• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3 Multifungsi Air Dam Parit

Pembangunan dam parit berdasarkan Balitklimat, 2005 merupakan permintaan dari petani setempat, sehingga dalam pembangunannya dengan menggunakan fasilitas yang sudah ada. Saluran air yang dipakai adalah dengan memanfaatkan saluran air yang sudah ada, kemudian air yang dibendung berasal dari aliran sungai yang telah dimanfaatkan oleh petani sebelumnya. Seperti halnya pada CT-4, dam parit membendung sungai yang ada di citeko dan menggunakan saluran air yang sudah ada. Hal ini memiliki dampak keuntungan dan kendala. Keuntungannya adalah dapat menekan biaya pembuatan dam parit, sedangkan kendalanya antara lain adalah pemanfaatan spillway atau saluran air yang sudah ada, yaitu untuk menambah kapasitas air pada spillway atau pada saluran air akan menghabiskan biaya yang lebih besar lagi.

Dam parit dibangun secara bertingkat pada DAS Citeko, Sub DAS Cibogo, DAS Ciliwung, Kabupaten Bogor. Yang meliputi Citeko (CT) : CT-1, CT-2, CT-3, CT-4, CT-5, CT-6 dan CT-7. Sedangkan yang menjadi fokus penelitian ini adalah CT-4 dan CT-5. Pembangunan dam parit secara bertingkat mengikuti jalur aliran yang penentuan lokasinya masih dilakukan secara manual dengan memperhatikan luas daerah tangkapan, target irigasi, penggunaan lahan, bentuk penampang jalur sungai.

Berdasarkan luasan daerah tangkapan tersebut maka diketahui pada musim kemarau ternyata debit aliran ternyata masih sangat kecil, namun di musim hujan aliran permukaan pada dam parit teratas masih cukup besar. Oleh karena itu pada dam parit bertingkat, dam parit paling atas hanya berfungsi sebagai penampung air sebagai cadangan bagi dam parit dibawahnya.

Sebagian besar dam parit telah dilengkapi dengan jaringan irigasi ke daerah target dengan sistem gravitasi. Sistem irigasi terbuka dilakukan dam parit yang dibangun dam parit yang mempunyai debit aliran dasar cukup besar (> 2 lt/dt) sedangkan irigasi tertutup dilakukan pada dam parit yang dibangun pada sungai dengan debil aliran dasar lebih kecil dari 2 l/dt. Dam parit pada DAS Citeko yang dilengkapi dengan saluran irigasi adalah CT-4, CT-5, CT-6 dan CT-7. Air dialirkan secara grafitasi melalui saluran irigasi terbuka untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian dengan tanaman utama padi dan sayuran dataran tinggi. Dam parit CT-4 dengan target irigasi masing masing seluas 22 H di Desa Citeko, dimusim kemarau debitnya sangat turun sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan air tanaman bila disalurkan dengan sistem terbuka. Sedangkan untuk CT-5 dengan target irigasi 21 ha di desa Kuta, air cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman sepanjang tahun dengan pola tanam padi 2 kali dan sayuran.

Air dari dam parit diperlukan untuk irigasi areal pertanian bagi tanaman sayuran dataran tinggi seperti padi, wortel, kubis, kubis bunga, cabe, sawi, pakcoi dan buncis. Sedangkan untuk keperluan rumah tangga penduduk sebanyak kurang lebih 120 KK atau 550 jiwa dan ternak kambing sebanyak 100 ekor. Pola tanam di derah target irigasi dapat dibedakan dalam beberapa pola yaitu: 1) Padi – Padi – Sawi 2) Padi – Padi – Tomat 3)Wortel – Wortel – Wortel 4) Padi – Padi – Wortel 5) Wortel – Buncis – Tomat 6) Kubis – Wortel – Kubis 7) Wortel – Wortel – Kubis dan 7)

Tumpang sari sayuran. Air dari dam parit yang masuk ke saluran irigasi dan masuk ke lahan pertanian dan perumahan penduduk dimanfaatkan untuk berbagai macam penggunaan. Berdasarkan pengukuran air selama tiga bulan yaitu bulan Desember 2007 hingga Februari 2008 didapatkan debit sebagai berikut:

