• Tidak ada hasil yang ditemukan

Financial Review

Dalam dokumen 2016 Laporan Tahunan Annual Report (Halaman 46-51)

(“DPLK-PPUKP”) dengan tarif pajak lebih rendah, sehingga menurunkan beban pajak Perseroan. Sebagai dampak transaksi ini, Perseroan membukukan keuntungan satu kali (one-time gain) sebesar Rp32 miliar pada 2016.

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Aset

Jumlah aset Perseroan meningkat sebesar Rp155 miliar menjadi Rp1,5 triliun pada akhir 2016 sehubungan adanya investasi untuk kantor baru Perseroan senilai Rp164 miliar. Perseroan mengakhiri tahun 2016 dengan rasio lancar yang sehat yakni 2,9 kali, dengan aset lancar yang mewakili 70% dari total aset. Aset lancar sebesar Rp1,1 triliun terdiri dari Kas dan Setara Kas senilai Rp372 miliar (35%), Piutang senilai Rp462 miliar (43%) dan Inventaris senilai Rp210 miliar (20%). Rata-rata perputaran piutang adalah 115 hari, naik 5 hari dibandingkan 2015. Rata-rata perputaran Persediaan menjadi 116 hari, meningkat 2 hari dibandingkan 2015.

Saat ini tidak ada aset Perseroan yang ditempatkan sebagai jaminan di pihak lain dan Perseroan mempertahankan jaminan asuransi yang ditinjau berkala untuk memastikan kecukupan pertanggungan.

Liabilitas

Total Liabilitas Perseroan meningkat Rp49 miliar menjadi Rp452 miliar pada 2016 akibat peningkatan Akrual, Pajak Utang dan Utang Lain-lain. Rasio total utang terhadap total aset pada 2016 relatif kecil, yaitu 0,3 kali, sementara rasio total utang terhadap ekuitas mencapai 0,4 kali.

Ekuitas

Setelah dikurangi dividen, Ekuitas Perseroan meningkat Rp106 miliar menjadi Rp1,1 triliun dikarenakan pertumbuhan laba Perseroan pada 2016. Dividen sejumlah Rp39 miliar dan Rp33,5 miliar masing-masing telah dibayar pada 2016 dan 2015 .

ARUS KAS

Arus Kas dari Kegiatan Operasional

Arus kas dari kegiatan operasional pada 2016 mencapai Rp187 miliar, atau turun sebesar Rp27 miliar (12%) dibandingkan 2015 akibat peningkatan pembayaran kepada karyawan sebesar Rp32 miliar untuk kenaikan gaji dan pembayaran bonus sejalan dengan kinerja Perseroan yang kuat, dan kenaikan Rp5 miliar untuk pembayaran pajak

has lower tax rates, thereby lowering the tax expense of the Company. On this transaction, the Company recognized a one-time gain of Rp32 billion in 2016.

CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION Assets

Total assets of the Company increased by Rp155 billion to Rp1.5 trillion at the end of 2016 due to the investment in new offices amounting to Rp164 billion.

The Company ended the year with a healthy Current Ratio of 2.9 times, with current assets representing 70% of total assets. Current Assets of Rp1.1 trillion were composed of cash and cash equivalents amounting to Rp372 billion (35%), accounts receivable amounting to Rp462 billion (43%) and Inventory of Rp210 billion (20%). The accounts receivable average turnover of 115 days, slightly increased by 5 days compared to 2015. Inventory Days’ average turnover of 116 days increased by 2 days vs. 2015.

Currently there are no Company assets placed as collateral with other parties and the Company maintains insurance that is under regular review to ensure the adequacy of coverage.

Liability

Total Company Liabilities increased by Rp49 billion to Rp452 billion in 2016 due to increases in Accruals, Taxes Payables and Other Payables. The ratio of Total Debt to Total Assets in 2016 is relatively small by 0.3 times, as is the ratio of Total Debt to Equity of 0.4 times.

Equity

After deducting the dividends, Company Equity increased by Rp106 billion to Rp1.1 trillion due to growth in corporate profits in 2016. Dividends of Rp39 billion and Rp33.5 billion were paid in 2016 and 2015, respectively.

