• Tidak ada hasil yang ditemukan

FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

HSM 2 Pada tahun 2013, Perusahaan memulai

39. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued) Risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan

Grup adalah risiko suku bunga. risiko nilai tukar mata uang. risiko kredit. risiko likuiditas. dan risiko harga. Kepentingan untuk mengelola risiko ini telah meningkat secara signifikan dengan mempertimbangkan perubahan dan volatilitas pasar keuangan baik di Indonesia maupun internasional.

Direksi Perusahaan menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola risiko-risiko yang dirangkum di bawah ini.

The main risks arising from the Group’s financial instruments are interest rate risk. foreign exchange rate risk. credit risk. liquidity risk and price risk. The importance of managing these risks has significantly increased in light of the considerable change and volatility in both Indonesia and international financial markets. The Company’s Directors review and approve the policies for managing these risks which are summarised below.

a. Risiko suku bunga a. Interest rate risk Risiko nilai wajar dan suku bunga arus kas

adalah risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa depan dari instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Grup terekspos risiko perubahan suku bunga pasar terutama terkait pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang. Fluktuasi suku bunga berpengaruh pada biaya perolehan pinjaman baru dan suku bunga mengambang Grup.

Fair value and cash flow interest rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. The Group is exposed to the risk of changes in market interest rates relates primarily to its short-term loans and long-term loans. Interest rate fluctuations influence the cost of new loans and the interest on the outstanding floating rate loans of the Group.

Risiko suku bunga Grup terutama timbul dari pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang dalam mata uang Dolar AS dan Rupiah. Risiko suku bunga dari kas tidak signifikan dan semua instrumen keuangan lainnya tidak dikenakan bunga. Pinjaman yang diterbitkan dengan tingkat bunga variabel mengekspos Grup terhadap risiko suku bunga arus kas. Pinjaman yang diterbitkan dengan tingkat bunga tetap mengekspos Grup terhadap risiko nilai wajar bunga.

The Group’s interest rate risk arises from short-term borrowings and long-term borrowings denominated in US Dollars and Rupiah. The interest rate risk from cash is not significant and all other financial instruments are not interest bearing. Borrowing issued at variable rates exposes the Group to cash flow interest rate risk. Borrowing issued at fixed rates exposes the Group to fair value interest risk.

Grup menganalisis eksposur dari risiko bunga secara dinamis. Beberapa skenario disimulasikan dengan beberapa pertimbangan seperti pembiayaan kembali. memperbaharui dari kondisi yang ada dan alternatif lain pembiayaan. Berdasarkan skenario tersebut di atas. Grup mengelola risiko arus kas dari suku bunga dengan melakukan pembiayaan pinjaman dengan suku bunga yang lebih rendah.

The Group analyses its interest rate exposure on a dynamic basis. Various scenarios are simulated taking into consideration the refinancing renewal of existing positions and alternative financing. Based on the above scenarios. the Group manages its cash flow interest rate risk by refinancing the loan with a lower interest rate.

Pada tahun 2019. Grup telah melakukan Adendum dan Pernyataan Kembali untuk Tujuan Restrukturisasi dengan kreditur.

Dengan adanya transaksi ini. Grup mengubah suku bunga mengambang menjadi suku bunga tetap dan dibayarkan dalam periode tertentu.

yang dimana membuat Grup terekspos risiko nilai wajar bunga.

In 2019. the Group has entered into the Addendum and Restatement Agreement for Restructuring Purposes with the creditors.

Due to this transaction. the Group has changed the floating interest rates to fixed interest rates and paid in the certain period that made the Group expose the fair value of interest rate risk.

39. KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

39. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued) a. Risiko suku bunga (lanjutan) a. Interest rate risk (continued)

Pada tanggal 30 September 2021. jika tingkat suku bunga atas pinjaman jangka panjang 50 basis poin lebih tinggi/lebih rendah. dengan asumsi semua variabel lain konstan. laba setelah pajak untuk tahun berjalan akan menjadi lebih rendah/tinggi sebesar US$8.873 (2020: rugi setelah pajak untuk tahun berjalan akan menjadi lebih tinggi/rendah sebesar US$8.873).