Tabel 10. Total Debit

Bulan Total Debit / Bulan (m³/bulan)

CT-4 CT-5 Des-07 31.449,6 103.852,8

Jan-08 193.276,8 286.502,4 Feb-08 350.784,0 471.744,0 Total 575.510,4 862.099,2

Analisis ekonomi penggunaan air dam parit adalah air yang dihasilkan dari dam parit yang dimanfaatkan oleh penduduk baik aspek pertanian, peternakan dan non pertanian. Aspek pertanian adalah komoditas pertanian dari penggunaan lahan yang mendapatkan manfaat dari air dam parit. Komoditas pertanian ini meliputi jagung, pisang, terong, ketela, ubi rambat, wortel, sawi, kacang, tomat dan padi. Aspek peternakan adalah adanya ternak yang merasakan manfaat dari air dam parit, yaitu ayam, kelinci dan kambing. Sedangkan aspek non pertanian adalah aspek diluar pertanian yang merasakan manfaat dari dam parit, yaitu untuk air baku mutu atau yang digunakan untuk kebutuhan sehari – hari, meliputi penggunaan rumah tangga, penyediaan pada mushola dan mencuci motor.

Penelitian ini menghitung keuntungan minimal dari dam parit, yaitu menghitung komoditas pertanian yang mendominasi di target irigasi dam parit. Berdasarkan data sekunder dan pengamatan di lahan, tanaman padi paling banyak ditemui pada dam parit Citeko 4. Hasil survey yang dilakukan kepada petani bahwa sebelum ada irigasi ke lahan pertanian, tanaman yang ditanam adalah jagung, karena

hanya mengandalkan air hujan. Ketika ada irigasi dari dam parit yang masuk ke lahannya, petani menggantinya dengan sawah untuk ditanami padi.

Ada perubahan keuntungan dari menanam jagung menjadi menanam padi. Sebelum ada irigasi dam parit petani menanam jagung karena hanya mengandalkan air hujan, ketika ada irigasi dari dam parit petani memnfaatkan lahannya untuk menanam padi. Hal ini disebabkan padi membutuhkan banyak air daripada jagung. Terjadi kenaikan B/C pada saat menanam jagung yaitu 1,67 menjadi 1,95 setelah menanam padi.

Tabel 11. Analisis Usaha Tanaman Padi

Uraian Volume Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp) * Sarana Produksi Benih 25 Kg 2.500 62.500 Urea 200 Kg 1.250 250.000 SP-36 100 Kg 1.700 170.000 KCL 25 Kg 2.000 50.000 Pestisida 1 Liter 100.000 100.000 Jumlah 632.500 * Tenaga Kerja Pengolahan Tanah: 16 hkp - Traktor 2 hkp 200.000 200.000 - Meratakan Tanah 8 hkp 8.000 64.000 Persemaian 2 hkp 8.000 16.000

Tanam 15 hkw 5.000 75.000 Mencaplak 2 hkp 8.000 16.000 Pemupukan 4 hkw 5.000 20.000 Penyiangan 20 hkw 5.000 100.000 2 hkp 8.000 16.000 Penyemprotan 2 hkp 8.000 16.000 Panen 1150 Kg (bawon) 1.200 1.380.000 Jumlah 1.903.000 * Total biaya 2.535.500 * Penerimaan hasil 6250 Kg 1.200 7.500.000 * Untung 4.964.500

Tabel 12. Analisis Usaha Tanaman Jagung

Uraian Volume Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp) * Sarana Produksi Benih 25 Kg 1.500 37.500 Urea 100 Kg 1.250 250.000 SP-36 50 Kg 1.700 95.000 KCL 25 Kg 2.000 50.000 Pestisida 1 Liter 100.000 100.000 Jumlah 532.500 * Tenaga Kerja Pengolahan Tanah 10 hkp 8000 80.000 Persemaian 2 hkp 8.000 16.000 Tanam 15 hkw 5.000 75.000 Pemeliharaan 30 hkw 5.000 150.000 Panen 425 Kg (bawon) 850 361.250 Jumlah 682.250 * Total biaya 1.214.750 * Penerimaan hasil 3825 Kg 850 3.251.750 * Untung 2.036.500

Tabel 13. Nilai B/C Jagung dan Padi

Uraian Biaya (Rp) Pendapatan(Rp) Keuntungan (Rp) B/C

Jagung 1.214.750 3.251.750 2.036.500 1,67

Padi 2.535.500 7.500.000 4.964.500 1,95

Satu petak lahan dapat memberi penambahan keuntungan bagi areal target irigasi.

