Mahasiswa/i S1 Reguler Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara Medan), 2009.

Hidup meliputi dimensi ruang dan waktu. Untuk itu penulis mengucap syukur dan berterima kasih secara khusus bagi Tuhan, pemberi dan perisai kehidupan atas segala kesempatan serta kondisi yang dianugerahkan-Nya bagi penulis hingga pada selesainya skripsi ini.

Usaha pembelajaran skripsi ini dimulai penulis pada suatu saat ketika kelas perkuliahan Metode Penelitian berlangsung. Bu Isfenti Sadalia yang mengajar ketika itu berpesan dan menaruh harapan bagi mahasiswa/i nya untuk memulai suatu penelitian skripsi berdasarkan atas fenomena baru. Hari itu merupakan waktu yang penuh inspirasi bagi penulis.

Untuk itu penulis berupaya mencari sebanyak mungkin topik yang benar-benar fenomenal. Dan selanjutnya penulis menjatuhkan pilihan pada word of mouth marketing. Dengan berlangsungnya fenomena film Laskar Pelangi di kala itu dan dukungan teori yang telah penulis peroleh maka penulis memberanikan diri untuk memulai penelitian berjudul: Analisis Karakteristik yang Mempengaruhi Terciptanya Word of Mouth Marketing pada film Laskar Pelangi di kalangan Mahasiswa/i S1 Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini penulis harapkan dapat menambah informasi bagi pembaca mengenai karakteristik produk dalam kaitannya dengan perilaku pemasaran oleh konsumen (word of mouth marketing). Karena merupakan fakta yang perlu disadari bahwa word of mouth marketing adalah bagian dari bauran promosi yang terbukti paling efektif sampai saat ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tercipta berkat dorongan, bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga.M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, MSi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan perhatian dan saran demi perbaikan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Dosen Wali penulis yang dengan fleksibel memberi kemudahan bagi penulis dalam mengelola rencana studi tiap semester. 4. Bapak Ami Dilham, SE, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan dorongan dan bimbingan yang penulis sangat butuhkan. Seluruh mahasiswa/i yang penulis kenal sepakat bahwa penulis sangat beruntung dapat dibimbing oleh beliau dan penulis sependapat dengan mereka.

5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis SE,MBA selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan bagi perbaikan mendasar atas skripsi ini. Beliau telah mengkoreksi penelitian skripsi penulis sehingga tidak salah arah.

6. Ibu Frida Ramadhini SE, MM selaku Dosen Penguji II yang juga telah memberikan masukan dan mendorong penulis untuk mencari lebih

banyak informasi mengenai fenomena untuk mendukung skripsi ini. Kebetulan beliau juga menyukai film Laskar Pelangi.

7. Para dosen Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Manajemen antara lain: Prof. Dr. Paham Ginting SE, MSc, dra. Ramona R I Hasibuan MP, Dr. Isfenti Sadalia ME, dra. Lisa Marlina MSi, dra. Friska Sipayung MSi, Dolly M Jaffar Dalimunthe SE, Msi dan seluruh dosen lainnya yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah memberi kesempatan dan kepercayaan bagi penulis selama masa perkuliahan.

8. Para pegawai Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Manajemen antara lain: Bg Jumadi, Kak Dani, Kak Vina dan Kak Susi. Mereka selalu ada di garis terdepan untuk membantu penulis dalam mengurus perkuliahan sekaligus juga tempat yang baik untuk bertanya.

9. Kedua orang tua penulis, drs. Agustinus Meliala (Ayah) dan Lina Sinulingga SPd (Ibu) yang dengan senantiasa mencintai dan memberi kasih sayang yang tiada habisnya bagi penulis.

10.Andi Leonardo Meliala, satu-satunya saudara kandung penulis. Atas kerjasama dan dengan caranya yang spesial telah memotivasi penulis untuk berbuat lebih baik dalam hidup.

