• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.4 Pembahasan

4.4.1 Film Sebagai Sarana Merepresentasikan Makna Jawara

Komunikasi massa merupakan suatu penyampaian pesan yang disampaikan kepada khalayak luas melalui suatu media massa. Dalam penyampaiannya komunikasi massa tentu memerlukan suatu media massa. Media massa merupakan penyalur pesan yang efektif bagi komunikator unuk dapat menjangkau khalayak banyak dengan cepat. Media massa saat ini tidak dapat dipungkiri telah berkembang dengan pesat, baik dengan adanya surat kabar, siaran radio dan televisi, bahkan hingga film, yang dapat menampilkan potret realitas kehidupan disekitar kita. Film sebagai salah satu bagian dari komunikasi massa dapat menjadi sebuah saluran bagi berbagai macam, ide, gagasan, konsep dan informasi yang akan disampaikan kepada khalayak luas, karena film dapat mempengaruhi pikiran penonton yang melihatnya. Di dalam film, biasanya para pembuatnya menuangkan gagasannya tersebut melalui tampilan audio visual yang ditampilkan disertai dengan alur, setting dan penokohan yang terdapat didalamnya. Selain itu film juga dapat mengaktualisasikan perkembangan masyarakat dari masa ke masa dengan teknologi maupun tema yang diangkatnya.

Dalam film Jawara Kidul ini digunakan teknik-teknik pengambilan gambar yang juga dapat mempengaruhi cara pandang penonton. Diantaranya dalam beberapa adegan yang diambil sebagai adegan yang merepresentasikan makna sosok jawara,

yang sering ditemui dengan cara pengambilan gambar dengan teknik close up dan medium shot. Close up dapat dimaknai sebagai suatu hubungan yang intim dari seseorang, baik saat seorang tokoh sedang berdialog dengan lawan main ataupun saat seorang tokoh itu saat sedang merenung sendirian. Sedangkan dalam teknik medium shot dapat bermakna hubungan personal yang hendak diperlihatkan di dalam film. Dengan adanya penggunaan teknik-teknik pengambilan gambar ini dapat mempengaruhi cara pandang dan pemaknaan tersendiri bagi para penontonnya.

Film dapat digunakan sebagai media massa yang menyajikan konstruksi realitas kehidupan manusia. Film Jawara Kidul yang diangkat sebagai objek penelitian dapat mewakili fungsi komunikasi massa. Sebagai media informasi, film dapat menjadi media yang menarik dan banyak dipilih oleh banyak orang. Penyampaian informasi dalam sebuah film dapat ditangkap dengan baik oleh masyarakat, karena saat ini cukup banyak film yang diangkat berdasarkan kisah nyata. Dari film juga, penonton dapat menangkap dan meniru segala yang ditampilkannya. Film sendiri telah cukup banyak mempengaruhi khalayak luas. Diantaranya film mampu mempengaruhi pandangan seseorang terhadap sesuatu. Setelah menonton film Jawara Kidul, diharapkan penonton dapat menangkap pesan makna sosok jawara yang terdapat didalamnya. Dari sebuah film ini, diharapkan mampu mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai seorang jawara.

Jika dilihat dari fungsi mempengaruhi, film Jawara Kidul menyajikan cerita sosok seorang jawara yang kuat dan bertanggung jawab dalam menjaga keamanan

dan kedamaian Kadusunan. Dalam film ini tokoh jawara tersebut digambarkan sebagai seorang yang pemberani untuk menjaga Kadusunan, orang yang lemah dan juga harga dirinya. Sikap yang disajikan oleh tokoh pemeran utama tersebut diharapkan dapat memberikan pandangan tersendiri tentang sosok seorang jawara. Dari sisi peneliti, film Jawara Kidul ini mampu mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap sosok jawara. Ditandai dengan beberapa adegan yang menampilkan tentang karakter sosok jawara dalam film ini. Adegan yang ditampilkan mampu membuat penonton mengetahui bagaimana makna sesungguhnya seorang jawara. Dalam film Jawara Kiduul ini juga terdapat fungsi dari media massa lainnya, yaitu fungsi menginformasikan (inform) memberikan informasi bahwa menjadi seorang jawara tidaklah mudah karena terdapat nilai-nilai luhur yang harus tetap dipegang sebagai seorang jawara. Adegan film Jawara kidul secara tidak langsung dapat mengantarkan pesan yang mempengaruhi dan menginformasikan tentang bagaimana sosok seorang Jawara sesungguhnya.

