• Tidak ada hasil yang ditemukan

FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Dalam dokumen Elnusa Lapkeu Billingual 31 Mar 2011 (Halaman 110-113)

FOREIGN CURRENCIES Pada tanggal 31 Maret 2011, Perusahaan dan

33. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

b. Risiko mata uang asing b. Foreign currency risk

Mata uang pelaporan Perusahaan dan Anak perusahaan adalah Rupiah. Perusahaan dan Anak perusahaan dapat menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena pinjaman, pendapatan usaha dan biaya beberapa pembelian utamanya dalam mata uang Dolar AS atau harga yang secara signifikan dipengaruhi oleh tolak ukur perubahan harganya dalam mata uang asing (terutama Dolar AS) seperti yang dikutip dari pasar internasional. Apabila pendapatan dan pembelian Perusahaan dan Anak perusahaan di dalam mata uang selain Rupiah, dan tidak seimbang dalam hal kuantum dan/atau pemilihan waktu, Perusahaan dan Anak perusahaan harus menghadapi risiko mata uang asing.

The Company’s and Subsidiaries’ reporting currency is the Rupiah. The Company and Subsidiaries faces foreign exchange risk as its borrowings, operating revenue and the costs of certain key purchases are either denominated in US Dollar or whose price is significantly influenced by their benchmark price movements in foreign currencies (mainly US Dollar) as quoted in the international markets. To the extent that the revenue and purchases of the Company and Subsidiaries are denominated in currencies other than Rupiah, and are not evenly matched in terms of quantum and/or timing, the Company and Subsidiaries have exposure to foreign currency risk.

Perusahaan dan Anak perusahaan tidak mempunyai kebijakan lindung nilai yang formal untuk laju pertukaran mata uang asing. Bagaimanapun, terkait dengan hal-hal yang telah didiskusikan pada paragraf di atas, fluktuasi dalam nilai tukar Rupiah dan Dolar AS menghasilkan lindung nilai natural untuk laju nilai tukar Perusahaan dan Anak perusahaan.

The Company’s and Subsidiaries’ do not have any formal hedging policy for foreign exchange exposure. However, in relation to the matters discussed in the preceding paragraph, the fluctuations in the exchange rates between the Rupiah and US Dollar provide some degree of natural hedge for the Company’s and Subsidiaries’ foreign exchange exposure. Analisis sensitivitas untuk risiko nilai mata

uang asing

Sensitivity analysis for foreign currency risk

Pada tanggal 31 Desember 2010, jika nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menurun/meningkat sebanyak 1,00% dengan semua variabel konstan, pendapatan sebelum pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sebesar Rp2,3 miliar lebih tinggi/rendah, terutama sebagai akibat keuntungan/kerugian translasi kas dan setara kas, piutang usaha, hutang usaha, biaya masih harus dibayar dan pinjaman yang dikenakan bunga dalam Dolar AS.

As of December 31, 2010, had the exchange rate of the Rupiah against the US Dollar depreciated/appreciated by 1.00% with all other variables held constant, income before tax for the year then ended would have been Rp2.3 billion higher/lower, mainly as a result of foreign exchange gains/losses on the translation of cash and cash equivalents, trade receivables, trade payables, accrued expenses and interest-bearing loans denominated in US Dollar.

c. Risiko kredit c. Credit risk Risiko kredit yang dihadapi oleh Perusahaan

dan Anak perusahaan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan. Untuk meringankan risiko ini, ada kebijakan untuk memastikan penjualan jasa/produk hanya dibuat kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Ini merupakan kebijakan Perusahaan dan Anak perusahaan dimana semua pelanggan yang akan melakukan pembelian jasa/produk secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Untuk pendapatan usaha, Perusahaan dan Anak perusahaan memberikan jangka waktu kredit dari faktur yang diterbitkan. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih.

The Company and Subsidiaries are exposed to credit risk arising from the credit granted to its customers. To mitigate this risk, it has policies in place to ensure that sales of services/products are made only to creditworthy customers with proven track record or good credit history. It is the Company’s and Subsidiaries’ policy that all customers who wish to trade of services/products on credit are subject to credit verification procedures. For operating revenues, the Company and Subsidiaries may grant its customers credit terms from the issuance of invoice. In addition, receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the Company’s and Subsidiaries’ exposure to bad debts.

