• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fluktuasi Debit Dam Parit Fluktuasi Debit Dam Parit

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Fluktuasi Debit Dam Parit Fluktuasi Debit Dam Parit

5.2 Fluktuasi Debit Dam Parit

Efektivitas dam parit dihitung berdasarkan perbandingan debit yang masuk ke dam parit dengan debit yang keluar dari dam parit. Air yang melewati dam parit Citeko 4 telah mengalami penurunan tetapi ketika masuk ke dam parit Citeko 5, debit kembali sama atau lebih besar daripada debit yang masuk ke CT4. Hal ini disebabkan adanya penambahan dari beberapa mata air di daerah tangkapan air CT5. Jadi debit air Efektivitas dam parit dihitung berdasarkan perbandingan debit yang masuk ke dam parit dengan debit yang keluar dari dam parit. Air yang melewati dam parit Citeko 4 telah mengalami penurunan tetapi ketika masuk ke dam parit Citeko 5, debit kembali sama atau lebih besar daripada debit yang masuk ke CT4. Hal ini disebabkan adanya penambahan dari beberapa mata air di daerah tangkapan air CT5. Jadi debit air

yang masuk ke CT5 tidak hanya berasal dari CT4 tetapi juga penambahan pada beberapa mata air disekitarnya.

Kecepatan air yang dihitung menggunakan rumus manning lebih besar dibandingkan dengan kecepatan yang di ukur di lapang. Kecepatan air pada kondisi di lapang lebih lambat. Menurut Arsyad (2006), bahwa sedimen yang terendapkan di dalam saluran, sungai, waduk dan muara sungai akan menyebabkan pendangkalan badan air tersebut, yang dapat menimbulkan kerugian oleh karena mengurangi fungsi badan air yang mengalami pendangkalan tersebut. Dam parit Citeko 4 sedimen yang banyak ditemukan adalah endapan pasir dan rumput. Sedangkan pada dam parit Citeko 5 sedimen yang banyak ditemui adalah sampah, baik sampah rumah tangga maupun dari lahan pertanian.

Tabel 4. Pengukuran CT-4 Pada Kondisi Hujan dan Tidak Hujan

L H A VM VL QM QL Kondisi tidak hujan

3,3 0,32 1,05 1,32 0,88 1,39 0,92

Kondisi hujan

3,3 0,8 2,64 2,1 1,54 5,56 4,06

Tabel 5. Pengukuran CT-5 Pada Kondisi Hujan dan Tidak Hujan

L H A VM VL QM QL Kondisi tidak hujan

2,8 0,36 1,01 1,38 0,88 1,39 0,9 Kondisi hujan 2,8 0,83 2,32 2,43 1,62 5,66 4,36 Keterangan: L = Lebar Saluran (m) H = Tinggi Air (m) A = Luas Permukaan (m²) VM = Kecepatan Manning (m²/detik) VL = Kecepatan Lapang (m²/detik) QM = Debit Manning (m³/detik) QL = Debit Lapang (m³/detik)

Bulan Desember 2007 terjadi hujan dengan intensitas rendah, bulan Januari 2008 hujan dengan intensitas lebih tinggi dari bulan Desember 2007 dan bulan Februari 2008 terdapat hujan dengan intensitas tinggi. Debit aliran rendah terutama terjadi di bulan Desember. Meskipun hampir setiap hari hujan tetapi intensitasnya rendah, sehingga debit yang masuk ke dam parit rendah. Debit yang masuk ke dam parit rendah maka debit yang masuk ke spilway juga rendah sehingga ratio debit yang masuk ke dam parit dengan debit yang keluar dari dam parit tinggi. Rasio penurunan debit pada saat debit aliran rendah rata – rata adalah 0,8. Artinya pada aliran rendah ratio penurunan debit tinggi, sehingga efektivitas dam parit rendah. Hal ini terjadi pada CT-4 dan CT-5, kedua dam parit ini memiliki ratio debit yang keluar dibandingkan debit yang masuk sama. Fungsi dam parit CT-4 dengan CT5 pada kondisi debit aliran rendah hanya menampung air dari sungai Citeko kemudian mengalirkannya ke saluran irigasi untuk mengairi lahan, peternakan atau kebutuhan rumah tangga. Fungsi dam parit untuk pengendalian banjir belum optimal karena debit air sungai kecil. Selain itu, kemungkinan limpasan permukaan pada bulan Desember masih mengisi air bawah tanah karena pada bulan sebelumnya infiltrasi rendah. Ratio dam parit CT-4 dan CT-5 pada saat debit aliran rendah terdapat pada Tabel 6.