CASH FLOW

Cash Flows from Operating Activities

Cash Flows from operating activities in 2016 reached Rp187 billion, a decrease of Rp27 billion (12%) compared to 2015, due to higher payments to employees amounting to Rp32 billion for salary increases and bonus payments, in line with the Company’s strong performance, and Rp5 billion in increased tax payments due to the higher pre-tax profits for

seiring keuntungan sebelum pajak yang lebih tinggi pada 2016 dibandingkan 2015. Pembayaran kepada pemasok juga naik Rp106 miliar namun diimbangi dengan peningkatan penerimaan dari pelanggan sejumlah Rp116 miliar dan peningkatan pendapatan bunga sebesar Rp1 miliar.

Arus kas dari Kegiatan Investasi

Arus kas untuk kegiatan investasi meningkat menjadi Rp159 miliar dibandingkan 2015 terutama karena investasi untuk kantor baru Perseroan.

Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan

Arus kas dari kegiatan pendanaan menurun dari Rp78 miliar pada 2015 menjadi Rp39 miliar pada 2016. Penurunan ini terkait dengan kebijakan dividen Perseroan.

Struktur dan Kebijakan Modal

Tidak ada perubahan pada struktur modal Perseroan selama 2016, dan Perseroan tidak memiliki rencana untuk melakukan perubahan dalam waktu dekat.

Investasi, Divestasi, Akuisisi dan Aksi Korporasi

PT Etana Biotechnologies Indonesia (PT Etana) memulai pembangunan pabrik di pertengahan 2016. Sebagai pemegang saham PT Etana, Perseroan memberikan suntikan modal sebesar Rp3,9 miliar yang digunakan untuk membangun fasilitas produksi di kawasan industri Pulogadung. Hal ini merupakan komitmen berkelanjutan Perseroan untuk membangun Indonesia yang lebih sehat.

Dividen dan Kebijakan Dividen

Sejak 2008, Darya-Varia secara konsisten membayar dividen tahunan kepada pemegang saham. Tidak ada kebijakan khusus mengenai pembagian dividen. Dividen ditentukan berdasarkan laba untuk tahun fiskal serta kewajiban untuk mengalokasikan cadangan sesuai dengan hukum dan peraturan, rencana investasi Perseroan dan kondisi keuangan secara keseluruhan.

Perseroan membayar dividen sejumlah Rp72.535.144.500 atau Rp65 per lembar saham untuk 1.115.925.300 saham, tidak termasuk saham tresuri.

Jumlah

Amount Jumlah per SahamAmount per Shares Periode PembayaranPeriod of Payment

Dividen Interim

Interim Dividend Rp33.477.759.000 Rp30 Oktober/October 2015

Dividen Final

Final Dividend Rp39.057.385.500 Rp35 Juni/June 2016

Total Rp72.535.144.500 Rp65

the year versus 2015. Payments to suppliers also increased by Rp106 billion, but was offset by higher receipts from customers amounting to Rp116 billion and the increase in interest income of Rp1 billion.

Cash flows from Investing Activities

Cash Flows used in investing activities increased to Rp159 billion compared to 2015, primarily due to the investment in new offices.

Cash Flows from Financing Activities

Cash Flows from financing activities decreased from Rp78 billion in 2015 to Rp39 billion in 2016. This decrease is related to the Company’s decision on dividends.

Capital Structure and Policy

There is no change in the capital structure of the Company during 2016, and the Company has no plans to do so in the near future.

Investment, Divestment, Acquisitions and Corporate Actions

PT Etana Biotechnologies Indonesia (PT Etana) broke ground for its factory in mid-2016. As a shareholder of PT Etana, the Company made a capital injection of Rp3.9 billion, which is being used to build the facility in the Pulogadung industrial area. It represents the Company’s ongoing commitment to build a healthier Indonesia.

Dividend and Dividend Policy

Since 2008, Darya-Varia has consistently paid an annual dividend to its shareholders. There is no specific policy regarding the distribution of dividends. Dividends are determined based on the profit for the fiscal year and the obligation to allocate reserves in accordance with the laws and regulations, the Company’s investment plan and as well as overall financial condition.

The Company paid dividends in total amount of Rp72,535,144,500 or Rp65 per share for 1,115,925,300 shares excluding treasury shares.

Tinjauan Keuangan

TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI

Dalam kegiatan usahanya, Perseroan melakukan berbagai transaksi dengan pihak berelasi. Perjanjian mengenai pasokan dengan pihak berelasi dan perusahaan afiliasi dilakukan berdasarkan harga pasar dari produk dan jasa antara Darya-Varia dan pihak berelasi.