48 Sawi Juli Padi Februari Padi Februari Padi Oktober Padi Oktober

Keuntungan ini sebanding dengan biaya pembuatannya sebesar Rp. 10.000.000 dengan umur dam 5 tahun hingga 10 tahun untuk tiap dam.

Tabel 14. Analisis Usaha Tanaman Sawi

Uraian Volume Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp) * Sarana Produksi Benih Kantong 20.000 20.000 Urea 5 Kg 1.250 6. 250 SP-36 1 Kg 1.700 1.700 KCL 1 Kg 2.000 2.000 Pestisida 1 Liter 100.000 100.000 Jumlah 129.950 * Tenaga Kerja Pengolahan Tanah 3 hkp 8000 24.000 Persemaian 2 hkp 8.000 16.000 Tanam 5 hkw 5.000 25.000 Pemeliharaan 5 hkw 5.000 25.000 Panen 130 Kg (bawon) 1.500 195.000 Jumlah 285.000 * Total biaya 414.950 * Penerimaan hasil 1.148 Kg 1.500 1.722.000 * Untung 1.308.000

Petani memiliki pola tanam yang berbeda – beda dalam jangka waktu satu tahun. Contoh yang diambil pada penelitian ini adalah pola tanam Padi – Sawi – Padi. Keuntungan ekonomi selama satu tahun dalam satu petak lahan tersebut adalah akumulasi keuntungan dua kali menanam padi dan keuntungan menanam sawi. Sehingga nilai B/C ratio dari dam parit selama lima tahun dalam satu petak lahan adalah seperti tabel dibawah ini.

Tabel 15. Tabel B/C Ratio Dam Parit Biaya Pembuatan

Dam Parit (Rp)

Pendapatan Selama 5 Tahun

(Rp) B/C Ratio Keterangan 25.000.000 (2.928.000 + 2.928.000 + 1.308.000) x 5 = 35.820.000 35.820.000 25.000.000 = 1,43 Layak Dilaksanakan

B/C ratio dam parit dalam satu petak lahan diatas atau lebih tinggi dari 1 maka teknologi ini dapat dilaksanakan. Bila dam parit dapat memberikan keuntungan pada satu petak lahan maka teknologi ini lebih memberi manfaat pada satu wilayah target irigasi. Hal ini karena dalam satu wilayah target irigasi tidak hanya mengairi lahan, tetapi juga untuk memberi minum ternak, keperluan rumah tangga dan dimanfaatkan pada fasilitas umum. Selain mengalir ke target irigasi, air dari dam parit ini ada yang masuk ke dalam tanah melalui infiltrasi. Air yang masuk ke dalam tanah akan dapat dimanfaatkan sebagai cadangan ketika musim kemarau. Hal ini terhitung sebagai keuntungan, namum perlu penelitian lebih lanjut untuk dapat mengkuantifikasikannya.

Agar cadangan air di dam parit bisa dimanfaatkan secara lebih efektif perlu dirancang sistem penyaluran irigasi melului saluran tertutup di musim kemarau. Ketika musim kemarau, air yang tertampung di dalam dam parit air disalurkan melalui bak saluran tertutup dengan menggunakan pipa sampai bak pembagi., dari bak pembagi disalurkan ke bak penampungan masing-masing lahan target irigasi. Bak penampungan yang terdapat di masing-masing lahan air dimanfaatkan untuk menyiram tanaman palawija dan sayuran dengan cara ditimba. Berdasarkan hasil pengamatan di dam parit tersebut dengan sistem modifikasi penyaluran air ini selain masyarakat dapat menanam tanaman, pada bak penampungan juga ditanami ikan sehingga menambah pendapatan petani. Sebagian petani memanfaatkan air yang terdapat di dam parit dengan sistem pompa untuk mengairi lahan yang tidak dapat dialiri air melalui sistem saluran terbuka.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait