• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISLAMIC BRANDING

Dalam dokumen Dr. Riinawati, M.Pd 1 (Halaman 74-78)

Merk memiliki peran penting bagi sebuah produk

jasa maupun barang. Keberadaan merk mampu menarik minat konsumen untuk memakai produk tersebut, bahkan dianggap sebagai pilar bisnis yang menunjang keberhasilan bisnis itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri, saat ini banyak perusahaan berlomba untuk menjadikan merk dagangnya menjadi nomor satu di benak pelanggan.

konsumen saat ini tidak lagi terbatas pada atribut fungsional produk seperti kegunaan produk, melainkan sudah dikaitkan dengan merk yang mampu memberikan citra khusus bagi pemakainya, dengan kata lain peranan merk mengalami pergeseran (Aaker, 1991). Dalam perkembangannya,

merk bukanlah sekedar nama, istilah, tanda, simbol, atau

kombinasinya. Lebih dari itu, merk dapat dikatakan sebuah ‘janji’ perusahaan yang secara konsisten memberikan

features, benefits, dan services kepada para pelanggan. Dan

‘janji’ inilah yang membuat masyarakat luas mengenal merk tersebut lebih dari merk yang lain (Aaker, 1996).

Saat ini, keberadaan Islamic Branding sudah menjadi

trend dan juga sengaja dimunculkan oleh produsen sebagai

strategi untuk menarik minat beli konsumen. Fenomena banyaknya bermunculan beberapa merk Islami menandakan adanya pergeseran perilaku konsumen. Ogilvynoor dalam tulisannya yang berjudul What is Islamic Branding and Why

is It Significant? Menjelaskan bahwa Islamic Branding adalah

sebuah konsep yang relatif baru. Praktik branding Islam, yaitu merk yang sesuai dengan prinsip syariah, yang banyak memunculkan nilai-nilai seperti kejujuran, hormat pada akuntabilitas, dan pemahaman inti dengan prinsip-prinsip syariah. Tujuan dari branding Islam yang menerapkan empati dengan nilai-nilai syariah adalah dalam rangka untuk menarik konsumen muslim, mulai dari perilaku dan komunikasi pemasaran yang dilakukan.

Munculnya istilah Islamic Branding yang banyak ditemui saat ini merupakan salah satu upaya segmentasi pasar yang dilakukan oleh perusahaan penyedia produk ataupun jasa. Tidak dapat dipungkiri bahwa konsumen muslim di Indonesia merupakan target pasar yang sangat besar karena Indonesia menyediakan sumber potensi yang sangat besar untuk dimasuki.

Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia merupakan pasar potensial bagi para produsen untuk menerapkan branding Islami. Salah satu strategi yang diterapkan adalah Islamic Branding yaitu dengan menggunakan identitas Islam seperti kata Islam, syariah,

dan label halal dalam pemasaran produk mereka. Sebagai contoh, Islamic Branding ada produk Nestle, KFC, CFC, dan produk-produk lainnya yang berasal dari negara non-muslim tapi untuk dikonsumsi orang non-muslim, para produsen produk tersebut rela mengeluarkan biaya tinggi untuk mendaftarkan produknya untuk mendapatkan sertifikat halal.

Konsumen muslim dituntut selektif dalam memilih produk untuk dikonsumsi. Label halal pada bungkus produk tidak serta merta menjamin kehalalan produk tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian Ali (2012) yang menyatakan bahwa baik muslim di Australia maupun di Malaysia terkadang tidak percaya begitu saja terhadap produk yang berlabel halal. Mereka akan meneliti lebih lanjut bahan-bahan yang tercantum dalam produk tersebut untuk memastikan bahwa produk tersebut benar-benar halal dan layak untuk dikonsumsi.