Ketika pelanggan tidak mampu melakukan pembayaran dalam jangka waktu yang telah diberikan, Perusahaan dan Anak perusahaan akan menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Perusahaan dan Anak perusahaan akan menindaklanjuti melalui jalur hukum. Tergantung pada penilaian Perusahaan dan Anak perusahaan, penyisihan khusus mungkin dibuat jika piutang dianggap tidak tertagih. Untuk meringankan risiko kredit, Perusahaan dan Anak perusahaan akan menghentikan penyaluran semua jasa/produk kepada pelanggan sebagai akibat gagal bayar.

When a customer fails to make payment within the credit term granted, the Company and Subsidiaries will contact the customer to act on the overdue receivables. If the customer does not settle the overdue receivable within a reasonable time, the Company and Subsidiaries will proceed to commence legal proceedings. Depending on the Company’s and Subsidiaries’ assessment, specific provisions may be made if the receivable is deemed uncollectible. To mitigate credit risk, the Company and Subsidiaries will cease the supply of all services/products to the customer in the event of late payment and/or default.

d. Risiko likuiditas d. Liquidity risk

Perusahaan dan Anak perusahaan mengelola profil likuiditasnya untuk dapat mendanai pengeluaran modalnya dan mengelola hutang yang jatuh tempo dengan mengatur kas yang cukup dan ketersediaan pendanaan melalui jumlah fasilitas kredit berkomitmen yang cukup.

The Company and Subsidiaries manage its liquidity profile to be able to finance its capital expenditure and service its maturing debts by maintaining sufficient cash and the availability of funding through an adequate amount of committed credit facilities.

Perusahaan dan Anak perusahaan secara reguler mengevaluasi proyeksi arus kas dan terus menerus menilai kondisi pada pasar keuangan untuk kesempatan mengejar inisiatif penggalangan dana. Inisiatif-inisiatif ini termasuk hutang bank dan isu pasar modal.

The Company and Subsidiaries regularly evaluate its projected and actual cash flow information and continuously assesses conditions in the financial markets for opportunities to pursue fund-raising initiatives. These initiatives may include bank loans and capital market issues.

33. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

33. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

d. Risiko likuiditas (lanjutan) d. Liquidity risk (continued) Tabel berikut ini menunjukan profil jangka

waktu pembayaran liabilitas keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan berdasarkan pembayaran dalam kontrak.

The table below summarises the maturity profile of the Company’s and Subsidiaries’ financial liabilities based on contractual payments.

< 1 tahun/ 1 - 2 tahun/ 2 - 3 tahun/ > 3 tahun/ Jumlah/ < 1 year 1 - 2 years 2 - 3 years > 3 years Total

Pinjaman jangka pendek 155.146 - - - 155.146 Short-term loans

Hutang usaha Trade payables

Pihak ketiga 256.087 - - - 256.087 Third parties

Pihak yang berelasi 204.174 - - - 204.174 Related parties

Hutang lain-lain - pihak Other payables -

ketiga 10.861 - - - 10.861 third parties

Biaya masih harus dibayar 301.007 - - 301.007 Accrued expenses

Pinjaman jangka panjang

yang jatuh tempo Current maturities of

dalam satu tahun long-term loans

Hutang bank 229.647 - - - 229.647 Bank loans

Hutang sewa Finance lease

pembiayaan 2.396 - - - 2.396 payables

Hutang pihak berelasi 456 - - - 456Due to related parties

Pinjaman jangka panjang -

setelah dikurangi bagian Long-term loans -

yang jatuh tempo net of current

dalam satu tahun maturities

Hutang bank - 178.098 160.774 20.229 359.101 Bank loans

Wesel bayar 422.029 422.029 Notes payable

1.159.774 178.098 160.774 442.258 1.940.904

34. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA 34. SUBSEQUENT EVENTS

.

Joint Venture Agreement Joint Venture Agreement

Pada tanggal 7 April 2011 Perusahaan menandatangani Joint Venture Agreement in Respect of the Establishment of Joint Venture Company dengan CGGVeritas Services (Singapore) Pte Ltd, SIngapura. Perusahaan dan CGGVeritas menyetorkan dana masing-masing sebesar $AS4,9 juta dan $AS4,8 juta dalam rangka pendirian perusahaan baru dengan porsi kepemilikan masing-masing 51,00% dan 49,00%.

On April 7, 2011 the company entered into Joint Venture Agreement in Respect of the Establishment of Joint Venture Company with CGGVeritas Services (Singapore) Pte Ltd, Singapore. The Company and CGGVeritas paid for capital amounting US$4.9 million and US$4.8 million in order to establish a new company with a share ownership of 51.00% and 49.00%, respectively.

