• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. UJI KIMIA

2. Fitokimia

Analisis fitokimia adalah salah satu cara untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder pada suatu tanaman. Senyawa-senyawa yang diperiksa keberadaannya adalah alkaloid, steroid, flavonoid, saponin, fenolik hidrokuinon, triterpenoid dan senyawa tanin. Hasil uji fitokimia ekstrak kacang komak dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7.Hasil uji fitokimia ekstrak kacang komak

Sampel Alkaloid Steroid Flavonoid Saponin Fenol

hidrokuinon Triterpenoid Tanin Ekstrak Air + ++++ - ++ +++ +++++ + Fraksi protein - ++ - - + +++ - Fraksi non protein - +++ - + ++ ++ - Ekstrak kloroform-metanol (2:1) - +++++ - - - ++++ - Ekstrak etil asetat - + - - - + -

Ket:(+++++):tinggi, (++++):cukup, (+++):sedang, (++): rendah, (+): sangat rendah, (-):tidak ada Dari hasil uji fitokimia yang diperoleh, ekstrak air dari kacang komak diduga memiliki antioksidan yang paling tinggi karena mengandung komponen-komponen fitokimia yang paling banyak yang dapat bersifat sebagai antioksidan yaitu alkaloid, saponin, fenol hidrokuinon, tanin, steroid dan triterpenid. Bila dibandingkan dengan hasil penelitian analisis fitokimia Sofian (2005) terhadap sampel produk fermentasi kedelai, ekstrak

sampel produk fermentasi kedelai yaitu mengandung alkaloid, saponin, fenol hidrokuinon dan triterpenoid. Sofian (2005) menyatakan bahwa sampel produk fermentasi kedelai mengandung komponen fitokimia yaitu flavonoid, saponin, senyawa fenolik, alkaloid dan triterpenoid. Hasil penelitian Sofian (2005) tentang analisis fitokimia sampel produk fermentasi kedelai dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Hasil analisis fitokimia terhadap sampel produk fermentasi kedelai

Analisis fitokimia Hasil

Alkaloid + Saponin + Flavonoid + Senyawa fenolik + Terpenoid + Steroid - Tanin - Sumber: Sofian (2005)

Senyawa fitokimia yang bersifat sebagai antioksidan pada ekstrak kacang komak umumnya bersifat lebih polar. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya senyawa fitokimia yang terdapat pada ekstrak air. Alkaloid umumnya larut dalam pelarut lipofil tetapi dalam bentuk garamnya larut dalam pelarut hidrofil. Menurut Satria (2005), alkaloid dalam tanaman umumnya terdapat dalam bentuk garam, sehingga uji alkaloid memberikan hasil positif pada ekstrak air kacang komak yang merupakan pelarut hidrofil.

Streoid dan triterpenoid memberikan hasil positif pada semua ekstrak kacang komak yang diuji. Hal ini disebabkan jenis steroid dan triterpenoid memiliki struktur yang berbeda-beda, sehingga sifat kepolaran

memberikan hasil uji positif pada ekstrak air, ekstrak etil asetat, ekstrak kloroform-metanol, fraksi protein dan fraksi nonprotein.

Flavonoid memberikan hasil negatif pada semua ekstrak kacang komak yang diuji. Keadaan ini diduga disebabkan oleh sedikitnya senyawa flavonoid yang terdapat pada ekstrak kacang komak.

3. Asam Fitat

Asam fitat adalah salah satu zat antinutrisi yang dapat bersifat sebagai antioksidan. Hal ini berhubungan dengan kemampuan asam fitat dalam mengkelat ion logam penyebab oksidasi. Asam fitat dapat mengkelat ion besi sehingga pembentukan radikal hidroksil yang disebabkan oleh ion besi dapat dicegah (Meskin et al., 2002). Pembentukan radikal hidroksil oleh ion besi dapat dilihat pada reaksi Fenton pada Gambar 3 dan reaksi Haber-Weiss pada Gambar 4.

Penetapan kadar asam fitat yang dilakukan didasarkan pada metode yang dikemukakan oleh Davies dan Reid (1979) di dalam Muchtadi (1989). Sebagai standar digunakan Ca-fitat 0, 0.04, 0.08, 0.12, 0.16, 0.20 mM. Dari hasil pengujian diperoleh persamaan kurva standar adalah sebagai berikut: Y = 0.83x – 0.0017 dengan R2 = 0.9931. Kurva standar Ca-fitat pada analisis asam fitat dapat dilihat pada Lampiran 6.