11.Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang menjadi responden penulis. Atas kesediaan dan kesempatan dalam mengisi kuesioner penelitian penulis. Peran mereka sangat berarti bagi penulis. Khususnya kepada Imelda Rosa dan Fitri Panjaitan dari Manajemen 06 atas saran bagi kuesioner penulis.

12.Para sepupu penulis: Ravael Kailani, Natanael S.Ked, Erwin Hendrikus, Bernadetha SKG, Ruth Natalova, dr. Sari Theresia, Anastasia Evi, Veronika dan Kasina Olivia S.Ked. Keberadaan mereka mengingatkan penulis untuk terus belajar. Grace Imelda Sari, Herry Kristianta SE, Eva Ervina, Toni Evraim dan Asoka yang mengingatkan penulis bahwa penulis tidaklah sendiri.

13.Keluarga besar Rumah Sakit Umum Restu Ibu. Kila dan Bibi Tengah Oliv, dr. Karo Malem, para perawat serta pegawai yang senantiasa hadir di masa-masa tersulit kehidupan penulis.

14.Para sahabat penulis yang selama ini senantiasa bersama penulis dalam melewati banyak waktu: Febert Deniel SE, Leo Guntur SE, Aron Leonard dan Teguh Mikha. Tovariga Triaginta SE dan Zulchairi Ramadhan yang telah membantu penulis memulai skripsi ini. Putri Sibarani SE, Esther Harianja SE, Clara Danica SE, Pesta Ria dan Fauziah Rahmah yang memberi penulis pemahaman prosedural di kampus. Alicia Haurissa, Alvina Wendy, Asrani Turnip, Astrid Herera, Bayu Frans, Bonardo, Corry Grace SE, Denson Ronaldo, Dimas Prayogi, Dinda Devanti SE, Elma Haranari, Fakhrurozy, Fransiskus Liong, Freddy Donald, Hani Naibaho SE, Hizkia Brahmana, Jaka Prasetya, Jonathan Hutabarat, Josep Pratama, Kak Dini, Keluarga Sasmita (Sarah Sasmita SE, Donna Renatha, Maria Freshita, Vriescha Parhusip dan Angdesy Meilynda), Mahendra Jain, Nia Riyani, Nila Permata SE, Rocky Reinaldo, Rumiris Tobing, Selvi Nababan, Simon

Ginting, Thomas Parulian, Vebie Arica, Wahyu Pramana Jati, Welly Mak, Yunitia SE dan Zulfitriyani.

15.Sahabat yang selalu meluangkan waktu bagi penulis, Yosephegen. Juga teman-teman di IMSAL: Winda Sembiring, Ancilla Christy, Hotma Bukit, Nina Karina, Andri Bangun, Prima Jaya, Rizky, Rika Amanita, Nancy, Jessica Prisillia dan lainnya yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.

16.Seluruh sahabat yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang senantiasa berjalan bersama penulis selama perkuliahan.

Akhir kata, penulis kembali mengucapkan terima kasih secara khusus kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi napas kehidupan dan senantiasa memberi kesempatan bagi penulis untuk hidup lebih baik. Tuhan memberkati.