PERISTIWA PENTING SETELAH TANGGAL PELAPORAN

Tidak ada peristiwa penting setelah tanggal pelaporan keuangan yang berdampak material pada laporan keuangan Perseroan.

PROSPEK BISNIS Makroekonomi

Pada 2017, kondisi global diperkirakan akan membaik sejalan dengan penguatan ekonomi AS dan Cina, meskipun kami tetap perlu memantau sejumlah risiko. Data IMF dari World Economic Outlook pada Januari 2017 memperkirakan pertumbuhan perekonomian global sebesar 3,4% pada 2017. Pada fase pemulihan ekonomi nasional saat ini, perekonomian Indonesia diperkirakan akan terus digerakkan dengan peningkatan ekspor dan kontinuitas program pembangunan infrastruktur, sementara tingkat konsumsi rumah tangga diperkirakan tetap stabil. Program peningkatan investasi untuk mendukung pertumbuhan aktivitas ekonomi masyarakat dan swasta harus didukung oleh peningkatan pendanaan dari bank dan institusi pembiayaan non-bank. Lembaga pemeringkat Moody’s pada Februari 2017 menaikkan peringkat Indonesia dari “stabil” menjadi “positif,” mengikuti lembaga-lembaga lain yakni Standard & Poor’s dan Fitch, yang sebelumnya memberi peringkat sovereign credit Indonesia dari “BB +/positive outlook” dan “BBB-/positive outlook” secara berurutan. Kenaikan peringkat ini terjadi di saat yang tepat bagi Indonesia mengingat persaingan global yang semakin kompetitif untuk menarik modal investasi.

Perubahan Peraturan yang memiliki Dampak Signifikan pada Perseroan

Pada 30 Desember 2016, Peraturan Menteri Keuangan No. 213/PMK.03/2016 (“PMK-213”) menetapkan ketentuan baru terkait harga transfer (transfer pricing). Peraturan ini meliputi persyaratan pelaporan untuk Master File, Local File dan Country-by-Country Report (“CbCR”) bagi wajib pajak yang melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Kondisi ini sejalan dengan rekomendasi dari OECD pada pelaporan Dokumentasi Harga Transfer dan Country-by-Country Reporting - Action 13 (BEPS Action 1).

TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES

In the normal course of business, the Company conducts various transactions with related parties. Supply agreements with related parties and affiliated companies are carried out at prices reflecting open market pricing of the products and services between Darya-Varia and the related parties. SUBSEQUENT EVENT

No significant events after the date of financial reporting that have a material effect on the Company’s financial statement.

BUSINESS PROSPECTS Macroeconomics

In 2017, global conditions are projected to improve, supported by strengthening of the US and Chinese economies, although a number of risks need to be monitored. IMF data from the Word Economic Outlook in January 2017 projects global economic growth to be 3.4% in 2017.

In the current national economic recovery phase, estimates for the Indonesian economy continue to be driven by improvements in the export sector, and implementation of the established infrastructure development program, while the level of household consumption is expected to remain stable. Investment to support the public and private growth enhancing programs must be supported by increased funding from bank and non-bank financing.

With its February 2017 upgrade from stable to positive, the ratings agency Moody’s joined other agencies, Standard & Poor’s and Fitch, which had previously given Indonesia sovereign credit ratings of “BB + / positive outlook” and a “BBB- / positive outlook,” respectively. These upgrades come at an opportune time for the country, given the intense competition globally for investment capital.

Changes in Regulation that had a Significant Impact on the Company

On December 30, 2016, Minister of Finance Regulation No. 213/PMK.03/2016 (“PMK-213”) was issued to implement new provisions related to transfer pricing. These regulations include reporting requirements for a Master File, Local File and Country-by-Country Report (“CbCR”) for taxpayers that conduct transactions with related parties. These conditions are in line with recommendations of the OECD on reporting of Transfer Pricing Documentation and Country-by-Country Reporting - Action 13 (BEPS Action 1).