As at September 30, 2021. if interest rates on long-term borrowings had been 50 basis points higher/lower with all other variables held constant. the post-tax profit for the year would have been US$8,873 lower/higher (2020:

post-tax loss for the year would have been US$8,873 higher/lower).

b. Risiko nilai tukar mata uang asing b. Foreign exchange rate risk Risiko mata uang adalah risiko di mana nilai

wajar atau arus kas masa datang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing.

Eksposur Grup terhadap fluktuasi nilai tukar terutama berasal dari kas dan setara kas.

beban akrual. pinjaman jangka pendek.

pinjaman jangka panjang. piutang usaha dari penjualan dalam mata uang asing dan utang usaha dari pembelian dalam mata uang asing.

Foreign exchange rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in foreign exchange rates. The Group’s exposure to exchange rate fluctuations results primarily from cash and cash equivalents. accrued expenses. short-term loans. long-term loans.

trade receivables from sales in foreign currencies and trade payables from purchases in foreign currencies.

Untuk mengelola risiko mata uang. Perusahaan dan entitas anak tertentu menandatangani beberapa kontrak swap valuta asing. Kontrak ini dicatat sebagai transaksi yang tidak ditetapkan sebagai lindung nilai di mana perubahan nilai wajar dibebankan atau dikreditkan langsung pada laba rugi.

To manage foreign exchange rate risks. the Company and certain subsidiary entered into several foreign exchange swap contracts.

These contracts are accounted for as transactions not designated as hedges wherein the changes in the fair value are charged or credited directly to profit or loss.

Apabila penurunan nilai tukar mata uang Rupiah berlanjut melemah dari nilai tukar yang berlaku pada tanggal 30 September 2021.

liabilitas moneter dalam mata uang asing akan meningkat dalam mata uang Rupiah. Namun.

peningkatan liabilitas ini akan dihapus oleh peningkatan nilai aset moneter dalam mata uang asing.

To the extent the Indonesian Rupiah depreciated further from exchange rates in effect as at September 30, 2021. monetary liabilities denominated in foreign currencies would increase in Indonesian Rupiah terms.

However. the increases in these liabilities would be offset by increases in the values of foreign currency-denominated monetary assets.

Aset dan liabilitas moneter Grup dalam mata uang asing pada tanggal 30 September 2021 dan 31 Desember 2020 disajikan pada Catatan 43.

Monetary assets and liabilities of the Group denominated in foreign currencies as at September 30, 2021 and December 31, 2020 are presented in Note 43.

39. KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

39. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued)

b. Risiko nilai tukar mata uang asing (lanjutan) b. Foreign exchange rate risk (continued) Analisis sensitivitas untuk risiko mata uang

asing

Sensitivity analysis for foreign currency risk

Pada tanggal 31 Desember 2020, jika nilai tukar Dolar AS terhadap mata uang asing menguat/melemah sebanyak 10% dengan semua variabel konstan. laba sebelum pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut menjadi lebih tinggi US$79.189 atau menjadi lebih rendah US$96.787 (2020: rugi sebelum pajak menjadi lebih rendah US$79.189 atau menjadi lebih tinggi US$96.787). terutama sebagai akibat kerugian/keuntungan translasi kas dan setara kas. piutang usaha. utang usaha dan pinjaman dalam mata uang asing.

As at December 31, 2020. if the exchange rates of the US Dollars against foreign currencies strengthened/weakened by 10%

with all other variables held constant. profit before tax for the year then ended would have been US$79,189 higher or US$96,787 lower (2020: loss before tax for the year would have been US$79,189 lower or US$96,787 higher).

mainly as a result of foreign exchange losses/gains on the translation of cash and cash equivalents. trade receivables. trade payables and borrowings denominated in foreign currencies.

c. Risiko kredit c. Credit risk

Risiko kredit adalah risiko di mana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi liabilitasnya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan.