Medan, Juli 2009 Penulis,

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR.…….………..i

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL …………...viii

DAFTAR GAMBAR ………...ix

BAB I PENDAHULUAN………..1

A. Latar Belakang Penelitian……… ……..1

B. Perumusan Masalah………. ……..9

C. Kerangka Konseptual……… ……….9

D. Hipotesis…...………... ……11

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian… ………11

1. Tujuan Penelitian…... ………11

2. Manfaat Penelitian…. ………11

F. Metode Penelitian………... ….12

1. Batasan Operasional Variabel ………12

2. Defenisi Operasional Variabel……... ………12

3. Skala Pengukuran Variabel… ………14

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ………14

5. Populasi dan Sampel ………15

6. Jenis dan Sumber Data……... ………16

7. Teknik Pengumpulan Data…. ………17

8. Metode Analisis Data ………17

9. Uji Validitas dan Reliabilitas ………22

BAB II URAIAN TEORITIS....………..24

A. Penelitian Terdahulu…... ………24

B. Saluran Komunikasi Pemasaran ………25

C. Desas-desus (Buzz)……..………27

E. Word of Mouth Marketing dan Periklanan Konvensional…….. ……33

F. Inovasi……... ………..33

BAB III FILM LASKAR PELANGI DAN KARAKTERISTIKNYA ..…….35

A. Film Laskar Pelangi…… ………35

B. Karakteristik Film Laskar Pelangi... ………38

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN………...………40

A. Uji Validitas dan Reliabilitas….. ………40

1. Uji Validitas ………40

2. Uji Reliabilitas ………42

B. Uji Asumsi Klasik……... ………42

1. Uji Normalitas ………42

2. Uji Heteroskedastisitas……... ………45

3. Uji Multikolinearitas.. ………46

C. Analisis Data…... ………48

1. Analisis Deskriptif….. ………48

2. Analisis Regresi Linear Berganda…. ………57

3. Pengujian Hipotesis… ………60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …..………...67

A. Kesimpulan……. ………...………67

B. Saran…... .………...67

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 : Film Layar Lebar Indonesia dengan Jumlah Penonton

di atas 1 Juta Orang Selama Tahun 1999-2008 ……….5

Tabel 1.2 : Defenisi Operasional Variabel ………...………. ……13

Tabel 1.3 : Tingkat Indikator dengan Skala Likert ...……… ……14

Tabel 4.1 : Uji Validitas I ....………..……40

Tabel 4.2 : Uji Validitas II ……… ……41

Tabel 4.3 : Uji Reliabilitas ……… ……42

Tabel 4.4 : Kolmogorov-Smirnov ...……… ……44

Tabel 4.5 : Uji Park………...………. ……46

Tabel 4.6 : Uji Nilai Tolerance dan VIF ………47

Tabel 4.7 : Korelasi Antarvariabel Independen ………47

Tabel 4.8 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan

Stambuk Mahasiswa/i ………49

Tabel 4.9 : Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton dan Program Studi Mahasiswa/i ………50

Tabel 4.10 : Pendapat Responden Terhadap Variabel Emotional Reaction ………51

Tabel 4.11 : Pendapat Responden Terhadap Variabel Delight Effect... ……53

Tabel 4.12 : Pendapat Responden Terhadap Variabel Inspirational ….. ……54

Tabel 4.13 : Pendapat Responden Terhadap Variabel Satisfied ………55

Tabel 4.14 : Pendapat Responden Terhadap Variabel Word of Mouth Marketing pada Film Laskar Pelangi ……….. ………56

Tabel 4.15 : Analisis Regresi Linear Berganda ………58

Tabel 4.16 : Hasil Uji F ………61

Tabel 4.17 : Hasil Uji t ………63

Tabel 4.18 : Variabel Entered/Removed ………64

Tabel 4.19 : Pengujian Koefisien Determinasi ………65

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual....………... …..10

Gambar 4.1 : Histogram Uji Normalitas...………..43

Gambar 4.2 : Plot Uji Normalitas ..………..……43

Odelio Denny Pranata Sembiring : Analisis Karakteristik Yang Mempengaruhi Terciptanya Word Of Mouth

Marketing Pada Film Laskar Pelangi (Studi Kasus Mahasiswa/i S1 Reguler Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara Medan), 2009.

A. Latar Belakang Penelitian

Menonton film bersifat intangible karena berkaitan dengan pengalaman. Bagi konsumen, ketidakpastian dalam keputusan menonton relatif tinggi karena terbatasnya search qualities yaitu karakteristik fisik yang dapat dievaluasi konsumen sebelum membuat keputusan (Tjiptono, 2004:18). Kenyataan yang berlaku saat ini ialah bahwa penonton bereaksi bukan sebagai respon terhadap iklan, melainkan respon dari apa yang penonton dengar sebelumnya dari sumber-sumber yang dipercayai. Informasi bagi konsumen dapat berasal dari dua sumber-sumber. Pertama, sumber nonpersonal seperti televisi, majalah, pertunjukan dan pameran. Kedua, sumber personal seperti teman-teman, keluarga, kenalan dan klien baik lewat tatap muka, telepon, surat juga internet.

