• Tidak ada hasil yang ditemukan

FITRAH MANUSIA TERHADAP KEGIATAN

Dalam dokumen Dr. Riinawati, M.Pd 1 (Halaman 118-123)

menjalankan amanah yang diberikan oleh Allah kepadanya, di mana untuk bisa merealisasikan tujuan tersebut maka

Allah membekali manusia dengan fitrah atau potensi yang dapat digunakan untuk mengembangkan dan menjalankan aktivitas kehidupannya di dunia. Namun, potensi tersebut tidak akan dapat berfungsi dengan baik tanpa adanya proses pendidikan Islam. Melalui pendidikan Islam, segala potensi yang dimili manusia dapat dibina dan dikembangkan dengan baik sehingga nantinya segala potensi yang dimiliki dapat digunakan dalam kehidupan sesuai dnegan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah. Oleh karena itu, pendidikan Islam memiliki posisi yang sangat strategis dalam upaya pendayagunaan segala potensi manusia dalam kehidupan.

1. Pengertian Fitrah Manusia

Secara etimologi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata fitrah mengandung beberapa pengertian meliputi: sifat asal, kesucian, bakat, dan pembawaan. Merujuk pada makna ini, maka fitrah manusia dapat dimaknai sebagai sifat asal manusia, kesucian manusia, bakat manusia, dan pembawaan manusia.

Muhaimin, dkk. (2002:16) mengemukakan bahwa secara bahasa fitrah berarti ciptaan, sifat tertentu, sifat pembawaan manusia yang ada sejak lahir, agama dan

as-sunnah. Lebih lanjut, Muhaimin, dkk. yang mengutip

pendapat a;-Ragib al-Asfahani, mengungkapkan kalimat

fathara Allah al-khalq, yang berarti Allah mewujudkan

sesuatu dan menciptakan bentuk/keadaan kemampuan untuk melakukan perbuatan-perbuatan. Berdasarkan pendapat Muhaimin, dkk tersebut dapatlah diketahui bahwa fitrah secara umum dapat dimaknai dalam beberapa pengertian, meliputi: kemampuan Allah untuk menciptakan dan mengatur ciptaannya, ciptaan, sifat tertentu, sifat pembawaan manusia yang dibawa sejak lahir, agama, dan as-sunnah.

Abdul Fattah Jalal memberikan pemahaman bahwa fitrah manusia adalah segala potensi yang diberikan oleh Allah kepada manusia dalam upaya menjalankan tugas-tugas yang embannya di dunia sebagai sarana menuju jalan tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat, di

mana potensi tersebut dapat berupa potensi yang berada pada diri manusia seperti akal, tangan, lisan, potensi hidup, potensi dididik, potensi mengetahui, potensi berkemampuan, potensi berkehendak, potensi berbicara, potensi mendengar, potensi melihat, potensi berpikir, potensi bijaksana, dan sebagainya.

Manusia diciptakan oleh Allah diberikan dua potensi fitrah, yaitu aturan hukum Allah yang harus ditaati dan agar hal tersebut dapat terwujud, maka manusia diberikan potensi fitrah akal agar ia mampu membedakan antara mengikuti aturan Allah atau ingkar terhadap aturan Allah.

2. Bentuk-Bentuk Fitrah Manusia

Ibnu Taimiyah yang dikutip Nurcholis Madjid membagi fitrah manusia kepada dua bentuk, yaitu (1)

fitrah al-gharizat yang merupakan potensi dalam diri

manusia yang dibawanya sejak lahir. Bentuk fitrah ini antara lain: nafsu, akal, dan hati nurani. Fitrah ini dapat dikembangkan oleh manusia melalui jalur pendidikan. (2) Fitrah al-munazzalat yang merupakan potensi yang bersumber dari luar diri manusia. Wujud fitrah ini adalah wahyu Ilahi yang diturunkan Allah untk membimbing dan mengarahkan potensi yang ada pada diri manusia untuk berkembang sesuai dengan fitrah-Nya yang hanif.

Quraish Shihab mengutarakan beberapa contoh potensi atau fitrah yang dimiliki manusia, seperti: 1) Potensi jasdiah, merupakan potensi berjalan tegak

dengan menggunakan kedua kaki.

2) Potensi akliyah, merupakan kemampuan manusia untuk menarik suatu kesimpulan dan sejumlah premis.

3) Potensi rohaniyah, merupakan kemampuan manusia untuk dapat merasakan senang, nikmat, sedih, bahagia, tenteram, dan sebagainya.

Bentuk-bentuk fitrah manusia sangat banyak, di antaranya meliputi: fitrah beragama, fitrah jasadiah,

fitrah akliyah, fitrah kebersihan dan kesucian, fitrah bermoral atau berakhlak, fitrah kebenaran, fitrah kemerdekaan, fitrah keadilan, fitrah persamaan dan persatuan, fitrah kemajuan, fitrah ingin dihargai, fitrah kawin, fitrah cinta tanah air, fitrah individu, fitrah sosial, fitrah ekonomi, fitrah politik, dan fitrah seni.

