• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ciri - Ciri Filsafat Islam

MASUKNYA FILSAFAT KE DALAM ISLAM SEJARAH PERADABAN ISLAM

D. Ciri - Ciri Filsafat Islam

Filsafat Islam mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Sebagai Filsafat Relegius.

Topik-topik filsafat Islam bersifat relegius, dimulai dengan meng-Esakan Tuhan dan menganalisis secara universal dan menukik ke teori keTuhanan yang tak

terdahulusebelumnya. Seolah-olah menyaingi aliran

Mu‘tazilah dan Asy‘ariyah yang mengoreksi kekurangan nya dan berkonsentrasi mengambarkan Allah Yang Maha Agung dalam pola yang berlandasan tajrid (pengabstrakan), tanzih (penyucian), keesaan mutlak dan kesempurnaan total. Dari Yang Esa ber-emanasi segala sesuatu. Karena Ia pencita, maka Ia menciptakan dari bukan sesuau, menciptakan alam sejak azzali, mengatur dan menatanya. Karena alam merupakan akibat bagi-Nya, maka dalam wujud dan keabadian-Nya, maka Ia menciptakannya karena semata-mata anugerah-Nya.

89Langgulung, Hasan, 1995. Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma‘arif. hl. 15

2. Filsafat Rasional.

Akal manusia juga merupakan salah satu potensi jiwa dan disebut rasional soul. Walaupun berciri khas relegius-spritual, tetapi tetap bertumpu pada akal dalam menafsirkan problematika ketuhanan, manusia dan alam, karena wajib al-wujud adalah akal murni. Ia adalah obyek berpikir sekaligus obyek pemikiran yang ada pada para pemikir-pemikir

3. Filsafat Sinkretis

Filsafat Islam memadukan antara sesama filosof. Memadukan berarti mendekatkan dan mengumpulkan dua sudut, dalam filsafat ada aspek-aspek yang tidak sesuai dengan agama. Sebaliknya sebagian dari teks agama ada yang tidak sejalan dengan sudut pandang filsafat. Para filosuf Islam secara khusus konsentrasi mempelajari Plato dan Ariestoteles. Untuk itu mereka menerjemahkan dialog-dialog penting Plato. Republik, hukum, Themaus, Sophis, Paidon, dan Apologia (pidato pembelaan Socretes).

4. Filsafat yang Berhubungan Kuat dengan Ilmu Pengetahuan

Filosof Islam menganggap ilmu-ilmu pengetahuan rasional sebagai bagian dari filsafat. Misalnya adalah buku As-Syifa‘ milik Ibnu Sina yang merupakan Encyclopedia, Al-Qanun, kemudian Al-Kindi mengkaji masalah-masalah matematis dan fisis. Al-Farabi mempunyai kajian Ilmu ukur dan mekanik. 90

Semasa dengan dinamika di Barat (pada abad 6 M), di belahan lain dunia terjadi peristiwa sejarah paling besar:

90

Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam Cet. V; Jakarta: Bulan Bintang, 1973 hal. . 52.

Jazirah Arab menyaksikan kelahiran, perjuangan, dan hijrah Nabi Besar Islam, semoga Allah mencurahkan salawat dan

salam kepada beliau dan keluarganya. Beliau

mengumandangkan pesan petunjuk Ilahi kepada telinga kesadaran alam. Sebagai langkah awal, beliau menyeru manusia untuk menuntut pengetahuan dan menghargai setinggi-tingginya kegiatan membaca, menulis, dan belajar. Ini dapat diamati dari ayat pertama yang diturunkan Allah kepada beliau, ―Bacalah dengan nama Tuhanmu yang mencipta… Yang mengajari manusia dengan pena …. ‖ (QS. AI-‗Alaq [96]: 1-4).

ك ٍ خ يِرٌَّٱ هِّب ز ُِ ۡسٱِب ۡأ سۡلٱ

١

ٍك ٍ ع ِِۡٓ ٓ َٰ سِٔ ۡلۡٱ ك ٍ خ

٢

َُ س ۡو ۡلأٱ هُّب ز و ۡأ سۡلٱ

٣

ُِ ٍ مٌۡٱِب ٍَُّ ع يِرٌَّٱ

٤

1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

Menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam [1589],

[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan

perantaraan tulis baca.