Iklan melalui media massa berhasil menginterupsi konsumen selama bertahun-tahun. Kini konsumen semakin memiliki kekuatan yang luar biasa dibanding pada masa lalu. Ini dipacu oleh perkembangan media alternatif seperti internet dan telepon genggam. Konsumen semakin leluasa berkomunikasi tanpa batasan ruang dan waktu. Perubahan besar yang terjadi adalah konsumen kini berada dalam kepercayaannya, dalam kreativitas diri dan dalam kemampuan diri untuk mengekspresikan diri. Konsumen tidak lagi melihat dirinya sebagai “responden pasif” dalam berhubungan dengan suatu merek ataupun produk tetapi “sederajat aktif” sehingga memiliki kepercayaan diri untuk mendatangi merek ataupun produk, baik diundang oleh pemasar maupun tidak (Needham, 2008:61).

Banyak hal dan topik yang dibicarakan oleh para konsumen di berbagai kesempatan baik pembicaraan antarteman, di dalam keluarga, kantor atau di kampus. Ada begitu banyak desas-desus (buzz) yang menyebar di tengah-tengah konsumen baik yang positif maupun negatif. Desas-desus ini sering disebut word of mouth dan bila desas-desus berkaitan dengan suatu produk ataupun suatu perusahaan maka terciptalah word of mouth marketing (WOM). Word of Mouth Marketing merupakan fenomena nyata yang kerap berlaku dalam kehidupan konsumen. Konsumen sering secara tidak sadar bertindak sebagai “pemasar” atas suatu produk (seperti film) yang dianggap memuaskan dan di lain waktu konsumen dapat saja bertindak sebagai “teroris” bila dikecewakan oleh produk ataupun perusahaan tertentu.

Paradigma pemasaran dunia di abad 21, termasuk Indonesia mulai bergeser dari heavy advertising ke great word of mouth (MIX). Dalam hasil survei majalah MIX pada akhir September 2007 yang melibatkan tiga puluh orang pemasar profesional Indonesia, diperoleh suatu kenyataan bahwa word of mouth diyakini oleh pemasar dapat mendorong pembelian oleh konsumen, dapat mempengaruhi komunitas, berdampak karena dilakoni oleh pihak ketiga yang dipercaya, efisien karena tidak memerlukan dana yang besar (low cost), dapat menciptakan citra positif bagi produk serta dapat menyentuh emosi konsumen. Para pemasar dalam survei juga menyadari bahwa periklanan tidak cukup lagi menjadi alat untuk berkomunikasi dengan konsumen karena konsumen cenderung bosan melihat iklan (MIX).

Word of Mouth memiliki pengaruh yang begitu penting. Word of Mouth menjadi kekuatan karena manusia adalah mahluk sosial, suka berbicara satu

dengan yang lain tentang hal baik maupun buruk (Jerram, 2003:1). Word of Mouth memberikan sebuah pengalaman yang kredibel dan tepat pada waktunya, sedangkan menurut Kartajaya (2007:183) word of mouth merupakan media komunikasi yang paling efektif. Menurut hasil sebuah survei online konsumen global oleh Nielsen pada bulan April 2007 di 47 negara, Indonesia berada dalam jajaran lima besar negara yang menganggap word of mouth sebagai bentuk komunikasi pemasaran yang paling kredibel bagi konsumen. Indonesia dengan 89%, berada di bawah Hong Kong (93%) dan Taiwan (91%). Di bawah Indonesia menyusul India dan Korea Selatan yang masing-masing 87%. Lima negara tersebut juga termasuk dalam deretan negara yang konsumennya paling mengandalkan rekomendasi orang lain mengenai suatu produk atau merek.

Industri perfilman Indonesia diramalkan akan ramai dengan film komedi dan horor di sepanjang tahun 2008. Ini disimpulkan setelah melihat antusiasme masyarakat Indonesia yang sedang gemar melihat film-film bergenre komedi atau drama yang cukup meraih sukses di tahun 2007, seperti Get Married (1,4 juta penonton), Naga Bonar Jadi 2 (1,3 juta penonton) dan Terowongan Casablanca (1,2 juta penonton) 2007, dari 49 film layar lebar Indonesia yang diputar di bioskop sekitar 20 film ataupun sama dengan 41% di antaranya bernuansa horor. Para pelaku industri perfilman Indonesia melihat dua genre ini sebagai lahan potensial untuk menarik penonton lebih banyak lagi di tahun 2008.

Ada sekitar 67 film layar lebar kreasi anak negeri yang ditayangkan di bioskop-bioskop Indonesia sepanjang tahun 2008. Kali ini kebanyakan dari film-film yang diputar bergenre drama romantis, horor dan komedi. Sebut saja film-film

Syahadat Cinta, Cintaku Selamanya dan 3 Doa 3 Cinta untuk film bergenre drama romantis. Film Hantu Aborsi, Pocong VS Kuntilanak dan Tiren: Mati Kemaren adalah sedikit dari banyak film layar lebar bergenre horor yang ditayangkan. Ada juga beberapa film lain dengan genre komedi yang menjadi alternatif bagi para penonton film layar lebar Indonesia seperti Puber, Merem Melek dan Setan Budeg.

Keberhasilan sebuah film di luar genre romantis, komedi maupun horor yang secara tradisi menempati puncak box office perfilman Indonesia tiap tahunnya dalam sepuluh tahun terakhir juga terjadi di tahun 2008. Film Laskar Pelangi yang disutradarai oleh Riri Riza dan diproduksi oleh Miles Film bersama Mizan Production, memecahkan rekor penjualan tiket sehingga mengukuhkannya sebagai film layar lebar terlaris Indonesia. Film ini juga memecahkan rekor karena berhasil meraih jumlah penonton sampai 1,4 juta orang hanya dalam waktu dua minggu setelah pemutaran perdananya Film Laskar Pelangi merupakan film bertemakan realitas sosial dan skenario ceritanya diadaptasi dari novel yang mengangkat kehidupan masa kecil penulisnya, Andrea Hirata.

Film dengan judul yang sama dengan novel adaptasinya tersebut mengambil latar pada akhir tahun 1970-an di desa Gantung, bagian timur pulau Belitung. Film ini dipenuhi kisah tentang kalangan pinggiran, dan kisah perjuangan hidup menggapai mimpi yang mengharukan, serta keindahan persahabatan yang menyelamatkan hidup manusia, dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya di Indonesia akses 13/03/2009). Film Laskar Pelangi telah mengkoreksi anggapan yang selama

ini dipercaya banyak pihak tentang tren film layar lebar Indonesia yang hanya seputar drama romantis, komedi ataupun horor. Anggapan yang dulunya malah terlanjur disebut telah menjadi sebuah stereotip bagi dunia perfilman Indonesia. Film Laskar Pelangi telah menepis hal tersebut. Muncul pandangan positif bahwa penonton Indonesia ternyata dapat menerima inovasi 13/03/2009).

Tabel 1.1

Film Layar Lebar Indonesia dengan Jumlah Penonton Diatas 1 Juta Orang Selama Tahun 1999-2008

Film Terlaris Tahun Jumlah Penonton

Jelangkung 1999 1,6 juta

Petualangan Sherina 2000 1,6 juta Ada Apa Dengan Cinta 2001 2,7 juta

2002

Eiffel I’m in Love 2003 3 juta

Virgin 2004 1,2 juta

2005

Heart 2006 1,3 juta

Get Married 2007 1,4 juta

Laskar Pelangi 2008 4,6 juta

Sumber: (diolah, 2009)