Melalui film, khalayak dapat menangkap pesan yang terlihat maupun yang tersirat, tentu saja hal ini dapat diinterpretasikan oleh khalayak sesuai dengan latar belakang sosial budaya yang dimilikinya. Dengan demikian munculah efek yang beragam dari penayangan suatu film. Dan hal itu dapat mengarahkan pandangan masyarakat terhadap suatu hal tertentu. Representasi merekonstruksi dan menampilkan fakta sebuah objek sehingga eksplorasi sebuah makna dapat dilakukan dengan maksimal. Jika dikaitkan dengan karya film, representasi dalam sebuah karya

seni film merupakan penggambaran terhadap suatu fenomena sosial. Penggambaran ini tentu saja melalui sang pencipta film. Representasi dalam karya seni film muncul sehubungan dengan adanya pandangan dan keyakinan bahwa karya film merupakan cermin, gambaran atau suatu tiruan atas sebuah kenyataan. Merujuk pada apa yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa sebuah representasi berarti sebuah cermin atau gambaran sebuah peristiwa nyata atau yang sebenarnya.

Proses representasi dalam film tidak semata-mata meniru kenyataan tetapi melibatkan renungan yang cukup kompleks atas kenyataan alam. Dalam proses penciptaan sebuah karya film, pembuat film berhadapan dengan suatu kenyataan atau realitas yang ditemukannya dalam suatu masyarakat (realitas objektif). Realitas objektif ini dapat berbentuk peristiwa-peristiwa atau norma-norma, pandangan hidup, dan lain-lain. Representasi yang digunakan dalam mengkaji film ini sangat erat kaitannya dengan fungsi film sebagai salah satu sarana untuk merepresentasikan suatu informasi atau realitas dalam suatu masyarakat.

Sang sutradara membuat film ini berhadapan dengan suatu kenyataan yang ditemukannya dalam suatu masyarakat (realitas objektif), berupa fenomena stigma negatif seorang jawara, dalam realitas itu Ia menemukan peristiwa-peristiwa yang kemudian dikaitkan dengan pandangan hidup seorang jawara. Ia mencoba mengutarakan sesuatu terhadap tragedi itu dan ia ingin berpesan melalui film kepada orang lain, fakta-fakta yang faktual dirubah menjai fakta imajinatif, yaitu segala peristiwa mengenai bagaimana seorang jawara bertindak dan berperilaku berusaha

dihadirkan dengan adanya bantuan tema, alur cerita, setting tempat dan penokohan yang buatnya. Dan akhirnya, semua pesan yang ingin Ia sampaikan dan representasikan, telah terwujud dan terdapat dalam sebuah karya seni film yang berjudul Jawara Kidul.

Meskipun demikian film ini juga tidak lepas dari kekurangan didalamnya, hal tersebut dapat dilihat dari penggambaran sosok jawara melalui kostum dan tema lagu yang dipakai. Dalam film ini yang ingin mengangkat setting awal abad 19 terlihat kurang sesuai, karena kostum yang digunakan masih terlihat unsur kontemporer didalamnya. Selain itu dari segi narasi dan soundtrack yang digunakan masih terlihat terlalu menonjolkan nuansa romantis yang cukup kuat terlihat dari adanya adegan romantis yang disipkan dibeberapa adegan. Hal tersebut tentu akan mengurangi esensi penting tema yang ingin diangkat atau disampaikan pada para penontonnya.

Oleh karena itu sebaiknya dalam penentuan kostum benar-benar harus disesuaikan dengan setting waktu tema film yang akan dibuat. Lalu jika dalam hal narasi ingin mengangkat tema tentang kedaerahaan, lebih baik untuk mengadaptasi cerita rakyat atau folklore yang ada atau beredar di masyarakat setempat. Hal tersebut tentu akan semakin meningkatkan esensi pemahaman masyarakat. Disamping itu pula narasi yang diadaptasi dari cerita rakyat tentu akan meningkatkan hasrat masyarakat untuk menonton, terlebih jika cerita rakyat yang diangkat bukan hanya dikenal di masyarakat setempat tetapi hingga luar daerah. Hal tersebut akan lebih menarik lebih banyak penonton.

Dokumen terkait