Berdasarkan hasil pengukuran (Gambar 11), kadar asam fitat ekstrak air, fraksi protein, fraksi nonprotein, ekstrak kloroform-metanol, dan ekstrak etil asetat berturut-turut adalah 2.92, 1.85, 1.96, 0.44 dan 0.08 mg/100 g ekstrak. Hasil pengukuran asam fitat selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7. Dari hasil pengukuran, ekstrak air memiliki kadar asam fitat yang paling tinggi yaitu sebesar 2.92 mg/100 g ekstrak. Sedangkan kadar asam fitat yang paling rendah terdapat pada ekstrak etil asetat yaitu sebesar 0.08 mg/100 g ekstrak.

Kadar fitat ekstrak kacang komak yang ditemukan pada penelitian ini lebih kecil bila dibandingkan dengan jenis kacang yang lain seperti kacang jogo, kacang tunggak dan kacang kedelai. Penelitian Koswara (1989) menemukan bahwa kacang jogo mentah mengandung kadar fitat 0.85 %,

dan kacang tunggak mentah mengandung fitat 0.38 %. Sedangkan Sudarmadji dan Markakis (1977) menemukan kadar fitat kacang kedelai mentah sebesar 1.4 %.

EA= Ekstrak Air; FP= Fraksi Protein; FNP= Fraksi Nonprotein; EKM= Ekstrak Kloroform-Metanol; EEA= Ekstrak Etil Asetat

Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada grafik menunjukkan nilai tidak berbeda nyata (uji Duncan α = 5%)

Gambar 11. Kadar Asam Fitat Ekstrak Kacang Komak

Selanjutnya data hasil pengukuran asam fitat dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95%. Hasil pengolahan statistik data hasil pengukuran asam fitat dapat dilihat pada Lampiran 11.

Data hasil pengolahan analisis ragam menunjukkan bahwa nilai signifikansi sampel adalah 0.000 sedangkan nilai signifikansi level adalah 0.05. Nilai signifikansi sampel yang lebih kecil daripada nilai signifikansi level menunjukkan bahwa pada selang kepercayaan 95%, sampel ekstrak kacang komak yang diujikan berbeda nyata.

nyata dengan sampel 4 (ekstrak kloroform-metanol) serta berbeda nyata dengan sampel 5 (ekstrak etil asetat).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dan uji aktivitas kemampuan mereduksi, ekstrak air memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi. Pada uji DPPH, aktivitas antioksidan ekstrak air memiliki nilai sebesar 10.22 AEAC. Angka ini menunjukkan bahwa ekstrak air memiliki aktivitas antioksidan 10.22 kali lebih besar daripada asam askorbat pada konsentrasi yang sama. Pada uji aktivitas kemampuan mereduksi, ekstrak air memiliki kemampuan mereduksi sebesar 0.432.

Tingginya aktivitas antioksidan ekstrak air menunjukkan pada ekstrak air banyak terdapat senyawa yang bersifat sebagai antioksidan. Hal ini didukung oleh kadar total fenol yang tinggi pada ekstrak air dan komponen fitokimia yang banyak terdapat pada ekstrak air seperti fenol hidrokuinon, saponin, tanin, steroid, triterpenoid dan alkaloid yang dapat bersifat sebagai antioksidan. Flavonoid, senyawa yang umum terdapat dalam kacang-kacangan, tidak terdeteksi keberadaannya pada semua bahan yang diuji. Keadaan ini diduga disebabkan oleh sedikitnya senyawa flavonoid yang terdapat pada ekstrak kacang komak.

Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa pada selang kepercayaan 95%, ekstrak air pada uji DPPH, kemampuan mereduksi, total fenol dan kadar fitat memberikan hasil yang berbeda nyata dengan fraksi protein, fraksi nonprotein, ekstrak kloroform-metanol dan ekstrak etil asetat.

B. SARAN

• Perlu dilakukan metode uji aktivitas antioksidan yang lain seperti metode rancimat, metode FRAP (Ferric Reducing Ability of Plasma) dan metode ORAC (Oxygen Radical Absorbance Capacity) untuk mendukung hasil

DAFTAR PUSTAKA

Allen, O. N. and E. K. Allen. 1981. The Legumes; A sources Book of Characteristic, Uses, and Nodulation. The University of Wisconsin Press, USA.