Film Laskar Pelangi sungguh fenomenal tidak hanya karena penjualan tiket namun karena film ini sarat prestasi. Ini terbukti dari enam piala yang berhasil diraih film Laskar Pelangi dalam ajang Festival Film Bandung ke-22 yang tak terduga juga datang dari public figure khususnya pemerintah Indonesia. Berikut komentar beberapa tokoh seusai menyaksikan film Laskar Pelangi:

“Saya melihat film Laskar Pelangi sebagai karya seni yang sangat indah. Laskar Pelangi merupakan karya seni berkualitas tinggi. Pesan akan pentingnya pendidikan disampaikan dengan jelas. Oleh karena itu saya akan ikut mengiklankan film ini, agar lebih banyak lagi yang menonton, bahkan hingga ke luar negeri,” komentar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

“Harus disadari bahwa dalam menonton film, masyarakat sudah mulai berubah yakni melihat bagaimana ceritanya. Tak lagi film bernuansa western dan koboi,” komentar Sri Sultan Hamengkubuwono X 9/05/2009).

“Film ini mengisahkan bagaimana semangat anak-anak kampung miskin untuk tetap bersekolah walaupun tanpa alas kaki, baju tanpa kancing, dan papan tulis yang berlubang. Film ini menunjukkan potret kegagalan perusahaan-perusahaan besar dalam melakukan corporate social responsibility,” komentar Soetrisno Bachir

“Saya sangat terharu. Justru tadi saya malah bertanya siapa yang tidak nangis. Saya rasa semua penonton terharu…Tuh kan saya tersentuh lagi,” ujar Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu

“Ini seperti kisah masa kecil saya,” ujar Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajas

“Dalam film itu, kita diajarkan bagaimana murid dan guru bisa berkomunikasi dengan baik, seperti sebuah keluarga. Dan tetap ceria saling toleransi dan mengajarkan untuk bisa mencintai lingkungan. Paling tidak film ini

bisa memacu sistem pendidikan yang saya rasakan perlu dibenahi”, ujar putri proklamator Bung Hatta, Halida Hatta

“Film Laskar Pelangi patut disebut film teladan. Penghargaan ini diharapkan bisa menginspirasi munculnya film-film yang mendukung reformasi pendidikan untuk kemajuan bangsa,” ujar Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo

“Film tersebut membuktikan bahwa kreasi seni kita bisa dihadirkan tanpa adanya pornografi,” ujar Ketua MPR Hidayat Nur Wahi akses 9/05/2009).

Komentar-komentar tersebut dapat juga disebut sebagai word of mouth ataupun desas-desus (buzz). Buzz tentang film Laskar Pelangi tidak hanya datang dari Indonesia tapi juga dari luar negeri mengingat film ini juga diputar di beberapa negara seperti Jerman dan Australia. Berikut desas-desus yang keluar dari beberapa penonton yang menyaksikan film Laskar Pelangi ketika diikutsertakan dalam Festival Film Berlin 2009:

“Aduh, ini film lucu tapi kok bikin sedih juga ya,” ujar Mulianakusumah yang baru empat bulan tinggal di Jerman.

“Bukan cuma aku aja lho yang nangis, orang Jerman di sebelahku juga nangis kok. Filmnya bagus banget,” ujar Farah Marina, mahasiswi Indonesia di Berlin.

“Saya kagum dengan perjuangan anak-anak Laskar Pelangi, kagum dengan semangat mereka, dan itu semua sangat menyentuh,” ujar Sophie warga asli Berlin

Berbagai word of mouth di atas mengindikasikan adanya reaksi positif publik atas film Laskar Pelangi. Reaksi ini dapat terjadi karena kepuasan dalam menonton, perasaan senang, merasa terinspirasi juga karena reaksi emosional. Sehingga setiap figur tadi merasa perlu untuk berbagi informasi tentang film Laskar Pelangi. Informasi yang diberikan berdasarkan atas pengalaman selama konsumsi (menonton). Pengalaman yang dirasakan dapat saja berbeda. Beberapa penonton mungkin merasa terinspirasi setelah menonton dan beberapa yang lain bisa saja terlibat secara emosional dengan film tersebut. Beberapa contoh word of

Dokumen terkait