Deposito Perusahaan di Bank Mega The Company’s deposits in Bank Mega Perusahaan mulai menempatkan dana di Bank

Mega Cabang Jababeka-Cikarang sejak tanggal 7 September 2009 yang pernah mencapai Rp161,0 miliar, terbagi dalam 5 (lima) bilyet deposito berjangka waktu antara 1 (satu) hingga 3 (tiga) bulan. Seluruh dana tersebut telah ditransfer oleh Perusahaan dan diterima dengan baik oleh Bank Mega. Semua dokumen yang diperlukan untuk penempatan deposito ditandatangani oleh

The Company has placed funds in Bank Mega Jababeka-Cikarang Branch since September 7, 2009 that have reached Rp161.0 billion, divided into 5 (five) deposit certificates with terms ranging from 1 (one) to 3 (three) months. All funds had been transferred by the Company and had been well received by Bank Mega. All of documents required to place the deposits were signed by authorized people of the Company and the deposit

Deposito Perusahaan di Bank Mega (lanjutan) The Company’s deposits in Bank Mega (continued) depositonya juga ditandatangani oleh Kepala

Cabang Bank Mega Jababeka-Cikarang. Penempatan dana yang dilakukan oleh Perusahaan juga telah memenuhi prosedur dan persyaratan penempatan dana yang ditetapkan oleh Bank Mega Cabang Jababeka-Cikarang dimana dana tersebut ditempatkan.

Branch of Bank Mega Jababeka-Cikarang Branch. Placement of fund complied with the procedures and requirements for placements of fund applied by of Bank Mega Jababeka-Cikarang Branch which funds were placed.

Perusahaan terus memperpanjang penempatan pada saat jatuh tempo dari masing-masing bilyet dan terus menerima pembayaran bunga atas deposito tersebut setiap bulannya. Saat ini saldo deposito tersebut sebesar Rp111,0 miliar karena deposito sebesar Rp50,0 miliar pernah dicairkan Perusahaan pada tanggal 5 Maret 2010 dan dananya telah diterima dengan baik di rekening sesuai permintaan Perusahaan.

The Company continues to extend placements on the due date of each deposit certificates and still receiving interest payment on deposit every month. Currently, deposit balances amounting to Rp111.0 billion since Rp50.0 billion was withdrawed on March 5, 2010 and well received in the account upon request of the company.

Pada tanggal 19 April 2011 Perusahaan akan mencairkan deposito yang ditempatkan di Bank Mega Cabang Jababeka-Cikarang senilai Rp111 miliar, namun menurut Kepala Bank Mega Cabang Jababeka-Cikarang deposito tersebut sudah tidak ada karena telah dicairkan. Pencairan tersebut diatas dilakukan tanpa sepengetahuan Perusahaan.

On April 29, 2011, the Company would withdraw the deposits on Bank Mega Jababeka-Cikarang Branch amounting to Rp111.0 billion, but according to The Head of Branch of Bank Mega Jababeka- Cikarang Branch, there are no balanced of funds because it had been withdrawn. The deposits had withdrawed without approval from the Company.

Deposito sejumlah Rp111,0 miliar tersebut diatas merupakan bagian dari saldo Kas & Setara Kas sebesar Rp892,9 miliar dalam laporan posisi keuangan (neraca) konsolidasi interim per 31 Maret 2011. Sampai dengan saat ini, berdasarkan dokumen yang dimiliki oleh Perusahaan, Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penempatan deposito di Bank Mega Cabang Jababeka-Cikarang sebesar Rp111,0 miliar akan dapat dicairkan seluruhnya, sehingga tidak diperlukan pencadangan kerugian.

Deposits amounting to Rp111.0 billion above are part of the balance of Cash & Cash Equivalents amounting to 892.9 billion in the interim statements of financial position (balance sheets) as of March 31, 2011. Based on the documents held by the Company until this time, management of the Company believes that the placement of deposits at Bank Mega Jababeka-Cikarang Branch will be fully recovered, therefore no provision has made by the Company .

Sehubungan dengan permasalahan deposito diatas, pada tanggal 20 April 2011, Dewan Komisaris memberhentikan sementara Direktur Keuangan dari jabatannya sampai dengan dibuatnya keputusan tetap oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

Due to the deposits problems above, on April 20, 2011, the Board of Commissioners has temporally dismissed the Director of Finance until the next General Meeting of Shareholders.

Dalam dokumen Elnusa Lapkeu Billingual 31 Mar 2011 (Halaman 110-113)