Alekel, L., C. M. Hasler, S. Juma, B. W. Drum, S. C. Kukreja. 1998. Role of Soy Protein with Normal or Reduced Isoflavon Content in Revensing Bone Loss Induced by Ovarian Hormone Deficiency in Rats. in: Lee, C. H., J. Z. Xu, S. Y. V. Yeung, Y. Huang, Z. Y. Chen. 2004. Relative Antioxidant Activity of Soybean Isoflavones and Their Glycosides. Food Chemistry 90, 735-741. Anderson, J. W., B. M. Smith and C. S. Washnock. 1999. Cardiovaskuler and

Renal Benefits of Dry Bean and Soybean Intake. American Journal of Clinical Nutrition, Vol. 70, No. 3, 464S-474S.

Andlauer, W. and P. Furst. 1998. Antioxidative Power of Phytochemicals With Special Reference to Cereals. in: Rajeshwar, Y., G. P. S. Kumar, M. Gupta, U. K. Mazumder. 2005. Studies on in Vitro Antioxidant Activities of Methanol Extract of Mucuna pruriens (Fabaceae) Seeds. European Bulletin of Drug Research, Vol 13, N° 1.

Anggraeni. 2003. Pengaruh Penggunaan Polisakarida Sebagai Elisator Untuk Produksi Antioksidan Selama Germinasi Biji Kacang Hijau. Skripsi. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Anthony, M. S., T. B. Clarkson, C. L. Hughes, T. M. Morgan, G. L. Burke. 1996. Soybean Isoflavones Improve Cardiovaskular Risk Factors Without Affecting The Reproductive System of Peripubertal Rhesus Monkeys. in: Lee, C. H., J. Z. Xu, S. Y. V. Yeung, Y. Huang, Z. Y. Chen. 2004. Relative Antioxidant Activity of Soybean Isoflavones and Their Glycosides. Food Chemistry 90, 735-741.

AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of The Association of Official Analytical Chemistry. AOAC Int., Washington D. C.

Arjmandi, B. H., M. J. Getlinger, N. V. Goyal, L. Alekel, C. M. Hasler, S. Juma, M. L. Drum, B. W. Hollis, S. C. Kukreja. 1998. Role of Soy Protein with Normal or Reduced Isoflavon Content in Revensing Bone Loss Induced by Ovarian Hormone Deficiency in Rats. in: Lee, C. H., J. Z. Xu, S. Y. V. Yeung, Y. Huang, Z. Y. Chen. 2004. Relative Antioxidant Activity of Soybean Isoflavones and Their Glycosides. Food Chemistry 90, 735-741.

Bidlack, W. R. and W. Wang. 2000. Designing Functional Foods to Enhance Health. in: Bidlack, W. R., S. T. Omaye, M. S. Meskin, D. K. W. Topham. Phytochemicals as Bioactive Agents. Technomic Publishing Co., Inc, Lancaster, Basel.

Cheftel, J. C., J. L. Cuq and D. Lorient. 1985. Amino Acid, Peptide and Protein. in: O. R. Fennema (ed). Food Chemistry. Marcell Dekker Inc., New York. Choi, J. S., T. Yokozaiva and H. Owa. 1991. Antihyperlipedemic Effect of

Flavonoid From Prunes deividiana. in: Meskin, M. S., W. R. Bidlack, A. J. Davies, S. T. Omaye. 2002. Phytochemicals in Nutrition and Health. CRC Press, London-New York.

Davies, N. T. and H. Reid. 1979. Brit. Di dalam: Muchtadi, D. 1989. Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi PAU Pangan dan Gizi, IPB, Bogor.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Di dalam: Azima, F. 2004. Aktivitas Antioksidan dan Anti-Agregasi Platelet Ekstrak Cassia Vera (Cinnamomum burmanni Nees ex Blume) serta Potensinya dalam Pencegahan Aterosklerosis pada Kelinci. Disertasi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Duke, J. A. 1983. Handbook of Legumes of World Economic Importance. Plenum Press, New York.

Fico, G., A. Braca, A. R. Bilia, F. Tome, I. Morelli. 2000. Flavonol Glycosides From The Flowers of Aconitum paniculatum. in: Lee, C. H., J. Z. Xu, S. Y. V. Yeung, Y. Huang, Z. Y. Chen. 2004. Relative Antioxidant Activity of Soybean Isoflavones and Their Glycosides. Food Chemistry 90, 735-741. Franke, A. A., L. J. Custer, C. M. Cerna, K, Narala. 1995. Rapid HPLC Analysis

of Dietary Phytoestrogens From Legumes and From Human Urine. in: Lee, C. H., J. Z. Xu, S. Y. V. Yeung, Y. Huang, Z. Y. Chen. 2004. Relative Antioxidant Activity of Soybean Isoflavones and Their Glycosides. Food Chemistry 90, 735-741.

Goldberg, G. 2003. Plants: Diet and Health. I Owa State Press, Blackwell Publishing Company, 2121 State Avenue, Ames, USA.

Gordon, M. H. 1990. The Mechanism of Antioksidants Action in Vitro. In: Hudson, B.J.F. (ed). Food Antioksidants. Elsevier Applied Science.

London-Harland, B. F. and Obertas, D. 1977. A Modified Methode for Phytate Analysis Using An Ion Exchange Procedure-Application to Textured Vegetable Protein. in: Meskin, M. S., W. R. Bidlack, A. J. Davies, S. T. Omaye. 2002. Phytochemicals in Nutrition and Health. CRC Press, London-New York.

Hillis, W. E. and K. Isoi. 1965. Variation in The Chemical Composition of Eucalyptus sideroxylon. in: Lee, C. H., J. Z. Xu, S. Y. V. Yeung, Y. Huang, Z. Y. Chen. 2004. Relative Antioxidant Activity of Soybean Isoflavones and Their Glycosides. Food Chemistry 90, 735-741.

Ho, S. C., J. L. Woo, S. S. F. Leung, A. L. K. Sham, T. H. Lam, E. D. Janus. 2000. Intake of Soy Products is Associated with Better Plasma Lipid Proriles in The Hong Kong Chinese Population. in: Lee, C. H., J. Z. Xu, S. Y. V. Yeung, Y. Huang, Z. Y. Chen. 2004. Relative Antioxidant Activity of Soybean Isoflavones and Their Glycosides. Food Chemistry 90, 735-741. Hogiono dan Dangi. 1994. Peningkatan Nilai Tambah Tanaman Hortikultura yang

Berpotensi Sebagai Bahan Dasar Sintesis Obat-Obatan Steroid. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Airlangga, Surabaya.

Houghton, P. J. and A. Raman. 1998. Laboratory Handbook for the Fractination of Natural Extract. Chapman and Hall, London.

Huff, M. W., D. C. K. Roberts and K. K. Carroll. 1982. Long-term Effects of Semipurified Diets Containing Casein or Soy Protein Isolate on Atherosclerosis and Plasma Lipoprotein in Rabbits. in: Lee, C. H., J. Z. Xu, S. Y. V. Yeung, Y. Huang, Z. Y. Chen. 2004. Relative Antioxidant Activity of Soybean Isoflavones and Their Glycosides. Food Chemistry 90, 735-741. Johnson, I. T. 2001. Antioxidants and Antitumour Properties. in: Pokorny, J., N.

Yanishlieva, M. Gordon. CRC Press, Cambridge England.

Kardono, L. B. S. dan Dewi, R. T. 1998. Evaluasi Kandungan Antioksidan dan Senyawa Fenolik Dalam Rempah-Rempah Endemik Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pangan dan Gizi, Yogyakarta. ISBN:979-95554-0-X.

Kay, E. K. 1979. Food Legumes. Tropical Products Institute, London.

Khodijah, S. 2003. Pola Elektroforesis Protein Globulin 7S dan 11S dari Kacang Komak (Lablab purpureus (L.) sweet). Skripsi. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Koswara, S. 1992. Teknologi Pengolahan Kedelai. Pustaka Sinar Harapan,

Kubo, I., N. Masuoka, P. Xiao., H. Haraguchi. 2002. Antioxidant Activity of Dodecyl Gallate. Di dalam: Radianti, M. A. 2005. Studi Tentang Pembuatan Minuman Fungsional Tomat-Kayu Manis. Skripsi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Leniger, H. H. and W. A Beverloo. 1975. Food Process Engineering. D. Reidel Publ. Co. Boston.

Li, S. C. 1973. Chines Medical Herbs. Di dalam: Syarifudin, R. A. 2003. Mempelajari Sifat-Sifat Deformasi Protein Globulin 7S dan 11S dari Kacang Komak (Lablab purpureus (L.) sweet). Skripsi. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Lin, S and Robert. 1994. Phytochemicals and Antioxidants. in: Golberg, I. Functional Foods. Chapman & Hall, London.

Lucas, E. A., D. A. Khalil, B. P. Baggy, B. H. Arjmandi. 2001. Ethanol-Extracted Soy Protein Isolate Does Not Modulate Serum Cholesterol in Golden Syrian Hamster: A model of Postmenopausal Hypercholesterolemia. in: Lee, C. H., J. Z. Xu, S. Y. V. Yeung, Y. Huang, Z. Y. Chen. 2004. Relative Antioxidant Activity of Soybean Isoflavones and Their Glycosides. Food Chemistry 90, 735-741.

Madhavi, D. L., S. S. Deshpande and D. K. Salunkhe. 1996. Food Antioxidants; Technological, Toxicological, and Health Persectives. Marcel Dekker, Inc., New York.

Matthews, R. H. 1989. Legumes: Chemistry, Technology, and Human Nutrition. Marcel Dekker, Inc, New York and Basel.

McCuea, P, A. Horiib and K. Shettyb. 2004. Mobilization of Phenolic Antioxidants From Defatted Soybean Powders by Lentinus edodes During Solid-State Bioprocessing1 is Associated with Enhanced Production of Laccase. Innovative Food Science and Emerging Technologies 5, 385-392.

Meskin, M. S., W. R. Bidlack, A. J. Davies, S. T. Omaye. 2002. Phytochemicals in Nutrition and Health. CRC Press, London-New York.

Miller, H. E., F. Rigelholf, L. Marquart, A. Prakash, M. Kanter. 2000. Antioxidant Content of Whole Grain Breakfast Cereals, Fruits and Vegetables. Journal

Muchtadi, D. 2000. Sayur-sayuran Sumber Serat dan Antioksidan: Mencegah Penyakit Degeneratif. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Mukhopadhyay, M. 2000. Natural Ekstracts Using Supercritical Carbon Dioxide. CRC Press, London-New York.

Oyaizu, M. 1986. Studies on Product of Browning Reaction Prepared From Glucose Amine. Di dalam: Kardono, L. B. S. dan Dewi, R. T. 1998. Evaluasi Kandungan Antioksidan dan Senyawa Fenolik Dalam Rempah-Rempah Endemik Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pangan dan Gizi, Yogyakarta. ISBN:979-95554-0-X.

Pratt, D. E. and B. J. F. Hudson. 1990. Natural Antioxidants Not Exploited Commercially. in: Hudson, B. J. F. Elsevier Applied Science, London-New York.

Purnamasari, V. 2002. Fraksinasi dan Karakterisasi Protein Kacang Komak (Lablab purpureus (L.) sweet) dan Kacang Benguk (Mucuna pruriens (L.) DC.). Tesis. Program Studi Ilmu Pangan, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Purseglove, J. W., E. G. Brown, C. L. Green, S. R. J. Robins. 1981. Spices Vol. 1. Longman Inc., New York.

Radianti, M. A. 2005. Studi Tentang Pembuatan Minuman Fungsional Tomat-Kayu Manis. Skripsi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rajeshwar, Y., G. P. S. Kumar, M. Gupta, U. K. Mazumder. 2005. Studies on in Vitro Antioxidant Activities of Methanol Extract of Mucuna pruriens (Fabaceae) Seeds. European Bulletin of Drug Research. Vol. 13, No 1.

Ranich, T., S. J. Bhathena and M. T. Velasquez. 2001. Protective Effects of Dietary Phytoestrogen in Chronic Renal Disease. in: Lee, C. H., J. Z. Xu, S. Y. V. Yeung, Y. Huang, Z. Y. Chen. 2004. Relative Antioxidant Activity of Soybean Isoflavones and Their Glycosides. Food Chemistry 90, 735-741. Rao, A. V. and R. Koratkar. 1997. Anticarcinogenic Effects of Saponin and

Phytosterols, in Antinutrients and Phytochemicals in Food. in: Meskin, M. S., W. R. Bidlack, A. J. Davies, S. T. Omaye. 2002. Phytochemicals in Nutrition and Health. CRC Press, London-New York.

Rickard, S. E. and Thompson, L. U. 1997. Interactions and Biological Effects of Phytic Acid, in Antinutrients and Phytochemical in Food. in: Meskin, M. S., W. R. Bidlack, A. J. Davies, S. T. Omaye. 2002. Phytochemicals in Nutrition and Health. CRC Press, London-New York.