Islamic Branding dapat dimaknai sebagai penggunaan

nama-nama yang berkaitan dengan Islam atau menunjukkan identitas halal untuk sebuah produk, misalnya hotel syariah, rumah sakit Islam, bank syariah, dan lain-lain. Menurut Baker (2010), Islamic Branding diklasifikasikan dalam tiga bentuk, yaitu:

1. Islamic Brand by Complience

Produk Islami harus menunjukkan dan memiliki daya tarik yang kuat pada konsumen dengan cara patuh dan taat kepada syariat Islam (Jumani, 2012). Brand yang masuk dalam kategori ini adalah produknya halal, diproduksi oleh negara Islam, dan ditujukan untuk konsumen muslim.

2. Islamic Brand by Origin

Penggunaan brand tanpa harus menunjukkan kehalalan produknya karena produk tersebut berasal dari negara yang sudah dikenal sebagai negara Islam.

3. Islamic Brand by Customer

Branding ini berasal dari negara non-muslim tetapi

produknya dinikmati oleh konsumen muslim. Branding ini biasanya menyertakan label halal pada produknya agar dapat menarik minat konsumen muslim.

Pasar muslim di Indonesia memberikan banyak peluang bisnis di semua kategori produk dan layanan, seperti: 1. Pendidikan

Saat ini telah banyak muncul lembaga-lembaga pendidikan yang menggunakan label Islam, mulai dari tingkat dasar sampai dengan jenjang pendidikan tinggi. Contohnya saat ini banyak dijumpai sekolah-sekolah Islam terpadu (SIT) yang menawarkan program belajar yang banyak memberikan pelajaran bermuatan Islam. 2. Pariwisata dan Perhotelan

Produk dan pelayanan pariwisata dan hotel banyak diberikan oleh berbagai perusahaan untuk melayani pasar muslim, mulai dari perjalanan wisata sampai dengan kebutuhan penginapan dan restoran dikemas dalam konsep syariah.

3. Perawatan Medis, Farmasi, dan Kosmetik

Banyak perusahaan yang menyediakan perawatan medis untuk menunjang kebutuhan konsumen muslim. Begitu juga dengan produk farmasi dan kosmetik. Produk-produk yang dihasilkan bukan produk yang mengandung zat yang dilarang dan melanggar syariat agama.

4. Hiburan

Produk yang terkatit dengan hiburan adalah adanya tayangan televisi yang menampilkan acara-acara religius, siraman rohani, pengajian, dan sebagainya. 5. Internet, Media, dan Digital

Umat muslim saat ini sudah banyak diberikan kemu-dahan oleh kemajuan teknologi dengan adanya layanan

yang memberikan petunjuk untuk mengetahui arah ki-blat dan waktu salat. Selain itu, juga adanya Alquran dig-ital dan kalkulator penghitung zakat.

6. Produk Keuangan

Banyak munculnya lembaga keuangan syariah menandakan semakin besarnya kepercayaan mas-yarakat muslim pada layanan ini, karena sistem keuan-gan Islam yang menggunakan konsep syariah pada um-umnya relatif tidak terpengaruh oleh gejolak ekonomi dunia.

7. Gaya Hidup dan Produk Fashion

Kategori ini merupakan produk yang mengalami perkembangan yang sangat cepat dari waktu ke waktu, karena perkembangannya mengikuti trend yang ada. Produk-produk yang dihasilkan dalam kategori ini menggabungkan fashion dengan prinsip-prinsip Islam. Kemunculan label-label Islami yang semakin banyak mendapat tantangan besar dari berbagai merk global. Sebagai pemain lama, merk-merk global telah terlebih dahulu menguasai pasar dan telah memiliki kepercayaan yang tinggi dari konsumennya. Kesadaran konsumen tentang pentingnya menerapkan prinsip-prinsip syariah akan menjadikan Islamic Branding akan semakin banyak dimintai oleh konsumen. Semakin mampu produk maupun jasa berlabel Islam tersebut memahami dan memberikan kepuasan kepada para konsumennya, tidak dipungkiri bahwa di masa yang akan datang, produk dan jasa berlabel Islam ini akan mampu bersaing dengan merk-merk global yang saat ini sudah memiliki kepercayaan besar dari konsumen pada umumnya.

Dalam dokumen Dr. Riinawati, M.Pd 1 (Halaman 74-78)