Tabel 6. Debit Aliran Rendah Debit (m3/detik)

DP Curah

Hujan (cm) Masuk Dam Parit Keluar Dam Parit Ratio

0 0,46 0,37 0,80 CT4 1,2 0,88 0,77 0,87 0 0,56 0,48 0,85 CT5 1,3 0,88 0,73 0,82

Berdasarkan Gambar 13 dan 14, debit yang keluar dari dam parit mengalami penurunan dibandingkan debit yang masuk ke dam parit, seiring hal itu debit pada saluran irigasi semakin bertambah. Artinya debit sungai Citeko menurun setelah melewati dam parit. Grafik bulan Desember 2007 menunjukkan bahwa garis pada CT4 dan CT5 berhimpit, yaitu jarak antara debit yang masuk dengan debit yang keluar sangat dekat. Selain itu air yang masuk ke saluran irigasi kecil. Artinya pada kondisi debit aliran rendah kemampuan dam parit dalam menurunkan debit kecil sehingga ratio antara debit yang keluar dari dam parit dengan debit yang masuk ke dam parit tinggi dan efektivitas dam parit dalam kondisi tersebut rendah. Meskipun pada saat debit aliran rendah, namun air masih tetap mengalir ke saluran irigasi. Hal ini disebabkan karena pada dam parit yang dialirkan ke target irigasi dilengkapi dengan pintu air. Pintu air berfungsi untuk menutup sebagian saluran dam parit agar pada saat musim kemarau air tetap mengalir ke saluran irigasi

Berdasarkan Gambar 13 dan 14, debit yang keluar dari dam parit mengalami penurunan dibandingkan debit yang masuk ke dam parit, seiring hal itu debit pada saluran irigasi semakin bertambah. Artinya debit sungai Citeko menurun setelah melewati dam parit. Grafik bulan Desember 2007 menunjukkan bahwa garis pada CT4 dan CT5 berhimpit, yaitu jarak antara debit yang masuk dengan debit yang keluar sangat dekat. Selain itu air yang masuk ke saluran irigasi kecil. Artinya pada kondisi debit aliran rendah kemampuan dam parit dalam menurunkan debit kecil sehingga ratio antara debit yang keluar dari dam parit dengan debit yang masuk ke dam parit tinggi dan efektivitas dam parit dalam kondisi tersebut rendah. Meskipun pada saat debit aliran rendah, namun air masih tetap mengalir ke saluran irigasi. Hal ini disebabkan karena pada dam parit yang dialirkan ke target irigasi dilengkapi dengan pintu air. Pintu air berfungsi untuk menutup sebagian saluran dam parit agar pada saat musim kemarau air tetap mengalir ke saluran irigasi

Debit Dam Parit Citeko 4

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71 76 81 86 Hari D e b it (m 3/ d e ti k )

Debit Masuk Debit Spilway Debit Keluar

Gambar 13. Fluktuasi Debit CT-4 Gambar 13. Fluktuasi Debit CT-4

Debit Dam Parit Citeko 5

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71 76 81 86 Hari D e b it (m 3/ d e ti k)