Salunke, D. K., S. S. Kadam and J. K. Chafan. 1985. Postharvest Biotechnology of Food Legumes. CRC Press, Boca Raton, Florida.

Satria, E. 2005. Potensi Antioksidan dari Daging Buah Muda dan Daging Buah Tua Mahkota Dewa. Skripsi. Program Studi Biokimia, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Shahidi, F. and N. Marian. 1995. Food Phenolics, Sources Chemistry Effects Applications Technomic Publ., Lancaster, Basel.

Shahidi, F. and P. K. J. Wanasundara. 1992. Phenolik Antioxidants. in: Bidlack, W. R., W. Wang. 2000. Designing Functional Foods to Enhance Health. Technomic Publishing Co., Inc, Lancaster, Basel.

Shetty, K., O. F. Curtis, R. E. Levin, R. Witkowsky, W. Ang. 1995. Prevention of Vitrification Associated with in Vitro Shoot Culture of Oregano (Origanum vulgare) by Pseudomonas spp. Di dalam: Radianti, M. A. 2005. Studi Tentang Pembuatan Minuman Fungsional Tomat-Kayu Manis. Skripsi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Simanjuntak, P., T. Parwati, L. E. Lenny, S. Tamat, R. Murwani. 2004. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Antioksidan dari Ekstrak Benalu Teh, Scurrula oortiana (Korth) Danser (Loranthaceae). Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia ISSN 1693-1831, Vol. 2 No. 1.

Skerman, P. J. 1977. Tropical Forage Legumes. Food and Agriculture Organization of The United Nations, Rome, Italy.

Sofian, A. 2005. Potensi Produk Fermentasi Kacang Kedelai Sebagai Pengendali Kadar Kolesterol Darah. Skripsi. Program Studi Biokimia, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sudarmadji, S and P. Markakis. 1977. The Phytate & Phytase of Soybean Tempeh. J. Sci. Food Agric. 28 :381.

Supari, F. 1996. Radikal Bebas dan Patofisiologi Beberapa Penyakit. Prosiding Seminar Senyawa Radikal dan Sistem Pangan: Reaksi Biomolekuler, Dampak Terhadap Kesehatan dan Penangkalan. Kerjasama Pusat Studi Pangan dan Gizi-IPB dengan Kedutaan Besar Prancis, Bogor.

Suwarno, M. 2003. Potensi Kacang Komak (Lablab purpureus (L.) sweet) Sebagai Bahan Baku Isolat Protein. Skripsi. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Syafe’i, S. 1985. Pembuatan Isolat Protein dari Dedak Bebas Lemak (Defatted Rice Bran) dan Penetapan Komposisi Asam Aminonya. Departemen Perindustrian, Pusat Pembinaan Latihan Keterampilan dan Kejuruan Industri, Sekolah Analisis Kimia Menengah Atas, Ujung Pandang.

Syarifudin, R. A. 2003. Mempelajari Sifat-Sifat Deformasi Protein Globulin 7S dan 11S dari Kacang Komak (Lablab purpureus (L.) sweet). Skripsi. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Taher, A. 2003. Peran Fitoestrogen Kedelai Sebagai Antioksidan dalam Penanggulangan Aterosklerosis. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Tangendjaja. B. 1979. Studies on The Dephosphorylation of Phytic Acid in Rice

Bran. Di dalam: Rahmawati, A. 2005. Kadar Fitat Fraksi Dedak Padi dan Efektivitas Asam Asetat Sebagai Pelarut Dalam Ekstraksi Fitat. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Thanh, U. H. and Shibasaki. 1976. Major Protein of Soybean Seeds, A Straight Forward Fractination and Their Characterization. Di dalam: Suwarno, M. 2003. Potensi Kacang Komak (Lablab purpureus (L.) sweet) Sebagai Bahan Baku Isolat Protein. Skripsi. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Tombilangi, A. K. 2004. Khasiat Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Terhadap Kadar Lipid Peroksida Darah Kelinci yang Hiperlipidemia. Skripsi. Program Studi Biokimia, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Wang, S. Y., Y. H. Kuo, H. N. Chang, P. L. Kang, H. S. Tsay, K. F. Lin, N. S. Yang, L. F. Shyur. 2002. Profiling and Characterization Antioxidant Activities in Anoectochilus formosanus Hayata. J. Agric. Food Chem. 50. 1859-1865.