Nabi SAW membangun peradaban paling agung dan kebudayaan paling tinggi. Beliau mendorong kuat umatnya agar memperoleh ilmu dan kebijaksanaan dari buaian ibu hingga liang lahad (min al-mahd ilā al-lahd), dari daerah bumi terdekat hingga negeri terjauh (sekalipun ke negeri Cina, wa law bi al-shīn), dan dengan ongkos berapa pun

(meskipun dengan mengorbankan darah dan menyelami samudera, wa law bi safk al-muhaj wa khawdh al-lujaj).

Benih kebudayaan Islam yang disemai oleh tangan tangguh utusan Allah tumbuh rindang dan berbuah lebat berkat pancaran wahyu Ilahi dan persentuhan dengan kebudayaan-kebudayaan lain. Islam menyerap bahan mentah pemikiran manusia sesuai ukuran-ukuran sahih Ilahi dan mengolah bahan-bahan mentah itu dalam mesin kritik membangun agar menjadi unsur-unsur berguna. Dan dalam waktu singkat, Islam telah berimbas pada seluruh kebudayaan dunia

Berkat seruan Nabi SAW dan para penerusnya yang suci, kaum Muslimin mulai mempelajari beragam bidang pengetahuan dan menerjemahkan warisan ilmu Yunani, Roma, dan Persia ke dalam bahasa Arab. Mereka menyerap unsur-unsur yang berguna dan menyempurnakannya dengan hasil-hasil penelitian mereka sendiri. Dan di sebagian besar bidang, mereka berhasil menyumbangkan pelbagai temuan seperti: aljabar, trigonometri, astronomi, ilmu perspektif, fisika, dan kimia.

Faktor penting lain dalam perkembangan kebudayaan Islam adalah politik. Rezim Umayah dan Abbasiyah yang secara tidak sah menduduki kursi pemerintahan Islam merasakan kebutuhan yang sangat mendesak akan basis sosial dalam masyarakat Islam. Sebaliknya, musuh kedua rezim ini, yakni ahl al-bayt ‗keluarga‘ Nabi SAW, semoga segenap keberkahan Allah tercurah bagi mereka, sebagai wali sah seluruh kaum Muslimin, merupakan sumber ilmu pengetahuan dan pemegang kunci khazanah wahyu Ilahi. Rezim berkuasa tidak punya cara untuk menarik orang

berpihak pada mereka kecuali dengan mengancam dan menyuap. Maka dari itu, mereka berupaya memegahkan rezim mereka dengan mengumpulkan para sarjana dan pakar serta membekali mereka dengan aneka ilmu Yunani, Romawi dan Persia agar mereka dapat mengimbangi pengaruh dan posisi pengetahuan ahl al-bayt.

Dengan cara ini, pelbagai pemikiran filsafat dan bermacam jenis ilmu pengetahuan dan seni, dengan beragam motivasi lawan dan kawan, menyerbu dunia Islam. Lalu, kaum Muslimin pun mulai meneliti, mengadopsi, dan mengkritisi arus pengetahuan asing ini. Tokoh-tokoh cemerlang bermunculan di bidang-bidang sains dan filsafat; masing-masing mereka tak henti-hentinya berjerih-payah hingga melahirkan berbagai bidang ilmu dan semakin memperkaya peradaban Islam.

Di antara tokoh-tokoh cemerlang itu adalah para pakar teologi dan akidah Islam. Mereka mengkaji dan menyanggah masalah-masalah filsafat ketuhanan dari pelbagai sudut pandang, kendati upaya kritik dari sebagian mereka kerap berlebihan. Namun demikian, semua upaya mengkritik,

mencari-cari kesalahan, mengajukan pertanyaan dan

sanggahan memaksa sebagian besar pemikir dan filosof Islam lainnya untuk bekerja lebih keras dan, tentu saja, berdampak pada semakin kayanya khazanah pemikiran intelektual dan filosofis. 91

91http://www. studisyiah. com/blog/2015/08/17/sekilas-sejarah-masuknya-filsafat-ke-dunia-islam Di uplod tanggal 5 September 2016 pukul 21. 00WIB

Dokumen terkait