Debit Masuk Debit Spilway Debit Keluar

Gambar 14. Fluktuasi Debit CT-5 Gambar 14. Fluktuasi Debit CT-5

5.2.2 Debit Aliran Tinggi (High Flow) 5.2.2 Debit Aliran Tinggi (High Flow)

Hujan dengan intensitas tinggi terjadi pada bulan Januari dan semakin meningkat hingga bulan Februari. Rata – rata rasio penurunan debit pada CT-4 adalah 0,7 dan pada CT-5 adalah 0,4. Pada debit aliran tinggi rasio debit yang keluar dari

Hujan dengan intensitas tinggi terjadi pada bulan Januari dan semakin meningkat hingga bulan Februari. Rata – rata rasio penurunan debit pada CT-4 adalah 0,7 dan pada CT-5 adalah 0,4. Pada debit aliran tinggi rasio debit yang keluar dari dam parit dengan debit yang masuk ke dam parit semakin turun. Semakin besar debit yang masuk ke dam parit maka semakin besar debit yang akan dilimpaskan ke saluran irigasi sehingga debit yang keluar dari dam parit menurun. Rasio CT 5 lebih rendah daripada CT 4 pada kondisi debit aliran tinggi (Tabel 7). Berdasarkan Gambar 13 dan 14, jarak garis pada debit yang masuk dam parit dengan debit keluar dam parit pada CT5 lebih renggang dibandingkan CT4. Artinya pada saat debit aliran tinggi kemampuan CT5 dalam melimpaskan debit ke saluran irigasi lebih besar. Hal ini dipengaruhi adanya konstruksi bangunan dam parit Citeko 5 lebih efektiv dibandingkan konstruksi bangunan dam parit Citeko 4.

dam parit dengan debit yang masuk ke dam parit semakin turun. Semakin besar debit yang masuk ke dam parit maka semakin besar debit yang akan dilimpaskan ke saluran irigasi sehingga debit yang keluar dari dam parit menurun. Rasio CT 5 lebih rendah daripada CT 4 pada kondisi debit aliran tinggi (Tabel 7). Berdasarkan Gambar 13 dan 14, jarak garis pada debit yang masuk dam parit dengan debit keluar dam parit pada CT5 lebih renggang dibandingkan CT4. Artinya pada saat debit aliran tinggi kemampuan CT5 dalam melimpaskan debit ke saluran irigasi lebih besar. Hal ini dipengaruhi adanya konstruksi bangunan dam parit Citeko 5 lebih efektiv dibandingkan konstruksi bangunan dam parit Citeko 4.

Tabel 7. Debit Aliran Tinggi Debit (m3/detik)

DP Curah

Hujan (cm) Masuk Sungai Keluar Sungai Ratio

45,9 6,38 4,96 0,77 CT4 51,1 6,48 5,16 0,79 50,7 5,96 2,75 0,46 CT5 59,1 5,86 2,62 0,44

Terjadi kondisi ekstrim pada saat debit aliran tinggi di CT-4 dimana ketinggian air pada saluran dam parit mencapai maksimal. Hal ini disebabkan curah hujan yang tinggi akan tetapi kondisi ini jarang terjadi. Curah hujan ekstrim ini menyebabkan dam parit penuh kemudian spilway penuh dan saluran irigasi tidak mampu menampung lagi. Efektivitas dam parit menurun pada kondisi ini hingga dapat mencapai nilai terendah. Kemampuan dam parit dalam mengurangi debit sungai sebatas kapasitas maksimum spilway dan saluran irigasi. Air dari saluran irigasi meluap ke areal pertanian maupun ke lahan – lahan disekitar dam parit. Apabila air yang telah meluap dari saluran irigasi kembali ke sungai tidak akan menambah debit sungai sehingga menyebabkan banjir karena debit puncak telah berlalu. Artinya meskipun air meluap pada saat curah hujan tinggi, dam parit masih berfungsi dalam mengurangi debit sungai dan melimpaskannya ke saluran irigasi. Selain itu air yang meluap dan masuk ke lahan disekitar dam parit dapat terinfiltrasi dan menjadi cadangan air bawah tanah.

Dokumen terkait