Risiko kredit yang dihadapi Grup berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan. Grup melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang diakui dan kredibel. Grup memiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang akan melakukan perdagangan secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit.

Credit risk is the risk that one party of financial instruments will fail to discharge its obligation and will incur a financial loss to other party.

The Group is exposed to credit risk arising from the credit granted to their customers. The Group trades only with recognised and creditworthy third parties. It is the Group’s policy that all customers who wish to trade on credit terms are subject to credit verification procedures.

Sebagai tambahan. jumlah piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko kerugian kredit ekspektasian . Nilai maksimum eksposur adalah sebesar nilai tercatat sebagaimana diungkapkan pada Catatan 6. 7 dan 16. Tidak ada risiko kredit yang terpusat secara signifikan.

In addition. receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the exposure to expected credit losses. The maximum exposure to credit risk is represented by the carrying amount as shown in Notes 6. 7 and 16. There is no significant concentration of credit risk.

Sehubungan dengan risiko kredit yang timbul dari aset keuangan lainnya yang mencakup kas dan setara kas. eksposur Grup terhadap risiko kredit yang dihadapi timbul karena wanprestasi dari counterparty. Grup memiliki kebijakan untuk tidak menempatkan investasi pada instrumen yang memiliki risiko kredit tinggi dan hanya menempatkan investasinya pada bank-bank dengan peringkat kredit yang tinggi. Nilai maksimum eksposur adalah sebesar nilai tercatat sebagaimana diungkapkan pada Catatan 4 dan 5.

With respect to credit risk arising from the other financial assets. which comprise cash and cash equivalents. the Group’s exposure to credit risk arises from default of the counterparty. The Group has a policy not to place investments in instruments that have a high credit risk and only put the investments in banks with high credit ratings. The maximum exposure is equal to the carrying amount as disclosed in Notes 4 and 5.

39. KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

39. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued) c. Risiko kredit (lanjutan) c. Credit risk (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2020. total maksimum eksposur dari risiko kredit adalah US$639.709. Risiko kredit terutama berasal dari kas di bank. deposito berjangka. kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya. piutang usaha. piutang lain-lain. piutang jangka panjang. pinjaman karyawan. aset derivatif. uang jaminan dan aset keuangan pada penghasilan komprehensif lain.

As at December 31, 2020. the total maximum exposure from credit risk was US$639,709.

Credit risk arises from cash in banks. time deposits. restricted cash and time deposits.

trade receivables. other receivables. long-term receivables. employee receivables. derivative assets. security deposits and financial assets at FVOCI.

Semua kas di bank. deposito berjangka dan kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya ditempatkan di bank asing dan lokal yang memiliki reputasi.

All the cash in banks. time deposits. restricted cash and time deposits are placed in reputable foreign and local banks.

Grup mengelola risiko kredit yang terkait dengan aset keuangan pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain dengan memonitor reputasi agregat dari masing-masing pihak dalam kontrak.

The Group manages credit risk exposure from its financial assets at FVOCI by monitoring the reputation of each individual counterparty.

d. Risiko likuiditas d. Liquidity risk

Risiko likuiditas didefinisikan sebagai risiko saat posisi arus kas Grup menunjukkan bahwa pendapatan jangka pendek tidak cukup menutupi pengeluaran jangka pendek.

Liquidity risk is defined as a risk when the cash flow position of the Group indicates that the short-term revenue is not enough to cover the short-term expenditure.

Kebutuhan likuiditas Grup secara historis timbul dari kebutuhan untuk membiayai investasi dan pengeluaran barang modal terkait dengan program perluasan bisnis besi baja.

The Group’s liquidity requirements have historically arisen from the need to finance investments and capital expenditures related to the expansion of the steel business.