This regulation is issued in relation to the provisions on transfer pricing documentation, and does not replace the existing regulations that regulate the principle of fairness and the predominance of business namely Regulation of the Directorate General of Taxation (DGT) No. PER-43/PJ/2010 (amended by the DGT Regulation No. PER-32/PJ/2011). If the taxpayer cannot prepare the Master File and Local File before submission of its Annual Corporate Tax (SPT), the tax return is declared as incomplete. If the SPT is not complete, as in the case of missing transfer pricing documentation, there is a potential for fines for unpaid taxes up to 200% as well as assessment of criminal sanctions by the DGT. Changes to the Statements of Financial Accounting Standards

There was no change in Statements of Financial Accounting Standards that had a significant impact to the company financial statements.

Marketing Aspects of the Products and Services The Company remains focused on its strategy to build brands through sharper communication and brand positioning for consumer health products, as well as strengthening our marketing support for prescription products, offering relevant and innovative products to our customers.

Outlook

The government is projecting economic growth of 5.1% in 2017 with an inflation rate of 4% and a Rupiah exchange rate target of 13,300 versus the US Dollar. In the 2017 Budget, revenues are predominately from taxes which will provide Rp1,498.9 trillion or 85.6% of the total revenue budget. In terms of expenditures, government policies will continue to be directed to increasing spending for productive assets, such as infrastructure, and improving the efficiency, quality and effectiveness of social protection programs including the National Health Insurance system (NHI), strengthening education, distribution of subsidies and social assistance, and law enforcement.

These economic growth drivers in 2017, and the continued efforts to improve the quality and effectiveness of BPJS and strengthening of education, provide a sense of optimism for the healthcare industry in Indonesia, and a basis to expect continued growth in the year ahead. Underpinning this optimism is the continuation of the government’s priority agenda 9 (Nawacita), in place since 2015, where a key agenda item is to improve the quality of human life, also referred to as “Indonesia Sehat.”

Tinjauan Keuangan

Financial Review

Peraturan ini dikeluarkan sehubungan dengan ketentuan pada dokumentasi penentuan transfer pricing dan tidak menggantikan peraturan sebelumnya yang mengatur prinsip keadilan dan dominasi usaha yaitu Peraturan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) No. PER-43/PJ/2010 (diubah dengan Peraturan DJP No PER-32/PJ/2011). Jika wajib pajak tidak dapat mempersiapkan Master File dan Local File sebelum pengajuan Pajak Tahunan Perusahaan (SPT), maka SPT dinyatakan tidak lengkap. Jika SPT tidak lengkap, seperti dalam kasus hilang dokumentasi penentuan transfer pricing, akan dikenakan denda untuk pajak yang belum dibayar hingga 200% serta pemberian sanksi pidana oleh DJP.

Perubahan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Tidak ada perubahan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan Perseroan.

Aspek Pemasaran Produk dan Layanan

Perseroan tetap fokus pada strategi membangun brand melalui komunikasi dan brand positioning yang lebih kuat untuk produk Consumer Health serta memperkuat dukungan pemasaran untuk produk Obat Resep, dengan menawarkan produk yang relevan dan inovatif untuk pelanggan.

Prospek

Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 5,1% pada 2017 dengan tingkat inflasi 4% dan target nilai tukar Rupiah Rp13.300 terhadap Dolar AS. Di dalam Anggaran 2017, pendapatan didominasi oleh pajak yang akan memberikan dana Rp1.498,9 triliun atau 85,6% dari total anggaran pendapatan. Kebijakan pemerintah dalam hal pengeluaran akan terus diarahkan pada peningkatan pengeluaran aset produktif seperti infrastruktur serta peningkatan efisiensi, kualitas dan efektivitas program perlindungan sosial termasuk sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), peningkatan pendidikan, distribusi subsidi dan bantuan sosial, serta penegakan hukum.

Pertumbuhan ekonomi pada 2017 serta upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas BPJS dan peningkatan pendidikan, memberikan optimisme untuk industri kesehatan di Indonesia dan merupakan dasar terhadap pertumbuhan berkelanjutan di tahun mendatang. Mendasari optimisme tersebut adalah kelanjutan program 9 prioritas pemerintah (Nawacita) yang diterapkan sejak 2015, dimana agenda utamanya adalah meningkatkan kualitas hidup manusia yang juga disebut sebagai program “Indonesia Sehat.”

Tata Kelola Perusahaan

Dalam dokumen 2016 Laporan Tahunan Annual Report (Halaman 46-51)

Dokumen terkait