• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyimpangan Ajaran Syi’ah

MU’TAZILAH, ASY’ARIYAH DAN SYI’AH

J. Penyimpangan Ajaran Syi’ah

Banyak ajaran-ajaran Syi‘ah yang menyimpang dari aqidah umat muslim saat ini, khususnya golongan Ahl Sunnah wal Jama‟ah. Di sini penulis hanya menjelaskan point besar dari penyimpangan ajaran Syi‘ah, yaitu sebagai berikut :

1) Penyimpangan Faham Tentang Orisinalitas Al-Qur’an

Menurut seorang ulama Syi‘ah al-Mufid dalam kitab awail

al-Maqalat, menyatakan bahwa Al-Qur‘an yang ada saat ini

79Dikutip dari Ensiklopedi Islam, vol. 5, dikutip dari ―Mengenal &

tidak orisinil. Al-Qur‘an sekarang sudah mengalami distorsi, penambahan dan pengurangan. 80

Ni‘matullah al-Jazairi menyatakan dalam kitabnya al-Anwar

al-Nu‟maniyah, semua imam Syi‘ah menyatakan adanya

tahrif (perubahan) al-Qur‘an.

2) Penyimpangan Faham tentang Ahli Bait Rasul SAW dan Mengkafirkan Sahabat Nabi

Ni‘matullah al-Jazairi berkata ―bahwa Sayidina Abu Bakr, dan Umar tidak pernah beriman kepada Rasulullah SAW sampai akhir hayatnya‖81

dan ia juga memfitnah Abu Bakar r.a. ―telah berbuat syirik dengan memakai kalung berhala saat shalat di belakang Nabi dan bersujud untuknya‖

Dalam ―kitab Thaharah”, pemimpin revolusi Iran, al-Khumaini menyatakan bahwa ‗Aisyah, Thalhah, Zubair, Mu‘awiyah dan orang orang sejenisnya meskipun secara lahiriyah tidak najis, tapi mereka lebih buruk dan menjijikkan daripada anjing dan babi. 82

3) Penyimpanan Faham tentang Hukum Nikah Mut’ah

Menurut Syi‘ah, nikah mut‘ah boleh bahkan akan mendapat pahala yang besar. dan praktek nikah mut‘ah sudah ada di Indonesia didaerah Bogor, kita sebagai umat Islam di Indonesia bagaimana menyikapi hal tersebut, sepengetahuan penulis sudah lama tidak terdengar tentang berita kawin kontrak di Bogor.

80Al-Mufid, Awail al-Maqalat, h. 80-81. dikutip dari ―Mengenal &

Mewaspadai Penyimpangan Syi‟ah di Indonesia”

81 ―al-Anwar al-Nu‟maniyah”, vol. 1/53 dikutip dari ―Mengenal &

Mewaspadai Penyimpangan Syi‟ah di Indonesia”

82―Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi‟ah di Indonesia” (MUI : FORMAS, t. th) h. 54.

Ulama Syi‘ah menyatakan bahwa nikahmut‘ah (kawin kontrak) tidak perlu diperdulikan apakah si wanita punya suami atau tidak. Boleh juga nikah mut‘ah dengan pelacur. Ulama besar Syi‘ah, Al-Khumaini, menjelaskan, bahwa boleh melakukan praktek anal sex dengan istri. Bahkan menurut Khumaini, nikah mut‘ah boleh dilakukan dengan bayi yang masih menyusui. 83

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah memfatwakan keharaman kawin mut‘ah yang ditandatangani pada 22 Jumadil Akhir 1418H/25 Oktober 1997 M. Menurut MUI, penghalalan nikah mut‘ah bertentangan dengan semangat dan esensi pernikahan seperti yang dijelaskan dalam firman Allah ta‘ala yang artinya:

―dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali

terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki[994]; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela”.

[994] Maksudnya: budak-budak belian yang didapat dalam peperangan dengan orang kafir, bukan budak belian yang didapat di luar peperangan. dalam peperangan dengan orang-orang kafir itu, wanita-wanita yang ditawan biasanya dibagi-bagikan kepada kaum muslimin yang ikut dalam peperangan itu, dan kebiasan ini bukanlah suatu yang diwajibkan. imam boleh melarang kebiasaan ini. Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan bersama-samanya. 84

83Ibid. h. 81

K. Penutup

Dari Uraian di atas dapat diambil beberapa kesimpulan :

1. Aliran Mu‘tazilah pernah berkembang di dunia Islam zaman klasik dari abad kedua Hijrah hingga abad ketujuh Hijrah. Aliran yang dipelopori oleh Washil ibn Atha ini sempat meraih kemajuan dan kejayaan pada abad ketiga Hijrah pada masa Dinasti Abbasiyah. Kemudian mengalami kemunduran dan akhirnya hilang sama sekalisetelah penyerangan pasukan Mongolia ke Baghdad tahun 1258 M

2. Berkembangnya aliran ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain : Pemikiran teologi Mu‘tazilah yang bercorak rasional dan liberal serta pemujaan terhadap akal/rasio menarik minat banyak pihak terutama para filosuf, ulama dan juga penguasa pada masa itu, aliran ini mendapat dukungan dan pengakuan resmi daripemerintah, sehingga ia mendapat perlindungan dari penguasa. Karena itu mereka dapat lebih leluasa menyebarkan paham dan pemikirannya sampai melakukan pemaksaan dan tindak kekerasan.

3. Abu al-Hasan al-Asy‘ari merupakan salah satu keturunan sahabat Rasulullah yaitu Abu Musa Al-Asy‘ari dan termasuk ahli fiqh yang masyhur. Ia belajar ilmu alam dengan seorang tokoh Mu‘tazilah yaitu Abu Ali al-Jubba‘i. Namun selanjutnya menjauhkan diri dari aliran Mu‘tazilah. Sampai akhirnya muncul aliran baru yang disebut Asy‘ariah, dimana paham ini merupakan paham Mu‘tazilah yang telah diadakan penyesuaian-penyesuaian pada berbagai persoalan.

4. Ajaran-ajaran pokok Asy‘ariah pelaku dosa besar tidak menjadi kafir, ia tetap mukmin; menunjuk seorang imam berdasar azas musyawaroh; Al-Qur‘an sebagai kalamullah

adalah qadim bukan hadits; Tuhan dapat dilihat di akhriat kelak; dsb.

5. Syi‘ah muncul pada era kekhalifahan Ali bin Abi Thalib hanyalah bermakna pembelaan dan dukungan politik, setelah gagalnya perundingan antara Ali dan Mu‘awiyah pada perang shiffin. Peristiwa ini di sebut tahkim. Syi'ah Imamiyah

Dua belas adalah sebuah kelompok ummat Islam

yangberpegang teguh kepada keyakinan, bahwa Ali lah yang berhak mewarisi khalifah, dan bukan Abu Bakar, Umar, dan Usman R. A. Mereka memiliki 12 imam. Diantara tokoh-tokoh mereka yangpaling menonjol adalah Abdullah bin Saba'. Seorang Yahudi dari Yaman, yang berpura-pura memeluk Islam.

Syi‘ah zaidiyah pada umumnya masih banyak ulama Sunni menerima mazhab zidiyah terutama dalam fikih dan hadist, seperti kitab Subul as-Salam Syarh Bulugh al-Maram karya Imam As-Shan‘ani.

DAFTAR PUSTAKA

Dokumen terkait