Bisnis besi baja Grup membutuhkan modal kerja yang substansial untuk membangun dan memperluas fasilitas produksi dan untuk mendanai operasional. Meskipun Grup memiliki fasilitas produksi yang substansial. Grup berharap untuk menambah pengeluaran barang modal terutama berfokus pada revitalisasi dan ekspansi fasilitas produksi untuk meningkatkan kapasitas produksi.

menurunkan biaya produksi. meningkatkan margin laba dan menciptakan keseimbangan antara kapasitas produksi fasilitas hulu dan hilir.

The Group’s steel business requires substantial capital to construct and expand production facilities and to fund operations.

Although the Group has substantial existing production facilities. the Group expects to incur additional capital expenditures primarily focusing on revitalisation and production facilities expansion to increase the production capacity. reduce production costs. increase the profit margin and create a balance between upstream and downstream production facilities.

39. KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

39. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

d. Risiko likuiditas (lanjutan) d. Liquidity risk (continued) Sumber utama likuiditas Grup adalah kas dan

setara kas yang didapatkan dari kegiatan usaha dan fasilitas kredit. Dalam mengelola risiko likuiditas. Grup memantau dan menjaga tingkat kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasi Grup dan untuk mengatasi dampak dari fluktuasi arus kas. Grup juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual. termasuk jadwal jatuh tempo utang jangka panjangnya dan terus menelaah kondisi pasar keuangan untuk memelihara fleksibilitas pendanaan dengan cara menjaga ketersediaan komitmen fasilitas kredit. Kegiatan ini meliputi pinjaman bank dan penerbitan ekuitas pasar modal.

The Group’s principal sources of liquidity are cash and cash equivalents generated from its operations and credit lines. In managing the liquidity risk. the Group monitors and maintains a level of cash and cash equivalents deemed adequate to finance the Group’s operations and to mitigate the effects of fluctuation in cash flows. The Group also regularly evaluates the projected and actual cash flows. including its long-term loan maturity profiles and continuously assesses conditions in the financial markets to maintain flexibility in funding by keeping committed credit facilities available. These activities may include bank loans and equity market issues.

Jumlah yang diungkapkan dalam tabel ini adalah nilai arus kas kontraktual yang tidak terdiskonto termasuk estimasi pembayaran bunga:

The amounts disclosed in the following table represent contractual undiscounted cash flows including estimated interest payments:

2021 2021

Pinjaman jangka pendek 340.443 - - - 340.443 Short-term loans Utang usaha 277.889 - - - 277.889 Trade payables Utang lain-lain 21.580 - - - 21.580 Other payables Beban akrual 51.541 - - - 51.541 Accrued expenses Liabilitas derivatif 175.636 - - - 175.636 Short-term employee Liabilitas sewa 4.757 3.590 517 - 8.864 benefit liabilities Pinjaman jangka panjang 596.860 678.076 260.759 376.580 1.912.275 Long-term loans

OWK 5.946 5.930 17.807 83.417 113.100 OWK

Liabilitas jangka panjang lain-lain 4.742 5.930 77 171.660 212.871 Others Long-term liabilities 1.479.395

693.526 279.160 631.657 3.114.199

2021 2021

Pinjaman jangka pendek 261.173 - - - 261.173 Short-term loans Utang usaha 161.137 - - - 161.137 Trade payables Utang lain-lain 16.287 - - - 16.287 Other payables Beban akrual 56.224 - - - 56.224 Accrued expenses Liabilitas derivatif 170.161 - - - 170.161 Short-term employee Liabilitas sewa 4.073 4.783 502 - 9.358 benefit liabilities Pinjaman jangka panjang 93.409 708.853 260.759 1.488.596 2.551.617 Long-term loans

OWK 5.946 5.930 17.807 167.834 197.517 OWK

Liabilitas jangka panjang lain-lain - 31.651 76 53.898 85.625 Others Long-term liabilities 768.410