Winarno, F. G. 1995. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit PT. Gramedia, Jakarta. Yang, J. H., J. L. Mau, P. T. Ko, L. C. Huang. 2000. Antioxidant Properties of

Zakaria, F., S. Abidin, Madanijah, Sanjaya. 1996. Kadar Malonaldehida dan Zat Gizi Antioksidan Plasma pada Populasi Remaja Rentan Pencermaran Makanan. Bul. Teknol. dan Ind Pangan. 7 (3) : 11-17 Vol. VII, No 3. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Zeuthen, P. and L. B. Sørensen. 2003. Food Preservation Techniques. CRC Press, Cambridge England.

L

Lampiran 1. Penentuan Kurva Standar DPPH Konsentrasi asam askorbat (mM) Nilai Absorbansi (Ulangan 1) Nilai Absorbansi (Ulangan 2) Nilai Absorbansi (Rata-rata) Delta Absorbansi 0.00 0.938 0.908 0.923 0.000 0.50 0.808 0.797 0.803 0.121 1.00 0.705 0.714 0.709 0.214 1.50 0.609 0.620 0.615 0.309 2.00 0.508 0.514 0.511 0.412 2.50 0.391 0.372 0.382 0.542

Kurva Absorbansi Standar Asam Askorbat

0 0.1205 0.2135 0.3085 0.412 0.5415 y = 0.2101x + 0.0034 R2 = 0.9971 0 0.2 0.4 0.6 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

Konsentrasi Asam Askorbat (mM)

De lt a Ab so rb a n si

Lampiran 2. Pengukuran Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH Nilai Absorbansi Δ absorbansi (abs. blanko-abs sampel) Konsentrasi antioksidan (mM) Konsentrasi antioksidan (AEAC) Jenis Ekstrak 1 2 1 2 1 2 1 2 Rata-rata (AEAC) Ekstrak air 0.817 0.819 0.106 0.104 0.49 0.48 10.32 10.12 10.22a Fraksi protein 0.847 0.851 0.076 0.072 0.35 0.33 7.30 6.90 7.10b Fraksi non protein 0.882 0.905 0.041 0.018 0.18 0.07 3.78 1.47 2.63c Ekstrak kloroform-metanol 0.897 0.904 0.026 0.019 0.11 0.07 2.27 1.57 1.92c Ekstrak etil asetat 0.889 0.888 0.034 0.035 0.15 0.15 3.08 3.18 3.13c

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom menunjukkan nilai tidak berbeda nyata (uji Duncanα = 5%)

Absorbansi blanko = 0.923

Contoh Perhitungan: Ekstrak air (ulangan 1)

0.49 mM = 0.49 mmol x 1 L x 3 ml x 1 mol x 176.13 g x 1000 mg L 1000 ml 1000 mmol mol 1 g = 0.26 mg = 0.26 mg 25 mg ekstrak 0.26 mg x 100000 mg ekstrak = 10.32 mg

25 mg ekstrak 100 g ekstrak 100 gr ekstrak Rata-rata (AEAC) = (Konsentrasi antioksidan 1 (AEAC) + Konsentrasi

antioksidan 2 (AEAC)) / 2 = (10.32 +10.12) / 2

= 10.22

Ket: 25 mg @ sampel dilarutkan dlm 5 ml @ pelarut 3 ml = besarnya volume yang diukur absorbansinya

Lampiran 3. Nilai Absorbansi Uji Aktivitas Kemampuan Mereduksi Nilai Absorbansi Sampel 1 2 Absorbansi Rata-rata Ekstrak air 0.430 0.433 0.432a Fraksi protein 0.267 0.276 0.272d Fraksi non protein 0.271 0.269 0.270d Ekstrak kloroform-metanol 0.340 0.334 0.337b Ekstrak etil asetat 0.289 0.280 0.285c

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom menunjukkan nilai tidak berbeda nyata (uji Duncanα = 5%)

Lampiran 4. Penentuan Kurva Standar Total Fenol Konsentrasi Asam Tanat (ppm) Nilai Absorbansi (Ulangan 1) Nilai Absorbansi (Ulangan 2) Nilai Absorbansi (Rata-rata) Delta Absorbansi 0 0.033 0.033 0.033 0.000 25 0.208 0.218 0.213 0.180 50 0.404 0.430 0.417 0.384 75 0.613 0.613 0.613 0.580 100 0.804 0.807 0.806 0.773