3. Keterkaitan Fitrah Manusia terhadap Kegiatan Pendidikan Islam

Secara alamiah, proses manusia tumbuh dan berkembang dalam kehidupan yang dimulai sejak dalam kandungan sampai meninggal tentunya mengalami proses tahapan demi tahapan. Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap.

Manusia terlahir dengan dibekali dengan potensi atau kemampuan oleh Allah yang memungkinkan dapat berkembang. Tetapi, perkembangan itu tidak akan maju dan tumbuh dengan maksimal tanpa adanya proses pendidikan. kewajiban untuk mengembangkan potensi atau fitrah yang dimiliki oleh manusia merupakan tanggung jawab manusia kepada Allah Subhanahu wa

Ta’ala. Kemungkinan pengembangan potensi yang

dimiliki manusia dapat menempatkan manusia pada satu sisi sebagai terdidik atau peserta didik yang memerlukan proses pendidik terhadap potensi yang ada pada dirinya dan di sisi yang lain pada suatu saat ia akan berperan sebagai pendidik yang melaksanakan proses pendidikan terhadap pengembangan potensi yang dimiliki oleh manusia lain (Daradjat, dkk., 2014:17).

Zuhairini, dkk. (1995:94) mengemukakan bahwa manusia mempunyai ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan binatang, yakni manusia memiliki berbagai macam potensi atau kemampuan dasar (fitrah) yang telah dibawa sejak lahir, seperti kemampuan untuk berpikir, berkreasi, beragama, beradaptasi dengan lingkungan, dan sebagainya. Dengan

adanya berbagai macam kemampuan dasar tersebut, maka manusia dalam hidup dan kehidupannya tidak hanya berdasar pada naluri saja, tetapi juga berdasar pada dorongan dari berbagai potensi yang dimilikinya. Untuk mengembangkan potensi atau kemampuan dasar tersbeut, maka manusia membutuhkan adanya bantuan dari orang lain untuk membimbing, mendorong, dan mengarahkan agar berbagai potensi tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan secara optimal sehingga kelak hidupnya dapat berdaya guna dan berhasil guna.

Fitrah manusia mempunyai keterkaitan yang erat dengan kegiatan pendidikan Islam, sebab ternyata fitrah yang dimiliki oleh manusia yang diberikan oleh Allah tidak akan berkembang dan difungsikan dengan baik dalam kehidupan apabila tidak ditempa melalui proses pendidikan Islam. Fitrah yang diberikan oleh Allah harus digunakan dalam kehidupan sesuai dengan aturan-aturan yang telah digariskan oleh Allah, di mana aturan-aturan tersebut hanya diajarkan melalui proses kegiatan pendidikan Islam.

Ahmad Tafsir memberikan pemahaman bahwa hanya pendidikan Islam yang mampu dijadikan sebagai sarana untuk membentuk dan mengembangkan fitrah manusia agar dapat difungsikan dengan baik dalam kehidupan dikarenakan memang dasar pendidikan yang digunakan dalam pendidikan Islam adalah alquran dan hadis yang kebenarannya dijamin secara mutlak. Hal ini juga memberikan makna bahwa karena fitrah manusia itu adalah pemberian Allah, maka penggunaannya juga harus mengikuti aturan Allah. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, maka harus dididik lewat proses pendidikan yang di dalamnya diajarkan aturan-aturan Allah melalui pendidikan Islam.

Hasan Basri mengemukakan bahwa secara aplikatif, pendidikan Islam artinya mentransformasikan nilai-nilai Islam terhadap anak didik, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Ilmu

pendidikan Islam adalah akumulai pengetahuan yang bersumber dari alquran dan as-sunnah yang diajarkan, dibinakan, dan dibimbingkan kepada manusia sebagai peserta didik dengan menerapkan metode dan pendekatan Islami yang bertujuan membentuk peserta didik yang berkepribadian muslim. Kegiatan pendidikan Islam menjadikan manusia mampu mengenal dan memahami pengetahuan Islam dengan baik serta mampu mengamalkan pengetahuan tersebut dapam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kegiatan pendidikan Islam sifatnya berlangsung tidak hanya berfokus pada satu lembaga atau lingkungan saja, tetapi prosesnya melibatkan pada semua tempat dan lingkungan serta melibatkan semua pihak sehingga kegiatan pendidikan Islam berlangsung pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Keterkaitan antara fitrah manusia dengan kegiatan pendidikan Islam dapat dipahami bahwa fitrah manusia mempunyai keterkaitan erat dengan kegiatan pendidikan Islam sebab kesempurnaan fitrah manusia yang diberikan oleh Allah baru dapat difungsikan dengan baik dalam kehidupan melalui proses pendidikan Islam. Hanya pendidikan Islam yang mengajarkan aturan-aturan penggunaan fitrah manusia yang diberikan Allah secara tepat guna dalam kehidupan sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah.

Dalam dokumen Dr. Riinawati, M.Pd 1 (Halaman 118-123)