751.217 279.144 1.710.328 3.509.099 Dibawah 1

tahun/ Below 1 year

1-2 tahun/ 1-2 years

3-5 tahun/

3-5 years

Lebih dari 5 tahun/ Over 5

years Total/total

RISIKO KEUANGAN (lanjutan) AND POLICIES (continued) MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued)

e. Risiko harga e. Price risk

Grup terkena dampak risiko harga yang diakibatkan oleh pembelian bahan baku utama baja impor. Harga bahan baku tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. antara lain permintaan. kapasitas produksi di seluruh dunia dan nilai tukar. Dampak harga tersebut terutama timbul dari pembelian bijih besi dan slab impor di mana margin laba atas penjualan baja dapat terpengaruh jika harga bijih besi dan slab impor (yang merupakan bahan baku utama yang digunakan untuk memproduksi produk baja) meningkat dan Grup tidak dapat mengalihkan kenaikan harga tersebut kepada pelanggannya. Selain itu. Grup juga terkena dampak dari fluktuasi harga jual produk baja.

The Group is exposed to price risk due to the purchase of main imported raw materials of steel. The prices of raw materials are affected by several factors such as level of demand.

global production capacity and foreign exchange rates. Such exposure mainly arises from purchases of iron ore and import slab where the profit margin on sale of finished steel products may be affected if the prices of iron ore and import slab (which are the main raw materials used to produce steel products) increase and the Group is unable to pass such cost increases to its customers. In addition. the Group is also exposed to fluctuations in the selling prices of its finished steel products.

Kebijakan Perusahaan untuk meminimalkan risiko yang berasal dari fluktuasi harga baja adalah antara lain dengan memasukkan kondisi-kondisi tertentu dimana Grup yang dapat menegosiasikan harga sehingga dapat memberikan margin yang memadai dengan pelanggan. dan mengalihkan kenaikan harga kepada pelanggannya.

The Company’s policy is to minimise the risks arising from the fluctuations in the steel prices by. among others. including certain conditions which the Group can negotiate the prices that give a better margin to its customers. and passing on the price increases to its customers.

ESTIMASI NILAI WAJAR FAIR VALUE ESTIMATION

Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan diestimasi untuk keperluan pengakuan dan pengukuran atau untuk keperluan pengungkapan.

The fair value of financial assets and liabilities is estimated for recognition and measurement or for disclosure purposes.

Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.

The fair value is the amount for which an asset could be exchanged or a liability settled between knowledgeable and willing parties in an arm’s length transaction.

PSAK No. 68. “Pengukuran nilai wajar”.

mensyaratkan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar dengan tingkat hierarki nilai wajar sebagai berikut:

SFAS No. 68. “Fair value measurement”. requires disclosure of fair value measurements through the following fair value measurement hierarchy:

 Harga dikutip (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (Tingkat 1);

  Quoted prices (unadjusted) in active markets for identical assets or liabilities (Level 1);

 Input selain harga yang dikutip dari pasar yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas. baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya turunan dari harga) (Tingkat 2); dan

  Inputs other than quoted prices included within Level 1 that are observable for the asset or liability. either directly (that is. as prices) or indirectly (that is. derived from prices) (Level 2); and

 Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (informasi yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3).

  Inputs for the asset or liability that are not based on observable market data (that is.

unobservable inputs) (Level 3).

39. KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

39. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

ESTIMASI NILAI WAJAR (lanjutan) FAIR VALUE ESTIMATION (continued) Pada tanggal 30 September 2021 dan 31 Desember

2020. nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan mendekati nilai wajarnya sebagai berikut:

As at September 30, 2021 and December 31, 2020. the carrying amounts of financial assets and liabilities approximate their fair value as follows:

1. Kas dan setara kas. kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya.

piutang usaha dan piutang lain-lain merupakan aset keuangan jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan. sehingga nilai tercatat aset keuangan tersebut kurang lebih telah mencerminkan nilai wajarnya.

1. Cash and cash equivalents. restricted cash and time deposits. trade receivables and other receivables are due within 12 months. thus the carrying values of the financial assets approximate their fair values.

2. Utang usaha. utang lain-lain. beban akrual dan

2. Utang usaha. utang lain-lain. beban akrual dan