Kurva Absorbansi Standar Asam Tanat

0 0.18 0.384 0.58 0.7725 y = 0.0078x - 0.0057 R2 = 0.9997 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 0 25 50 75 100 125

Konsentrasi Asam Tanat (ppm )

D e lt a A b s o rb an s i

Lampiran 5. Pengukuran Kadar Total Fenol Sampel Nilai Absorbansi Δ absorbansi (abs. sampel -abs blanko) Total Fenol (ppm) Total Fenol (mg/kg ekstrak) Jenis Ekstrak 1 2 1 2 1 2 1 2 Rata-rata (mg/kg ekstrak) Ekstrak air 0.565 0.558 0.532 0.525 68.94 68.04 23438.21 23133.08 23285.64a Fraksi protein 0.125 0.140 0.092 0.107 12.53 14.45 4258.72 4912.56 4585.64c Fraksi non protein 0.133 0.139 0.100 0.106 13.55 14.32 4607.44 4868.97 4738.21c Ekstrak kloroform -metanol 0.156 0.142 0.123 0.109 16.50 14.71 5610.00 4999.74 5304.87c Ekstrak etil asetat 0.398 0.378 0.365 0.345 47.53 44.96 16158.72 15286.92 15722.82b Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom

menunjukkan nilai tidak berbeda nyata (uji Duncanα = 5%) Absorbansi blanko= 0.033

Contoh Perhitungan: Ekstrak air (ulangan 1)

68.94 ppm = 68.94 mg x 1 L x 8.5 ml = 0.59 mg = 0.59 mg L 1000 ml 25 mg ekstrak 0.59 mg x 1000000 mg ekstrak = 23438.21 mg = 23438.21 ppm 25 mg ekstrak 1 kg ekstrak kg ekstrak

Rata-rata total fenol (mg/kg ekstrak) = (total fenol 1(mg/kg ekstrak) + total fenol 2 (mg/kg ekstrak)) / 2

= (23438.21 +23133.08) / 2 = 23285.64 mg / kg ekstrak = 23285.64 ppm

Ket: 25 mg @ sampel dilarutkan dlm 5 ml @ pelarut 8.5 ml = besarnya volume yang diukur absorbansinya

Lampiran 6. Penentuan Kurva Standar Ca-fitat Konsentrasi Ca-fitat (mM) Nilai Absorbansi (Ulangan 1) Nilai Absorbansi (Ulangan 2) Nilai Absorbansi (Rata-rata) Delta Absorbansi 0.00 0.216 0.216 0.216 0.000 0.04 0.197 0.184 0.191 0.026 0.08 0.150 0.152 0.151 0.065 0.12 0.113 0.114 0.114 0.103 0.16 0.080 0.078 0.079 0.137 0.20 0.056 0.060 0.058 0.158

Kurva Absorbansi Standar Ca-fitat

0, 0 0.04, 0.0255 0.08, 0.065 0.12, 0.1025 0.16, 0.1370.2, 0.158 y = 0.83x - 0.0017 R2 = 0.9931 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 Konsentrasi Ca-fitat (mM) D e lt a A b s o rb ans i

Lampiran 7. Pengukuran Kadar Asam Fitat Sampel Nilai Absorbansi Δ absorbansi (abs. blanko-abs sampel) Konsentrasi fitat (mM) Kadar Fitat (mg/100 g ekstrak) Jenis Ekstrak 1 2 1 2 1 2 1 2 Rata-rata (mg/100 g ekstrak) Ekstrak air 0.033 0.032 0.183 0.184 0.22 0.22 2.91 2.93 2.92a Fraksi protein 0.100 0.101 0.116 0.115 0.14 0.14 1.86 1.84 1.85b Fraksi non protein 0.097 0.090 0.119 0.126 0.15 0.15 1.90 2.01 1.96b Ekstrak kloroform -metanol 0.197 0.183 0.019 0.033 0.02 0.04 0.33 0.55 0.44c Ekstrak etil asetat 0.212 0.213 0.004 0.003 0.01 0.01 0.09 0.07 0.08d

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom menunjukkan nilai tidak berbeda nyata (uji Duncanα = 5%)

Absorbansi blanko= 0.216

Contoh Perhitungan: Ekstrak air (ulangan 1)

Dokumen terkait